Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara garis besar, destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan
kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam
penyulingan, campuran zat di didihkan sehingga menguap dan uap ini kemudian di dinginkan
kembali dalam bentuk cairan . Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih
dulu (Rusdi, 2014).
Banyak ragam jenis destilasi yang dipakai dalam pemisahan campuran, tetapi pada
pembahasan kali ini kami akan mengulas mengenai salah satu jenis destilasi yaitu destilasi
vakum. Destilasi vakum adalah destilasi yang tekanan operasinya 0,4 atm (300 mmHg
absolut), untuk memisahkan fraksi fraksi yang tidak dapat dipisahkan dengan destilasi
atmosferik Seperti gas oil berat atau destilasi vakum yang masih terkandung didalam long
residu dari hasil destilasi atmosferik. Aplikasi metode ini adalah pada campuran yang
mempunyai titik didih tinggi pada kondisi atmosferik, sehingga pada saat di vakumkan titik
didih menjadi lebih rendah dan mudah didestilasi.
Proses destillasi dengan tekanan dibawah tekanan atmosfer. Distilasi vakum biasanya
digunakan jika senyawa yang ingin didistilasi tidak stabil, dengan pengertian dapat
terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya atau campuran yang memiliki titik
didih di atas 150 C. Metode destilasi ini tidak dapat digunakan pada pelarut dengan titik
didih yang rendah jika kondensornya menggunakan air dingin, karena komponen yang
menguap tidak dapat dikondensasi oleh air. Untuk mengurangi tekanan digunakan pompa
vakum atau aspirator. Aspirator berfungsi sebagai penurun tekanan pada sistem destilasi ini
(id.wikipedia.org).
Destilasi vakum (penyulingan pada tekanan dikurangi) digunakan untuk senyawa
yang memiliki titik didih tinggi (di atas 200 C). Senyawa-senyawa tersebut sering
mengalami dekomposisi termal pada suhu yang diperlukan untuk destilasi vakum mereka
pada tekanan atmosfer. Titik didih senyawa diturunkan secara substansial dengan mengurangi
tekanan diterapkan. Destilasi vakum juga digunakan untuk senyawa yang ketika dipanaskan
akan bereaksi dengan oksigen yang ada di udara. Hal ini juga akan lebih mudah ketika
digunakan untuk menyaring suhu yang lebih rendah karena keterbatasan eksperimental.

Destilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didestilasi tidak stabil,
dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya. Metode
yang digunakan adalah dengan menurunkan tekanan permukaan lebih rendah dari 1 atm
dengan tujuan untuk, menghindari terjadinya reaksi oksidasi pada komponen yang akan
dipisahkan agar ikatan rangkap pada senyawa tidak putus. Fenomena pemvakuman dibawah
1 atm yang dapat menurunkan titik didih pelarut ini akan dibahas lebih lanjut dari prinsip
destilasi vakum ini juga mengenai mekanisme dan aplikasi destilasi vakum yang terkait
dalam skala laboratorium atau industri.
Dengan demikian, penjelasan mengenai destilasi vakum akan kami bahas lebih lanjut
pada makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi detilasi vakum?
2. Apa prinsip dari destilasi vakum?
3. Bagaimana mekanisme dari destilasi vakum?
4. Bagaimana aplikasi destilasi vakum pada skala laboratorium dan skala industri?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi dari destilasi vakum
2. Mengetahui prinsip dari destilasi vakum
3. Memahami proses destilasi vakum.
4. Mengetahui aplikasi destilasi vakum pada skala laboratorium dan skala industri.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi dari destilasi vakum
Destilasi vakum adalah destilasi yang tekanan operasinya 0,4 atm (300 mmHg
absolut),untuk memisahkan fraksi fraksi yang tidak dapat dipisahkan dengan destilasi
atmosferik seperti gas oil berat, parafine destilate atau vakum destilate yang masih
terkandung didalam long residu dari hasil destilasi atmosferik. Residu yang terdapat dari
destilasi atmosferik ini tidak dapat dipisahkan dengan destilasi atmosferik, apabila
dipanaskan pada tekanan atmosferik akan terjadi cracking sehingga akan merusak mutu
produk dan menimbulkan tar (coke) yang kemudian dapat diberikan kenutuhan pada tube
dapur. Dengan cara penyulingan di bawah tekanan atmosferik atau tekanan vakum fraksi
fraksi yang terkandung di dalam long residu dapat dicovery.

