Anda di halaman 1dari 11

Diagnosa banding

1. KEP
Kurang energi protein (KEP) adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan rendahnya
konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka
kebutuhan gizi (AKG).
Di Indonesia, klasifikasi dan istilah yang digunakan sesuai dengan hasil Lokakarya
Antropometri Gizi:
1. KEP ringan bila berat badan menurut umur (BB/U) = 80-70% baku median WHONCHS dan/atau berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) = 90-80% baku median
WHO-NCHS
2. KEP sedang bila berat badan menurut umur (BB/U) = 70-60% baku median WHONCHS dan/atau berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) = 80-70% baku median
WHO-NCHS
3. KEP ringan bila berat badan menurut umur (BB/U) = < 60% baku median WHONCHS dan/atau berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) < 70% baku median WHONCHS
Manifestasi Klinis
KEP berat secara klinis terdapat 3 tipe yaitu kwashiorkor, marasmus, dan marasmikkwashiorkor. KEP ringan atau sedang disertai edema yang bukan karena penyakit lain
disebut KEP berat tipe kwashiorkor.
a. KEP berat tipe kwashiorkor

Edema, umumnya seluruh tubuh dan terutama pada kaki (dorsum pedis)
Wajah membulat dan sembab
Pandangan mata sayu
Rambut tipis, kemerahan seperti warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa rasa

sakit, rontok
Perubahan status mental: cengeng, rewel, kadang apatis
Pembesaran hati
Otot mengecil (hipotrofi), lebih nyata bila diperiksa pada posisi berdiri atau duduk
Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi

coklat kehitaman dan terkupas (crazy pavement dermatosis)


Sering disertai: infeksi, anemia, diare.

b. KEP berat tipe marasmus

Tampak sangat kurus, hingga tulang terbungkus kulit


Wajah seperti orang tua
Cengeng, rewel

Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada
Perut cekung
Sering disertai: penyakit kronik, diare kronik.

c. KEP berat tipe marasmik-kwashiorkor


Gambaran klinik merupakan campuran dari beberapa gejala klinik kwashiorkor dan
marasmus, dengan BB/U < 60% baku median WHO-NCHS disertai edema yang tidak
mencolok.
Pada setiap penderita KEP berat, selalu periksa adanya gejala defisiensi nutrien mikro yang
sering menyertai seperti xerophthalmia (defisiensi vitamin A), anemia (defisiensi Fe, Cu,
vitamin B12, asam folat), stomatitis (vitamin B, C).
Arisman W. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC, 2004.h.56-9
Diagnosis Kerja : Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)
Diagnosis defisiensi yodium harus lebih dilihat sebagai diagnosis kelompok,
komunitas, atau populasi ketimbang sebagai hasil penilaian pada tingkat perorangan.
Meskipun pengukuran yang relevan dilakukan pada sejumlah orang, namun data yang
digunakan untuk menginterpretasikan status GAKY adalah data yang dirangkum dari
kelompok. Kita ketahui dengan baik bahwa variasi biologi dapat terjadi pada kadar iodium
dalam urine orang yang berbeda sebagai akibat dari tingkat hidrasi yang beragam. Kita juga
mengetahui bahwa cenderung terdapat variasi antar pemeriksa ketika terdapat lebih dari satu
pemeriksa yang meraba kelenjar tiroid pada sekelompok orang. Untuk mengurangi efek
variasi pengamat antar/intra-individual, diperlukan ukuran sampel yang cukup besar dan
pelatihan pemeriksa yang baik untuk menghasilkan estimasi angka prevalensi yang valid.
Gibney MJ, Margetts BM, Kearney JM, Arab L. Gizi kesehatan masyarakat. Dalam:
Widyastuti P, Hardiyanti EA, editor. Jakarta: EGC; 2009. 263-75.
Etiologi
Penyebab masalah gizi secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
penyebab primer

dan

penyebab sekunder. Penyebab primer disebabkan oleh

ketidakseimbangan antara asupan dan kebutuhan. Apabila asupan lebih besar dibandingkan
dengan kebutuhan kebutuhan maka akan terjadi kelebihan gizi, hal yang sebaliknya terjadi
dengan

defisiensi

zat

gizi.

