Anda di halaman 1dari 20

wujudkan sekolah ideal dengan melaksanakan standar pengelolaan nasional.

WUJUDKAN SEKOLAH IDEAL DENGAN MELAKSANAKAN STANDAR


PENGELOLAAN NASIONAL.
Oleh: Sulfa Sholikha
Sekolah ideal adalah gambaran sebuah sekolah yang sempurna sesuai dengan idaman.
Sekolah idaman digambarkan oleh sebagian orang sebagai sekolah yang maju. sekolah maju
adalah sekolah yang didalamnya tercipta suasana belajar yang menyenangkan dengan
memanfaatkan teknologi, memiliki kualitas yang ditunjukan dengan prestasi yang cukup
signifikan diantara komunitasnya dan menghasilkan lulusan yang berkualitas.
Terciptanya suasana belajar yang menyenangkan ditandai dengan adannya usaha
pengembangan potensi peserta didik melalui kegiatan menarik dan menyenangkan untuk
menggali inisiatif, kreativitas dan semangat berkarya peserta didik dengan memanfaatkan
teknologi untuk kemudahan. Memiliki kualitas dengan prestasi yang signifikan ditandai dengan
partisipasi sekolah dalam ajang prestasi dan sekaligus mampu menjadi pencetak prestasi tersebut.
Selanjutnya, menghasilkan lulusan berkualitas ditandai dengan lulusan sekolah yang memiliki
kompetensi dan karakter sesuai dengan tujuan pendidikan pada umumnya dan juga tujuan
sekolah pada khususnya. Selain itu, lulusan berkualitas adalah lulusan yang mampu memenuhi
kebutuhan masyarakat atau stakeholders pendidikan.
Bagaimana mewujudkan sekolah ideal?.
Mewujudkan sekolah ideal dapat kita telusuri terlebih dahulu dari awal tujuan
penyelenggaraaan sekolah itu sendiri. Sekolah pada dasarnya merupakan sarana penyelenggaraan
pendidikan yang dilembagakan. Pendidikan itu sendiri bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik melalui usaha sadar yang disebut kegiatan pembelajaran. Maka, mewujudkan
sekolah ideal adalah berarti mewujudkan usaha sadar yaitu berupa kegiatan pembelajaran
tersebut sesuai dengan kebutuhan pendidikan yang diharapkan dan dilaksanakan dalam suatu
lembaga sekolah.
Mewujudkan atau menyelenggarakan kegiatan pembelajaran di sekolah secara ideal bisa
dilaksanakan dengan manajemen yang ideal pula. Manajemen sekolah secara ideal tercantum
dalam peraturan pemerintah Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Bab VIII tentang Standar
Pengelolaan Oleh Satuan Pendidikan. Dijelaskan pada pasal 49 bahwa Pengelolaan Satuan
pendidikan seharusnya menerapkan manajemen berbasis sekolah yang ditunjukan dengan
kemandirian, Kemitraan, Partisipasi, Keterbukaan dan Akuntabilitas.
Mengapa Harus Menerapkan Standar Pengelolaan Nasional ?
Menerapkan Standar Pengelolaan Nasional pada satuan pendidikan adalah sebagai bentuk
partisipasi satuan pendidikan dalam mensukseskan manajemen pendidikan nasional. Bahwa
penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan merupakan implementasi dari
penyelenggaraan pendidikan nasional, karena sesungguhnya sekolah merupakan bagian integral
dari suatu sistem pendidikan nasional. Maka dari itu, setiap satuan pendidikan sudah
seyogyannya melaksanakan pengelolaan sesuai dengan standar pengelolaan satuan pendidikan
nasional.
Bagaimana Menerapkannya?
Penerapan standar pengelolaan Nasional dilaksanakan dengan cara menerapkan
manajemen berbasis sekolah yang ditunjukan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi,
keterbukaan dan akuntabilitas. Berikut penjelasannya:

1. Kemandirian.
Yang dimaksud dengan kemandirian dalam menerapkan manajemen berbasis sekolah
adalah adanya otonomi sekolah dalam mengelola sekolah/ madrasah. Otonomi pengelolaan
sekolah meliputi merumuskan sendiri kebijakan sekolah dan juga pengambilan keputusan
termasuk dalam kebijakan dalam kurikulum.
2. Kemitraan.
Kemitraan adalah suatu hubungan yang memungkinkan terjalinnya komunikasi diantara
seluruh elemen sekolah. Dengan adanya kemitraan akan mendorong partisipasi oleh seluruh
elemen sekolah/ madrasah.
3. Partisipasi.
Yang dimaksud dengan partisipasi dalam Manajemen Berbasis sekolah (MBS) adalah
adanya keterlibatan aktif dari seluruh elemen pendidikan termasuk masyarakat sebagai
stakeholders dalam proses pengelolaan sekolah. Keterlibatan masyarakat terhadap pengelolaan
sekolah diakomodasi dalam suatu badan yang disebut dengan Komite Sekolah.
4. Keterbukaan.
Keterbukaan memungkinkan sekolah untuk menerapkan transparansi dalam pengelolaan
sekolah baik terkait program sekolah maupun keuangan sekolah. Transparansi bertujuan untuk
menciptakan kepercayaan stakeholders atau masyarakat melalui penyediaan informasi dan
kemudahan memperoleh informasi yang akurat dan memadai. Transparansi manajemen sekolah
ini meliputi pengelolaan keuangan, pengelolaaan staff/ personalia dan kurikulum.
5. Akuntabilitas.
Akuntabilitas diartikan sebagai adanya pertanggung-jawaban. Hal-hal yang perlu
dipertanggung jawabkan sekolah mencakup 3 hal, yaitu administrasi keuangan, penggunaan/
pemanfaatan dan hasil kinerja sekolah. Pertanggung-jawaban terhadap hasil kerja ini dilakukan
oleh pengelola sekolah kepada pemerintah (pengawas dinas), orang tua murid komite sekolah
dan juga masyarakat.
Bagaimana melaksanaanya?
Melaksanakan manajemen secara ideal berarti juga melaksanakan 4 fungsi manajemen
yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. Penyelenggaraan
manajemen kegiatan pembelajaran adalah dengan cara mengelola potensi sekolah yang meliputi
7M + 1i antara lain tenaga kependidikan (man), keuangan/ RAPBS (money), method (strategi),
sarana dan prasarana (material), alat-alat (Machine), hubungan masyarakat (market), minute dan
information.
Seperti yang telah digambarkan pada paragraf dimuka, sekolah ideal digambarkan
sebagai sekolah yang mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dengan
memanfaatkan teknologi , memiliki kualitas yang ditunjukan dengan prestasi yang cukup
signifikan diantara komunitasnya dan menghasilkan lulusan yang berkualitas. Maka, pengelolaan
sumber daya sekolah harus diarahkan pada terselenggaranya proses pembelajaran yang
menyenangkan tersebut dengan memanfaatkan teknologi, sehingga dari proses pembelajaran
yang diidealkan tersebut kemudian diharapkan dapat meningkatkan kualitas lulusan yang
nantinya juga akan berimbas pada kualitas sekolah itu sendiri.
Manajemen satuan pendidikan menurut penjelasan pasal 49 ayat 1 meliputi perencanaan
program, penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kegiatan pembelajaran,
pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan, pengelolaan sarana dan prasarana

pendidikan, penilaian hasil belajar dan pengawasan. Berikut ini adalah implementasi manajemen
sekolah berdasarkan Standar Pengelolaan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia yang
meliputi 4 fungsi manajeman yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengawasan.
Perencanaan dan pengorganisasian.
Perencanaan dan pengorganisasian dalam pengelolaan sekolah disusun ssedemikian rupa
sehingga menjadi rencana kerja tahunan. Rencana kerja tahunan tersebut disusun dengan
persetujuan dari rapat dewan pendidik dan memperhatikan pertimbangan Komite sekolah/
Madrasah. Rencana tahunan tersebut merupakan penjabaran rinci dari rencana kerja jangka
menengah satuan pendidikan yang meliputi masa 4 tahun. Rencana kerja yang dimaksud adl sbb:
1. Merencanakan dan merumuskan Kalender pendidikan/ akademik yang meliputi jadwal
pembelajaran, ulangan, uijian, kegiatan ekstrakurikuler dan hari libur.
2. Merencanakan dan merumuskan Jadwal penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan
untuk tahun ajaran berikutnya.
3. Merencanakan dan merumuskan Mata pelajaran yang ditawarkan pada semester gasal dan
genap.
4. Merencanakan dan merumuskan penugasan pendidik pada mata pelajaran atau mata kuliah
dan kegiatan lainnya.
5. Merencanakan dan merumuskan buku teks pelajaran yang dipakai pada masing-masing mata
pelajaran.
6. Merencanakan dan merumuskan jadwal penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
pembelajaran.
7. Merencanakan dan merumuskan pengadaan, penggunaan dan persediaan minimal bahan habis
pakai.
8. Merencanakan dan merumuskan program peningkatan mutu pendidik dan tenaga
kependidikan yang meliputi sekurang-kurangnya jenis, durasi, peserta dan
penyelenggaraan program.
9. Merencanakan dan merumuskan jadwal rapat Dewan Pendidik, rapat konsultasi satuan
pendidikan dengan orang tua/wali peserta didik, dan rapat satuan pendidikan dengan
komite sekolah/ madrasah.
10. Merencanakan dan merumuskan rencana anggaran pendapatan dan belanja satuan pendidikan
untuk masa kerja satu tahun.
11. Merencanakan dan merumuskan jadwal penyusunan laporan akuntabilitas dan kinerja satuan
pendidikan untuk satu tahun terakhir.
Pelaksanaan.
Pengelolaan satuan pendidikan (sekolah/ Madrasah) dilaksanakan dengan cara mandiri,
efisien, efektif dan akuntabel. Melaksanakan pengelolaan sekolah berarti melaksanakan
perencanaan yang telah dirumuskan sebelumnya dalam rencana kerja tahunan yang telah dibuat.
Jika pelaksanaan pengelolaan ternyata tidak sesuai dengan rencana kerja tahunan, maka hal
tersebut harus berdasarkan persetujuan rapat dewan pendidik dan komite sekolah/ madrasah.
1. Mandiri (otonom).

