Prosedur tetap untuk serah terima jenazah kepada pihak keluarga
1. Untuk menstandarisasi proses serah terima jenazah dari proses pasien dinyatakan meninggal sampai pasien dibawa oleh pihak keluarga 2. Untuk mencegah penularan penyakit yang ditimbulkan oleh jenazah yang memiliki penyakit menular , kepada petugas, keluarga, dan yang kontak dengan jenazah 1. UU No.23 Tahun 1992 tentang kesehatan 2. Buku Pedoman Infeksi Nosokomial Tahun 2001 3. UU No.1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja 4. SK Direktur Tim PPI dan Komite PPI 5. Buku Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit I. JENASAH KHUSUS 1. Penanggunga jawab ruangan/ Ka Ruangan/ Pengamat, melaporkan bahwa di ruangan ada pasien meninggal dengan penyakit infeksi/menular ke bagian sanitasi/PPI 2. Petugas penanggung jawab ruangan membersihkan jenazah dan menutup semua lubang dengan kapas agar kotoran tidak keluar 3. Jenasah dimasukkan kedalam plastik jenasah 4. Petugas penanggung jawab ruangan menulis identitas jenasah dan diikatkan dibagian kaki jenasah 5. Petugas kamar jenasah menyiapkan keranda jenasah khusus dan perlengkapan yang diperlukan 6. Penanggung jawab ruangan / Ka Ruangan menyiapkan jenasah dan kelengkapan surat kematian yang ditanda tangani oleh dokter DPJP atau dokter jaga 7. Petugas IPSRS/ Sanitasi/ PPI/ Petugas Kamar jenasah, datang keruangan tersebut untuk melakukan penyemprotan desinfektan 8. Petugas kamar jenasah: a. Dengan keranda jenasah khusus, jenasah dibawa oleh petugas kamar jenasah ke ruang jenasah dilengkapi surat kematian b. Jenasah disemayamkan di ruang jenasah minimal 2 jam setelah dinyatakan meninggal oleh DPJP atau dokter jaga
II.
Unit terkait
c. Bila jenasah diambil sebelum 2 jam disemayamkan, pihak
keluarga harus mengisi informed consent d. Jenasah diserahkan kepada keluarga setelah proses administrasi selesai e. Keluarga menandatangani bukti penyerahan jenasah atau berita acara, tanda tangan dan nama jelas di buku kamar jenasah f. Bila keluarga menghendaki untuk dilakukan pemulasaran jenasah, maka petugas akan menghubungi tempat pemulasaran jenasah g. Jenasah tidak boleh lebih lama dari 8 jam berada di RSABL h. Petugas menjelaskan bahwa jenasah memiliki penyakit yang menular dan diminta untuk petugas pemulasaran jenasah agar berhati-hati dan menggunakan APD dengan benar kemudian jenasah di serah terimakan ke bagian pemulasaran jenasah i. Serah terima jenasah di catat di buku kamar jenasah dan ditanda tangani j. Bila dam waktu 2x24 jam tidak ada keluarga yang mengurus, maka pihak Rumah Sakit akan melaporkan ke dinas sosial, dan pihak kepolisian kemudian jenasah akan dipindahkan ke RSUAM untuk disimpan di lemari pendingin. JENASAH BIASA 1. Penanggung jawab ruangan/ Ka Ruangan melaporkan ke petugas kamar jenasah bahwa di ruangan ada yang meninggal 2. Petugas kamar jenasah menyediakan keranda jenasah 3. Penanggung jawab ruangan/ Ka Ruangan menyiapkan jenasah untuk dibawa ke ruang jenasah dilengkapi dengan surat kematian yang ditandatangani oleh dokter jaga atau DPJP 4. Jenasah disemayamkan diruang jenasah minimal 2 jam setelah dinyatakan meninggal oleh dokter jaga atau DPJP 5. Bila jenasah diambil sebelum 2 jam disemayamkan, pihak keluarga harus mengisi informed consent 6. Jenasah di serahterimakan kepada keluarga setelah proses administrasi selesai 7. Keluarga menandatangani bukti penyerahan jenasah atau berita acara, tanda tangan dan nama jelas di buku kamar jenasah 8. Bila keluarga menghendaki mobil ambulance jenasah, petugas kamar jenasah akan menghubungi petugas ambulance 9. Bila dalam waktu 2x24 jam tidak ada keluarga yang mengurus, maka pihak rumah sakit akan melaporkan ke dinas sosial, dan pihak kepolisian, dan kemudian jenasah akan dipindahkan ke RSUAM untuk disimpan di lemari pendingin.