Anda di halaman 1dari 15

PENGAPLIKASIAN PERPUSTAKAAN DIGITAL DI

UNIVERSITAS INDONESIA
(SISTEM INFORMASI MANAJEMEN)

Oleh :

ZIRMA JULIANDA
0711011128

FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2009

EXCUTIVE SUMMARY
Perpustakaan harus bisa bertransformasi dan ber-evolusi dari konsepnya yang
terbatas kearah keluasan dan kesempurnaan tugasnya. Karena tatanan dunia sekarang
menuntut adanya transformasi dan globalisasi meniscayakan penyatuan-penyatuan di
berbagai bidang kehidupan. Berbagai konsep tentang ekonomi dan politik berubah
seiring tuntutan era ini. Demikian pula dengan pendidikan.
Perkembangan perpustakaan sangat terlihat signifikan, hal ini ditandai dari
adanya perpustakaan tradisional dan kini menjdi perpustakaan digital. Perpustakaan
digital merupakan komponen penting yang dapat menunjang sistem pendidikan.
Perpustakaan digital yang memiliki banyak sumber pengetahuan, secara tidak
langsung dapat meningkatkan tingkat intelektualitas penggunanya. Perpustakaan
digital sebagai kesatuan sistem yang memiliki berbagai layanan dan obyek informasi,
mendukung pemakai yang membutuhkan obyek informasi tesebut melalui perangkat
digital atau elektronik.
Perpustakaan digital pun sekarang ini sangat bermanfaat di kalangan
mahasiswa, pengaplikasiaan Perpustakaan digital dikalangan tingkat universitas telah
dipakai di Universitas Indonesia. Perpustakaan Universitas Indonesia (UI)
meluncurkan penggunaan layanan perpustakaan berbasis digital di kampus UI Depok
untuk memperkaya koleksi artikel dan referensi perpustakaan digital, UI telah
berlangganan dengan 25 jenis online database yang dapat diakses semua sivitas
akademika UI melalui jaringan internet dan intranet.
Tujuan perpustakaan digital adalah untuk mempromosikan akses universal kepada
perpustakaan-perpustakaan

digital

dan

layanan-layanan

informasi,

Koleksi

perpustakaan digital tidak terbatas pada wakil-wakil dokumen, koleksinya mencakup


benda-benda (artifacts) digital yang tidak dapat diwakili dalam bentuk tercetak.

DAFTAR ISI
EXCUTIVE SUMMARY...........................................................................................1
DAFTAR ISI...............................................................................................................2

1. Pengertian.................................................................................................3
2. Perpustakaan Digital dan Perpustakaan Tradisional................................4
3. Manfaat Perpustakaan Digital..................................................................5
4. Keuntungan Adanya Perpustakaan Digital..............................................6
5. Faktor-faktor yang Perlu Dipertimbangkan dalam
Membangun Perpustakaan Digital...........................................................7
6. Hardware dan Software Pendukung Perpustakaan Digital UI............ .10
7. Perbandingan dengan Perpustakaan Digital di UNILA........................ 12

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................13
LAMPIRAN............................................................................................................14

PENGAPLIKASIAN PERPUSTAKAAN DIGITAL DI


UNIVERSITAS INDONESIA
1. Pengertian
Perpustakaan digital ( Inggris: digital library atau electronic library atau virtual
library) pertama kali diperkenalkan lewat proyek NSF/DARPA/NASA : Digital
Libraries Initiative pada tahun 1994(1), yaitu sebuah sistem yang memiliki berbagai
layanan dan obyek informasi yang mendukung pemakai yang membutuhkan obyek
informasi tesebut melalui perangkat digital atau elektronik perpustakaan

