A.
Pendahuluan
Tahap pelaksanaan merupakan tahapan untuk mewujudkan setiap rencana
yang dibuat oleh pihak perencana. Pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang
sangat penting dan membutuhkan pengaturan serta pengawasan pekerjaan yang
baik sehingga diperoleh hasil yang baik, tepat pada waktunya, dan sesuai dengan
apa yang sudah direncanakan sebelumnya.
Tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahap yang menentukan berhasil
tidaknya suatu proyek, oleh karena itu perlu dipersiapkan segala sesuatu yang
berhubungan dengan teknis pekerjaan, rencana kerja, serta tenaga pelaksana
khususnya tenaga ahli yang profesional yang dapat mengatur pekerjaan dengan
baik serta dapat mengambil keputusan-keputusan mengenai masalah-masalah
yang ditemui di lapangan.
Pekerjaan struktur beton Kolom, Balok, Plat dan Cor Wall pada Basement,
lantai dasar dan lantai 2.
B.
Peralatan
Suatu proyek agar lancar dan memenuhi targer mutu dan waktu harus
didukung
berfungsi secara optimal perlu adanya manajem peralatan yang tertib. Dalam
manajemen ini diperhatikan masalah pengolahan peralatan proyek terdiri dari
penyewaan, pembelian dan masalah perawatan alat. Hal ini untuk mengefektifkan
keberadaan alat dilapangan.
Peraalatan pada proyek The Pakubuwono View Jakarta diantaranya
termasuk kepemilikan oleh kontraktor tersendiri, tapi untuk alat alat berat
kebanyakan dengan sewa karena biaya akan lebih murah. Perelatan pada peralatan
pada proyek akan diuraikan dibawah ini.
1.
Alat alat Berat
a. Backhoe
Backhoe merupakan suatu alat yang digunakan untuk pekerjaan tanah
khususnya galian. Backhoe termasuk dalam jenis kendaraan excavator , karena
badannya dapat berputar 360o. Keuntungan dari penggunaan Backhoe adalah
dapat melakukan pekerjaan penggalian dengan lebih cepat dan lebih efisien.
Kinrja Backhoe biasanya di kombinasikan dengan Dump Truck pada saat galian
tanah. Pada proyek ini digunakan Backhoe dengan tipe Crawel, yang mempunyai
tenaga 100 HP dengan mengguanakan bahan bakar solar.
Gambar 4.1
b.
Backhoe
c.
Tower Crane
Tower rane diperlukan terutama sebagai pengangkut vetikal bahan-bahan
untuk pekerjaan struktur, seperti besi beton, bekisting, beton cor, pengangkutan
material/bekas, dan material lainnya. Penempatan tower crane harus direncanakan
bisa menjangkau seluruh areal proyek konstruksi bangunan yang akan dikerjakan
dengan manuver yang aman tanpa terhalang. Penggunaan tower crane tersebut
juga harus memperhitungkan beban maksimal yang mampu diangkatnya. Dalam
proyek ini digunakan 3 TC dengan beban maksimal yang dapat diangkut 2 ton.
Operator TC harus siap untuk mengakomodasi perintah pengangkutan dari
mandor atau pengawas di daerah jangkauannya.
lantai, selebihnya menggunakan tower crane. Dan untuk pompa besar dapat
menjangkau lebih dari itu, dan biasa digunakan di lantai 15 ke atas agar efisiensi
biaya berkaitan dengan harga borongan sewanya.
Dum Truck
Dum Truck merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk memindahkan
atau membuang suatu material hasil galian dari lokasi proyek ke lokasi proyek
yang telah ditetapkan kemana material tersebut itu dibuang / dijual. Pada saat
membawa material hasil galian, bagian belakang dum truck ditutup dengan terpal
dengan tujuan agar material tidak terjatuh dijalan raya dan debunya tidak
menggangu pengguna jalan lain.
a.
Theodolith
Theodolith merupakan alat bantu dalam proyek untuk menentukan as
bangunan dan titik-titik as kolom pada tiap-tiap lantai agar bangunan yang dibuat
tidak miring. Alat ini dipergunakan juga untuk menentukan elevasi tanah dan
elevasi tanah galian timbunan. Cara operasionalnya adalah dengan mengatur nuvo
dan unting-unting di bawah theodolith. Kemudian menetapkan salah satu titik
sebagai acuan. Setelah itu, menembak titik-titik yang lain dengan patokan titik
awal yang ditetapkan tadi.