Sedangkan

penyebab

sekunder

disebabkan

karena

ketidakmampuan tubuh untuk menggunakan zat gizi yang ada, antara lain dapat disebabkan
oleh inborn defect metabolisme.

Berdasarkan konsep UNICEF penyebab langsung GAKY adalah defisiensi zat gizi
yang lain, misalnya anemia kurang energi protein dan kurang vitamin A, yang melibatkan
penyakit infeksi sebagai salah satu penyebab langsung. Dengan demikian, maka jelas
defisiensi yodium disebabkan oleh ketidak cukupan asupan yodium, seperti terdapat pada
gambar berikut:

Gambar 1. Kerangka konsep UNICEF terhadap GAKY


Ketidak cukupan asupan yodium disebabkan oleh kandungan yodium dalam makanan
yang rendah dan atau konsumsi garam beryodium yang rendah. Masih banyak masyarakat
yang kurang mengetahui manfaat dari garam beryodium merupakan salah satu penyebab
rendahnya konsumsi garam yang beryodium. Berbagai alasan dikemukakan sehubungan
dengan hal tersebut, antara lain garam yang tidak beryodium. Apabila yodium dalam bahan
makanan rendah, konsumsi garam beryodium 30 ppm, sebanyak 10 gram per hari dapat
mencukupi kebutuhan yodium. Hal yang mendasar dari penyebab GAKY adalah kandungan
yodium dalam tanah yang rendah dan kondisi ini bersifat menetap. Semua tumbuhan yang
berasal dari daerah endemis GAKY akan mengandung yodium yang rendah sehingga sangat
diperlukan adanya garam beryodium atau bahan makanan dari luar daerah yang nonendemis.
Almatsier S. Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama; 2009.h.40-3.
Permasalahan pada GAKY

GAKY atau Gangguan akibat kekurangan yodium suatu spektrum yang cukup luas
dan mengenai semua segmen usia, sejak fetus hingga penduduk dewasa. Sehingga bukan saja
pembesaran kelenjar tiroid atau gondok yang dinamakan GAKY, tetapi gangguan fungsional
lain yang dapat dan sering menyertai yaitu hipotiroidisme, kretin endemik serta gangguan
perkembangan fisik/mental dan rendahnya IQ. Kelainan GAKY itu sendiri didefinisikan
sebagai semua kelainan dan gangguan (reversibel maupun irreversibel), yang dapat dicegah
dengan pemberian unsur yodium secara adekuat. Terdapat 3 bentuk kelainan klinis, yaitu
gondok endemik, kretin endemik, hipotiroidisme.
Gondok Endemik
Semula gondok endemik disamakan dengan GAKY, namun kini telah dipisahkan.
Gondok hanya sebagian kecil dari spektrum GAKY. Penyebab utama gondok adalah
defisiensi yodium dan penyebab lain seperti zat goitrogen, kelebihan yodium dan
mikronutrien yang lain. Dengan memberi yodium dalam jumlah yang cukup, prevalensi
gondok akan berkurang, tetapi tidak berarti GAKY telah tiada.3
Kretin Endemik
Merupakan akibat defisiensi yodium berat pada masa fetus dan merupakan indikator
klinik penting bagi GAKY yang belum diketahui tepat penyebabnya. Prevalensinya di daerah
defisiensi yodium derajat berat berkisar antara 1-15%. Kretin endemik umumnya lahir di
daerah defisiensi yodium yang sangat berat, dengan Urine Iodine Excretion (UIE) < 25
ug/L8. Gambaran klinis seseorang dikatakan kretin endemik, jika ia lahir di daerah gondok
endemik dan menunjukkan dua dari tiga gejala ini, yaitu retardasi mental, tuli perseptif
(sensorineural) nada tinggi dan gangguan neuromuscular. Kretin sendiri dibedakan menjadi 3
bentuk yaitu kretin tipe nervosa, kretin tipe miksedematosa dan kretin tipe campuran.