2. Efisien (mengutamakan proses yang tepat).


3. Efektif (mengutamakan hasil yang sesuai).
4. Akuntabel (dapat dipertanggung-jawabkan).
Pengawasan.
Pengawasan satuan pendidikan dilakukan dengan mengadakan 5 kegiatan penting berupa
pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan dan tidak lanjut hasil pengawasan. Pemantauan
dilakukan oleh pimpinan satuan pendidikan (kepala sekolah/ madrasah) dan komite sekolah/
madrasah atau bentuk lain dari lembaga perwakilan pihak-pihak yang berkepentingan secara
teratur dan berkesinambungan untuk menilai efisiensi, efektivitas dan akuntabilitas satuan
pendidikan.
Supervisi dilakukan dengan mengadakan kegiatan supervisi yang meliputi supervisi
manajerial dan akademik. Supervisi dilakukan secara teratur dan berkesinambungan oleh
pengawas atau penilik satuan pendidikan dan juga kepala satuan pendidikan atau kepala sekolah/
madrasah.
Hasil supervisi tersebut kemudian dievaluasi dan hasilnya. Kegiatan pelaporan ini
dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan, pimpinan satuan pendidikan (kepala
sekolah/madrasah) dan pengawas/ penilik satuan pendidikan sekurang-kurangnya pada akhir
semester dengan sistem beruntut dimulai dari pendidik dan tenaga kependidikan kepada
pimpinan satuan pendidikan diteruskan kepada komite sekolah dan pihak-pihak yang
berkepentingan.
pelaporan tersebut juga dilakukan oleh pengawas/ penilik kepada Dinas pendidikan atau
dinas agama pada wilayah kota masing-masing. Secara keseluruhan, proses pengawasan pada
pengelolaan sekolah jika dikaitkan dengan konsep menurut pengawasan Prof. DR. Husaini
Usman, M. Pd, M. T dapat digambarkan sbb:

Sub Pro

Kur
ikulum

Ke
sis
wa
an

Kepega
waian

S
a
rp
r
a
s

Ke
ua
ng
an

H
u
m
a
s

Gambar: Alur pengawasan dalam


Manajemen Berbasis sekolah
dikaitkan dengan alur Kegiatan
pengawasan menurut Prof. DR.
Husaini Usman, M. Pd, M. T
Potensi/ sumber daya yang harus
dikelola adalah sbb:

Perencanaan

Pengorgan
isasian

Kurikulum.
Pengeraha
n

Pengawas
an

Meliputi fungsi dan tujuan


pendidikan, standar isi, standar

proses, standar kompetensi lulusan, standar penilaian pendidikan, badan standar nasional
pendidikan, evaluasi pendidikan
Kesiswaan.
Perkiraan jumlah siswa
Kepegawaian
Meliputi standar pendidik dan tenaga kependidikan.
Sar-pras.
Meliputi standar sarana dan prasarana, akreditasi, penjaminan mutu.
Keuangan.
Meliputi standar pembiayaan.
Humas.
Meliputi standar pengelolaan
Diposkan oleh culpur di 02.02
Label: pendidikan

Standar Pengelolaan Pendidikan


Submitted by bintangbangsaku on Sen, 08/30/2010 - 00:56

Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh
wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang didukung oleh standar-standar:
pengelolaan, kompetensi lulusan, isi, proses, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana, pembiayaan, dan penilaian. Permendiknas No 19 tahun 2007 tentang Standar
Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah menjelaskan bahwa
standar pengelolaan pendidikan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah adalah standar
pengelolaan pendidikan untuk sekolah/madrasah yang berkaitan dengan perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan agar tercapai efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan pendidikan.
Dalam Permendiknas No 19 tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah berisi diantaranya adalah :
A. Perencanaan Program Sekolah / Madrasah
1

Visi
1. rumusan visi dan pengembangan dibuat
oleh sekolah atau madrasah sendiri
2. Visi berisi:

Cita-cita bersama sekolah dan stake


holder
Menginspirasi, memotivasi dan
memberi kekuatan.

Selaras dengan kebutuhan dan


stake holder diatasnya
Diputuskan oleh rapat dewan
pendidik, dipimpin kepala sekolah
berdasarkan masukan dari komite
sekolah,
Disosialisasikan
Ditinjau dan dipertimbangkan
kembali secara berkala, bisa di update
sesuai kondisi

Misi
1. dirumuskan sendiri oleh sekolah/madrasah
2. Misi berkonten:

Arah pewujudannya berdasarkan


tujuan pendidikan nasional

Ada jangka waktunya


Menjadi dasar program pokok
sekolah
Mengutamakan kualitas layanan
Memuat pernyataan spesifik
tentang program di sekolah
Memberikan ruang gerak dan luwes
pada cara pengembangannya
Berdasarkan pada masukan stake
holder sekolah
Disosialisasikan
Ditinjau dan diuji berkala untuk
disesuaikan dengan kondisi yang ada.