Waterpass
Waterpass adalah alat yang digunakan untuk menetukan elevasi / peil
lantai, balok, lain lain yang membutuhkan elvasi. Alat ini sanagt berguna untuk
mengecek ketebalan lantai saat pengecoran, sehingga lantai yang dihasilkan dapat
datar. Selain itu, waterpass juga dapat digunakan untuk pengecekan bekisting pada
kolom.
Sipatan ( Marker )
Sipatan merupakan alat yang digunakan untuk memberi tanda setelah
pengukuran untuk marking setelah dilakukan. Bahan untuk sipatan ini adalah tinta
yang seing disebut tinta Cina. Tinta ini dapat bertahan dalam waktu yang lamadan
tidak mudah hilang atau luntur.
a.
Bar Bender
Bar bender Merupakan alat yang digunakan untuk membengkokkan
Bar Cutter
Baja tulangan dipesan dengan ukuran-ukuran panjang standart. Untuk
2)
a.
Vibrator
Pada pengecoran beton dibutuhkan kepadatan yang utuh sehingga tidak
terdapat rongga dalam adukan beton, karena rongga tersebut dapat mengurangi
mutu dan kekuatan beton. Dalam pelaksanaan pengecoran dibutuhkan vibrator
yang fungsinya untuk memadatkan adukan beton pada saat setelah pengecoran.
Vibrator merupakan alat penggetar mekanik yang digunakan untuk
menggetarkan adukan beton yang belum mengeras agar menghilangkan ronggarongga udara, sehingga beton menjadi lebih padat. Cara operasionalnya dengan
cara memasukkan selang penggetar ke dalam adukan beton yang telah dituang ke
dalam bekisting.
Gambar 4.11.Vibrator
Concrete Mixer
Concrete Mixer atau yang sering disebut molen berguna untuk mencampur
dan mengaduk material beton agar lebih homogen. Adanya sirip sirip pada
bagian dalam drum, memungkinkan teraduknya material dari adukan beton secara
merata pada waktu berputar. Alat ini digunakan khusus untuk volume pekerjaan
yang relatif kecil dan non struktural seperti pembuatan lantai kerja, pmasangan
batako, plesteran dan lain lain. Drum pengaduk mempunyai dua macam
kecepatan gerak, yaiti gerak untuk mengatur posisi drum dan gerak untuk
mencampur adukan.
Trowel
C.
Material
Didalam pelaksanaan suatu proyek, diperlukan adanya pengelolaan bahan
penempatan material yang baik dan tertata rapi akan mendukung efektifitas kerja
dan keselamatan kerja.
1.
pembuatan lantai kerja, plesteran, dan digunakan untuk campuran adukan beton
yang dikerjakan di lapangan. Agregat halus yang digunakan sebagai bahan pengisi
pada proyek ini harus memenuhi beberapa syarat berikut :
a. Butiran butiran pasir kasar, tajam dan keras, harus bersifat kekal ( tidak
hancur karena pengaruh cuaca ).
b.
c.
e.
Agregat Kasar
Agregat kasar berupa butir butir yang beraneka ragam besarnya dan
apabila diayak harus memenuhi kriteria sisa di atas ayakan 31,5 mm harus 0 %
berat, sisa di atas ayakan 4 mm harus berkisar antara 90 % sampai 98 % berat dan
selisih antara sisa sisa kumulatif di atas dua ayakan yang berurutan adalah
maksimum 60 % dan minimum 10 % berat.
Agregat kasar harus terdiri dari butir butir yang keras dan tidak berpori.
Semen
Semen digunakan sebagai bahan pengikat dalam pekerjaan konstruksi,
antara lain digunakan untuk pasangan batu bata dan plesteran. Dalam proyek ini
digunakan Semen Gresik yang telah disetujui oleh pengawas. Hal hal yang
perlu diperhatikan dalam penyimpanan persediaan semen :
a. Sebelum diangkut ke lapangan untuk digunakan, semen harus dijaga agar
tidak lembab.
b. Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan dan zak (kantong)
asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat.
c. Tinggi tumpukan maksimum tidak lebih dari 2 m atau maksimal 10 zak.
