Anda di halaman 1dari 8

Manajemen Layanan Keperawatan

1. Konsep Manajemen Keperawatan


Menurut Grant dan Massey (Nursalam 2011) bahwa manajemen adalah suatu
pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan organisasi.
Manajemen tersebut terdiri dari planning, organizing, actuating, controlling terhadap
staf, sarana, dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi sedangkan managemen
keperawatan adalah proses bekerja melalui staf keperawatan untuk memberikan
asuhan keperawatan secara profesional.
Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai
satu metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara profesional. Sama halnya dengan
proses keperawatan, di dalam manajemen keperawatan ada beberapa proses yang
harus dilewati yaitu pengumpulan data, identifikasi masalah, perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi hasil (Nursalam, 2011).
Menurut Marquis dan Houston (2002), fungsi manajemen adalah sebagai
berikut :
a. Perencanaan (Plannning)
Perencanaan dapat didefinisikan sebagai upaya memutuskan apa yang akan
dilaksanakan, siapa yang melakukan dan bagaimana, kapan, dan dimana hal
tersebut dilakukan. Perencanaan merupakan fungsi yang dituntut dari semua
manajer sehingga tujuan dan kebutuhan individu maupun organisasi dapat
terpenuhi.
Terdapat banyak tipe perencanaan dan sebagian besar organisasi membuat
rencana dalam bentuk hierarki. Berikut dijelaskan hierarki perencanaan :
1) Tujuan atau pernyataan misi
Tujuan atau pernyataan misi adalah pernyataan singkat yang
mengidentifikasi alasan keberadaan organisasi dan tujuan serta fungsi

organisasi dimana depan. Pernyataan tersebut memuat kontituen organisasi


dan menempatkan organisasi sesuai etika, prinsip dan standar praktik.
2) Pernyataan filosofi organisasional
Filosofi diambil dari pernyataan tujuan atau misi dan menggambarkan
perangkat nilai dan keyakinan yang mengarahkan semua tindakan
organisasional. Filosofi menjadi dasar yang mengarahkan semua perencanaan
selanjutnya sesuai misi tersebut. Tuck dkk (2000) menyatakan bahwa nilai
dan prinsip yang berasal dari filosofi menjadi parameter pengambilan
keputusan untuk menentukan hal yang sangat penting bagi organisasi.
3) Tujuan umum dan tujuan khusus
Tujuan umum dan tujuan khusus merupakan akhir perjalan organisasi.
Tujuan umum dapat didefinisikan sebagai hasil yang diinginkan melalui
usaha yang dilakukan secara terarah. Tujuan umum, seperti filosofi dan nilai,
berubah sejalan dengan waktu serta memerlukan evaluasi ulang dan
penetapan prioritas secara periodik.
Meskipun maknanya cukup global, tujuan umum harus dapat diukur
dan ambisius, tetapi realistis. Tujuan umum juga harus secara jelas
menggambarkan produk akhir. Jika tujuan tidak jelas, kesalahpahaman kecil
dapat menjadi rumit dan komunikasi terganggu.
Tujuan khusus sama dengan tujuan umum, yang memotivasi orang
menuju akhir yang spesifik dan jelas, dapat diukur, dapat diobservasi atau
dapat diulang dan dapat dicapai. Akan tetapi, tujuan khusus lebih spesifik dan
dapat

diukur

dibandingkan

tujuan

umum

karena

tujuan

khusus

mengidentifikasi bagaimana dan kapan tujuan umum dapat tercapai.


4) Kebijakan dan prosedur
Kebijakan adalah rencana dalam bentuk pernyataan atau instruksi yang
mengarahkan

organisasi

dalam

pengambilan

keputusan.

Pernyataan

komprehensif

organisasi

dalam

pengambilan

keputusan.