Kretin Tipe Nervosa


Jenis ini terdapat di China, Indonesia, Thailand an New Guinea, ditandai dengan retardasi

mental yang sangat berat, dengan penyebab kekurangan hormon tiroid intrauterine, yang
menyebabkan, yaitu:

Gangguan pendengaran dan bisu tuli


Sindroma paresis sistem piramidalis khisusnya tungkai bawah, hipertonia, klonus
Sikap berdiri dan cara berjalan yang khas, spastic, ataksik atau bajkan tidak mampu

berdiri.
Kretin Tipe Miksedematosa

Tipe ini banyak dijumpai di Kongo, disebabkan karena atrofi kelenjar gondok oleh sebab
yang belum dapat diungkapkan, ditandai dengan:

Retardasi mental, namun derajatnya lebih ringan


Tanda-tanda hipotiroid klinis. Tubuh sangat pendek (cebol), miksedema, kulit kering,

rambut jarang
Gangguan neurologis: spastisitas tungkai bawah, reflex plantaris dan gangguan gaya

berjalan
Kretin Tipe Campuran

Terdapat di Jawa Tengah dan Thailand. Gambaran klinisnya merupakan gabungan dari
keduanya.
Hipotiroid
Mempunyai tanda-tanda hambatan pertumbuhan tinggi, berat badan, mental retardasi dan
tidak selalu : bisu, tuli, spastic, goitre. Pada hipotiroid tingkat berat terdapat kondisi
myxoedema (gejala oedema pada tungkai dan muka tampak sembab, bersifat non-pitting) dan
pada tingkat ringan terjadi hambatan ossifikasi.
Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta, 2007.h.22-8
Klasifikasi goiter pada GAKY
Survei epidemiologis untuk gondok endemik biasanya didasarkan atas besarnya
kelenjar tiroid, dilakukan dengan metode Palpasi, menurut klasifikasi Perez atau
modifikasinya (1960):

Grade 0 : Tidak teraba


Grade 1 : Teraba dan terlihat hanya dengan kepala yang ditengadahkan
o Grade 1a : Tidak teraba atau teraba tidak lebih besar daripada kelenjar
tiroid normal.
o Grade 1b : Jelas teraba dan membesar, tetapi pada umumnya tidak

terlihat meskipun kepala ditengadahkan


Grade 2 : Mudah terlihat, kepala posisi biasa
Grade 3 : Terlihat dari jarak tertentu

Karena perubahan gondok pada awalnya perlu diwaspadai, maka grading system,
khususnya grade 1 dibagi lagi dalam 2 klas, yaitu:. Kelenjar tiroid tersebut ukurannya sama
atau lebih besar dari falangs akhir ibu jari tangan pasien.
Pranoto. Warga Tinggar sepakat basmi GAKY. Maret 2003. Diunduh dari
http://www.fk.unair.ac.id/index.php/, 26 September 2016
Manifestasi Klinis

Pasokan iodium yang suboptimal dari makanan mengakibatkan insufisiensi sintesis


hormon tiroid dan pada hipotiroidisme, keadaan ini menyebabkan berbagai macam kelainan
yang secara kolektif dikenal dengan sebutan GAKI.
Kelenjar tiroid, atau gondok yang membesar (penyakit gondok, goiter) merupakan
manifestasi defisiensi iodium yang paling nyata dan berfungsi sebagai penanda biologis yang
berpotensi untuk menunjukkan keberadaan GAKI yang lain. Seorang dianggap menderita
penyakit gondok jika kelenjar tiroidnya membesar hingga ukuran lobus lateral kelenjar
tersebut melebihi ukuran falang terminalis ibu jari tangan orang yang diperiksa itu. Kelenjar
tiroid dengan ukuran tersebut masih belum terlihat tetapi dapat dipalpasi.
Ketika ukurannya menjadi lebih besar lagi, kelenjar tiroid tersebut akan terlihat. Pada
tahun 1990 diestimasikan terdapat lebih dari 2000 juta orang terutama tinggal dinegara
berkembang, memiliki penyakit gondok yang dapat dilihat. Prevalensi serta keparahan
penyakit gondok bertambah bersamaan dengan meningkatnya keparahan defisiensi iodium,
dan menjadi permasalahan yang hamper universal pada populasi dengan asupan iodiumnya
kurang dari 10 g/hari. Pada umumnya, penyakit gondok bukanlah gangguan yang serius.
Jika terjadi pembesaran kelenjar tiroid, keadaan ini mungkin membuat penampilan orang
yang mengalaminya itu tidak menarik, dengan konsekuensi sulit mencari suami atau istri.
Gaya penampilan orang berubah karena dahulunya di Eropa penyakit gondok dianggap
sebagai suatu keadaan yang menarik, seperti halnya obesitas. Pada penyakit gondok yang
besar kadang-kadang terbentuk nodul-nodul yang menimbulkan penekanan abnormal pada
trakea dan esophagus, keadaan ini menyebabkan kesulitan bernapas dan menelan.
Kretin merupakan akibat kekurangan yodium yang berbahaya. Kretin merupakan
akibat defisiensi yang bersifat irreversible. Penderita kretin mempunyai IQ yang di bawah
rata-rata sehingga hal ini akan menjadikan beban selama hidupnya. Kretin pada umumnya
terjadi apabila saat organogenesis terjadi defisiensi yodium. Kretinin akan tampak jelas pada
bayi setelah 12 bulan prevalensi pada bayi dengan ASI lebih kecil dibandingkan degan bayi
yang diberi PASI.
Diagnosis kretin ditegakkan berdasarkan kerusakan Susunan Saraf Pusat (SSP)
dengan gejala-gejala retardasi mental, tuli perseptif biasanya bilateral dan gangguan
neuromotorik (kelemahan pada otot pangkal lengan dan paha). Sementara itu, kondisi
hypothyroid mempunyai tanda-tanda hambatan pertumbuhan tinggi dan berat badan. Pada
hypothyroid tingkat berat terdapat kondisi tingkat berat terdapat kondisi myxoedema (gejala

