Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN KEGIATAN USAHA KESEHATAN MASYARAKAT

MANAJEMEN PUSKESMAS
I.

Latar Belakang
Puskesmas adalah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat
pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang
kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan
kegiatannya secara menyeluruh, terpadu yang berkesinambungan pada suatu
masyarakat yang bertempat tinggal dalarn suatu wilayah tertentu.
Pada saat ini Puskesmas telah didirikan hampir di seluruh pelosok tanah air. Untuk
menjangkau wilayah kerjanya puskesmas diperkuat dengan puskesmas pembantu,
puskesmas keliling dan untuk daerah yang jauh dari sarana pelayanan rujukan,
puskesmas dilengkapi dengan fasilitas rawat inap (Depkes RI, 2009).
Kebutuhan untuk meningkatkan mutu layanan kesehatan di Indonesia, setidaktidaknya dipengaruhi oleh tiga perubahan besar, yaitu sumber daya yang terbatas,
adanya kebijakan desentralisasi dan berkembangnya kesadaran akan pentingnya mutu
layanan kesehatan. Untuk menjamin bahwa perbaikan mutu, peningkatan kinerja dan
penerapan manajemen risiko dilaksanakan secara berkesinambungan di Puskesmas,
maka perlu dilakukan penilaian oleh pihak eksternal dengan menggunakan standar
yang ditetapkan yaitu melalui mekanisme akreditasi.
Akreditasi Puskesmas sendiri merupakan proses penilaian eksternal oleh Komisi
Akreditasi dan/atau Perwakilan di Provinsi terhadap puskesmas untuk menilai apakah
sistem manajemen mutu dan sistem penyelenggaraan pelayanan dan upaya pokok
sesuai dengan standar yang ditetapkan. Jadi yang menilai atau mengakreditasi
Puskesmas merupakan komisi yang memang sudah dilatih khusus menjadi penilai
apakah sebuah puskesmas telah lulus akreditasi atau tidak.
Tujuan utama akreditasi Puskesmas adalah untuk pembinaan peningkatan mutu,
kinerja melalui perbaikan yang berkesinambungan terhadap sistem manajemen,
sistem manajemen mutu dan sistem penyelenggaraan pelayanan dan upaya, serta
penerapan manajemen risiko, dan bukan sekedar penilaian untuk mendapatkan
sertifikat akreditasi.
Dalam Akreditasi Puskesmas juga mencakup seluruh pelayanan dasar yang ada di
Puskesmas melalui kelompok-kelompok kerja yang meliputi administrasi, layanan
medis, kesehatan ibu dan anak, gizi, kesehatan lingkungan, pencegahan, dan
pemberantasan penyakit menular serta promosi kesehatan. Dengan begitu, baik UKM
1

maupun UKP semuanya akan ditingkatkan mutunya secara bersamaan dan saling
mendukung.
II.

Permasalahan Di Masyarakat
Upaya kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari upaya kesehatan
wajib dan upaya kesehatan pembangunan. Upaya kesehatan wajib merupakan upaya
kesehatan yang dilaksanakan oleh seluruh puskesmas di Indonesia. Upaya ini
memberikan daya ungkit paling besar terhadap keberhasilan pembangunan kesehatan
melalui peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM), serta merupakan
kesepakatan global maupun nasional.
Sekalipun telah banyak keberhasilan yang dicapai oleh puskesmas dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, namun dalam pelaksanaannya masih
banyak terjadi masalah-masalah yang dapat menghambat puskesmas berfungsi
maksimal. Masalah-masalah tersebut dapat memengaruhi pemanfaatan puskesmas
yang pada ujungnya berpengaruh pada status kesehatan masyarakat di wilayah
kerjanya.
Beberapa pandangan yang berkembang di masyarakat terkait rendahnya jumlah
kunjungan masyarakat ke puskesmas ialah buruknya citra pelayanan di puskesmas, di
antaranya pegawai puskesmas yang tidak disiplin, fasilitas gedung maupun peralatan
medis dan non medis kurang memadai di mana masyarakat harus dirujuk untuk
melanjutkan pengobatan atau pemeriksaan yang sebenarnya masih dapat dilakukan di
puskesmas, atau untuk membeli obat-obatan yang tidak tersedia di puskesmas, jam
buka puskesmas yang terbatas dan lain-lain.
Sedangkan dalam hal manajemen dimana puskesmas juga dinilai belum cukup
mampu melaksanakan fungsinya dengan baik. Sistem informasi puskesmas belum
mampu menunjang proses perencanaan strategis puskesmas misalnya dalam hal
kebutuhan jumlah dan latar belakang pendidikan sumber daya manusianya, programprogram kesehatan masyarakat yang perlu dikembangkan sesuai kebutuhan
wilayahnya dan dengan fungsi promotif dan preventif puskesmas yang semakin
terabaikan dibandingkan dengan fungsi kuratifnya.
Secara garis besar, peningkatan kualitas pelayanan adalah salah satu isu yang
sangat krusial dalam manajemen, baik dalam sektor pemerintah maupun sektor
swasta. Hal ini terjadi karena di satu sisi tuntutan masyarakat terhadap perbaikan
kualitas pelayanan dari tahun ke tahun menjadi semakin besar, sedangkan disisi lain,
praktek penyelenggaraan pelayanan tidak mengalami perbaikan yang berarti.
2