yang

mempunyai koleksi buku sebagian besar dalam bentuk format digital dan yang bisa
diakses dengan komputer melalui internet, pengguna sebuah perpustakaan digital
ditingkatkan dengan koneksi yang lebih luas. Perpustakaan digital mencakup lebih
banyak jenis media, menyediakan kegunaan dan layanan tambahan, dan mencakup
jenis-jenis lain dari siklus hidup informasi, dari penciptaan hingga penggunaan.
Perpustakaan Digital dapat dipandang sebagai bentuk baru lembaga informasi,
atau sebagai perluasan layanan- layanan yang disediakan perpustakaan. Jenis
perpustakaan ini berbeda dengan jenis perpustakaan konvensional yang berupa
dokumen, kumpulan buku tercetak, film mikro (microform dan microfiche), gambar,
multimedia, dan database dalam format, ataupun kumpulan kaset audio, video, dll. Isi
dari perpustakaan digital berada dalam suatu komputer server yang bisa ditempatkan
secara lokal, maupun di lokasi yang jauh, namun dapat diakses dengan cepat dan
mudah lewat jaringan komputer. Ketersediaan obyek informasi bisa langsung maupun
tidak langsung. Langsung artinya, obyek informasinya sudah berformat digital
sehingga dapat langsung diakses secara elektronik. Jika tidak langsung, obyek
informasinya bisa saja masih berupa buku atau kertas, namun metadatanya sudah
berformat elektronik yang dapat diakses secara elektronik.
Elemen-Elemen Umum Perpustakaan Digital yaitu perpustakaan digital bukan
entitas tunggal, perpustakaan Digital memerlukan teknologi untuk link ke sumber-

("http://id.wikipedia.org/wiki/Perpustakaan_digital")

sumber di lokasi-lokasi yang berbeda, hubungan-hubungan antara berbagai


perpustakaan digital dan layanan-layanan informasi jelas bagi para pengguna(2).
Tujuan perpustakaan digital adalah untuk

mempromosikan akses universal

kepada perpustakaan-perpustakaan digital dan layanan-layanan informasi, Koleksi


perpustakaan digital tidak terbatas pada wakil-wakil dokumen, koleksinya mencakup
benda-benda (artifacts) digital yang tidak dapat diwakili dalam bentuk
tercetak.

2. Perbedaan

Perpustakaan

Digital

dan

Perpustakaan

Tradisional
Dalam arti tradisional, perpustakaan adalah sebuah koleksi buku dan majalah.
Perpustakaan tradisional memandang perpustakaan sebagai tempat dalam arti fisik
dan ketersediaaan koleksi buku sebagai koleksi yang dominan memiliki informasi
yang disediakan kepada pengguna dimana jumlah kuantitas pemilikan informasi
menjadi ukuran status dan kualitas sebuah perpustakaan. Walaupun dapat diartikan
sebagai koleksi pribadi perseorangan, namun perpustakaan lebih umum dikenal
sebagai sebuah koleksi besar yang dibiayai dan dioperasikan oleh sebuah kota atau
institusi, dan dimanfaatkan oleh masyarakat yang rata-rata tidak mampu membeli
sekian banyak buku atas biaya sendiri. Perpustakaan tradisional terdiri dari kumpulan
koleksi tanpa catalog, sehingga pengguna sulit untuk mencari kembali koleksi yang
dibutuhkan. Tetapi, dengan koleksi dan penemuan media baru selain buku untuk
menyimpan

informasi,

banyak

perpustakaan

kini

juga

merupakan

tempat

penyimpanan dan atau akses ke map, cetak atau hasil seni lainnya, mikrofilm,
mikrofiche, tape audio, CD, LP, tape video dan DVD, dan menyediakan fasilitas
umum untuk mengakses gudang data CD-ROM dan internet.

Sedangkan, Perpustakaan Digital merupakan tempat penyimpanan segala jenis


informasi yang tidak terbatas pada format tertentu atau ruang secara fisik kemampuan
untuk menyediakan akses informasi yang efektif merupakan ukuran kualitas
perpustakaan, perpustakaan digital lebih unggul karena memiliki keunggulan dalam
2

Collection Management. London: Library Association Publishing.


hlm.32-34)

kecepatan pengaksesan karena berorientasi ke data digital dan media jaringan


komputer (internet). Oleh karena itu perpustakaan digital telah didefinisikan kembali
sebagai tempat untuk mengakses informasi dalam format apa pun. Isi dari
perpustakaan digital berada dalam suatu komputer server yang bisa ditempatkan
secara lokal, maupun di lokasi yang jauh, namun dapat diakses dengan cepat dan
mudah lewat jaringan komputer.

