Anda di halaman 1dari 23

MENGENAL LEBIH DALAM KESEHATAN GIGI DAN MULUT

telusuri
Klasik Kartu Lipat Majalah Mozaik Bilah Sisi Cuplikan Kronologis
OCT
31
Spa Gusi Trend Baru Dunia Estetika Gigi
Senyum lambang keramahan seseorang. Melalui senyum pula, kualitas wajah kian
manis. Tapi ups, apa jadinya apabila gigi kita disaat senyum kurang enak dilihat
orang. Misalnya, warna gigi kurang cerah, gigi kurang rata atau gigi kuning. Sudah
pasti itu membuat kualitas senyum di wajah kita berkurang, kan?

Nah, jangan sampai kita kurang percaya diri dari senyum kita sendiri. Berikut ada
beberapa hal yang bisa anda lakukan setidaknya untuk mempercantik gigi Anda.
Spa gigi. Istilah spa gigi sebenarnya adalah istilah trendi untuk perawatan gigi dan
gusi secara menyeluru. Disini, sebelum menjalani perawatan, pasien dianjurkan
untuk berkonsultasi dengan dokter gigi untuk mengetahui jika terdapat masalah
pada gigi dan gusi, sehingga dapat terlebih dulu dilakukan perawatan. Seandainya
jika ditemukan ada masalah pada gigi atau gusi maka ananda akan disarankan
untuk melakukan perawatan terlebih dahulu sebelum prosedur spa diterapkan.

Terapi Gusi adalah membuang jaringan mati (granulasi) yang ada di sekitar jarignan
gusi yang disebabkan oleh berbagai keadaan, misalnya kebersihan mulut yang
buruk, gigi rusak, posisi gigi tidak teratur, dan kebiasaan buruk yang dapat
mengganggu kondisi rongga mulut dan gusi. Terapi Gusi dilakukan dengan dasar
kerja dari sistem limfatik yang peredarannya seiring dengan pembuluh darah.
Jaringan granulasi dibuang melalui Terapi Gusi sehingga sistem limfatik yang
berguna untuk kekebalan tubuh dapat terangsang kembali untuk aktif bekerja.

Apakah putih itu sehat?

Pada spa gigi, pemutihan (bleaching) gigi yang dilakukan tidak bisa sembarangan.
Pemutihan gigi yang aman maksimal adalah 3 gradasi di atasnya. Kalau melebihi itu
dikhawatirkan akan merusak email gigi. Bila dipaksa, akibatnya meskipun bergigi

putih, tetapi sesungguhnya emailnya rapuh dan itu jelas tidak sehat. Sebenarnya
warna putih atau cokelat warna gigi itu tergantung pada dentinnya. Kalau dentinnya
warna kuning diberi pemutih apa pun tidak akan pernah bisa berubah.

Selain itu, ada beberapa jenis yang kontradiktif kalau diputihkan. Seperti gigi yang
mengalami perubahan warna akibat mengonsumsi obat-obat tertentu. Orang yang
memiliki email tipis atau lunak akan berbahaya bila melakukan bleaching. Dan juga
pada gigi yang ada cincinnya, prosedur bleaching rawan dilakukan. Tindakan
perawatan yang harus dilakukan untuk gigi bercincin adalah dengan pelapisan
komposit (semipermanen) atau seramik (permanen).

Kapan spa gigi dilakukan?

Sehat atau tidaknya gigi seseorang sangat berkaitan dengan cara merawat gigi dan
pola makan sehari-hari. Perawatan gigi secara ekstra seperti spa gigi, perlu
dilakukan karena memang ada bagian struktur gigi yang memerlukan tenaga ahli
yang merawatnya.
Spa gigi untuk orang yang berair liur normal, dalam arti tidak merokok, bukan
penggemar kopi dan teh pahit atau dalam air liurnya mengandung mineral yang
gampang membentuk karang gigi, spa gigi sebaiknya dilakukan 6 bulan sekali.
Sedangkan untuk orang yang air liurnya banyak mengandung zat kapur sehingga
lebih cepat mengandung karang gigi, spa gigi sebaiknya dilakukan 3 bulan sekali.

Tahapan dalam spa gigi

Tiga titik yang disasar dalam pemijatan adalah otot mylohyoid pada rahang depan
(dagu). Setelah itu, pemberian rasangan dilakukan pada tulang mandibula atau
tulang rahang bawah yang merupakan tulang muka paling besar dan kuat. Terakhir,
titik di bagian ujung belakang rahang dekat telinga atau temporomandibular joint
(TMJ) dipijat. Di titik ini, paling sering terjadi trauma berupa clicking saat makan
atau berbicara, ungkapnya. Selain melancarkan peredaran darah dan mengurangi
stres, pemijatan bisa mengembalikan posisi rahang yang disposisi atau keseleo
ketika beraktivitas.

Memang bahan dan tahapan dari setiap spa berbeda. Tapi secara sederhana ada 4
hal yang dilakukan dalam spa gigi. Pertama, yang dilakukan adalah pembersihan
karang gigi dan gusi. Setelah karang gigi dibersihkan, tahapan kedua adalah
menyemprotkan air dengan tekanan tinggi yang diberi bubuk khusus untuk
membersihkan gigi yang tidak terliput saat pembersihan karang gigi.

Bubuk khusus ini tidak hanya berfungsi membersihkan, tapi juga sekaligus
menyehatkan gugi dan gigi. Prosedur uang ketiga adalah initial bleaching atau
pemutihan gigi yang paling ringgal dan tidak mengganggu email gigi.

Tahapan terakhir dari rangkaian spa gigi adalah gigi ditutup dengan floridasi atau
penguat pada gigi. ika struktur gigi Anda memerlukan perawatan ekstra, spa gigi
adalah solusi yang tepat dan praktis. Jika kondisi gigi Anda normal dan sehat (tidak
punya kebiasaan merokok, minum kopi, dan sebagainya) perawatan spa gigi dapat
dilakukan dalam jangka waktu 6 bulan sekali. Sedangkan jika Anda memiliki
kebiasaan merokok, minum kopi, dan sebagainya perawatan spa gigi dapat
dilakukan dalam jangka waktu 2 bulan sekali.