Hal ini untuk menghindari rusaknya semen yang berada pada tumpukan
yang paling bawah akibat beban yang berat dalam waktu yang cukup lama
sebelum digunakan sebagai bahan bangunan.
d. Karena penimbunan semen dalam waktu yang lama juga akan
mempengaruhi mutu semen, maka diperlukan adanya pengaturan
penggunaan semen secara teliti. Sehingga dalam hal ini semen lama harus
dipergunakan terlebih dahulu.
4.
Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung
minyak, asam, alkali, garam garam, bahan bahan organis atau bahan bahan
lain yang merusak beton dan baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air
bersih yang dapat diminum. Bilamana mungkin menggunakan air PDAM
D.
Kendali mutu
Pengendalian mutu dalam suatu proyek merupakan hal yang penting,
sebab akan menentukan kualitas dari hasil pelaksanaan apakah telah sesuai
dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Tinjauan pengendalian dalam proyek
yang harus diperhatikan adalah:
1.
a.
Agregat
Untuk agregat yang akan digunakan untuk bahan beton dari pihak plant
akan dilakukan uji lab apakah memenuhi syarat atau tidak dan dari pihak
pelaksana akan meminta hasil tes tersebut. Jika dilakukan secara kasat mata, untuk
mengetahui pasir tersebut bagus dengan cara menggenggam jika menggumpal
berarti pasir tersebut tidak bagus.
2.
Semen Portland
Pada semen porland butiran-butiran tidak boleh mengumpal keras, untuk
penyimpanannya tidak boleh dalam keadaan lembab untuk lebih menjaga semen
tetap baik maka diberi bantalan kayu sebagai tempat dibawahnya.
3.
Besi
Merupakan material yang sangat penting dalam beton bertulang, sehingga
perlu dijaga mutu dan kualitasnya. Dalam hal ini PT Bona Widjaja Gemilang
bekerja sama dengan PT Master Steel selaku subkont besi tulangan. Untuk
mengetahui mutu besi baik maka harus memenuhi syarat-syarat sebagi berikut :
a. Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak, karat, dan tidak retak atau
mengelupas.
b. Mempunyai penampang yang sama rata.
c. Ukuran disesuaikan dengan shop drawing.
Untuk tempat penyimpan sebaiknya diberi bantalan kayu dan tempat yang
kering unruk menghindari karat.
Beton
Untuk pengujian mutu beton dilakukan dengan cara slump tes untuk
pengujian dilapangan dan uji kuat tekan jika hasil slump sesuai spesifikasi. Untuk
pengujian Crushing Test dilakukan oleh PT. PionirBeton Industri selaku subkont
untuk beton readymix sedangkan untuk pengujiannya sendiri dilakukan di
Concrete Laboratory-Pulo Gadung Plant.
a. Uji Slump
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kadar air beton yang
berhubungan dengan mutu beton. Dalam proyek pembangunan Apartemen
Pakubuwono View untuk pondasi. Pengujian dengan menggunakan kerucut
Abrams, sebagai berikut :
1)
2)
3)
4)
5)
rencana
b.
karakteristik (kuat tekan maksimum yang dapat diterima oleh beton sampai beton
mengalami kehancuran). Cara pengujiannya :
1) Menyiapkan silinder berdiameter 15cm dengan tinggi 30 cm, yang telah
diolesi pelumas pada bagian dalam.
2) Kemudian adukan beton dimasukkan ke silinder dalam tiga lapis sambil
ditusuk-tusuk hingga 30 kali.
3) Cetakan yang telah diberi kode itu kemudian didiamkan 24 jam dan
direndam dalam air (curing) selama 7 hari. Setelah itu barulah diuji dengan
crushing test.
2.
tenaga kerja yang sesuai dengan jumlah dan kemampuannya dapat menunjang
tercapainya efisiensi dalam suatu pekerjaan proyek, oleh karena itu diperlukan
suatu pengendalian mutu tenaga kerja. Pemilihan mandor untuk melaksanakan
pekerjaan secara borongan haruslah tepat. Maka tim pelaksana harus hati-hati
dalam pemilihan mandor, sebab akan menentukan mutu sekaligus ketepatan waktu
selesai proyek.