3. Manfaat Perpustakaan Digital


Secara umum manfaat perpustakaan adalah :
1. Menjadi media antara pemakai dengan koleksi sebagai sumber informasi
pengetahuan.
2. Menjadi lembaga pengembangan minat dan budaya membaca serta
pembangkit kesadaran pentingnya belajar sepanjang hayat.
3. Mengembangkan komunikasi antara pemakai dan atau dengan penyelenggara
sehingga tercipta kolaborasi, sharing pengetahuan maupun komunikasi ilmiah
lainnya.
4. Motivator, mediator dan fasilitator bagi pemakai dalam usaha mencari,
memanfaatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalaman.
5. Berperan sebagai agen perubah, pembangunan dan kebudayaan manusia.
6. Penyediaan program layanan informasi yang mampu memenuhi informasi
yang dibutuhkan oleh customer, baik sivitas akademika maupun masyarakat
umum.
7. Pengembangan SDM melalui penumbuhan budaya kerja dan sikap
profesional.
8. Penyediaan sumber informasi di bidang Seni, Sains, Teknologi, manajemen
dan bisnis serta humaniora sebagai rujukan sivitas akademika dan umum
menuju masyarakat produsen informasi.
9. Penyediaan media penyebarluasan informasi.
10. Mengkaji dan mengaplikasikan bentuk-bentuk kerjasama dengan berbagai
instansi baik dari dalam maupun luar negeri, yang memungkinkan untuk
memperoleh informasi bagi sivitas akademika dan masyarakat umum.

4. Keuntungan Adanya Perpustakaan Digital


Perpustakaan digital secara ekonomis lebih menguntungkan dibandingkan dengan
perpustakaan tradisional. Institusi dapat berbagi koleksi digital Koleksi digital dapat
mengurangi kebutuhan terhadap bahan cetak pada tingkat lokal, Penggunaannya akan
meningkatkan akses elektronik, nilai jangka panjang koleksi digital akan mengurangi
biaya berkaitan dengan pemeliharaan dan penyampaiannya.(3)

Adapun beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari perpustakaan digital,


adalah sebagai berikut:
1. Pengorganisasian buku-buku menjadi lebih mudah dalam bentuk digital dan
dapat disimpan dalam sebuah komputer dengan jumlah koleksi hingga ratusan
ribu.
2. Pencarian atau pengaksesan dapat dilakukan lebih cepat dan dapat langsung
dibaca.
3. Dapat diakses oleh siapa saja, kapan dan dimana saja.
4. Tidak membutuhkan banyak tenaga perpustakaan dan ruangan yang luas.
5. Dapat berbagi koleksi digital dengan perpustakaan lainnya melalui jaringan
internet.
6. Memudahkan otomatisasi proses di perpustakaan yang meliputi manajemen
koleksi perpustakaan, data peminjam, dan sirkulasi koleksi perpustakaan.
7. Untuk jangka panjang, koleksi digital dapat mengurangi biaya penggandaan,
pemeliharaan dan penyampaiannya.

(Chapman, Stephen and Anne R. Kenney. "Digital conversion of research library materials: A case for full
information capture". D-Lib Magazine. October 1996)

