11
Struktur Baja II
Dr. Ir. Djamal Muhammad
Abdat, MT.
Yang menjadi pokok penting adalah bagaimana memilih profil baja yang sesuai dengan suatu
sistem struktur rangka, misalnya dalam sistem struktur rangka yang dilengkapi dengan rangka
batang atap kuda-kuda bangunan gedung. Bentuk dan dimensi profil baja merupakan hal
penting yang perlu difahami dalam mendesain sistem struktur rangka. Profil baja apa saja yang
akan digunakan untuk gording dan rangka batang atap, untuk balok dan kolom (tiang).
Secara umum jenis-jenis profil baja yang lazim digunakan untuk struktur rangka adalah profil
baja standar. Dalam kegiatan belajar pertama ini akan dipelajari lebih dalam lagi mengenai profil
baja standar, khususnya: Profil baja standar Jerman dan Profil baja standar Amerika
Secara umum profil baja standar dikenal dalam empat golongan yaitu:
Profil baja produk Eropah-Barat: Belgia, Luksemburg, Jerman, Perancis, dan Nederland.
Profil baja produk Eropah-Tengah: Austria, Hongaria, dan Ceko-Slowakia.
Profil baja produk Inggris.
Profil baja produk Amerika: Amerika Serikat dan Kanada.
Karena profil-profil baja tersebut diproduksi diberbagai negara, maka akan terjadi perbedaan
dalam sistem dimensi/ukuran. Untuk negara Indonesia: biasanya digunakan profil-profil Jerman
dan profil-profil Amerika, karena itu pula modul ini hanya menjelaskan profil baja standar
Jerman dan Amerika.
1.1 Profil Baja Standar Jerman
Profil baja standar Jerman yang akan dijelaskan adalah:
Profil balok I dengan flens sempit dan flens lebar
Baja kanal
Baja siku sama kaki dan tidak sama kaki
Baja T.
Profil Balok Dengan Flens Sempit dan Flens Lebar
t
h
11
Struktur Baja II
Dr. Ir. Djamal Muhammad
Abdat, MT.
t
h
b
Gambar 1. Profil balok I dengan flens sempit
Profil Balok I Dengan Flens Lebar
Profil balok I dengan flens lebar juga dinyatakan dengan tanda profil I, ditambahkan dengan
huruf yang berbeda-beda yaitu: huruf DIE; DIN; DIR atau DIL dan disertai sebuah bilangan yang
menunjukkan tinggi profil (cm), misalnya: I DIE 20; I DIN 20; I DIR 20; dan I DIL 20.
DIE singkatan dari Differdange Economique (ekonomis),
DIN singkatan dari Differdange Normal,
DIR singkatan dari Differdange Renforce (diperkuat), dan
DIL singkatan dari Differdange Leger (badan tipis).
Tetapi harus diingat, bahwa untuk DIE dan DIR nomor-nomor itu tidak persis sesuai dengan
ukuran tingginya profil dalam cm, demikian pula lebar flensnya berlainan ukurannya.
Untuk lebih jelasnya perhatikan Gambar 2 berikut ini:
11
Struktur Baja II
Dr. Ir. Djamal Muhammad
Abdat, MT.
t
h
b
Gambar 2. Profil I dengan flens lebar
Supaya lebih cepat mengerti tentang perbedaaan profil I DIE, I DIN, dan I DIR, anda dapat
mengikuti contoh berikut. Misalkan I DIE 10, I DIN 10, I DIR 10, dan I DIL 10.
Dari tabel profil baja dapat dilihat ukurannya sebagai berikut:
Uraian
I DIE 10
(mm)
I DIN 10
94
99
5
8
(mm)
I DIR 10
100
100
6,5
11
(mm)
I DIL 10
112
104
10
17
(mm)
100
100
5
10
11
Struktur Baja II
Dr. Ir. Djamal Muhammad
Abdat, MT.
Dalam struktur rangka, baja siku ini dipakai untuk menghubungkan elemen-elemnen struktur
yang dikeling, dan juga dipakai untuk batang-batang rangka kuda-kuda, yakni untuk batang
vertikal, batang diagonal, dan batang horisontal.
Profil Baja T
11
Struktur Baja II
Dr. Ir. Djamal Muhammad
Abdat, MT.
Profil ini dinyatakan dengan tanda T dengan sebuah bilangan yang menunjukkan tinggi profil
dan lebar profil dalam cm.
Contoh: T 20 artinya tinggi profil 20 cm dan lebar profil 20 cm, sedangkan ukuran tebalnya
dapat dilihat di tabel profil baja. Dan profil ini dinamakan baja T sama sisi.
Sedangkan baja T tidak sama sisi adalah b = 2h, ini artinya lebar profil sama dengan 2 kali
tinggi profil (rusuk). Ukuran panjang normal profil ini dari 3-12 meter.