2.2 Prinsip dasar destilasi vakum


Prinsip kerja alat destilasi vakum didasarkan pada fenomena pemvakuman dibawah 1
atm agar menurunkan titik didih pelarut sehingga campuran yang terkandung tidak rusak dan
waktu yang diperlukan untuk destilasi vakum lebih cepat.
Prinsip dasar dari vakum distilasi, dimana proses tetap pada ruang hampa, aliran
cairan dan uap air sangat diperlukan pada langkah-langkah untuk mencapai keseimbangan
dimana pada proses tersebut untuk menguapkan komponen yang mudah menguap dan uap air
diperkaya pada destilasi dalam vakum, bagaimanapun Tanki tidaklah terhubung ke atmosfir,
tetapi pompa vakum memelihara sistem tekanan agar tetap di bawah tekanan atmosfir.
Destilasi vakum digunakan untuk menarik senyawa-senyawa yang bertitik didih
tinggi. Dengan pengurangan tekanan (vakum) maka pendidihan terjadi pada tekanan uap
yang rendah atau titik didihnya menjadi turun (rendah) (Ibrahim, Sanusi : 14).
2.3 Mekanisme destilasi vakum

Mekanisme destilasi vakum sederhana


Alat ini bekerja seperti alat destilasi sederhana, penurunan tekanan diberikan kepada
labu yang berisi sampel menyebabkan terjadinya penurunan titik didih larutan. Sebagai
contoh senyawa dengan titik didih 100oC pada 760 mmHg (atm), maka pada 40 mmHg
menjadi 34oC, pada 17 mmHg menjadi 20 oC. Untuk pengurangan tekanan (vakum) maka
rangkaian peralatan distilasi dihubungkan ke pompa vakum. Pompa vakum dan monometer U
digunakan untuk melihat besarnya tekanan reduksi dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1.Rangkaian alat distilasi vakum


Penampung dapat terdiri dari 3 buah apabila bahan yang akan didestilasi lebih dari
satu fraksi. Setiap penampungan fraksi berikutnya maka multi-limb receiver adaptor diputar
agar destilat menetes ke penampung lainnya. Namun bila lebih dari tiga fraksi destilasi harus
dihentikan terlebih dahulu untuk mengosongkan labu penampung kemudian di destilasi
dilanjutkan untuk fraksi selanjutnya.
Rangkaian alat pada gambar 1 kurang efisien untuk distilasi yang lebih dari tiga fraksi
sehingga untuk mengatasi hal tersebut maka rangkaian limb receiver adaptor dimodifikasi
sehingga distilasi dapat terus berlangsung walaupun tiap fraksi diambil dari labu dengan
rangkaian seperti pada gambar 2.

Gambar 2. Rangkaian alat distilasi vakum untuk banyak fraksi


Dalam operasionalnya, distilasi vakum hendaklah dilakukan dengan cara distilasi
bertingkat. Maksudnya, setelah vakum dihidupkan maka dilakukan pengamatan terhadap
distilat yang keluar. Jika ada zat yang keluar, naikkan suhu sedikit demi sedikit sampai
adanya fraksi yang keluar. Jika pendistilasian telah selesai, matikan pemanas, buat tekanan
udara luar sama dengan tekanan di dalam dan diikuti dengan mematikan system vakum.
Untuk lebih memudahkan pendidihan maka kedalam cairan yang akan didistilasi dimasukkan
pipa kapiler atau anak stirern dan peranan ini tidak dapat digantikan oleh batu didih. Tanpa
pipa kapiler dan anak stirern maka akan sulit terjadi pendidihan dan kemungkinan dapat
terjadi loncatan caiaran.
Mekanisme destilasi vakum pada minyak
Distilasi Vakum (HVU)
Proses HVU (High Vacum Unit) adalah proses pemisahan fraksi minyak bumi dengan
menggunakan tekanan di bawah tekanan atmosfer (>1 atm) dengan tujuan mengolah minyak
berat yang fraksi-fraksinya tidak dapat dipisahkan pada kolom CDU. Tujuan dari HVU ini
yaitu untuk menurunkan titik didih pada long residu sehingga produk-produknya dapat
diperoleh. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, pada unit destilasi atmosferik suhu yang
digunakan berkisar 350C.
Sebenarnya mungkin bisa saja mengolah long residu tersebut pada kolom CDU
dengan cara menaikkan suhunya, tetapi dalam prosesnya kemungkinan besar akan
5

menghasilkan senyawa olefin yang merupakan hidrokarbon tidak jenuh, dimana produk ini
tidak dikehendaki kehadirannya dalam produk minyak bumi karena sifatnya yang tidak stabil.
Maka untuk menyiasatinya digunakan proses destilasi vakum sehingga suhu yang digunakan
hanya berkisar 340C serta dengan tekanan kurang dari 1 atm (0,4 atm).

Proses Kerja Distilasi Vakum


Dalam prosesnya, long residu yang dihasilkan dari kolom CDU akan dipanaskan
dengan temperatur 340C, selanjutnya long residu dimasukkan ke dalam kolom HVU yang
memiliki tekanan 0,4 atm, untuk mendapatkan tekanan yang rendah maka digunakan bantuan
ejector dan kondensor. Sama halnya dengan kolom CDU, di dalam kolom HVU terdapat tray
sebagai tempat tertampungnya fraksi yang menguap. Untuk memperluas kontak antara uap
dan cairan digunakan bubble cap dan kolom HVU dibuat lebih lebar. Saat minyak telah
mengalami penguapan, fraksi dengan titik didih terendah akan naik dan berada pada puncak
kolom (LVGO), sedangkan fraksi terberat (short residu) tetap berada pada bagian bawah
kolom.