oedema pada tungkai dan muka tampak sembab, bersifat non-pitting) dan pada tingkat ringan
terjadi hambatan ossifikasi.
Untuk mendiagnosis apakah bayi yang baru dilahirkan kretin atau normal, berikut
adalah beberapa indikator tanda-tanda awal kretin yang dapat dipergunakan, antara lain:
1. Sifat lethargia (lemas dan mengantuk terus)
2. Hambatan pertumbuhan
3. Konstipasi
4. Muka sembab dan ekspresi bodoh
5. Mata sipit dengan celah mata horizontal
6. Lidah tebal/besar (tampak menjulur ke luar)
7. Rambut kasar dan kering
8. Timbunan lemak di daerah fossa supraclavicularis dan pangkal leher
9. Perut buncit dengan hernia umbilikalis
10. Ekstrem pendek dan gemuk
11. Kulit kering dan suhu badan rendah
12. Non-pitting oedema.
Mc Carrison membagi menjadi dua tipe berikut.
a. Neurologik: hambatan mental (mental retardation); ekspresi muka bodoh, pendek
(cebol; spastic displegia (kelumpuhan menjelang ekstermitas ats bilateral simetris);
kaku otot lain; kadang terdapat struma yang berbonjol-bonjol. Organ yang
dipengaruhi adalah telinga (labirin dan rumah siput) dan otak. Terjadi karena
defisiensi yodium pada trimester ke-1 dan ke-2 kehamilan
b. Myxoedema: hambatan metabolisme tingkat tinggi; hipotiroid; mental retardasion;
tubuh lebih pendek dari neurological kretin; tidak selalu: bisu tulim spastic, goitre.
Terjadi karena defisiensi yodium pada akhir kehamilan dianjurkan pada tahun
pertama.
Anonim. Gizi dan kesehatan masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada; 2008.h.226-44.
Penanggulangan GAKY
Seperti halnya penanggulangan masalah gizi lainnya, dalam menanggulangi masalah GAKY
diperlukan suatu langkah yang sistematis agar dapat diperoleh hasil yang optimal. Langkahlangkah tersebut sebagi berikut:
1. Analisis situasi GAKY (survei GAKY, kadar goitre survey, yodium dalam air,
kandungan yodium dalam urine dan kadar T4).
2. Mengkomunikasikan data yang diperoleh pada kelompok profesional kesehatan dan
kesehatan masyarakat melalui bantuan media komunikasi dengan pendekatan
pemasaran sosial.
3. Perencanaan kegiatan oleh Departemen kesehatan dengan bantuan komisi