5. Faktor-faktor

yang

Perlu

Dipertimbangkan

dalam

Membangun Perpustakaan Digital


Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan untuk mendukung Perpustakaan Digital
adalah :
1. Anggaran
Keterbatasan dana untuk pembelian perangkat keras serta ketersiapan
sumberdaya manusia. Tidak setiap perpustakaan menyediakan dana yang cukup untuk
pembelian perangkat keras. Sedangkan untuk ketersiapan SDM, tidak semua SDM
perpustakaan fakultas memiliki penguasaan komputer yang memadai. Hambatan
muncul dari SDM yang tidak memiliki penguasaan komputer. Dana yang dibutuhkan
dalam pembangunan perpustakaan digital yang dapat disebutkan di sini antara lain
adalah biaya untuk pembelian server, converter, scanner, komputer serta biaya
pelatihan. Server yang handal tentu tidak murah. Perpustakaan paling tidak harus
menyediakan dana sebesar 10 juta rupiah. Demikian juga untuk converter, komputer,
serta scanner. Biaya yang juga perlu dikeluarkan adalah untuk menyelenggarakan
pelatihan.
2. Kesalahpahaman tentang otomasi perpustakaan.
Ada beberapa anggapan yang sebetulnya belum tentu benar adanya.
Anggapan yang pertama mengatakan bahwa biaya otomasi perpustakaan
sangat besar. Pengalaman telah menunjukkan bahwa dengan adanya otomasi
perpustakaan justru akan menghemat biaya. Penghematan tersebut dapat kita hitung,
misalnya, dalam pembuatan dan penyajian katalog. Apabila kita menerapkan sistem
manual yang standar, perpustakaan harus membuat paling tidak 5 katalog untuk setiap
judul buku. Masing-masing adalah katalog judul, pengarang, dan subyek untuk
kepentingan pemustaka agar mereka dapat akses melalui tiga titik akses tersebut. Dua
katalog lainnya adalah Shelf List Catalog atau katalog yang disusun menurut
judul/pengarang dan nomer panggil (call number) untuk kepentingan staf
perpustakaan. Dari gambaran di atas akan terbayang oleh kita berapa besar biaya yang
diperlukan untuk pembuatan katalog yaitu biaya untuk tenaga, kertas, tinta, dan rak
katalog dsb. Memang benar bahwa pembangunan otomasi perpustakaan memerlukan

investasi yang relative besar. Akan tetapi dengan adanya kemajuan teknologi
informasi sekarang ini dimana harga hardware cenderung turun dari waktu ke waktu
dan juga munculnya open source software yang dapat diunduh secara gratis untuk
kepentingan otomasi perpustakaan, maka biaya untuk otomasi perpustakaan dapat
semakin ditekan.
Anggapan

kedua

mengatakan

bahwa

kalau

nanti

semua

pekerjaan

perpustakaan diotomasikan, maka akan terjadi pengurangan tenaga bahkan


pengangguran staf perpustakaan. Pendapat ini menurut saya juga tidak tepat.
Sebetulnya kebanyakan pustakawan di Indonesia masih bekerja pada level standar
minimal atau bahkan dibawahnya. Mereka hanya melakukan pekerjaan- pekerjaan
seperti katalogisasi, klasifikasi, layanan sirkulasi, referensi dan layanan majalah
secara standar. Belum banyak staf perpustakaan mengembangkan layanannya seperti
layanan kesiagaan terkini (Current Awareness Service), penyusunan indek dsb.
Pendek kata masih banyak pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh pustakawan
tetapi belum dilaksanakan karena waktunya sudah habis tersita dalam pelayanan rutin.
3. Kurangnya staf yang terlatih.
Kurangnya staf yang terlatih biasanya menjadi kendala yang menghambat
pengembangan otomasi perpustakaan. Pembangunan otomasi perpustakaan paling
tidak harus mempunyai staf yang mampu mengoperasikan komputer (operator),
bahkan kalau perlu mempunyai tenaga ahli. Banyak perpustakaan yang sampai saat
ini masih menjadi tempat pembuangan. Artinya apabila ada staf yang susah untuk
dibina biasanya pemimpim akan memindahkan staf tersebut ke perpustakaan. Hal
inilah yang dapat menyebabkan terhambatnya pengembangan perpustakaan termasuk
dalam membangun otomasi perpustakaan. Keadaan seperti itu di perpustakaan
perguruan

tinggi

sudah

mulai

ditinggalkan.

Mudah-mudahan

perpustakaan

umum/daerah dan perpustakaan sekolah akan mengikutinya. Berkaitan dengan staf


yang menangani otomasi perpustakaan sebetulnya tidak harus punya keahlian yang
terlalu tinggi tentang komputer, tetapi cukup dengan staf yang mempunyai semangat
dan kemauan yang tinggi untuk belajar tentang hal-hal yang baru. Biasanya staf yang
demikian adalah staf yang muda. Tentang pelatihan, pada umumnya, penyedia
software akan menjual programnya beserta pelatihannya.