Ada beberapa tips dalam perawatan gigi yang harus dilakukan yaitu :
Menyikat gigi sebaiknya setengah jam setelah makan. Karena sewaktu kita makan
terjadi demineralisasi yag menyebabkan mineral- mineral dari dalam gigi
keluar,setengah jam kemudian terjadi remineralisasi (mineral masuk kembali).
Menyikat dengan cara yang benar baik arah ataupun kekuatan saat menyikat
giginya. Kalau caranya salah maka dapat membuat email secara perlahan akan
terkikis dan akan timbul warna kuning pada dentinnya.
Pola makan yang sehat. Hindari makanan yang mengandung cuka serta banyak
mengandung glukosa karena dapat menyebabkan erosi pada email dan
mengakibatkan demineralisasi yang memicu terjadinya keropos pada gigi.
Pilih sikat gigi yang tepat. Prinsipnya sikat gigi harus rata dan lurus, baik permukaan
ataupun gagangnya.
Pilih pasta gigi yang tepat.pilihlah pasta gigi yang ada flornya dan tidak banyak
mengandung baking soda.

Penyakit apa saja yang dapat dirawat dengan terapi gusi? Berikut ini adalah
beberapa penyakit umum yang berhasil disembuhkan dengan Terapi Gusi.

Sinusitis

Sinusitis adalah inflamasi mukosa sinus paranasal (infeksi daerah sinus di dalam
hidung). Penyebab utamanya biasanya selesma (common cold) yang lama tidak
sembuh. Penyakit ini awalnya adalah infeksi virus, lalu diikuti infeksi bakteri. Jika
sinus disebabkan oleh gigi, satu sisi hidung akan berisi ingus purulen dan disertai
napas berbau busuk.

Gigi yang terinfeksi tersebut harus dirawat. Perhatikan apakah gusi di area tersebut
meradang. Jika warna gusi menjadi kemerahan, harus segera dilakukan Terapi Gusi.
Semua jaringan darah yang menggumpal bisa dikeluarkan. Darah kental yang
keluar tersebut bercampur dengan lendir yang menimbulkan bau busuk (akibat
nanah). Secara bertahap, lendir yang menyumbat hidung akan turun ke
tenggorokan dan melegakan hidung yang tersumbat. Pernapasan penderita pun
akan menjadi lebih ringan dan lega.

Sindrom Bahu Membeku

Penyebab sindrom ini sering kali membingungkan, apakah ketegangan otot ataupun
gerakan sendi atau posisi tubuh yang salah yang merusak kolagen (komponen
tulang rawan). Akan tetapi, sindrom ini biasanya disebabkan oleh gigi atau gusi di
daerah molar atau gigi bungsu yang mengalami peradangan atau berlubang.
Peredaran darah yang tidak lancar menyebabkan pengendapan di tepi-tepi gusi
disertai pendarahan.

Jaringan darah yang menggumpal dapat dibersihkan dengan Terapi Gusi. Bahu akan
segera terasa ringan seiring dengan lancarnya peredaran darah karena sistem
limfatik dapat bekerja aktif kembali membentuk antibodi.

Migrain

Migrain atau sakit kepala satu sisi merupakan gejala neurologik. Rasa nyeri
disebabkan oleh dilatasi (pelebaran) pembuluh darah besar ekstrakranial dan
keluarnya substansi neurokinin yang bersifat merendahkan ambang rangsang saraf
nyeri. Pemasangan mahkota gigi, gigi yang berlubang, dan masalah gigi lainnya
sering kali menyebabkan rasa nyeri.

Dengan Terapi Gusi, darah kental yang menimbulkan vasolilatasi yang membuat
kepala terasa sakit akan dikeluarkan. Jaringan yang rusak di sekitar gigi dan gusi
harus dikuret sampai tidak ada lagi darah kental yang keluar.

Diposkan 31st October 2014 oleh Kiki Fadhilah

0 Tambahkan komentar
OCT
31
Membedakan Pulpitis, Nekrosis, dan Gangren dengan Mudah
Penyakit jaringan pulpa terdiri dari :
1. Pulpitis
a. Pulpitis Reversible
b. Pulpitis Irreversible
c. Pulpitis Hiperplastik Kronis
2. Nekrosis
3. Gangren

1. PULPITIS
a. Pulpitis Reversible
Suatu kondisi inflamasi pulpa ringan-sampai-sedang yang disebabkan oleh stimuli
noksius, tetapi pulpa mampu kembali pada keadaan tidakterinflamasi setelah

stimuli ditiadakan. Rasa sakit yang berlangsung sebentar dapat dihasilkan oleh
stimuli termal pada pulpa yang mengalami inflamasi reversibel, tetapi rasa sakit
hilang segera setelah stimuli dihilangkan.

Histopatologi
Pulpitis reversibel dapat berkisar dari hiperemia ke perubahan inflamasi ringansampai-sedang terbatas pada daerah di mana tubuli dentin terlibat,seperti misalnya
karies dentin. Secara mikroskopis, terlihat dentin reparatif, gangguan lapisan
odontoblas, pembesaran pembuluh darah, ekstravasasi cairan edema, dan adanya
sel inflamasi kronis yang secara imunologis kompeten. Meskipun sel inflamasi kronis
menonjol, dapat dilihat juga sel inflamasi akut.

Sebab-sebab
Pulpitis reversibel dapat disebabkan oleh apa saja yang mampu melukai pulpa,
misal:
- trauma : akibat pukulan atau hubungan oklusal yang terganggu;
- syok termal : pada waktu melakukan preparasi kavitas dengan bur tumpul, atau
membiarkan bur terlalu lama berkontak dengan gigi, atau karena panas yang
berlebihan pada waktu memoles tumpatan
- dehidrasi kavitas dengan alkohol atau kloroform yang berlebihan, atau
rangsangan pada leher gigi yang dentinnya terbuka
- penempatan tumpatan amalgam yang baru berkontak, atau beroklusi dengan
suatu restorasi emas
- stimulus kimiawi : bahan makanan manis atau masam atau iritasi tumpatan silikat
atau akrilik polimerisasi
- bakteri dari karies. Setelah insersi suatu restorasi, pasien sering mengeluh
tentang sensitivita sringan terhadap perubahan temperatur, terutama dingin.

Gejala-gejala
- Pulpitis reversibel simptomatik ditandai oleh rasa sakit tajam yang hanya
sebentar.
- Lebih sering diakibatkan oleh makanan dan minuman dingin daripada panas dan
oleh udara dingin.