Tujuan
1. Ditetapkan dan dikembangkan oleh
sekolah
2. Konten

Gambaran tingkat kualitas jangka


menengah, 4 tahunan
Mengacu pada misi visi pendidikan
nasional dan selaras dengan
kebutuhan masyarakat
Mengacu pada standar kompetensi
lulusan
Mengakomodasi berbagai masukan
dari stake holder sekolah
Disosialisasikan

Rencana Kerja
1. rencana kerja jangka menengah yang
menggambarkan tujuan yang akan dicapai
dalam kurun waktu empat tahun yang
berkaitan dengan mutu lulusan yang ingin
dicapai dan perbaikan komponen yang
mendukung peningkatan mutu lulusan
2. rencana kerja tahunan yang dinyatakan
dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah/Madrasah (RKA-S/M) dilaksanakan

berdasarkan rencana jangka menengah.


3. Rencana tersebut diatas disetujui rapat
dewan pendidik setelah memperhatikan
pertimbangan dari komite
sekolah/madrasah dan disahkan
berlakunya oleh dinas pendidikan
kabupaten/kota. Pada sekolah/madrasah
swasta rencana kerja ini disahkan
berlakunya oleh penyelenggara
sekolah/madrasah; dan
4. Dituangkan dalam dokumen yang bisa
dibaca oleh stake holder
5. Sesuai dan mendapat persetujuan rapat
dewan pendidik dan pertimbangan komite
sekolah/madrasah.
6. Menjadi dasar dasar pengelolaan
sekolah/madrasah yang ditunjukkan
dengan kemandirian, kemitraan,
partisipasi, keterbukaan, dan
akuntabilitas.

7. Rencana kerja tahunan memiliki konten:


Kesiswaaan, kurikulum dan kegiatan
pembelajaran, pendidik dan tenaga
kependidikan serta pengembangannya,
sarana dan prasarana, keuangan dan
pembiayaan, budaya dan lingkungan
sekolah, peranserta masyarakat dan
kemitraan, rencana kerja lain yang
mengarah kepada peningkatan dan
pengembangan mutu.

B. Pelaksanaan Rencana Kerja Sekolah/Madrasah


1

Pedoman
1. Dibuat dan dimiliki agar dapat dibaca dan
diketahui pihak terkait dan piha yang
memerlukannya.
2. Mempertimbangkan visi, misi dan tujuan,
dan ditinjau serta dirumuskan kembali
secara berkala sesuai perkembangan
masyarakat.
3. Pedoman ini memiliki konten Kurikulum
tingkat satuan Pendidikan (KTSP), Kalender
Akademik, Struktur Organisasi, Pembagian
tugas Guru, Pembagian tugas tenaga
kependidikan, Peraturan Akademik, tata
tertib sekolah, kode etik sekolah, biaya
operasional sekolah.

4. Sebagai petunjuk pelaksanaan


operasional.

5. Pedoman pengelolaan KTSP, kalender

pendidikan dan pembagian tugas pendidik


dan tenaga kependidikan dievaluasi dalam
skala tahunan, sementara lainnya
dievaluasi sesuai kebutuhan.

Strtuktur Organisasi
1. Berisi tentang sistem penyelenggaraan
dan administrasi yang diuraikan secara
jelas dan transparan.
2. Semua pimpinan, pendidik, dan tenaga
kependidikan mempunyai uraian tugas,
wewenang, dan tanggung jawab yang
jelas tentang keseluruhan
penyelenggaraan dan administrasi

3. Pedoman didalamnya memasukkan unsur


staff administrasi beserta wewenangnya,
bisa dievaluasi secara berkala, dan
dipputuskan oleh pimpinan dengan
pertimbangan dan pendapat dari komite
sekolah.

Pelaksanaan Kegiatan
1. Berdasar rencana kerja tahunan dan pada
ketersediaan sumber daya yang ada untuk
pelaksanaan dan penanggungjawabnya.
2. Pelaksanaan kegiatan sekolah/madrasah
yang tidak sesuai dengan rencana yang
sudah ditetapkan perlu mendapat
persetujuan melalui rapat dewan pendidik
dan komite sekolah/madrasah.

3. Dilaporkan dan dipertanggungjawabkan


pertahun sebeblum membuat rencana
tahunan berikutnya.

Bidang Kesiswaaan
1. menyusun dan menetapkan petunjuk
pelaksanaan operasional mengenai proses
penerimaan peserta didik yang meliputi:
Kriteria calon peserta didik:

SDLB/SMPLB/SMALB berasal
dari peserta didik yang memiliki
kelainan fisik, emosional,
intelektual, mental, sensorik,
dan/atau sosial;

SMP/MTs berasal dari lulusan


SD, MI, Paket A atau satuan

pendidikan bentuk lainnya yang


sederajat;

SMA/SMK, MA/MAK berasal


dari anggota masyarakat yang
telah lulus dari SMP/MTs, Paket B
atau satuan pendidikan lainnya
yang sederajat.
Penerimaan peserta didik
sekolah/madrasah dilakukan::

obyektif, transparan, dan


akuntabel

tanpa diskriminasi atas dasar


pertimbangan gender, agama,
etnis, status sosial, kemampuan
ekonomi bagi SD/MI, SMP/MTs
penerima subsidi dari Pemerintah
dan/atau Pemerintah Daerah;

berdasar kriteria hasil ujian


nasional bagi SMA/SMK, MA/MAK,
dan kriteria tambahan bagi
SMK/MAK;

sesuai dengan daya tampung


Orientasi peserta didik baru yang
bersifat akademik dan pengenalan
lingkungan tanpa kekerasan dengan
pengawasan guru.