Setiap tenaga kerja yang dibawa oleh para mandor haruslah sudah
mempunyai pengalaman yang sesuai dengan keahliannya, seperti pembesian,
pembobokan, bekisting hingga pengecoran.
4.
Pengendalian Waktu
Untuk menghindari adanya keterlambatan pelaksanaan maka perlunya
pengendalian
waktu
yang
berdasarkan
pada
time
schedule
pekerjaan.
Keterlambatan pekerjaan pada suatu proyek akan berpengaruh pada cost. Maka
untuk mempermudah pelaksaan dilapangan, manager sebaiknya membuat
schedule yang lebih sederhana akan tetapi tetap mengacu pada time schedule yang
dikeluarkan oleh engineering sebab tidak semua paham akan pembacaan master
schedule. Agar dapat berlangsung tepat waktu, maka time schedule digunakan
sebagai kontrol untuk mengatur tingkat prestasi pekerjaan dengan lamanya
pelaksanaannya. Sehingga pekerjaan apa yang harus dikerjakan lebih dahulu dan
kapan harus dimulai dapat terjadwal dengan baik, sehingga kemungkinan
keterlambatan dapat diperkecil.
Manfaat dari time schedule antara lain :
Sebagai pedoman kerja bagi pelaksana terutama menyangkut batasan waktu
dan pelaksanaan tiap pekerjaan yang dilaksanakan.
melendut ke
dalam
: Adanya tekanan ke dalam dari tanah urug
: -Urugan diurug kembali
-Bekisting didorong dari dalam kemudian
ditahan, jika perlu bekisting dibongkar
kembali
-Untuk tulangannya ditarik menggunakan
chain block.
Gambar 4.19.Pengeboran
6.
Progress Report
Pengendalian hasil pekerjaan di lapangan dimaksudkan untuk mengetahui
a.
Laporan Harian
Laporan harian dibuat setiap hari secara tertulis oleh pihak pelaksana proyek
pekerjaan yang telah dicapai dalam satu minggu yang bersangkutan, disusun
berdasarkan laporan harian selama satu minggu tersebut. Laporan mingguan
berisikan antara lain :
1) Jenis pekerjaan yang telah diselesaikan.
2) Volume dan prosentase pekerjaan dalam satu minggu itu.
3) Catatan catatan lain yang diperlukan.
Laporan Bulanan
Laporan bulanan pada prinsipnya sama dengan laporan mingguan, yaitu
Pengendalian Biaya
Perlunya pengendalian biaya adalah untuk dapat mengetahui jumlah biaya
dengan realisasi pekerjaan. Fungsi dari pengendalian biaya agar dari Rencana
Anggaran Biaya (RAB) tidak membengkak dalam pelaksanaannya. Jikapun
adanya pembengkakan maka perlunya evaluasi biaya.
8.
Pengendalian K3
Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja sangat diperlukan untuk
E.
Pembahasan Pelaksanaan
1.
DEWATERING
a.
Pendahuluan
Pada pembangunan gedung bertingkat yang tingginya lebih dari lima
lantai biasanya sering dibuat basement dengan alasan untuk menambah ruangan
atau sering juga digunakan sebagai lahan parkir. Untuk melaksanakan basement,
maka penggalian tidak dapat dihindarkan dan bilamana permukaan air tanah lebih
tinggi dari rencana lantai basement, maka pemompaan harus dilakukan sebagai
upaya untuk pengeringan lahan agar memungkinkan pelaksanaan konstruksi.
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah ini adalah
dengan menggunakan metode pengatusan dengan pemompaan, di mana sistem
pemompaan tersebut dilakukan dengan dewatering sistem sumur titik ( well point
system ).
Dewatering
merupakan
suatu
pekerjaan
yang
diperlukan
untuk
mengeringkan lahan galian di bawah muka air tanah dan untuk mengatasi gaya
uplift selama masa konstruksi basement. Pekerjaan dewatering mutlak diperlukan
sampai bangunan selesai atau berat konstruksi bangunan dapat mengimbangi gaya
uplift. Selain itu, dewatering juga diperlukan untuk menanggulangi bila terjadi
genangan pada konstruksi basement atau pondasi, baik akibat air hujan ataupun
rembesan air tanah. Dewatering dioperasikan selama 24 jam selama pekerjaan
basement.