- Tidak timbul secara spontan dan tidak berlanjut bila penyebabnya telah
ditiadakan.

Perbedaannya klinis antara pulpitis reversibel dan irreversibel adalah kuantitatif,


rasa sakit pulpitis irreversibel adalah lebih parah dan berlangsung lebih lama.

Pada pulpitis reversibel, penyebab rasa sakit umumnya peka terhadap suatu
stimulus, seperti air dingin atau aliran udara, sedangkan pulpitis irreversibel rasa
sakit dapat datang tanpa stimulus yang nyata.

Pulpitis reversibel asimptomatik dapat disebabkan karena karies yang baru mulai
dan menjadi normal kembali setelah karies dihilangkan dan gigi direstorasi dengan
baik.

Diagnosis
Diagnosis berdasarkan suatu studi mengenai gejala pasien dan berdasarkan tes
klinis.
- Rasa sakitnya tajam
- Berlangsung beberapa detik, dan umumnya berhenti bila stimulus dihilangkan.
- Dingin, manis, atau masam biasanya menyebabkan rasa sakit.
- Rasa sakit dapat menjadi kronis.
- Pulpa dapat sembuh sama sekali, atau rasa sakit dapat tiap kali dapat berlangsung
lebih lama dan interval keringanan dapat menjadi lebih pendek, sampai akhirnya
pulpa mati.
- Karena pulpa sensitif terhadap perubahan temperatur, terutama dingin, aplikasi
dingin merupakan suatu cara yang bagus untuk menemukan dan mendiagnosis gigi
yang terlibat.
- Sebuah gigi dengan pulpitis reversibel secara normal bereaksi terhadap perkusi,
palpasi, dan mobilitas, dan pada pemeriksaan radiografi jaringan periapikal adalah
normal.

Anamnesa :

Biasanya nyeri bila minum panas, dingin, asam dan asin

Nyeri tajam singkat tidak spontan, tidak terus menerus

Rasa nyeri lama hilangnya setelah rangsangan dihilangkan

Pemeriksaan Objektif :

Ekstra oral : Tidak ada pembengkakan

Intra oral :

Perkusi (-)

Karies mengenai dentin/karies profunda

Pulpa belum terbuka

Sondase (+)

Chlor etil (+)

b. Pulpitis Irreversible
Kondisi inflamasi pulpa yang persisten, dapat simptomatik atau asimptomatik yang
disebabkan oleh stimulus noksius. Pulpitis irreversibel akut menunjukkan rasa sakit
yang biasanya disebabkan oleh stimulus panas atau dingin, atau rasa sakit timbul
secara spontan. Rasa sakit bertahan untuk beberapa menit sampai berjam-jam, dan
tetap ada setelah stimulus termal dihilangkan.

Histopatologi
Gangguan ini mempunyai tingkatan inflamasi kronis dan akut di dalam pulpa.
Pulpitis irreversibel dapat disebabkan oleh suatu stimulus berbahaya yang
berlangsung lama seperti misalnya karies. Bila karies menembus dentin dapat
menyebabkan respon inflamasi kronis. Bila karies tidak diambil, perubahan
inflamasi di dalam pulpa akan meningkat keparahannya jika kerusakan mendekati
pulpa.

Sebab-sebab
Sebab paling umum pulpitis irreversibel adalah

- Keterlibatan bakteri pulpa melalui karies, meskipun faktor klinis, kimiawi, termal,
atau mekanis yang telah disebut sebagai penyebab penyakit pulpa, mungkin juga
menyebabkan pulpitis.
- Pulpitis reversibel dapat memburuk menjadi pulpitis irreversibel.

Gejala-gejala
Pada tingkat awal pulpitis irreversibel, suatu paroksisme rasa sakit dapat
disebabkan oleh hal-hal berikut :
-

perubahan temperatur, terutama dingin

bahan makanan manis atau masam

tekanan makanan yang masuk ke dalam kavitas atau pengisapan


dilakukan oleh lidah atau pipi
-

yang

sikap berbaring yang menyebabkan kongesti pembuluh darah pulpa.

Rasa sakit biasanya tetap berlangsung meski penyebabnya dihilangkan, dan


dapat datang dan pergi secara spontan, tanpa penyebab yang jelas.Pasien dapat
melukiskan rasa sakit sebagai menusuk, tajam-menusuk, atau menyentak-nyentak,
dan umumnya adalah parah.

Rasa sakit dapat sebentar-sebentar atau terus-menerus tergantung pada tingkat


keterlibatan pulpa dan tergantung pada hubungannya dengan ada tidaknya suatu
stimulus eksternal.

Diagnosis
- Pemeriksaan biasanya menemukan suatu kavitas dalam yang meluas ke
atau karies di bawah tumpatan.

pulpa

- Pulpa mungkin sudah terbuka.


- Waktu mencapai jalan masuk ke lubang pembukaan akan terlihat suatu lapisan
keabu-abuan yang menyerupai buih meliputi pulpa terbuka dan dentin sekitarnya.
Probing ke dalam daerah ini tidak menyebakan
rasa sakit pada pasien hingga
dicapai daerah pulpa yang lebih
dalam. Pada tingkat ini dapat terjadi sakit dan
perdarahan.

- Bila pulpa tidak terbuka oleh proses karies, dapat terlihat sedikit nanah jika
dicapai jalan masuk ke kamar pulpa.

Pemeriksaan radiografik mungkin tidak menunjukkan sesuatu yang nyata yang


belum diketahui secara klinis, mungkin memperlihatkan suatu kavitas proksimal
yang secara visual tidak terlihat, atau mungkin memberi kesan keterlibatan suatu
tanduk pulpa. Suatu radiografi dapat juga menunjukkan pembukaan pulpa, karies di
bawah suatu tumpatan, atau suatu kavitas dalam atau tumpatan mengancam
integritas pulpa. Pada tingkat awal pulpitis irreversibel, tes termal dapat
mendatangkan rasa sakit yang bertahan setelah penghilangan stimulus termal.
Pada tingkat belakangan, bila pulpa terbuka, dapat bereaksi secara normal. Hasil
pemeriksaan untuk tes mobilitas, perkusi dan palpasi adalah negatif.