Produk Distilasi Vacum


Proses HVU akan menghasilkan berbagai macam jenis produk, baik itu produk yang
dapat diolah langsung sebagai bahan bakar maupun digunakan sebagai campuran produk lain.
Berikut ini adalah produk-produk hasil dari proses destilasi vakum:
1. Light Vacum Gas Oil (LVGO), produk ini dihasilkan dari area top kolom dan digunakan
sebagai komponen blending solar.
2. Parafine Oil Distillate (POD), produk ini digunakan pada unit wax plant sebagai bahan baku
lilin. Pada dasarnya, setiap proses HVU akan menghasilkan produk ini.
3. High Vacum Gas Oil (HVGO), produk ini biasanya digunakan untuk bahan baku proses
cracking di HCU ( Hydro Cracking Unit).
4. Short Residu, produk ini dihasilkan dari area bottom kolom dan digunakan sebagai fuel oil di
dapur (furnace) serta dapat dimanfaatkan untuk pembuatan jalan (aspal).
2.4 Bentuk Aplikasi dari destilasi vakum
Dalam Skala Laboratorium

Skala laboratorium penyulingan vakum adalah ketika cairan untuk disuling memiliki
titik didih atmosfer tinggi atau perubahan kimia pada suhu mendekati titik didih atmosfer
mereka. Suhu bahan sensitif (seperti beta karoten) juga memerlukan distilasi vakum untuk
menghapus pelarut dari campuran tanpa merusak produk. Alasan lain penyulingan vakum
digunakan adalah bahwa dibandingkan dengan penyulingan uap ada tingkat yang lebih
rendah residu membangun. Hal ini penting dalam aplikasi komersial dimana transfer suhu
diproduksi menggunakan penukar panas.

Dalam Skala Industri


Vakum skala industri penyulingan memiliki beberapa keunggulan. Tutup mendidih
campuran mungkin memerlukan banyak tahap kesetimbangan untuk memisahkan komponenkomponen. Satu alat untuk mengurangi jumlah tahapan yang diperlukan adalah dengan
memanfaatkan penyulingan vakum. Vacuum kolom distilasi biasanya digunakan dalam
penyulingan minyak telah diameter berkisar sampai sekitar 14 meter (46 kaki), tinggi badan
berkisar sampai sekitar 50 meter (164 kaki), dan harga berkisar sampai sekitar 25.400 meter
kubik per hari (160.000 barel per hari).

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a) Destilasi vakum adalah destilasi yang tekanan operasinya 0,4 atm (300
mmHg),untuk memisahkan fraksi fraksi yang tidak dapat dipisahkan dengan destilasi
atmosferik seperti gas oil berat, parafine destilate atau vakum distilate yang masih
terkandung didalam long residu dari hasil destilasi atmosferik.
b) Prinsip kerja alat destilasi vakum didasarkan pada fenomena pemvakuman dibawah
1 atm agar menurunkan titik didih pelarut sehingga campuran yang terkandung tidak
rusak dan waktu yang diperlukan untuk destilasi vakum lebih cepat.
c) Mekanisme destilasi vakum ada dua yaitu mekanisme destilasi vakum sederhana dan
mekanisme destilasi vakum pada minyak. Mekanisme destilasi vakum pada minyak
yaitu Distilasi Vakum (HVU).
d) Aplikasi destilasi vakum Skala laboratorium penyulingan vakum adalah ketika cairan
untuk disuling memiliki titik didih atmosfer tinggi atau perubahan kimia pada suhu
mendekati titik didih atmosfer mereka. Sedangkan aplikasi destilasi vakum skala
industri penyulingan memiliki beberapa keunggulan. Tutup mendidih campuran
mungkin memerlukan banyak tahap kesetimbangan untuk memisahkan komponenkomponen.

DAFTAR PUSTAKA
Fahmi, Dony. 2014. Pemurnian Etanol Hasil Fermentasi Kulit Nanas (Ananas comosus L.
Merr) dengan Menggunakan Distilasi Vakum. http:// jkptb.ub.ac.id/index. Php/
jkbtp/article/view/194(Di akses 27 september 2016)
Ibrahim, Sanusi dan Marham Sitorus. 2013. Teknik Laboratorium Kimia Organik. Yogyakarta
: Graha Ilmu
Sembiring. 2010. Sistem Vakum. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18396/3
/Chapter%20II.pdf (diakses 06 oktober 2016)
http://www.prosesindustri.com/2015/04/proses-distilasi-vakum-minyak-bumi.html
http://dokumen.tips/documents/makalah-distilasi-vakum.html

Anda mungkin juga menyukai