Profil baja T tidak banyak dipakai dalam sistem struktur baja, umumnya dapat dipakai sebagai
batang-batang pekerjaan rangka batang kuda-kuda dalam struktur-struktur menggunakan
sambungan las. Untuk lebih jelasnya profil baja T dapat anda lihat pada Gambar 6. dan Gambar
7. berikut:
11
Struktur Baja II
Dr. Ir. Djamal Muhammad
Abdat, MT.
11
Struktur Baja II
Dr. Ir. Djamal Muhammad
Abdat, MT.
efisien, maka penggunaan profil WF semakin digemari, karena lebih efisien bila dibandingkan
dengan profil I NP, I DIE, I DIR, dan I DIL, profil I NP, I DIE, I DIN, I DIR, I DIL.
IWF biasanya digunakan untuk kolom dan balok pada struktur rangka.
Baja kanal [ biasanya digunakan untuk gording, tetapi bisa juga digunakan untuk kolom tetapi
terdiri dari dua buah profil yang dijadikan satu dengan pelat kopel.
Sedangkan baja siku dan baja T biasanya digunakan untuk batang-batang dari pekerjaan
rangka batang kuda-kuda.
struktur
adalah
kombinasi
seni
dan
ilmu
pengetahuan
yang
menggabungkan intuisi para ahli struktur mengenai perilaku struktur dengan pengetahuan
prinsip-prinsip
statika,
dinamika,
mekanika
bahan,
dan
analisis struktur,
untuk
Kerangka perencanaan struktur adalah proses penentuan jenis struktur dan pendimensian
komponen struktur demikian sehingga beban kerja dapat
11
Struktur Baja II
Dr. Ir. Djamal Muhammad
Abdat, MT.
angin
adalah
tekanan-tekanan
yang
berasal
dari
gerakan-gerakan
angin.
Umumnya perlu diperhitungkan pada luas bidang tangkap angin yang relatif luas pada
bangunan dengan beban-beban yang relatif ringan.
Beban
gempa
adalah
gaya-gaya
yang
berasal
dari
gerakan-gerakan
tanah
11
Struktur Baja II
Dr. Ir. Djamal Muhammad
Abdat, MT.
gempa
horisontal
Setiap beban yang didukung suatu profil baja akan mengakibatkan tegangan yang berbedabeda pada profil tersebut, karena tergantung dari luas penampang profil tersebut.
Dalam kegiatan belajar ini dapat dipelajari lebih dalam tentang metode desain yang berkaitan
dengan tegangan yang terjadi pada profil penampang baja.
Desain struktur harus memenuhi kriteria kekuatan (strength), kemampuan layan
(serviceability) dan ekonomis (economy).
Kekuatan berkaitan dengan kemampuan umum dan keselamatan struktur pada kondisi
pembebanan yang ekstrem. Struktur diharapkan mampu bertahan meskipun terkadang
mendapat
beban
yang
berlebihan
tanpa
mengalami
kerusakan
dan
kondisi
yang
11
10
Struktur Baja II
Dr. Ir. Djamal Muhammad
Abdat, MT.
Dalam kegiatan belajar ini dapat dipelajari lebih dalam tentang metode desain yang berkaitan
dengan tegangan yang terjadi pada profil penampang baja.
Tegangan dihitung harus berada dalam batas elastis, yaitu tegangan sebanding dengan
regangan.
Filosofi perencanaan keadaan batas (limit state)
Filosofi ini adalah metode yang umumnya disebut perencanaan kekuatan batas, perencanaan
kekuatan, perencanaan plastis, perencanaan faktor beban, perencanaan batas dan istilah
yang terbaru adalah: LRFD Load and Resistance Factor Design. atau Perencanaan faktor
tahanan dan beban.
Keadaan batas adalah istilah umum yang berarti suatu keadaan pada struktur bangunan di
mana bangunan tersebut tidak dapat memenuhi fungsi yang telah direncanakan.
Keadaan batas dapat dibagi atas dua kategori: kekuatan dan kemampuan layan
1) Keadaan batas kekuatan (strength), dan
2) Kemampuan layan (serviceability).
Keadaan batas kekuatan (atau keamanan) adalah kekuatan daktilitas maksimum (biasa disebut
kekuatan plastis), tekuk, lelah (fatigue), pecah (fracture), guling, dan geser.
Keadaan batas kemampuan layan berhubungan dengan penghunian bangunan, seperti
lendutan, getaran, deformasi permanen, dan retak.
Dalam perencanaan keadaan batas, keadaan batas kekuatan atau batas yang berhubungan
dengan keamanan dicegah dengan mengalikan suatu faktor pada pembebanan.
Berbeda dengan perencanaan tegangan kerja yang meninjau keadaan pada beban kerja,
peninjauan pada perencanaan keadaan batas ditujukan pada ragam keruntuhan (failure
mode) atau keadaan batas dengan membandingkan keamanan pada kondisi keadaan batas.