4. Kurangnya dukungan dari pihak pimpinan.


Dukungan pimpinan merupakan hal yang sangat strategis dalam membangun
otomasi perpustakaan. Tanpa dukungan pimpinan yang memadai rencana otomasi
perpustakaan tidak akan berhasil dengan baik. Dukungan tersebut dapat berupa dana,
pengembangan staf, dan dukungan moril.
5. Input data
Proses input data biasanya juga menjadi kendala dalam membangun otomasi
perpustakaan. Apalagi kalau jumlah koleksi perpustakaan sudah besar tentu akan
memakan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Agar proses input data dapat lancar dan
tidak perlu dana besar serta tidak mengganggu layanan perpustakaan, sebaiknya pada
permulaan pelaksanaan otomasi perpustakaan tetap menjalankan dua sistem yaitu
sistem manual dan sistem otomasi. Input data dimulai dari buku-buku baru, kemudian
buku yang sering dipakai, dan kalau waktunya longgar baru input data buku yang lain.
Setelah jumlah data yang dimasukkan dianggap pantas untuk dilayankan sebaiknya
secepatnya dilakukan layanan sirkulasi dengan komputer. Dengan cara demikian, saya
yakin akan memperlancar proses pelaksanaan otomasi perpustakaan.

6. Hardware dan Software Pendukung Perpustakaan Digital UI


6.1 Perangkat Keras (Hardware)
Perangkat keras atau hardware merupakan komponen fisik yang dapat dilihat dan
dirasakan. Perangkat keras yang dimaksud

adalah peralatan elektronik yang

digunakan untuk memperlancar kerja pustakawan, yaitu Untuk server 1 unit


komputer, katalogisasi 1 unit PC, sirkulasi 1 unit, dan OPAC 1 unit. Disamping itu
juga diperlukan perangkat Scanner 2 unit. komputer beserta alat-alat pendukung
lainnya. Sistem kerja komputer dilengkapi dengan bagian input device dan output
devices.
a) Input Device
Input device menyediakan sarana untuk pengiriman informasi kedalam sistem
komputer sehingga harus memiliki kemampuan untuk mengonversi karakter-karakter

yang diinginkan kedalam kode-kode biner yang perlu. Sarana input device yang
termasuk dalam kategori ini dan biasanya digunakan di perpustakaan antara lain:
Keyboard, mouse, barcodes, dan scanner.
b) Output Device
Output device digunakan untuk menampilkan hasil pengolahan data baik
berupa video, audio maupun dokumen tercetak. Sarana yang termasuk dalam output
device dan biasanya digunakan di perpustakaan antara lain: Monitor, printer, dan
speaker.
6.2 Perangkat Lunak (Software)
Perangkat lunak atau software merupakan program-program komputer yang berguna
untuk menjalankan suatu pekerjaan sesuai dengan yang

dikehendaki. Program

tersebut ditulis dengan bahasa khusus yang dimengerti oleh komputer. Software
mengalami perkembangan yang begitu pesat seiring dengan kebutuhan manusia akan
alat bantu pekerjaan, begitu juga di bidang perpustakaan. Software perpustakaan ada
yang dikembangkan dan

didistribusikan secara gratis dan ada yang berbayar.

Software perpustakaan yang telah digunakan antara lain: CDS/ISIS, Openbiblio,


Winisis, SIMPUS, Ganesha Digital Library (GDL), SIPUS V-0.14.
Peranti lunak pendukung perpustakaan digital yang dimiliki oleh Universitas
Indonesia diberi nama Lontar (Library Automation and Digital Archive). Sistem
perpustakaan UI ini lebih menyeluruh. Idenya adalah bagaimana membuat one stop
deskstop application yang bisa mengelola seluruh urusan perpustakaan, yang bisa
digunakan oleh para peminjam buku sendiri maupun para pustakawan.

Lontar adalah software perpustakaan yang menggabungkan beberapa konsep


dalam evolusi perkembangan sistem informasi perpustakaan (LIS), yaitu otomasi
perpustakaan (Library Automation), sistem distribusi perpustakaan (Distributed
Library System), dan perpustakaan digital (Digital Library). Sistem ini mencakup
bagian-bagian yang ada pada perpustakaan konvensional, yakni pengadaan,
pengolahan, sirkulasi, dan OPAC (Online Public Access Catalog).