2. Sekolah/Madrasah

Bidang Kurikulum dan


Kegiatan Pembelajaran

memberikan layanan konseling


kepada peserta didik;
melaksanakan kegiatan ekstra dan
kokurikuler untuk para peserta didik;
melakukan pembinaan prestasi
unggulan;
melakukan pelacakan terhadap
alumni.

1. Menyusun Kurikulum Tingkat Satuan


Pendidikan (KTSP)
2. Menyusun Kalender Pendidikan
3. Menyusun Program Pembelajaran
4. Menyusun Program Penilaian Hasil Belajar

5. Menyusun dan Menetapkan Peraturan


Akademik

Bidang Pendidik dan


Tenaga Kependidikan

1. Menyusun program pendayagunaan


pendidik dan tenaga kependidikan.
2. disusun dengan memperhatikan Standar
Pendidik dan Tenaga Kependidikan,
dikembangkan sesuai dengan kondisi

sekolah/madrasah, termasuk pembagian


tugas, mengatasi bila terjadi kekurangan
tenaga, menentukan sistem penghargaan,
dan pengembangan profesi bagi setiap
pendidik dan tenaga kependidikan serta
menerapkannya secara profesional, adil,
dan terbuka.
3. Pengangkatan pendidik dan tenaga
kependidikan tambahan dilaksanakan
berdasarkan ketentuan yang ditetapkan
oleh penyelenggara sekolah/madrasah.
4. mendukung upaya:

promosi pendidik dan tenaga


kependidikan berdasarkan asas
kemanfaatan, kepatutan, dan
profesionalisme
pengembangan pendidik dan
tenaga kependidikan yang
diidentifikasi secara sistematis sesuai
dengan aspirasi individu, kebutuhan
kurikulum dan sekolah/madrasah
penempatan tenaga kependidikan
disesuaikan dengan kebutuhan baik
jumlah maupun kualifikasinya dengan
menetapkan prioritas;
mutasi tenaga kependidikan dari
satu posisi ke posisi lain didasarkan
pada analisis jabatan dengan diikuti
orientasi tugas oleh pimpinan
tertinggi sekolah/madrasah yang
dilakukan setelah empat tahun, tetapi
bisa diperpanjang berdasarkan alasan
yang dapat dipertanggungjawabkan,
sedangkan untuk tenaga
kependidikan tambahan tidak ada
mutasi.

5. Mendayagunakan:

kepala sekolah/madrasah
melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya sebagai pimpinan
pengelolaan sekolah/madrasah;
wakil kepala SMP/MTs melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya
sebagai pembantu kepala
sekolah/madrasah;
wakil kepala SMA/SMK, MA/MAK
bidang kurikulum melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya sebagai
pembantu kepala sekolah/madrasah
dalam mengelola bidang kurikulum;
wakil kepala SMA/SMK, MA/MAK
bidang sarana prasarana
melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya sebagai pembantu kepala

Bidang Sarana dan


Prasarana

sekolah/madrasah dalam mengelola


sarana prasarana;
wakil kepala SMA/SMK, MA/MAK
bidang kesiswaan melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya
sebagai pembantu kepala
sekolah/madrasah dalam mengelola
peserta didik;
wakil kepala SMK bidang hubungan
industri melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya sebagai
pembantu kepala sekolah/madrasah
dalam mengelola kemitraan dengan
dunia usaha dan dunia industri;
guru melaksanakan tugas dan
tanggungjawabnya sebagai agen
pembelajaran yang memotivasi,
memfasilitasi, mendidik,
membimbing, dan melatih peserta
didik sehingga menjadi manusia
berkualitas dan mampu
mengaktualisasikan potensi
kemanusiaannya secara optimum;
konselor melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya dalam
memberikan layanan bimbingan dan
konseling kepada peserta didik;
pelatih/instruktur melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya
memberikan pelatihan teknis kepada
peserta didik pada kegiatan pelatihan;
tenaga perpustakaan melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya
melaksanakan pengelolaan sumber
belajar di perpustakaan;
tenaga laboratorium melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya
membantu guru mengelola kegiatan
praktikum di laboratorium;
teknisi sumber belajar
melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya mempersiapkan, merawat,
memperbaiki sarana dan prasarana
pembelajaran;
tenaga administrasi melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya dalam
menyelenggarakan pelayanan
administratif;
tenaga kebersihan melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya dalam
memberikan layanan kebersihan
lingkungan.