Pada
digunakan enam sumur dewatering, dua sumur piezometer, dan empat sumur
recharging. Masing masing sumur tersebut dibor sampai pada kedalaman minus
20 meter dengan diameter sumur 8 dan diameter casing PVC 6 untuk sumur
dewatering; diameter sumur
Data Teknis
Data data teknis pekerjaan dewatering proyek Apartemen The
Pakubuwuno View Tower B & C adalah sebagai berikut:
Jumlah sumur dewatering : 6 titik
Kedalaman
: minus 20 meter
Elevasi Screen
: 8 inchi
: 6 inchi
Filter / saringan
: G level
Kapasitas pompa
: 40 meter
a)
c)
f)
Instalasi listrik dari PLN ke panel induk dan panel otomatis pompa
g) Instalasi plumbing ( selang dan pemipaan ) dan pemompaan dewatering
siap difungsikan
digunakan kembali, maka lubang sumur tersebut harus segera ditutup. Adapun
konstruksi penutupan sumur sebagai berikut :
2.
a.
Pendahuluan
Ground Anchor adalah bangunan yang berfungsi sebagai penahan tanah
agar tidak mengalami longsor atau sliding akibat adanya beban yang bekerja di
sekitar tanah tersebut. Pada proyek Apartemen The Pakubuwono View Tower B &
C ini diperlukan ground anchor dan dipasang pada sisi sisi galian karena
letaknya berbatasan langsung dengan gedung gedung yang telah ada
sebelumnya ( Gedung Simprug Mobil Showroom pada sisi utara dan SMA 29
Jakarta pada sisi selatan ). Dengan adanya ground Anchor tersebut diharapkan
tanah tidak mengalami longsor akibat beban yang berasal dari gedung gedung
sekitar dan tidak terjadi penurunan tanah pada gedung gedung di sekitar proyek
tersebut. Jumlah ground anchor pada proyek ini ada 41 titik dan terbagi menjadi 2,
yaitu 24 titk di sisi Utara Tower C ( Simprug Mobil Showroom ) dan 17 titik di
sisi Selatan Tower B ( SMA 29 Jakarta ). Pekerjaan ground anchor ini memakan
waktu selama 9 hari mulai tanggal 16 Juli 2008 sampai dengan tanggal 24 Juli
2004, di mana setiap harinya rata rata dapat diselesaikan 4 titik / alat.
Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan ground anchor dapat dijelaskan sebagai berikut :
1)
2)
3)
Pekerjaan Persiapan
Persiapan yang dilakukan adalah menyediakan alat alat yang digunakan
untuk proses drilling, grouting, maupun stressing.
4)
6)
7)
MATFOUNDATION TOWER B
a.
Pendahuluan
Mat Foundation adalah pondasi dangkal yang memiliki luasan / bentuk
Dasar Teori
2)
Retak Thermal
Terjadinya retak thermal karena bagian beton dipermukaan yang
mendingin lebih cepat oleh pelepasan panas di udara mengalami kontraksi dan
menjadi kekangan terhadap pengembangan volume beton bagian dalam yang
panas. Perbedaan suhu beton antara lapisan bawah, tengah dan atas 200 C
Sebagai upaya untuk mengatasi retak thermal tersebut, dalam mass
concrete perlu memperhitungkan faktor-faktor berikut :
a) Kontinyuitas supply yaitu kemampuan produsen readymix menyediakan
beton dalam jumlah yang besar dan dalam waktu yang cepat dengan
memperhiungkan durasi pelaksanaan dan kesiapan sumber daya.
Beberapa hal yang mempengaruhi kontinyuitas pengiriman :
f.
4.
b.
c.
d.
e.
c.
Metode Pelakasanaan
Metode pelaksanaan Mat Foundation tower B dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1.
(a)
Gambar 4.35. (a) Bobok Pancang
3.
(b)
(b) Pemotongan Pancang dengan TC
Pekerjaan Bekisting
Pekerjaan Bekisting dikerjakan pada sisi mat foundation dari material
batako setinggi dua meter dan stop cor stinggi 500 mm untuk posisi starter bar
bagian pembesian slab basement 3. Pemasangan batako untuk dinding bekisting
mat foundation ini dikerjakan dalam dua tahap yaitu tahap pertama dinding batako
dipasang setinggi 1200 mm, dan tahap kedua dinding batako dipasang lagi
setinggi 800 mm dari tinggi tahap pertama. Hal ini dilakukan untuk meghindari
rubuhnya dinding dari longsoran tanah diatasnya. Dalam pemasangan batako ini,
seluruh permukaannya harus dipasang secara rapat dan rata atau tidak beloh
berongga.