III. Pemilihan Intervensi


Menyadari pentingnya puskesmas dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, maka berbagai masalah atau kekurangan dalam penyelenggaraan
pelayanan puskesmas perlu diteliti. Masalah-masalah tersebut berasal dari dalam
maupun luar lingkungan puskesmas. Dari dalam puskesmas misalnya dari perilaku
dan keterampilan petugas. Dari luar puskesmas misalnya dari karakteristik pengguna
pelayanan itu sendiri, dari sosiokultur masyarakat maupun dari faktor organisasi.
Idealnya setiap Puskesmas harus terakreditasi. Dimana kita ketahui, bahwa tujuan
umum dari Akreditasi Puskesmas adalah Meningkatkan mutu layanan Puskesmas,
sedangkan tujuan khususnya antara lain:
a. Memacu puskesmas untuk memenuhi standar yang ditetapkan.
b. Memberikan jaminan kepada masyarakat bahwa pelayanan yang diberikan telah
sesuai standar
c. Menetapkan jaminan kepada petugas puskesmas bahwa pelayanan yang diberikan
telah memenuhi standar yang ditetapkan.
d. Terbinanya puskesmas dalam rangka memperbaiki sistem pelayanan, mutu, dan
kinerja.
Untuk menyiasati hal tersebut, maka Puskesmas diharapkan dapat menerapkan
replikasi akreditasi dan Puskesmas yang sudah terakredasi diharapkan dapat ikut
membimbing Puskesmas yang belum terakreditasi dan berkomitmen untuk
melaksanakannya.
III.

Pelaksanaan
Rapat kordinasi Puskesmas Kassi-Kassi diadakan di ruang pertemuan pada hari
Sabtu, 11 Juni 2016 pukul 13.00 - selesai yang membahas kegiatan usaha kesehatan
masyarakat

khususnya

dalam

bidang

manajemen

puskesmas,

dalam

hal

mendiskusikan tentang persiapan menghadapi Akreditasi Puskesmas Kassi-Kassi


Makassar.

IV.

Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Persiapan rapat kordinasi Puskesmas Kassi-Kassi dilakukan beberapa minggu
sebelumnya untuk menentukan waktu dan tempat rapat.
2. Evaluasi Proses
3

Rapat kordinasi ini dihadiri oleh seluruh petugas Puskesmas Kassi-Kassi. dr. Al
Adeka selaku moderator dan pembawa materi persiapan menghadapi akreditasi.
Kegiatan ini berjalan lancar, dan tertib.
3. Evaluasi Hasil
Kesimpulan dari hasil rapat yang diadakan oleh Puskesmas Kassi-kassi adalah
membahas mengenai beberapa hal yang perlu disiapkan dan dibenahi untuk
menghadapi Akreditasi Puskesmas tersebut. Tiga indikator utama yang menjadi
pokok pembenahan dalam memenuhi standar akreditasi, yaitu:
1. Standar Administrasi dan Manajemen
Dalam memenuhi standar administrasi diperlukan beberapa pembenahan yang
berarti di setiap ruang lingkup kerja terutama rekam medis. Menyangkut masalah
tempat penyimpanan status setiap pasien agar memudahkan mencari status setiap
pasien dalam satu kepala keluarga.
Untuk pengisian status pasien sendiri, telah disetujui untuk membuat Surat
Keputusan (SK) berisikan singkatan yang digunakan dalam menulis isi rekam
medis pasien agar terbentuk keseragaman dan kepahaman yang sama.
2. Standar Program Puskesmas
Untuk program puskesmas saat itu belum dibahas mendalam, namun setiap
program telah ditunjuk penanggung jawabnya masing-masing.
3. Standar Pelayanan Medis
Pelayanan medis menggambarkan mutu dalam penilaian suatu puskesmas.
Sehingga segala yang dilakukan diharapkan telah sesuai dengan standar
operasional. Oleh karena itu, beberapa ruang diwajibkan untuk membuat Standar
Operasional Prosedur (SOP).
a. Terutama pada tim UGD dan kamar bersalin, SOP yang dibuat berdasarkan
penggunaan seluruh alat-alat emergensi yang terdapat dalam UGD maupun
kamar bersalin serta mengenai kasus-kasus emergensi yang didapatkan. Selain
itu, untuk UGD dibutuhkan gelang triase dalam menangani pasien emergensi.
b. Untuk setiap poli (Poli Umum, Poli Lansia, Poli Ahli) juga diharapkan untuk
membuat SOP kasus-kasus yang ada. Selain itu, penamaan tim medis termasuk
didalamnya dokter dan perawat harus tertera di setiap ruangan.
c. Untuk perawatan, gizi, dan laboratorium diharapkan pelayanan dan fasilitas
sarana yang diberikan telah memenuhi standar sesuai lingkup kerjanya masingmasing.
Beberapa hal lain yang menjadi pembenahan yaitu penyimpanan obat-obat di
Apotik masih dibutuhkan tempat penyimpanan yang lebih banyak agar
memudahkan akses pengambilan obat, pencatatan, serta kerapian.

Selain itu, pelabelan setiap petunjuk penggunaan alat kesehatan yang ada di
puskesmas, pelabelan map berkas, dan lemari pun diperlukan.
Jika ditinjau dari seluruh persiapan yang dibutuhkan dengan apa yang ada saat
ini masih berkisar 50%, masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, diperlukan
upaya dari seluruh kinerja petugas kesehatan dan seluruh anggota satuan kerja di
puskesmas agar ketiga indikator tersebut dapat memenuhi target.

PESERTA

PENDAMPING

dr. Angga Dewi Umar

dr. Linda Tanod


NIP. 19571021 198701 2 002

Anda mungkin juga menyukai