Pernyataan

komprehensif ini diambil dari filosofi, tujuan umum dan tujuan khusus yang

dimiliki organisasi. Kebijakan menjelaskan pencapaian tujuan umum dan


menuntun kegiatan secara umum dan lingkup aktivitas organisasinya.
Kebijakan juga mengarahkan perilaku individu sesuai misi organisasi dan
mendefinisikan batasan yang luas dan hasil yang diinginkan dari situasi yang
biasa terjadi berulang, sekaligus memberi kebebasan dan inisiatif pada
pelaksanaan kebijakan tersebut.
Prosedur adalah rencana yang menghasilkan metode lazim atau mudah
diterima dalam melaksanakan tugas spesifik dalam bentuk urutan langkah
suatu tindakan. Prosedur mengidentifikasikan prosedur atau langkah yang
dibutuhkan untuk mengimplementasikan kebijakan dan biasanya terdapat
pada manual ditingkat organisasi. Penyusunan prosedur harus berhubungan
erat dengan perencanaan karena perencanaan merupakan landasan semua
prosedur tanpa memandang letak penyusunannya.
5) Aturan
Aturan atau regulasi adalah rencana yang membatasi tindakan spesifik
atau sesuatu yang bukan tindakan sebagai bagian pernyataan kebijakan dan
prosedur. Aturan menjelaskan situasi yang memungkinkan hanya satu pilihan
tindakan.
b. Pengorganisasian (Organization)
Huber (2006) menyatakan bahwa pengorganisasian adalah fungsi
manajemen yang berhubungan dengan mengalokasi dan mengatur sumber
daya untuk menyelesaikan tujuan umum yang ingin dicapat. Pada fase
pengorganisasian hubungan ditetapkan, prosedur diuraikan, perlengkapan
disiapkan dan tugas diberikan. Setiap organisasi memiliki struktur
organisasi yang mengacu pada bagaimana suatu kelompok dibentuk, jalur
komunikasi dan caranya mengatur otoritas dalam pengambilan keputusan.
c. Pengarahan (Actuating)

Fungsi pengarahan selalu berkaitan erat dengan perencanaan kegiatan


keperawatan diruang rawat inap dalam rangka menugaskan perawat untuk
melaksanakan mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Douglas dalam Swanburg (2000) menyatakan bahwa ada dua belas
aktivitas teknis yang berhubungan dengan pengarahan yaitu :
1) Merumuskan tujuan perawatan yang realistis untuk pelayanan
keperawatan, pasien dan perawat pelaksana
2) Memberikan prioritas utama untuk kebutuhan klien sehubungan
3)
4)
5)
6)

dengan tugas-tugas perawat pelaksana


Melaksanakan koordinasi untuk efisiensi pelayanan
Mengidentifikasi tanggung jawab dari perawat pelaksana
Memberikan perawatan yang berkesinambungan
Mempertimbangkan kebutuhan terhadap tugas-tugas dari perawat

pelaksana
7) Memberikan kepemimpinan untuk perawat dalam hal pengajaran,
konsultasi dan evaluasi
8) Mempercayai anggota
9) Menginterpretasi protokol
10) Menjelaskan prosedur yang harus diikuti
11) Memberikan laporan ringkas dan jelas
12) Menggunakan proses kontrol manajemen
d. Pengendalian (Controlling)
Pengendalian adalah suatu fungsi yang terus menerus dari manajemen
keperawatan yang terjadi selama perencanaan, pengorganisasian dan
pengendalian aktivitas. Melalui proses ini standar dibuat kemudian
digunakan, ikuti umpan balik yang menimbulkan perbaikan (Swansburg,
2000).
Robins & Coulter (2007) menyatakan bahwa fungsi ini adalah fungsi
yang terakhir didalam manajemen dan fungsi memantau dan mengevaluasi
setiap kegiatan yang telah berjalan sesuai dengan tujuan yang telah
direncanakan dan memantau kinerja stafnya, kinerja tersebut kemudian
dibandingkan dengan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Apabila
kinerja tersebut menyimpang, maka fungsi manajemen yang lain diperiksa

kembali. Proses pengendalian ini meliputi memantau, membandingkan dan


mengoreksi.
2. Fungsi Manajemen Terkait dengan Pasien Safety : High Alert
a.

Pengertian
Obat yang Perlu Diwaspadai (High-Alert Medications) adalah sejumlah obat-

obatan yang memiliki risiko tinggi menyebabkan bahaya yang besar pada pasien jika
tidak digunakan secara tepat (drugs that bear a heightened risk of causing significant
patient harm when they are used in error (ISMP - Institute for Safe Medication
Practices).
Obat yang Perlu Diwaspadai (High-Alert Medications) merupakan obat yang
persentasinya tinggi dalam menyebabkan terjadinya kesalahan / error dan / atau
kejadian sentinel (sentinel event), obat yang berisiko tinggi menyebabkan dampak
yang tidak diinginkan (adverse outcome) termasuk obat-obat yang tampak mirip
(Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip / NORUM, atau Look-Alike Sound-Alike /
LASA), termasuk pula elektrolit konsentrasi tinggi.
Jadi, obat yang perlu diwaspadai merupakan obat yang memerlukan
kewaspadaan tinggi, terdaftar dalam kategori obat berisiko tinggi, dapat menyebabkan
cedera serius pada pasien jika terjadi kesalahan dalam penggunaan.
b. Tujuan
1. Memberikan pedoman dalam manajemen dan pemberian obat yang perlu
diwaspadai (high-alert medications) sesuai standar pelayanan farmasi dan
keselamatan pasien rumah sakit.
2. Meningkatkan keselamatan pasien rumah sakit
3. Mencegah terjadinya sentinel event atau adverse outcome

4.