Pekerjaan Pembesian
Pembesian dilaksanakan setelah seluruh area mat foundation dibersihakan
dari kotoran atau bekas bekas material yang berserakan dengan menggunakan
air compressor. Mutu besi tulangan yang digunakan adalah U50 ( fy = 5000 kg/
cm ) dan pengikat atar besi digunakan kawat bendrat.
Pemasangan pembesian terdiri dari beberapa pekerjaan anara lain :
a.
Pembesian layer bawah terdiri dari tulangan menerus pada arah x dan
ditambah tulangan extra pada arah x dan y. penggunaan tulangan extra berfunsi
sebagai perkuatan didaerah tertentu yang mempunyai bahan lebih besar dari
daerah lain, seperti didaerah corewall yang berguna untuk Manahan beban angina
ataupun beban akibat gempa bumi. Penyusunan tulangan tersebut disusun dalam
empat lapis . lapis pertama terdiri atas tulangan menerus arah x dan besi D32
200 mm; lapis kedua terdiri dari tulangan menerus arah y dengan besi D32 200
mm ditambah tulangan sebagian selain tulangan ekstra arah x dengan besi D22,
D29, dan D32 tiap jarak 400 mm; lapis keempat terdiri atas tulangan ekstra arah y
dengan besi D22, D29, dan D32 tiap jarak 400 mm
bawah menggunakan kawat bendrat. Kaki ayam dipasang setiap jarak 2 meter
untuk arah y dan 2,4 untuk arah x
Jumlah Besi
Tipe Besi
Hal tersebut untuk menghindari adanya kesalahan pemasangan yang
berakibat pembongkaran ulang sehingga dapat mengganggu schedule kerja.
Separing ME
Sparing ME merupakan pemasangan pipa / plumbing yang dilakukan oleh
pihak ME yang berfungsi untuk saluran air. Pemasangan sparing ME pada area
mat foundation menggunakan CIP dia 2, 3, 4 berjarak (50-70) cm di bawah
TOC mat foundation. Pada pekerjaan sparing ME sangat diwajibkan teliti dan
tepat karena apabila ada kesalahan setelah pengecoran selesai maka akan sangat
sukar untuk membongkar ulang karena adanya pembesian Mat Foudation.
Pemasangan ThermoCouple
Monitoring temperature beton dalam pengecoran mat foundation adalah
sesuatu hal yang sangat penting. Terjadinya perbedaan temperature yang sangat
besar akan menimbulkan efek keretakan pada beton yang akan berakibat fatal.
Alat yang dipakai untuk memonitor perbedaan temperature tersebut adalah
Thermocouple. Thermocouple dipakai selain untuk memonitor suhu/perbedaan
temperature pada tiap bagian, juga digunakan untuk mengukur perbedaan suhu
maximum yang terjadi setelah pengecoran selesai, thermocouple menggunakan 3
layer dan 4 titik, sehingga jumlah thermocouple 12 buah. Pengukuran
thermocouple dilakukan tiap dua jam untuk 24 jam pertama, dan setiap 3 jam
untuk 24 jam berikutnya.
pembesian / checklist akan dibawa saat inspeksi dilakukan dilapangan, check list
untuk pembesian meliputi :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
telah selesai dilakukan tidak akan ada masalah untuk pekerjaan berikutnya dan
juga menghindari adanya kecurangan yang dilakukan oleh pihak kontraktor.
11.
Pemasangan Tenda
Pada saat pengecoran diperlukan adanya ansipasi oeh pihak pelaksana
apabila terjadi hujan yang dapat mengganggu pengecoran dan dapat merusak
mutu beton, maka pemasangan tenda sebagai alternatif tindakan yang dilakukan
dan berfungsi juga menghindar panas sinar matahari secara langsung. Untuk
rangka tenda sebagai alternative tindakan yang dilakukan dan berfungsi juga
menghindari panas sinar matahari secara langsung. Untuk rangka tenda
menggunakan pipa besi 1 1,5. Pipa rangka dimasukan pada tulangan besi yang
telah dilas pada kaki ayam. Untuk ketinggian terpal pada tepi tenda diberi
perkuatan berupa ikatan dirangka atas tenda kepasak.