Software pendukung applikasi digital library

Pengadaan merupakan bagian yang bertanggung jawab mengadakan koleksi


baru berdasarkan permintaan pengguna atau berdasarkan mekanisme yang telah
ditentukan. Pengolahan merupakan bagian di mana koleksi baru akan diproses untuk
dibuat katalog. Bagian sirkulasi mengelola proses peminjaman-pengembalian koleksi
dan proses keanggotaan. Sedangkan OPAC yang dibuat berbasis web memungkinkan
setiap orang mencari koleksi perpustakaan dari mana saja, kapan saja, secara
bersamaan. Para pengguna perpustakaan juga bisa mendaftarkan dirinya secara realtime dalam antrian jika koleksi yang dicari sedang dipinjam pengguna yang lain.
Permintaan semacam itu bisa dilakukan melalui fitur halaman pribadi pengguna (My
Library) yang hanya bisa diakses menggunakan login dan password sendiri.
Software ini juga menerapkan konsep Information Retrieval System sebagai
metode pencarian informasi koleksi yang dibutuhkan pengguna perpustakaan pada
OPAC. Karena itu, sistem ini bisa menjadi semacam asisten digital yang bisa
memberikan advis-advis mengenai dokumen yang mirip dengan yang sedang dicari.
Lontar dikembangkan sebagai upaya mengoptimalkan manajemen perpustakaan
dengan memanfaatkan teknologi komputer. Software ini dibuat dengan
menggunakan bahasa pemrograman JAVA(TM) 2 SE dan Java Server Pages (JSP),
Hibernate 2.0 sebagai ORMapper, Jasperreport-0.4.6 sebagai tools laporan, AXIS 1.1
sebagai Web Services dan Web Server Jetty 4.2.12. Agar efektif dan bisa
diimplementasikan, Lontar dikembangkan berdasarkan karakteristik perpustakaan
yang ada di UI, di mana masing-masing fakultas memiliki perpustakaan ditambah
sebuah perpustakaan pusat. Dengan sistem ini, setiap perpustakaan akan terintegrasi
sehingga bisa saling berbagi (sharing) informasi koleksi yang dimilikinya. Dari segi
keilmuan tentang perpustakaan, software ini mendapatkan evaluasi dari setiap kepala
perpustakaan di UI dan masukan-masukan dari tenaga perpustakaan, apalagi ada
jurusan Ilmu Perpustakaan di Fakultas Ilmu Budaya. Dari segi server, digunakan
Debian Depok (DeDe).

7. Perbandingan dengan Perpustakaan Digital di UNILA


Unila juga mulai memasuki era cyber kampus dengan perpustakaan digital. Unit
Pelaksana Teknis (UPT) Perpustakaan Universitas Lampung (Unila) bakal
meluncurkan perpustakaan digital (digital library). Perpustakaan digital ini mampu
memenuhi kebutuhan pengguna jasa perpustakaan dengan mudah. Sebab,
perpustakaan ini dapat diakses komputer dengan mudah dari mana pun dan kapan
pun. Seprti halnya internet melalui perpustakaan ini pengguna bisa memperoleh
informasi yang dibutuhkan. Namun, jika di internet hanya bisa memperoleh
bibliografi, pada digital library bisa memperoleh informasi full text atau setidaknya
abstrak. Tetapi, untuk sementara ini informasi yang tersedia pada digital library hanya
karya ilmiah seperti tesis, desertasi atau tugas akhir. Untuk memperoleh full text,
dikenai pembayaran.