penanggulanga GAKY.
4. Adanya kebijakan yang mendukung poin 1-3. Sosialisai konsep GAKY dalam bahasa
yang mudah dimengerti dan merupakan hal yang penting. Adanya otoritas penuh
politis dan hukum bagi Bdan Penanggulangan GAKY untuk menjalankan program
tersebut.
5. Pembentukan organisasi dalam sumber daya, pelatihan dan kerja sama dengan
wilayah.
6. Monitoring dan pengukuran efek pelaksanaan langkah 1-6 dengan melihat kadar UIE
dan T4.
Manajemen defisiensi yodium
Salah satu atau kombinasi dari sejumlah strategi dapat diputuskan untuk memberantas
defisiensi yodium pada sebuah negara tertentu. Strategi yang diputukan bergantung pada :

Keparahan GAKY
Aksesibilitas target populasi
Sumber-sumber yang tersedia

Program dapat meliputi satu atau kedua strategi berikut ini, yaitu :

Pendekatan berbasis pangan


Penggunan bahan pangan alami

Mengingat defisiensi iodium biasanya terjadi karena kekurangan iodium dalam air minum,
dalam tanah dan air yang menjadi tempat tumbuhnya tanaman pangan bagi konsumsi
manusia serta hewan ternak maka pemilihan bahan pangan yang alami untuk meningkatkan
asupan iodium atau untuk mengurangi konsumsi gotrogen umumnya tidak dianggap sebagai
cara mengatasi defisiensi iodium yang efektif. Peningkatan konsumsi iodium biasanya jauh
lebih efektif.
Penggunaan garam beriodium
Selama bertahun-tahun, penggunaan garam beriodium sudah dianggap sebagai cara
yang paling efektif untuk memberantas GAKI di sejumlah besar negara. Kebijakan bersama
yang dibuat WHO, UNICEF, dan ICCIDD merekomendasikan bahwa untuk memberikan
lebih kurang 120-140 g iodium/hari, kadar iodium dalam garam pada saat diproduksi harus
berkisar 20-40 mg iodium per kilogram garam. Rekomendasi ini mengasumsikan bahwa 20%
iodium akan hilang dalam perjalanan dari tempat produksi hingga rumah tangga, sementara

20% lainnya hilang pada saat memasak, dan asupan garam rata-rata adalah 10 gram per orang
per hari.
Kalium iodat atau iodida dapat dipakai untuk fortifikasi, tetapi garam iodat lebih
cocok pada iklim panas serta lembap karena stabilitas garam ini lebih besar. Kehilangan dan
kebutuhan iodium sesuai dengan kondisi suatu daerah harus ditentukan, dan para pejabat
kesehatan harus memastikan dahulu apakah pemantauan penggunaan garam beriodium yang
benar sudah dilaksanakan secara rutin. Garam yang dipilih bagi tujuan tertentu dapat
ditargetkan untuk program iodinisasi. Sebagai contoh, sejak tahun 1942 Belanda telah
menggunakan garam beriodium untuk pembuatan roti tetapi ketersediaan garam meja
beriodium dipromosikan secara terbatas sampai saat ini. Kadar iodium dalam roti maupun
garam meja ditingkatkan pada tahun 1982 dan tahun 1998 sebagai respons terhadap
penurunan rata-rata konsumsi roti.
Iodinisasi air minum
Pendekatan dengan menggunakan berbagai jenis alat iodinator ini terbukti memberikan hasil
yang memuaskan di sebagian daerah dengan syarat bahwa kadar iodiumnya tidak boleh
terlalu tinggi. Pada suatu daerah yang mengalami kekurangan iodium di Cina, program
iodinisasi air irigasi telah meningkatkan status iodium pada wanita dan menurunkan angka
mortalitas neonatus serta bayi.
Penggunaan minyak beriodium
Pada sebagian negara berkembang dengan kondisi GAKI yang sedang atau berat tidak selalu
tersedia garam beriodium, atau garam itu tersedia, keberadaannya tidak menjangkau daerahdaerah terpencil. Pada keadaan ketika strategi suplementasi iodium yang lain, gagal atau
bukan merupakan tindakan yang praktis, maka penanganan defisiensi iodium dengan minyak
beriodium menjadi sangat efektif. Iodium dengan takaran tinggi dapat disuntikkan secara
intramuskuler atau diberikan per oral dalam bentuk minyak beriodium dengan penyerapan
yang lambat. Efektivitas penggunaan minyak beriodium yang diberikan per oral tampaknya
lebih bertambah ketika digunakan minyak tak jenuh tunggal, seperti minyak rapeseed dan
minyak kacang jika dibandingkan dengan minyak poppyseed seperti yang lazim dipakai.
Parasit intestinal ditemukan menghambat penyerapan minyak beriodium. Jadi, jika kita akan
menggunakan minyak beriodium untuk mengendalikan keadaan defisiensi iodium, pemberian
obat cacing harus dilakukan sebelum program tersebut, akan meningkatkan durasi efektivitas