Anamnesa :
Nyeri tajam spontan yang berlangsung terus-menerus menjalar kebelakang
telinga
Penderita tidak dapat menunjukkan gigi yang sakit

Pemeriksaan Objektif :

Ekstra oral : tidak ada kelainan

Intra oral : Kavitas terlihat dalam dan tertutup sisa makanan

Pulpa terbuka bisa juga tidak

Sondase (+)

Khlor ethil (+)

Perkusi bisa (+) bisa (-)

c. Pulpitis Hiperblastik Kronis


Pulpitis hiperplastik kronis atau polip pulpa adalah suatu inflamasi pulpa produktif
yang disebabkan oleh suatu pembukaan karies luas yang kadang-kadang tertutup
oleh epithelium dan disebabkan karena iritasi tingkat rendah yang berlangsung
lama.

Histopatologi
Secara histopatologis, permukaan polip pulpa ditutup epithelium skuamasi yang
bertingkat-tingkat. Polip pulpa gigi sulung lebih mungkin tertutup oleh epithelium
skuamasi yang bertingkat-tingkat/berstrata daripada polip pulpa gigi permanen.
Epithelium semacam itu dapat berasal dari gingival atau dari sel epithelial mukosa
atau lidah yang baru saja mengalami deskuamasi. Jaringan didalam kamar pulpa
sering berubah menjadi granulasi, yang menonjol dari pulpa masuk ke dalam lesi
karies. Jaringan granulasi adalah jaringan penghubung vaskuler, muda dan berisi
neutrofil PMF, limfosit, dan sel-sel plasma. Jaringan pulpa mengalami inflamasi
kronis. Serabut saraf dapat ditemukan pada lapisan epithelial

Sebab-sebab
- Terbukanya pulpa karena karies yang lambat dan progresif merupakan
penyebabnya.
- Untuk pengembangan pulpitis hiperplastik diperlukan suatu kavitas besar yang
terbuka, pulpa muda yang resisten, dan stimulus tingkat rendah yang kronis.
- Iritasi mekanis yang disebabkan karena pengunyahan dan infeksi bacterial sering
mengadakan stimulus.

Gejala-gejala
Pulpitis hiperplastik kronis tidak mempunyai gejala, kecuali selama mastikasi, bila
tekanan bolus makanan menyebabkan rasa tidak menyenangkan

Diagnosis
Gangguan ini umumnya hanya terlihat pada gigi anak-anak dan orang muda.
Penampilan jaringan polipoid secara klinis adalah khas :
Suatu massa pulpa yang kemerah-merahan dan seperti daging mengisi sebagian
besar kamar pulpa atau kavitas atau bahkan meluas melewati perbatasan gigi.
Jaringan polipoid kurang sensitif daripada jaringan normal daripada jaringan
pulpa normal dan lebih sensitif daripada jaringan gingival.
Pemotongan jaringan ini tidak menyebabkan rasa sakit.

Jaringan ini mudah berdarah karena suatu anyaman pembuluh darah yang subur.
Jika jaringan pulpa hiperplastik meluas melewati kavitas atau gigi, maka akan
terlihat seolah-olah jaringan gusi tumbuh di dalam kavitas.
Tidak begitu sukar untuk mendiagnosis pulpitis hiperplastik kronis dengan hanya
pemeriksaan klinis. Jaringan pulpa hiperplastik di dalam kamar pulpa atau kavitas
gigi adalah khas dalam penampilannya. Radiografi umumnya menunjukkan suatu
kavitas besar yang terbuka dengan pembukaan kamar pulpa. Gigi bereaksi lemah
atau sama sekali tidak terhadap tes termal, kecuali jika digunakan dingin yang
ekstrim, seperti etil klorida. Diperlukan lebih banyak arus daripada gigi normal
untuk mendapatkan suatu reaksi dengan menggunakan tester pulpa listrik.

2. NEKROSIS
Nekrosis pulpa adalah kondisi kematian pulpa akibat proses inflamasi lanjutan dari
pulpa akut/kronik atau terhentinya sirkulasi darah secara tiba-tiba akibat trauma.
Nekrosis pulpa dapat terjadi parsialis atau totalis. Ada 2 tipe nekrosis pulpa, yaitu:

1.Tipe koagulasi: terdapat bagian jaringan yang larut, mengendap dan berubah
menjadi bahan yang padat.
2. Tipe likuefaksi : enzim proteolitik merubah jaringan pulpa menjadi suatu bahan
yang lunak atau cair. Pada setiap proses kematian pulpa selalu terbentuk hasil akhir
berupa H2S,amoniak,bahan-bahan yang bersifat lemak,protamain,air,CO2,
indol,skatol,putresin dan kadaverin yang menyebabkan bau busuk.

Etiologi Nekrosis pulpa pada umumnya disebabkan oleh kondisi radang pulpitis
ireversibel tanpa penanganan atau terjadi secara tiba-tiba akibat luka trauma yang
mengganggu suplai aliran darah ke pulpa. Meskipun bagian sisa nekrosis dari pulpa
dicairkan atau dikoagulasikan, pulpa tetap mengalami kematian. Dalam beberapa
jam pulpa yang mengalami inflamasi dapat berdegenerasi menjadi kondisi nekrosis.

Patofisiologi
Nekrosis pulpa pada dasarnya terjadi karena adanya infeksi bakteri
pada jaringan pulpa. Ini bisa terjadi akibat adanya kontak antara jaringan pulpa
dengan lingkungan oral akibat terbentuknya tubulus dentinalis sehingga
memudahkan infeksi bakteri ke jaringan pulpa yang menyebabkan radang pada
jaringan pulpa. Apabila tidak dilakukan penanganan, maka inflamasi pada pulpa
akan bertambah parah dan dapat terjadi perubahan sirkulasi darah di dalam pulpa
yang pada akhirnya menyebabkan nekrosis pulpa. Tubulus dentinalis terbentuk