1. menetapkan kebijakan program secara


tertulis mengenai pengelolaan sarana dan
prasarana.
2. Program pengelolaan sarana dan
prasarana mengacu pada Standar Sarana
dan Prasarana dalam hal: merencanakan,

memenuhi, mendayagunakan,
mengevaluasi, memelihara, melengkapi
fasilitas, menyusun skala prioritas
pengembangan fasilitas sarana prasarana
pendidikan.
3. Seluruh program pengelolaan sarana dan
prasarana pendidikan disosialisasikan
kepada pendidik, tenaga kependidikan dan
peserta didik.
4. Pengelolaan yang sistematis, ada
masterplan dan bagimana cara
mencapainya secara tertulis
5. Perpustakaan yang termanajemen
6. Pengelolaan laboratorium dikembangkan
sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta
dilengkapi dengan manual yang jelas
sehingga tidak terjadi kekeliruan yang
dapat menimbulkan kerusakan.

7. Pengelolaan fasilitas fisik untuk kegiatan

ekstra-kurikuler disesuaikan dengan


perkembangan kegiatan ekstra-kurikuler
peserta didik dan mengacu pada Standar
Sarana dan Prasarana.

Bidang Keuangan dan


Pembiayaan

1. menyusun pedoman pengelolaan biaya


investasi dan operasional yang mengacu
pada Standar Pembiayaan.
2. Pedoman pengelolaan biaya investasi dan
operasional Sekolah/Madrasah mengatur:
sumber pemasukan, pengeluaran, jumlah
dana yang dikelola, penuyusunan startegi
fund raising, ada kewenangan dan
pembukuan serta pelaporan yang jelas.
3. Pedoman pengelolaan biaya investasi dan
operasional sekolah/madrasah diputuskan
oleh komite sekolah/madrasah dan
ditetapkan oleh kepala sekolah/madrasah
serta mendapatkan persetujuan dari
institusi di atasnya

4. Pedoman pengelolaan biaya investasi dan


operasional sekolah/madrasah
disosialisasikan kepada seluruh warga
sekolah/madrasah untuk menjamin
tercapainya pengelolaan dana secara
transparan dan akuntabel.

Budaya dan Lingkungan


1. menciptakan suasana, iklim, dan

lingkungan pendidikan yang kondusif


untuk pembelajaran yang efisien dalam
prosedur pelaksanaan.
2. Tertulis, memuat judul, tujuan, lingkup,
tanggung jawab dan wewenang, serta
penjelasannya; diputuskan oleh kepala
sekolah/madrasah dalam rapat dewan
pendidik.
3. menetapkan pedoman tata-tertib
ditetapkan oleh kepala sekolah/madrasah
melalui rapat dewan pendidik dengan
mempertimbangkan masukan komite
sekolah/madrasah, dan peserta didik.

4. menetapkan kode etik untuk ditanamkan


kepada seluruh warga sekolah/madrasah
untuk menegakkan etika
sekolah/madrasah

10

Peranserta Masyarakat
dan Kemitraan

1. Sekolah/Madrasah melibatkan warga dan


masyarakat pendukung sekolah/madrasah
dalam mengelola pendidikan.
2. Warga sekolah/madrasah dilibatkan dalam
pengelolaan akademik.
3. Masyarakat pendukung sekolah/madrasah
dilibatkan dalam pengelolaan nonakademik.
4. Keterlibatan peranserta warga
sekolah/madrasah dan masyarakat dalam
pengelolaan dibatasi pada kegiatan
tertentu yang ditetapkan.
5. Setiap sekolah/madrasah menjalin
kemitraan dengan lembaga lain yang
relevan, berkaitan dengan input, proses,
output, dan pemanfaatan lulusan.
6. Kemitraan sekolah/madrasah dilakukan
dengan lembaga pemerintah atau nonpemerintah.
7. Kemitraan SD/MI/SDLB atau yang setara
dilakukan minimal dengan SMP/MTs/SMPLB
atau yang setara, serta dengan TK/RA/BA
atau yang setara di lingkungannya.
8. Kemitraan SMP/MTs/SMPLB, atau yang
setara dilakukan minimal dengan
SMA/SMK/SMALB, MA/MAK, SD/MI atau
yang setara, serta dunia usaha dan dunia
industri.

9. Kemitraan SMA/SMK, MA/MAK, atau yang


setara dilakukan minimal dengan
perguruan tinggi, SMP/MTs, atau yang
setara, serta dunia usaha dan dunia
industri di lingkungannya.

10.

Sistem kemitraan sekolah/madrasah


ditetapkan dengan perjanjian secara
tertulis.