(a)
(b)
Pekerjaan Waterproofing
Beberapa jam sebelum dilakukan pengecoran, dinding bekisting dan lantai
kerja dari mat foundation dilapisi dengan waterproofing. Untuk lantai dengan cara
kristalisasi atau ditabur, sedangkan untuk dinding dengan cara disemprot. Fungsi
dari pelaksanaan waterproofing ini adalah agar membuat bikisting menjadi kedap
air sehingga air dari dalam tidak merembes keluar dan begitu juga sebaliknya, air
dari luar tidak bisa masuk kedalam
Pada
pelaksanaannya
untuk
penyemprotan
waterproofing
dinding
(a)
(b)
Pengecoran
Pengecoran mat foundation memerlukan jumlah volume beton yang tidak
sedikit dan tentu juga memerlukan biaya yang sangat besar , sehingga sangat
penting untuk persiapan antara lain :
a.
Kesipan Peralatan
1) 1. Concrete Pump
: 4 on site + 1 stand by
2) 2. Vibrator
: 4 on site + 1 stand by
3) 3. Compressor
: 2 Buah
4) 4. Pompa engine
: 2 Buah
5) 5. Pompa DAB 1
: 1 Buah
6) 6. Silinder
: 115 Buah
7) 7. Troli
: 3 Buah
8) 8. Termometer
: 2 Buah ( 1 cadangan )
9) 9. Kerucut Abrams
: 2 set
e. Kesiapan Material
1) Beton fc 27,5 Mpa, fa 23 % pakai es = 216 m
2) Besi beton 281 ton
3) Plastik sheet 1200 m
4) Styrofoam 1200 m
5) Kawat loket 390 m
Pengecoran Mat Foundation pada proyek The Pakubuwono View ini
mempunyai persyaratan beton sebagi berikut :
1) Tes Slump 14 2 cm
2) Suhu beton 30 C
3) Perjalanan Truck Mixer dari Batching Plant ke site proyek 2,5 jam
START
Penerimaan Beton
(LOGISTIK)
No
Lama Pengiriman
<3 Jam
No
No
Reject
Reject
Reject
Suhu 30
Slump 142
No
OK
Sampel Benda Uji
Distribusi
Tuang / Cor
END
Reject
Area pengecoran pada mat foundation dibagi menjadi 7 zona yang mana
setiap zona dibatasi oleh kawat loket. Pada saat pengecoran berlangsung
digunakan alat Vibrator untuk membantu beton agar agregat kasar dan halus dapat
menyatu, selain itu juga mengalirkan beton.
15.
Finishing Trowel
Pekerjaan ini dilakukan pada saat beton mendekati setting. Finish trowel
ini dilakukan dengan tujuan untuk memperhalus permukaan lantai beton yang
telah diberi floor hardener. Pelaksanaan floor hardener sendiri dilakukan setelah
30 menit / beton setting, dan dilaksanakan dengan system tabur. Komposisi yang
digunakan 5 kg / m dengan dua kali tabur dan dikontrol elevasinya sesuai shop
drawing. Proses penaburan dilakukan setelah relag selesai.
16.
Pemasangan Steryfoam
Setelah permukaan lantai mat foundation sudah mulai mengeras, maka
perlu dilakukan curing. Proses curing ini dilakukan dengan cara pemasangan
steryfoam pada permukaan beton agar perubahan suhunya tetap terjaga.
Pemasangan steryfoam ini bertujuan menghindari adanya retak thermal pada
permukaan beton akibat perubahan yang dihasilkan oleh suhu dalam beton dengan
suhu luar. Dalam hal ini steryfoam berfungsi sebagai filter antara suhu udara luar
dengan suhu dalam beton.
F.
Pakubuwono
view
Dewa
tering
Ponda
si
Ground
Anchor
Mat
Found
Sumur
Phizometer
M.E
Instalasi
Air
Bor
Pile
Balok
Sumur
Dewatering
Stuktur
Kolom
Sumur
Recharging
Core
Wall
Finishing
Instalasi
Listrik