sebagai hasil dari prosedur operatif atau restoratif yang kurang baik atau akibat
material restoratif material yang bersifat iritatif. Bisa juga diakibatkan karena
fraktur pada enamel dan dentin, proses erosi, atrisi dan abrasi. Dari tubulus
dentinalis ini infeksi bakteri dapat mencapai jaringan pulpa dan menyebabkan
peradangan.
Jaringan pulpa yang kaya akan vaskuler, syaraf dan sel
odontoblas memiliki kemampuan untuk melakukan pemulihan jika terjadi
peradangan. Akan tetapi apabila terjadi inflamasi kronis pada jaringan pulpa atau
proses lanjutan dari radang jaringan pulpa maka akan menyebabkan kematian
pulpa/nekrosis. Hal ini sebagai akibat dari kegagalan jaringan pulpa dalam usaha
pemulihan atau penyembuhan. Semakin luas kerusakan jaringan pulpa yang
meradang semakin berat sisa jaringan pulpa yang sehat untuk mempertahankan
vitalitasnya.
Nekrosis pulpa yang disebabkan adanya trauma pada gigi dapat menyebabkan
nekrosis pulpa dalam waktu yang segera yaitu beberapa minggu. Pada dasarnya
prosesnya sama yaitu terjadi perubahan sirkulasi darah di dalam pulpa yang pada
akhirnya menyebabkan nekrosis pulpa. Trauma pada gigi menyebabkan obstruksi
pembuluh darah utama pada apeks dan selanjutnya mengakibatkan terjadinya
dilatasi pembuluh darah kapiler pada pulpa. Dilatasi kapiler pulpa ini diikuti dengan
degenerasi kapiler dan terjadi edema pulpa. Karena kekurangan sirkulasi kolateral
pada pulpa, maka dapat terjadi ischemia infark sebagian atau total pada pulpa dan
menyebabkan respon pulpa terhadap inflamasi rendah.

Manifestasi klinis dan Diagnosis


Nekrosis pulpa dapat terjadi parsial atau total. Tipe parsial dapat
memperlihatkan gejala pulpitis irreversibel. Nekrosis total, sebelum mengenai
ligamentum periodontal biasanya tidak menunjukkan gejala. Tidak merespon
terhadap tes suhu atau elektrik. Kadang-kadang bagian depan mahkota gigi akan
menghitam. Tampilan radiografik pada destruksi tulang ataupun pada bagian yang
mengalami fraktur merupakan indikator terbaik dari nekrosis pulpa dan mungkin
membutuhkan beberapa bulan untuk perkembangan. Kurangnya respon terhadap
test suhu dan elektrik tanpa bukti radiografik adanya destruksi tulang terhadap
bagian fraktur tidak menjamin harusnya terapi endodontik.
Kondisi dari nekrosis pulpa terlihat tidak berhubungan dengan lokasi terjadinya
fraktur akar gigi pada apikal, tengah ataupun bidang incisal tetapi lebih
berhubungan dengan kavitas oral ataupun beberapa dislokasi segmen incisal.
Perawatan edontotik adapun biasanya dilakukan pada segmen koronal pada kanal
akar gigi. Kemampuan diagnostik dokter benar-benar diuji ketika terdapat beberapa
kanal pada gigi. Misalnya gigi molar yang memiliki 3 kanal, kanal pertama tetap
sehat, kanal kedua mengalami inflamasi akut, dan kanal ketiga mengalami nekrosis.

Lingkungan pulpa memiliki keunikan dibandingkan dengan jaringan lunak tubuh


lainnya. Karena pulpa memiliki lingkungan non compliant yang menyebabkan
produk inflamasi lebih lambat dihilangkan dibandingkan jaringan lunak tubuh yang
lain. Keadaan ini menyebabkan terjadinya destruksi lokal dalam jaringan pulpa.
Anamnesis pada nekrosis pulpa berupa tidak ada gejala rasa sakit, keluhan
sakit terjadi bila terdapat peradangan periapikal. Pemeriksaan perkusi tidak
didapatkan nyeri dan pada palpasi juga tidak terdapat pembengkakan serta
mobilitas gigi normal. Foto rontgen gigi biasanya normal kecuali bila terdapat
kelainan periapikal terjadi perubahan berupa radiolusen pada lesi.

Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Nekrosis Pulpa tanpa Pembengkakan
Nekrosis tanpa pembengkakan tidak memberikan respon terhadap stimulus, gigi
tersebut mungkin masih mengandung jaringan terinflamasi vital di saluran akar di
daerah apeks dan memiliki jaringan periradikuler terinflamasi yang menimbulkan
nyeri (periodontitis akut). Oleh karena itu, demi kenyamanan dan kerja sama
pasien, anestesi lokal hendaknya diberikan. Setelah pemasangan isolator karet,
debridemen merupakan perawatan pilihan. Pada panjang kerja yang diperkirakan.
Saluran akar tidak boleh diperlebar tanpa mengetahui panjang kerja. Selama
pembersihan saluran akar dan pada penyelesaian prosedur ini dilakukan irigasi
dengan larutan NaCl, kemudian keringkan dengan paper point, jika saluran akar
cukup lebar, diisi dengan pasta CaOH dan ditambal sementara. Sejumlah klinisi
menempatkan pelet kapas yang dibasahi medikamen intrakanal di kamar pulpa
sebelum penambalan sementara, sebetulnya pemberian medikamen itu tidak
bermanfaat.
2. Penatalaksanaan Nekrosis Pulpa dengan Pembengkakan Terlokalisasi
Gigi nekrosis dengan pembengkakan terlokalisasi atau abses
periapikal/periradikuler akut adalah adanya suatu pengumpulan pus yang
terlokalisasi dalam tulang alveolar pada apeks akar gigi setelah gigi nekrosis.
Biasanya pembengkakan terjadi dengan cepat, pus akan keluar dari saluran akar
ketika kamar pulpa di buka.
Perawatan abses alveolar akut mula-mula dilakukan trepanasi kemudian
debridemen saluran akar yaitu pembersihan dan pembentukan saluran akar secara
sempurna bila waktu memungkinkan. Lakukan drainase untuk meredakan tekanan
dan nyeri serta membuang iritan yang sangat poten yaitu pus. Pada gigi yang
drainasenya mudah setelah pembukaan kamar pulpa, instrumentasi harus dibatasi