C. PENGAWASAN DAN EVALUASI


1

Program Pengawasan
1. Sekolah/Madrasah menyusun program
pengawasan secara obyektif, bertanggung
jawab dan berkelanjutan.
2. Penyusunan program pengawasan di
sekolah/madrasah didasarkan pada
Standar Nasional Pendidikan.
3. Program pengawasan disosialisasikan ke
seluruh pendidik dan tenaga
kependidikan.
4. Pengawasan pengelolaan
sekolah/madrasah meliputi pemantauan,
supervisi, evaluasi, pelaporan, dan tindak
lanjut hasil pengawasan.
5. Pemantauan pengelolaan
sekolah/madrasah dilakukan oleh komite
sekolah/madrasah atau bentuk lain dari
lembaga perwakilan pihak-pihak yang
berkepentingan secara teratur dan
berkelanjutan untuk menilai efisiensi,
efektivitas, dan akuntabilitas pengelolaan.
6. Supervisi pengelolaan akademik dilakukan
secara teratur dan berkelanjutan oleh
kepala sekolah/madrasah dan pengawas
sekolah/madrasah.
7. Guru melaporkan hasil evaluasi dan
penilaian sekurang-kurangnya setiap akhir
semester yang ditujukan kepada kepala
sekolah/madrasah dan orang tua/wali
peserta didik.
8. Tenaga kependidikan melaporkan
pelaksanaan teknis dari tugas masingmasing sekurang-kurangnya setiap akhir
semester yang ditujukan kepada kepala
sekolah/madrasah. kepala
sekolah/madrasah, secara terus menerus
melakukan pengawasan pelaksanaan

tugas tenaga kependidikan.


9. Kepala sekolah/madrasah melaporkan
hasil evaluasi kepada komite
sekolah/madrasah dan pihak-pihak lain
yang berkepentingan sekurang-kurangnya
setiap akhir semester.
10.Pengawas sekolah melaporkan hasil
pengawasan di sekolah kepada
bupati/walikota melalui Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab
di bidang pendidikan dan sekolah yang
bersangkutan, setelah dikonfirmasikan
pada sekolah terkait.
11.Pengawas madrasah melaporkan hasil
pengawasan di madrasah kepada Kantor
Departemen Agama Kabupaten/Kota dan
pada madrasah yang bersangkutan,
setelah dikonfirmasikan pada madrasah
terkait.
12.Setiap pihak yang menerima laporan hasil
pengawasan menindaklanjuti laporan hasil
pengawasan tersebut dalam rangka
meningkatkan mutu sekolah/madrasah,
termasuk memberikan sanksi atas
penyimpangan yang ditemukan.

13.

Sekolah/Madrasah
mendokumentasikan dan menggunakan
hasil pemantauan, supervisi, evaluasi, dan
pelaporan serta catatan tindak lanjut
untuk memperbaiki kinerja
sekolah/madrasah, dalam pengelolaan
pembelajaran dan pengelolaan secara
keseluruhan.

Evaluasi Diri
1. Sekolah/Madrasah melakukan evaluasi diri
terhadap kinerja sekolah/madrasah.
2. Sekolah/Madrasah menetapkan prioritas
indikator untuk mengukur, menilai kinerja,
dan melakukan perbaikan dalam rangka
pelaksanaan Standar Nasional Pendidikan.
3. Sekolah/Madrasah melaksanakan:
4. Evaluasi diri sekolah/madrasah dilakukan
secara periodik berdasar pada data dan
informasi yang sahih.

evaluasi proses pembelajaran


secara periodik, sekurang-kurangnya
dua kali dalam setahun, pada akhir
semester akademik;

Evaluasi dan
Pengembangan KTSP

evaluasi program kerja tahunan


secara periodik sekurang-kurangnya
satu kali dalam setahun, pada akhir
tahun anggaran sekolah/madrasah.

1. komprehensif dan fleksibel dalam


mengadaptasi kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang
mutakhir;
2. berkala untuk merespon perubahan
kebutuhan peserta didik dan masyarakat,
serta perubahan sistem pendidikan,
maupun perubahan sosial;
3. integratif dan monolitik sejalan dengan
perubahan tingkat mata pelajaran;

4. menyeluruh dengan melibatkan berbagai


pihak meliputi: dewan pendidik, komite
sekolah/madrasah, pemakai lulusan, dan
alumni

Evaluasi Pendayagunaan
Pendidik dan Tenaga
Kependidikan

1. Evaluasi pendayagunaan pendidik dan


tenaga kependidikan direncanakan secara
komprehensif pada setiap akhir semester
dengan mengacu pada Standar Pendidik
dan Tenaga Kependidikan,
2. Evaluasi pendayagunaan pendidik dan
tenaga kependidikan meliputi kesesuaian
penugasan dengan keahlian,
keseimbangan beban kerja, dan kinerja
pendidik dan tenaga kependidikan dalam
pelaksanaan tugas.

3. Evaluasi kinerja pendidik harus


memperhatikan pencapaian prestasi dan
perubahan-perubahan peserta didik.

Akreditasi
1. Sekolah/Madrasah menyiapkan bahanbahan yang diperlukan untuk mengikuti
akreditasi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
2. Sekolah/Madrasah meningkatkan status
akreditasi, dengan menggunakan lembaga
akreditasi eksternal yang memiliki
legitimasi.

3. Sekolah/Madrasah harus terus


meningkatkan kualitas kelembagaannya
secara holistik dengan menindaklanjuti
saran-saran hasil akreditasi.

D. KEPEMIMPINAN SEKOLAH/MADRASAH
Pimpinan

seorang kepala sekolah/madrasah

Kriteria

Kriteria untuk menjadi kepala dan wakil kepala


sekolah/madrasah berdasarkan ketentuan dalam standar
pendidik dan tenaga kependidikan.