minyak beriodium ini. Sampai saat ini belum ada penelitian yang dilaksanakan untuk menilai
efek keberadaan cacing ataupun efek pemberantasan cacing terhadap peningkatan kebutuhan
iodium atau terhadap penurunan efektivitas garam beriodium dalam mengendalikan defisiensi
iodium.
Penggunaan larutan kalium iodida
Larutan kalium iodida 10% mudah dibuat, dapat segera tersedia, dan merupakan cara
pendekatan alternatuf yang sederhana serta murah ketika metode utama (pemberian garam
dan minyak beriodium) yang dipakai untuk mencegah dan mengendalikan defisiensi iodium
tidak dapat tersedia dengan segera. Iodida dengan takaran lebih-kurang 30 mg yang diberikan
sebulan sekali atau dengan takaran 8 mg setiap 2 minggu sekali dapat diberikan dengan
mudah sebagai larutan biasa di dalam botol berpipet.
Gibney MJ, Margetts BM, Kearney JM, Arab L. Gizi kesehatan masyarakat. Dalam:
Widyastuti P, Hardiyanti EA, editor. Jakarta: EGC; 2009. 263-75.
Pencegahan GAKY
Intervensi GAKY terus dilakukan dengan bantuan sejumlah badan dunia. Program
intensifikasi penanggulangan GAKY yang berlangsung tahun 1997-2003 bertujuan
menurunkan prevalensi GAKY lewat pemantauan status GAKY pada penduduk,
meningkatkan persediaan garam beriodium serta meningkatkan kerja sama lintas sektoral.
Upaya penanggulangan GAKY sudah dimulai sejak pemerintahan Belanda melalui distribusi
garam beryodim ke daerah endemik berat. Penanggulangan GAKY dilakukan dalam dua
jangka waktu, yaitu :
1. Jangka Panjang: suplementasi tidak langsung melalui fortifikasi garam konsumsi
dengan iodium dimana program ini disebut garam iodium.
2. Jangka pendek: suplementasi langsung dengan ,minyak iodium baik secara oral
maupun suntikan lipiodol intramuscular dengan dosis 2 ml, diebrikan kepada anakanak dan kepada ibu usia subur khususnya yang sedang hamil. Upaya ini hanya
ditunjukkan pada daerah endemik berat dan telah dilaksanakan sejak tahun 1974.
Menurut ketentuan Peraturan Menteri Kesehatan RI 1986, kandungan KIO 3 yang
dianjurkan adalah 40 ppm. Iodium diperlukan semata-mata untuk biosintesis hormon thyroid
yang mengandung iodium. Kebutuhan iodium meningkat pada kaum remaja dan kehamilan.
Banyaknya metoda suplementasi Iodium tergantung pada beratnya GAKY pada
populasi, grade iodium urine dan prevalensi goiter dan kretinism.

GAKY ringan

Akan lenyap dengan sendirinya jika status ekonomi penduduk ditingkatkan.


-

GAKY sedang

Dapat dikontrol dengan garam berjodium (biasanya 20 40 mg/kg pada tingkat rumah
tangga). Disamping itu minyak beriodium diberi secara oral atau suntik yang
dikoordinasi melalui puskesmas.
-

GAKY berat

Penanganannya : minyak beriodium diberikan (secara oral pada 3, 6, dan 12 bulan


maupun suntikan setiap 2 tahun) sampai sistim garam berjodium efektif, jika sistim saraf
pusat dicegah dengan sempurna.
Sediaoetama AD. Ilmu Gizi II. Jakarta : Dian Rakyat, 2006.h.31-33

Anda mungkin juga menyukai