hanya di dalam saluran akar. Pada pasien dengan abses periapikal tetapi tidak
dapat dilakukan drainase melalui saluran akar, maka drainase dilakukan dengan
menembus foramen apikal menggunakan file kecil sampai no.25.
Selama dan setelah pembersihan dan pembentukan saluran akar, lakukan irigasi
dengan NaCl sebanyak-banyaknya. Saluran akar dikeringkan dengan paper point,
kemudian diisi dengan pasta CaOH dan diberi pelet kapas lalu ditambal sementara.
Beberapa klinisi menyarankan, jika drainase melalui saluran akar tidak dapat
dihentikan, kavitas akses dapat dibiarkan terbuka untuk drainase lebih lanjut, dan
menasehati pasien berkumur dengan salin hangat selama 3 menit setiap jam. Bila
perlu beri resep analgetik dan antibiotik. Membiarkan gigi terbuka untuk drainase,
akan mengurangi kemungkinan rasa sakit dan pembengkakan yang berlanjut.
3. Penatalaksanaan Nekrosis Pulpa dengan Pembengkakan Menyebar
Pada lesi-lesi ini pembengkakan terjadi dengan progresif dan menyebar cepat ke
jaringan. Kadang-kadang timbul tanda-tanda sistemik, yaitu suhu pasien naik.
Penatalaksanaan pertama yang paling penting adalah debridemen, pembersihan
dan pembentukan saluran akar. Foramen apikalis dilebarkan sampai ukuran file no.
25 agar dapat meningkatkan aliran eksudat.
Bila pembengkakan luas, lunak dan menunjukan fluktuasi, mungkin diperlukan insisi
malalui jaringan lunak pada tulang. Mukosa di atas daerah yang terkena dikeringkan
terlebih dahulu, kemudian jaringan disemprot dengan anestetik lokal, misalnya
khlor etil. Insisi intraoral dibuat melalui pembengkakan lunak yang mengalami
fluktuasi ke plat tulang kortikal. Suatu isolator karet atau kain kasa yang digunakan
untuk drainase dimasukkan selama beberapa hari. Pasien disarankan berkumur
dengan larutan salin hangat selama 3 sampai 5 menit setiap jam. Pada bengkak
yang difus dan cepat berkembang, harus diberikan antibiotik dan analgetik.
Antibiotik pilihan pertamanya adalah penisilin mengingat mikroorganisme penyebab
biasanya streptokokus. Jika pasien alergi terhadap penisilin, gunakan eritromisin
atau klindamisin.

3. GANGREN
Gangren Pulpa adalah keadaan gigi dimana jarigan pulpa sudah mati sebagai sistem
pertahanan pulpa sudah tidak dapat menahan rangsangan sehingga jumlah sel
pulpa yang rusak menjadi semakin banyak dan menempati sebagian besar ruang
pulpa. Sel-sel pulpa yang rusak tersebut akan mati dan menjadi antigen sel-sel
sebagian besar pulpa yang masih hidup. Proses terjadinya gangren pulpa diawali
oleh proses karies. Karies dentis adalah suatu penghancuran struktur gigi (email,
dentin dan sementum) oleh aktivitas sel jasad renik (mikro-organisme) dalam dental
plak.

Jadi proses karies hanya dapat terbentuk apabila terdapat faktor yang saling
tumpang tindih. Adapun faktor-faktor tersebut adalah bakteri, karbohidrat makanan,
kerentanan permukaan gigi serta waktu. Perjalanan gangren pulpa dimulai dengan
adanya karies yang mengenai email (karies superfisialis), dimana terdapat lubang
dangkal, tidak lebih dari 1 mm. selanjutnya proses berlanjut menjadi karies pada
dentin (karies media) yang disertai dengan rasa nyeri yang spontan pada saat pulpa
terangsang oleh suhu dingin atau makanan yang manis dan segera hilang jika
rangsangan dihilangkan. Karies dentin kemudian berlanjut menjadi karies pada
pulpa yang didiagnosa sebagai pulpitis. Pada pulpitis terdapat lubang lebih dari 1
mm. pada pulpitis terjadi peradangan kamar pulpa yang berisi saraf, pembuluh
darah, dan pempuluh limfe, sehingga timbul rasa nyeri yang hebat, jika proses
karies berlanjut dan mencapai bagian yang lebih dalam (karies profunda). Maka
akan menyebabkan terjadinya gangren pulpa yang ditandai dengan perubahan
warna gigi terlihat berwarna kecoklatan atau keabu-abuan, dan pada lubang
perforasi tersebut tercium bau busuk akibat dari proses pembusukan dari toksin
kuman.

Gejala klinik
Gejala yang didapat dari pulpa yang gangren bisa terjadi tanpa keluhan sakit,
dalam keadaan demikian terjadi perubahan warna gigi, dimana gigi terlihat
berwarna kecoklatan atau keabu-abuan Pada gangren pulpa dapat disebut juga gigi
non vital dimana pada gigi tersebut sudah tidak memberikan reaksi pada cavity test
(tes dengan panas atau dingin) dan pada lubang perforasi tercium bau busuk, gigi
tersebut baru akan memberikan rasa sakit apabila penderita minum atau makan
benda yang panas yang menyebabkan pemuaian gas dalam rongga pulpa tersebut
yang menekan ujung saraf akar gigi sebelahnya yang masih vital.

Diagnosis dan differential diagnosis


Diagnosis ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan objektif (extraoral dan
intraoral).Berdasarkan pemeriksaan klinis, secara objektif didapatkan :
- Karies profunda (+)- Pemeriksaan sonde (-), dengan menggunakan sonde mulut, lalu ditusukkan
beberapa kali ke dalam karies, hasilnya (-). Pasien tidak merasakan sakit.- Pemeriksaan perkusi (-), dengan menggunakan ujung sonde mulut yang
bulat,diketuk-ketuk kedalam gigi yang sakit, hasilnya (-).pasien tidak merasakan
sakit.-

- Pemeriksaan penciuman, dengan menggunakan pinset, ambil kapas


lalusentuhkan pada gigi yang sakit kemudian cium kapasnya, hasilnya (+) akan
tercium bau busuk dari mulut pasien.- Pemeriksaan foto rontgen, terlihat suatu karies yang besar dan dalam, dan
terlihat juga rongga pulpa yang telah terbuka dan jaringan periodontium
memperlihatkan penebalan.

Bila pada peristiwa nekrosis juga ikut masuk kuman-kuman yang saprofit anaerob,
maka kematian pulpa ini disebut gangren pulpa.