Wakil
1. Kepala SMP/MTs/SMPLB dibantu minimal
oleh satu orang wakil kepala
sekolah/madrasah.
2. Kepala SMA/MA dibantu minimal tiga wakil
kepala sekolah/madrasah untuk bidang
akademik, sarana-prasarana, dan
kesiswaan. Sedangkan kepala SMK dibantu
empat wakil kepala sekolah untuk bidang
akademik, sarana-prasarana, kesiswaan,
dan hubungan dunia usaha dan dunia
industri. Dalam hal tertentu atau
sekolah/madrasah yang masih dalam taraf
pengembangan, kepala sekolah/madrasah
dapat menugaskan guru untuk
melaksanakan fungsi wakil kepala
sekolah/madrasah.

3. Wakil kepala sekolah/madrasah dipilih oleh

dewan pendidik, dan proses pengangkatan


serta keputusannya, dilaporkan secara
tertulis oleh kepala sekolah/madrasah
kepada institusi di atasnya. Dalam hal
sekolah/madrasah swasta, institusi
dimaksud adalah penyelenggara
sekolah/madrasah

Kemampuan

Kepala dan wakil kepala sekolah/madrasah memiliki


kemampuan memimpin yaitu seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang dimiliki, dihayati,
dikuasai, dan diwujudkannya dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan sesuai dengan Standar Pengelolaan
Satuan Pendidikan.

Tugas Kepala Sekolah


1. menjabarkan visi ke dalam misi target
mutu;
2. merumuskan tujuan dan target mutu yang
akan dicapai;
3. menganalisis tantangan, peluang,
kekuatan, dan kelemahan
sekolah/madrasah;

4. membuat rencana kerja strategis dan


rencana kerja tahunan untuk pelaksanaan
peningkatan mutu;
5. bertanggung jawab dalam membuat
keputusan anggaran sekolah/madrasah;
6. melibatkan guru, komite sekolah dalam
pengambilan keputusan penting
sekolah/madrasah. Dalam hal
sekolah/madrasah swasta, pengambilan
keputusan tersebut harus melibatkan
penyelenggara sekolah/madrasah;
7. berkomunikasi untuk menciptakan
dukungan intensif dari orang tua peserta
didik dan masyarakat;
8. menjaga dan meningkatkan motivasi kerja
pendidik dan tenaga kependidikan dengan
menggunakan sistem pemberian
penghargaan atas prestasi dan sangsi atas
pelanggaran peraturan dan kode etik;
9. menciptakan lingkungan pembelajaran
yang efektif bagi peserta didik;
10.bertanggung jawab atas perencanaan
partisipatif mengenai pelaksanaan
kurikulum;
11.melaksanakan dan merumuskan program
supervisi, serta memanfaatkan hasil
supervisi untuk meningkatkan kinerja
sekolah/madrasah;
12.meningkatkan mutu pendidikan;
13.memberi teladan dan menjaga nama baik
lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai
dengan kepercayaan yang diberikan
kepadanya;
14.memfasilitasi pengembangan,
penyebarluasan, dan pelaksanaan visi
pembelajaran yang dikomunikasikan
dengan baik dan didukung oleh komunitas
sekolah/madrasah;
15.membantu, membina, dan
mempertahankan lingkungan
sekolah/madrasah dan program
pembelajaran yang kondusif bagi proses
belajar peserta didik dan pertumbuhan
profesional para guru dan tenaga
kependidikan;
16.menjamin manajemen organisasi dan
pengoperasian sumber daya

sekolah/madrasah untuk menciptakan


lingkungan belajar yang aman, sehat,
efisien, dan efektif;
17.menjalin kerja sama dengan orang tua
peserta didik dan masyarakat, dan komite
sekolah/madrasah menanggapi
kepentingan dan kebutuhan komunitas
yang beragam, dan memobilisasi sumber
daya masyarakat;
18.memberi contoh/teladan/tindakan yang
bertanggung jawab.

19.

Kepala sekolah/madrasah dapat


mendelegasikan sebagian tugas dan
kewenangan kepada wakil kepala
sekolah/madrasah sesuai dengan
bidangnya.

E. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN


1

Pengelolaan
1. mengelola sistem informasi manajemen
yang memadai untuk mendukung
administrasi pendidikan yang efektif,
efisien dan akuntabel;
2. menyediakan fasilitas informasi yang
efesien, efektif dan mudah diakses;
3. menugaskan seorang guru atau tenaga
kependidikan untuk melayani permintaan
informasi maupun pemberian informasi
atau pengaduan dari masyarakat
berkaitan dengan pengelolaan
sekolah/madrasah baik secara lisan
maupun tertulis dan semuanya direkam
dan didokumentasikan;

4. melaporkan data informasi


sekolah/madrasah yang telah
terdokumentasikan kepada Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota.

Prinsip

F. PENILAIAN KHUSUS

Komunikasi antar warga sekolah/madrasah di


lingkungan sekolah/madrasah dilaksanakan secara
efisien dan efektif.

Keberadaan sekolah/madrasah yang pengelolaannya tidak mengacu kepada Standar


Nasional Pendidikan dapat memperoleh pengakuan Pemerintah atas dasar rekomendasi
BSNP.
Sumber : Permendiknas No 19 tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah

Anda mungkin juga menyukai