DAFTAR PUSTAKA
Dailey, M.T. Digital Library: from Feasibility to Funding. (Online).
(http://studentsorgs.utexas.edu/heaspa/library/it1.htm. Diakses 10 Oktober 2005).
"http://www.lib.ui.ac.id/defs/indomarc/marcl
Strategic Plan 1999-2005 & Action for 1999. (1999). (Online).
(http://www.anu.edu.au/caul-doc/strpln99final.html, Diakses 21 Maret 2006).
www.kompas.com/kompas-cetak/0205/15dikbud/perp09
Hasibuan,Zaenal. A. 2005. Pengembangan Perpustakaan Digital : Studi
Kasus perpustakaan Universitas Indonesia
http://www.unila.ac.id/
Management Information Systems with MISource 2007, 8th ed James A. O'Brien, and
George Marakas

Lampiran 1
DAFTAR BEBERAPA SOFTWARE PUSDOKINFO YANG DIGUNAKAN DI INDONESIA
No. Nama Software
(Dibuat sejak
tahun)

Perancang/
Kontak

Fungsi/Fitur dan platform

Pengguna

GLIS Library
Software (2003)

LONTAR (2006) Perpustakaan


Sistem Otomasi Perpustakaan
Universitas
berbasis web
Indonesia
ATHENAEUM
Sumware
Katalog, Sirkulasi, laporan, dsb.
LIGHT versi
consulting, New
Indonesia
Zealand Developer
[modifikasi]:Didik
Witono.
d_witono@yahoo.c
om
FREELIB (2003) Eru Gunawan dkk Manajemen perpustakan, OPAC,
(eruguna@yahoo.co Mysql, Apache PHP, Windows,
m)
Linux
NEW SPEKTRA Team New
Pengolahan, Sirkulasi, OPAC,
(1999)
SPEKTRA
Laporan
(Perpustakaan UK
Petra) Teady Matius
(teady@peter.petra.
ac.id)
LASER 2.0 (Akhir Muhammadiyah
Pengolahan, Sirkulasi,
2001)
Digital Library
Administrasi, Laporan, OPAC.
Research Group - MySQL database, PHP, Apache
Universitas
Web server.
Muhammadiyah
Malang
IONC = IsisOnline Eko Junaedy/
Aplikasi berbasis web untuk mengon CD (2005)
Ruhimat (JPLH)
online-kan Database CDS/ISIS
(r_iim@yahoo.com) dengan CD/DVD
xIGLOO
Hendro Wicaksono Aplikasi berbasis web untuk mengonline-kan Database CDS/ISIS
dengan tambahan fitur sirkulasi

Perpustakaan UI Jakarta dan beberapa


perpustakaan lain

SIPISIS (versi
DOS sejak 1995
dan versi
Windows sejak
2002). MySIPISIS
(SIPISIS berbasis
Web, 2007)

IPB dan lebih 150 perpustakaan lain (DOS)


dan lebih70 perpustakaan (Windows), 6
perpustakaan (versi web)

10 OPENBOOK

Arif Rifai Dwiyanto Pengadaan, Pengolahan, Sirkulasi., Perpustakaan Politeknik Negeri Bandung,
ard@pengetahuan.o Pencatatan pengunjung, pelaporan, Komisi Aids Kementrian BudPar (2005)
rg
berbasis Web, Open Source.

Tim SIPISIS
Perpustakan IPB
kerjasama dengan
PT beIT
(kontak@mysipisis.
com)

Pengolahan, Sirkulasi, OPAC,


pencatatan pengunjung, Copy
Cataloguing, cek status dan
perpanjang pinjaman via internet,
WINISIS dengan MySQL,
Windows/Linux. Support RFID.

UNIKOM Bandung OPAC, Katalog dan sirkulasi


dikembangkan dari
OpenBook
OpenSource Library
System
11 NCI BOOKMAN PT NCI
Pengolahan, Sirkulasi, OPAC,
pencetakan barcode, dll.

Perpustakaan Univ.Paramadina, LSM dan


pribadi Perpustakaan Umum Kebumen,
sejumlah perpustakaan sekolah

Freedom Institute

Univ Kristen Petra dan lebih 30 perpustakaan


lain yang tersebar di tanah air

Perpustakaan Universitas Muhammadiyah


Malang dan sejumlah perpustakaan lain

Perpustakaan dalam Jaringan Perpustakaan


Lingkungan Hidup
Perpustakaan Diknas dan beberapa
perpustakaan lain di Jakarta

UNIKOM Bandung

JIP FIB UI dan sejumlah perpustakaan lain di


Indonesia

Anda mungkin juga menyukai