Diposkan 31st October 2014 oleh Kiki Fadhilah

0 Tambahkan komentar

OCT
31
Perawatan Ortondontik Masa Kini
Tujuan Perawatan Ortodonti (kawat gigi)

Tujuan perawatan ortodonti adalah menciptakan hubungan kontak sebaik mungkin


dengan estetika wajah yang baik. Tentu, tujuan utama dari perawatan ortodonti
adalah mendapatkan penampilan susunan gigi dan wajah yang menyenangkan
secara estetika dengan fungsi yang baik dan dengan gigi-gigi dalam posisi stabil.

Mengapa perawatan ortodonti ( kawat gigi cekat ) itu penting ?

Fungsi perawatan ortodonti ada dua macam yaitu untuk estetika dan
mengembalikan fungsi yang tidak normal. Pada susunan gigi yang maju pada
rahang atas ataupun rahang bawah, gigi yang tidak teratur, gigi yang renggang
meyebabkan senyum kurang menarik sehingga berdampak pada sisi emosional
yaitu menjadi tidak percaya diri. Disamping itu pada gigi yang tidak rapi proses

pembersihannya sulit sehingga akan menyebabkan gigi berlubang, penyakit gusi,


bahkan dapat menyebabkan gigi lepas.
Pada gigi belakang yang tidak kontak menyebabkan kesulitan pada waktu
mengunyah, makanan menjadi tidak lembut sehingga akan terjadi gangguan
pencernaan. Pada gigi depan yang tidak kontak atau gigitan terbuka menyebabkan
gangguan fungsi berbicara, dimana tidak dapat mengucapkan vokal tertentu
dengan jelas(celat).
Pada kasus tersebut diatas apabila tidak dirawat akan menyebabkan penggunaan
yang tidak normal pada permukaan gigi, tidak efektifnya fungsi pengunyahan,
tekanan yang berlebihan pada gusi dan tulang yang mendukung gigi atau gangguan
sendi rahang, sakit kepala dan sakit pada wajah dan leher.

Kasus-kasus yang perlu perawatan ortodonti adalah :

Gigi berjejal/tidak rapi

Gigi renggang

Gigi maju pada rahang atas

Gigi maju pada rahang bawah

Kelainan sendi rahang (sakit sendi rahang /berbunyi)

Kesulitan mengunyah karena gigi belakang tidak kontak

Kesulitan berbicara/ vokal tertentu tidak jelas pada gigi depan yang terbuka

Kebiasaan buruk (menghisap ibu jari, bernafas lewat mulut, cara menelan yang
salah)

Gigi permanen yang hilang karena kecelakaan atau dicabut


ortodonti 1

Kapan Waktu yang Tepat Untuk Melakukan Perawatan Ortodontik?

Konsultasi awal sebaiknya dilakukan pada usia kurang lebih 7 tahun, ada anggapan
yang salah pada masyarakat yang mengatakan bahwa gigi permanen harus tumbuh
semua untuk bisa dirawat ortodonti. Kenyataannya, ada kasus-kasus tertentu yang

perawatannya harus dilakukan sedini mungkin karena memanfaatkan faktor


pertumbuhan.
Ada beberapa kebiasaan jelek pada anak-anak yang harus segera dihentikan,
antara lain:
- mengisap ibu jari dan bibir bawah yang bisa menyebabkan ..tongos
- menggigit kuku/pensil yang bisa menyebabkan 1/2 gigi ..maju
- bernafas melalui mulut, dll.
Secara umum perawatan ortodonti dapat dilakukan pada umur berapun asalkan
jaringan penyangga gigi sehat dan gigi tidak goyang.

Berapa Lama Perawatan Ortodontik?

Lama perawatan ortodonti tergantung parah atau ringannya kasus. Apabila


kasusnya tidak parah rata-rata perawatan diperkirakan sekitar 1-2 tahun, tetapi
pada kasus yang parah bisa lebih lama. Selain itu faktor ketaatan pasien untuk
kontrol dan mengikuti instruksi yang telah diberikan juga mempengaruhi lamanya
perawatan ortodonti.

Prosedur selama perawatan ortodonti

Sebelum memperoleh hasil yang baik untuk perawatan ortodonti diperlukan


langkah-langkah perawatan ortodonti yang meliputi persiapan, diagnosis dan
rencana perawatan, pencarian ruang untuk pergerakan gigi, pemakaian alat aktif
ortodonti, kontrol dan aktivasi alat ortodonti, pelepasan alat aktif ortodonti dan
pemakaian alat pasif ortodonti. Waktu yang diperlukan untuk perawatan ortodonti
adalah sekitar satu setengah tahun hingga tiga tahun tergantung tingkat kesulitan
dan usia.
Terdapat beberapa prosedur yang harus dipatuhi pasien selama perawatan berjalan
untuk memperoleh hasil yang maksimal. Yang pertama yakni tentang pantangan
selama pemakaian alat ortodonti / kawat gigi. Pada dasarnya tidak ada pantangan
makanan atau minuman selama perawatan orto berlangsung Hanya saja perlu
diingat bahwa dengan adanya alat orto terpasang dalam mulut maka pemakai
harus lebih berhati-hati saat makan ataupun minum.

Untuk pembersihan gigi dilakukan dengan dua cara, cara pertama yaitu
membersihkan gigi dengan sikat gigi yang dilakukan oleh pemakai alat orto
dirumah minimal dua kali sehari sesuai dengan cara yang diajarkan operator. Selain
itu juga dilakukan pembersihan menggunakan alat scaler yang dilakukan oleh
operator diklinik pada saat kunjungan kontrol.
Bracket terlepas selama waktu perawatan adalah hal yang wajar dan sering kali
terjadi. Untuk itu, pemakai alat orto tidak perlu merasa khawatir atau binggung. Jika
bracket terlepas dari gigi namun masih terikat karet pada kawat dan tidak
menimbulkan keluhan maka kondisi itu dapat dibiarkan untuk kemudian dapat
dikoreksi oleh operator pada saat kontrol. Tapi bila bracket tersebut terlepas dari
gigi dan kawat maka bracket dapat disimpan untuk nantinya dipasang kembali oleh
operator pada saat kontrol. Akan tetapi, perlu diketahui oleh pemakai orto bahwa
jika bracket terlepas nerarti progress perawatan terganggu, sehingga disarankan
agar pemakai orto menghindari terlepasnya bracket selama perawatan orto
berjalan. Sementara jika bracket hilang baik sengaja atau tidak disengaja maka
bracket akan diganti sesuai kebutuhannya.