Mencegah terjadinya kesalahan / error dalam pelayanan obat yang perlu

5.

diwaspadai kepada pasien


Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.

c. Daftar Obat yang perlu diwaspadai


Obat yang perlu diwaspadai dapat dibedakan menjadi :
1. Kelompok obat yang memiliki rupa mirip (Look-Alike)
2. Kelompok obat yang memiliki nama mirip (Sound-Alike)
3. Kelompok obat elektrolit konsentrasi tinggi
d. Pemberian Obat yang Perlu Diwaspadai (High-Alert) di Ruang Perawatan
1.

Sebelum perawat memberikan obat high alert kepada pasien maka perawat lain
harus melakukan pemeriksaan kembali (double check) secara independen :

a)

Kesesuaian antara obat dengan rekam medik/instruksi dokter.

b)

Ketepatan perhitungan dosis obat.

c)

Identitas pasien.

2. Obat high alert infus harus dipastikan :


a) Ketepatan kecepatan pompa infus (infuse pump).
b) Jika obat lebih dari satu, tempelkan label nama obat pada syringe pump dan di
setiap ujung jalur selang.
3. Obat high alert elektrolit konsentrasi tinggi harus diberikan sesuai perhitungan
standar yang telah baku, yang berlaku di semua ruang perawatan.
4. Setiap kali pasien pindah ruang rawat, perawat pengantar menjelaskan kepada
perawat penerima pasien bahwa pasien mendapatkan obat high alert, dan
menyerahkan formulir pencatatan obat.
5. Dalam keadaan emergency yang dapat menyebabkan pelabelan dan tindakan
pencegahan terjadinya kesalahan obat high alert dapat mengakibatkan tertundanya
pemberian terapi dan memberikan dampak yang buruk pada pasien, maka dokter

dan perawat harus memastikan terlebih dahulu keadaan klinis pasien yang
membutuhkan terapi segera (cito) sehingga double check dapat tidak dilakukan,
namun sesaat sebelum memberikan obat, perawat harus menyebutkan secara
lantang semua jenis obat yang diberikan kepada pasien sehingga diketahui dan
didokumentasikan dengan baik oleh perawat yang lainnya.
Fungsi manajemen terkait Pasien Safety : High Alert adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan dapat didefinisikan sebagai upaya memutuskan apa yang akan
dilakukan, siapa yang melakukan dan bagaimana, kapan, dan dimana hal tersbut
dilakukan. Kegiatan yang diputuskan yaitu melakukan manajemen penempatan
obat high alert. Tahap awal yang harus dilakukan ialah mengobservasi
penempatan obat high alert. Setelah diobservasi ditentukan bagaimana prosedur
pelaksanaan penyimpanan obat high alert.
1. Penyiapkan obat yang perlu diwaspadai (High Alert) di Ruang Perawatan
Penyiapan dan pemberian obat kepada pasien yang perlu diwaspadai termasuk
elektrolit konsentrasi tinggi harus memperhatikan kaidah berikut :
a) Setiap pemberian obat menerapkan PRINSIP 7 BENAR
b) Pemberian elektrolit pekat harus dengan pengenceran dan penggunaan label
khusus.
c) Pastikan pengenceran dan pencampuran obat dilakukan oleh orang yang
berkompeten.
d) Pisahkan atau beri jarak penyimpanan obat dengan kategori LASA
e) Tidak menyimpan obat kategori kewaspadaan tinggi di meja dekat pasien
tanpa pengawasan.

f) Biasakan mengeja nama obat dengan kategori obat LASA / NORUM (Look
Alike Sound Alike = Nama Obat RUpa Mirip), saat memberi / menerima
instruksi
b. Pengorganisasian (Organization)
Pada fase pengorganisasian hubungan ditetapkan, prosedur diuraikan,
perlengkapan disiapkan dan tugas diberikan. Setiap organisasi memiliki struktur
organisasi yang mengacu pada bagaimana suatu kelompok dibentuk, jalur
komunikasi dan caranya mengatur otoritas dalam pengambilan keputusan.
c. Pengarahan (Actuating)
Dalam fungsi pengarahan yaitu menugaskan perawat untuk menerapkan
keamanan obat yang perlu diwaspadai khususnya obat higt alert. Pengarahan
dilakukan melalui saling memberi motivasi, membantu pemecahan masalah,
melakukan pendelegasian, menggunakan komunikasi yang efektif dan koordinasi.
d. Pengontrolan (Controlling)
Dalam fungsi hal yang dilakukan ialah memantau dan mengevaluasi apakah
tindakan penempatan keamanan obat yang perlu diwaspadai khususnya obat high
alert telah dilaksanakan atau tidak.

Anda mungkin juga menyukai