11
11
Struktur Baja II
Dr. Ir. Djamal Muhammad
Abdat, MT.
Metode ASD (Allowable Stress Design) merupakan metode konvensional dalam perencanaan
sistem struktur. Metode ini menggunakan beban servis sebagai beban yang harus dapat
ditahan oleh material penampang elemen struktur.
Agar struktur aman maka harus direncanakan bentuk dan kekuatan bahan yang mampu
menahan beban tersebut. Tegangan maksimum yang diizinkan terjadi pada suatu struktur saat
beban servis bekerja harus lebih kecil atau sama dengan tegangan leleh (
).
Untuk memastikan bahwa tegangan yang terjadi tidak melebihi tegangan leleh (
) maka
Daerah
Elastis
Titik Leleh
Tegangan izin
Batas Proporsional
11
12
Struktur Baja II
Dr. Ir. Djamal Muhammad
Abdat, MT.
Untuk elemen baja yang mengalami kombinasi tegangan normal dan tegangan geser, maka
tegangan idiil yang terjadi tidak boleh melebihi tegangan dasar
Bj 34
Bj 37
Bj 41
Bj 44
Bj 50
Bj 52
Keterangan:
Tegangan Dasar
Tegangan Leleh
Kg/cm2
2100
2400
2500
2800
2900
3600
MPa
210
240
250
280
290
360
Kg/cm2
1400
1600
1666
1867
1933
2440
MPa
140
160
166,6
186,7
193,3
244
Harga-harga yang tercantum diatas adalah untuk elemen-elemen yang tebalnya < 40 mm.
Untuk elemen-elemen yang tebalnya (t) lebih dari 40 mm, tetapi kurang dari 100 mm
(40 mm < t < 100 mm), harga-harga diatas harus dikurangi 10%.
Untuk memberikan pemahaman yang lebih jelas, silahkan anda ikuti contoh berikut ini.
Contoh 1: Diketahui suatu elemen baja yang terbuat dari jenis baja Bj 37.
Ditanya: berapakah tegangan normal izin (
11
13
Struktur Baja II
Dr. Ir. Djamal Muhammad
Abdat, MT.
=1600 kg/cm2.
Contoh 2: Diketahui suatu elemen baja yang terbuat dari jenis Baja Bj 37.
Ditanya: berapakah tegangan normal izin (
= 1600 kg/cm2.
= 1600 kg/cm2
Maka Bj 37 (t=50 mm) = 1600 kg/cm2 10% (1600) = 1600 kg/cm2 160 kg/cm2= 1440 kg/cm2
Kesimpulan untuk Metode Tegangan Izin
Di dalam perencanaan struktur baja, tegangan yang timbul tidak boleh melebihi tegangan izin
dari setiap elemen baja yang digunakan, karena tegangan izin tersebut berkaitan dengan
regangan dari suatu jenis baja. Makanya untuk baja bangunan hendaknya dipakai konstanta
modulus elastisitas (E)= 2.100.000 kg/cm2.
Tegangan izin dari bahan baja juga dipengaruhi jenis pembebanan yaitu beban tetap dan beban
sementara. Untuk pembebanan sementara tegangan dasarnya dinaikkan sebesar 30%.
Harga-harga tegangan dasar yang tercantum didalam Tabel 1 tersebut diatas adalah untuk
elemen-elemen yang tebalnya kurang dari 40 mm, sedangkan untuk elemen-elemen yang
tebalnya lebih dari 40 mm, tetapi kurang dari 100 mm, maka harga-harga tersebut harus
dikurangi 10%.
11
14
Struktur Baja II
Dr. Ir. Djamal Muhammad
Abdat, MT.
bahan tersebut.
Batas Proposional
Kekuatan Batas
Keruntuhan
Apabila tegangan yang tejadi sudah sangat besar maka akan terjadi strain hardening yang
mengakibatkan terjadinya peningkatan tegangan sampai ke tegangan runtuh/tegangan ultimate
(
). Pada saat tegangan ultimate dilampaui maka akan terjadi keruntuhan bahan.
), terutama
pada saat menghitung deformasi struktur yang mengakibatkan ketidakstabilan struktur tersebut.
Metode LRFD menggunakan beban terfaktor sebagai beban maksimum pada saat terjadi
keruntuhan. Beban servis akan dikalikan dengan faktor amplikasi yang tentunya lebih besar dari
1 dan selanjutnya akan menjadi beban terfaktor.
11
15
Struktur Baja II
Dr. Ir. Djamal Muhammad
Abdat, MT.
Selain itu kekuatan nominal (kekuatan yang dapat ditahan bahan) akan diberikan faktor
resistensi juga sebagai faktor reduksi akibat dari ketidak sempurnanya pelaksanaan di
lapangan/pabrik.
11
16
Struktur Baja II
Dr. Ir. Djamal Muhammad
Abdat, MT.