Ada Berapa Macam Alat Ortodontik?

Terdapat dua macam alat ortodonti yaitu alat ortodonti lepasan dan alat ortodonti
cekat.
Alat lepasan digunakan terbatas pada kasus yang ringan saja. Pada anak-anak
untuk mengoreksi kelainan letak satu atau beberapa gigi. Dapat juga digunakan
setelah perawatan ortodonti aktif selesai, biasanya disebut retainer. Alat cekat
dapat digunakan pada sebagian besar kasus kelainan susunan gigi dengan hasil
yang memuaskan, hampir pada semua usia. Perawatan alat ortodonti lepasan bisa
dilakukan oleh dokter gigi umum, sedangkan ortodonti cekat sebaiknya dilakukan
oleh dokter gigi Spesialis Ortodonti.
Macam Perawatan Ortodontik
Perawatan ortodonti anak
Perawatan ortodonti anak lebih bertujuan untuk mencegah terjadinya keparahan di
masa dewasa, bisa karena posisi gigi yang salah atau adanya kebiasaan buruk pada
anak seperti menghisap jempol, pola penelanan yang salah, pola pengucapan yang
salah, dan lain-lain.

Perawatan myo-functional

Perawatan ortodonti juga merupakan perawatan untuk mengontrol dan


memodifikasi pertumbuhan wajah, dilakukan pada anak-anak yang masih dalam
tahap tumbuh kembang. Perawatan ini di istilahkan dengan Dentofacial
Orthopaedics. Alat ortodonti yang digunakan yaitu peralatan myo-functional
dimana alat-alat tersebut beraktifasi dengan pergerakan rahang yaitu
mengharmonisasikan pergerakan rahang termasuk gigi, tulang dan otot untuk
mengarahkan pertumbuhan yang bertujuan untuk menghindari keparahan di masa
dewasa. Biasanya alat-alat myo-functional digunakan pada anak-anak yang
memiliki garis genetik kondisi rahang yang tidak proporsional.
ortodonti 4ortodonti 3

Perawatan ortodontik dengan kawat gigi


Perawatan ortodonti menggunakan piranti yang disebut dengan bracket yaitu
piranti yang menempel pada gigi, kemudian menggunakan kawat yang diikat
dengan karet power o ke bracket. Ditinjau dari bahannya bracket ada yang
terbuat dari stainless steel, ceramic, sapphire atau komposit. Sedangkan jika
ditinjau dari teknik ada teknik edgewise, pre-adjusted (roth/MBT) atau self ligating
(damon system).
ortodonti 5

Perawatan lingual bracket


Perawatan lingual bracket adalah perawatan ortodonti dengan cara meletakkan
bracket di belakang gigi sehingga tidak terlihat dari sisi depan. Tidak semua kasus
ortodonti dapat diselesaikan dengan lingual bracket karena indikasi nya terbatas.
Tetapi dari segi estetika penggunaan lingual bracket sangat baik karena tidak
terlihat dari sisi depan.
ortodonti 7
Perawatan invisalign
Perawatan invisalign merupakan perawatan ortodonti menggunakan tray invisalign
yang bentuknya transparan untuk menggerakkan gigi. Tray dibuat customized pada
tiap kasus dan sifatnya personal. Perawatan invisalign sangat tergantung dengan
kerjasama pasien untuk selalu memakai tray nya. Saat ini setiap kasus akan dikirim
ke Amerika untuk pembuatan tray invisalign sehingga harga perawatan ini lebih
mahal dibanding perawatan ortodonti lainnya.
ortodonti 6

Perawatan pasif (retensi)


Perawatan pasif atau disebut juga periode retensi wajib dilalui oleh pasien-pasien
pasca perawatan ortodonti. Alat-alat retensi bervariasi tergantung kasus pasien dan
perawatan ortodonti yang dilakukan. Perawatan retensi bertujuan untuk
menetapkan posisi gigi pasca peearawatan ortodonti agar tidak kembali ke bentuk
semula (relaps).
Perawatan ortodonti memiliki tahapan-tahapan yang harus dilalui oleh pasien.
Adapun tahap-tahap perawatan ortodonti yaitu anamnesa/wawancara, yang
bertujuan untuk mengetahui motivasi pasien atau orang tua pasien dalam rangka
perawatan ortodonti yang akan dilakukan. Tahap berikutnya yaitu mendata kasus
yang terdiri dari pencetakan untuk pembuatan model studi dan ronsen foto yaitu
panoramic, sefalometri dan jika perlu pada kasus-kasus tertentu dibutuhkan foto
oklusal atau foto postero-anterior/P-A skull.
Dokter gigi yang memiliki kompetensi melakukan perawatan ortodonti disebut
Ortodontis. Setelah semua data terkumpul maka ortodontis kami akan melakukan
analisa kasus sehingga dapat menentukan rencana perawatan dan alat-alat apa
yang akan digunakan oleh pasien sehingga didapatkan hasil perawatan se
maksimal mungkin sesuai kaidah kedokteran gigi bidang ortodonti.
ortodonti 8ortodonti 9ortodonti 10

Apakah yang Harus Dilakukan Selama Perawatan Ortodontik?

Menjaga kebersihan mulut


Menjaga cara makan (makanan dipotong kecil-kecil dulu)
Menghindari makanan yang lengket dan keras (misalnya dodol, permen karet,
kripik)
Kontrol teratur untuk menghindari efek samping perawatan yang tidak diinginkan

Apakah Susunan Gigi Setelah Perawatan Ortodntik Dapat Kembali ke Letak Semula?

Setelah perawatan ortodonti selesai biasanya dipasang alat yang disebut retainer
untuk mempertahankan posisi gigi yang sudah baik supaya tidak kembali seperti

semula atau biasa dsebut relaps. Lama pemakaian retainer 1-2 tahun atau bisa
lebih lama tergantung berat ringannya kasus. Gigi yang rapi sesudah perawatan
ortodonti dapat kembali seperti semula apabila pasien tidak memakai retainer atau
pasien tidak mengikuti cara pemakaian yang dianjurkan oleh Ortodontis yang
merawat.

Diposkan 31st October 2014 oleh Kiki Fadhilah

0 Tambahkan komentar

Memuat
Template Dynamic Views. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai