Tanah Abang
Category: Humor Batak
Pemuda Jawa : "Maaf, saya orang baru di Jakarta, baru datang dari Jawa... apakah ini Tanah
Abang?"
Pemuda Batak : "Oh bukan.... ini bukan tanah aku, sumpah! Aku juga baru datang dari Medan,
jadi aku juga tidak tahu tanah siapa ini..."
Liburan ke Saribudolok
Category: Humor Batak
Pada suatu hari libur anak-anak pak Sabam mau mengunjungi keluarganya di Medan,
perencanaan mereka berangkat bersama keluarga dengan mengendarai mobil Pribadi dari Jawa
ke Medan.
Tanya punya tanya (kebetulan mereka belum pernah ke Medan sebelumnya) alternatif perjalanan
menembus rute Jakarta - Lampung - Pekanbaru - P.siantar - Saribu dolok - Kabanjahe - Medan
(katanya sekaligus refreshing).
Mereka pun memulai perjalanan dan beberapa hari mereka tiba di Saribu dolok Kab.
Simalungun. Keluarga pak Sabam sejenak istirahat dan makan siang untuk mengisi perut yang
sudah mulai keroncongan.
Setelah mereka kenyang mereka pun melanjutkan perjalanan sambil melihat-lihat kiri kanan
nama kota yang dilalui, kira-kira 2,5 jam mereka terperanjat melihat kota yang dilalui yaitu desa
tiga dolok. Tersentak kaget Pak Sabam langsung memberi Perintah kepada Driver untuk kembali
ke Jawa :
Pak Sabam : "Mas Selamet kita pulang aja "
Selamet : " ... (heran) kenapa pak? kan belum ke Medan ?"
Pak Sabam : " 2.5 jam yang lalu kita berangkat dari tempat kita makan yaitu saribu dolok, sudah
2.5 jam kita baru melewati tiga dolok, berarti 1 dolok kita menempuh dengan lebih kurang 50
menit, kalau seribu dolok berapa ????"
Manuhor Pulsa
Category: Humor Batak
Adong ma sada ama-ama sian huta pardomuan, sukses besar dalam bisnis durianna. Panen na
sukses hampir mencapai omzet 10 juta dalam 1 bulan. Alani lumayan do untung na, gabe
kepingin ma amanta i laho mar handphone sebagaimana nadi nipi-ipihon salelengon.
Laho ma amatta i tu sada toko handphone di bilangan segitiga emas Sidikalang, alias jalan
Sisingamangaraja. Songonon ma kira-kira pembicaraan antara amanta i dohot par toko
handphone on:
A : "Ai laho manuhor handphone au lae, na songon dia do na pas di natua-tua songon au. Argana
hira-hira 1 tu 2 juta. Ai nasai do pe adong hepengku."
TH : "Ohh... adong amang, type na NOKIA 3260, balga-balga do tombol na, dang susa amang
molo lau mamiccit nomorna. On ma contoh na amang. Argana holan 1,5 juta do."
A : "Boi .. boi ma i. Baen ma dohot nomor na sekalian. Pasang ma sekaligus, dang hupabotoboto mamasang i, sekalian ma dohot pulsana."
TH: "Boi amang, on ma nomor na, pillit hamu ma. Molo pulsana, na sadia ma ta baen amang,
adong 25 ribu, 50 ribu dohot 100 ribu."
A : "Ai hamu ma mamillit nomor nai, baen ma nomor na bagak. Molo pulsanai si 100 ribu ma
baen."
TH : "Boi amang, alai sebelum hupillit no nai, ai didia do halak amang tinggal?"
A : "Di pardomuan, jonok do tu tigalingga"
TH : "Ohh... alai hurasa amang, dang adong dope sahat jaringan tu Pardomuan."
A : "Ima... ima .. nga boi i . Baen ma 100 ribu dohot jaringan na i, bila porlu 200 ribu pe boi, asa
unang mulak-ulak iba tu Sidikkalang on."
TH : "???!!??"
Kalau bangsa Indonesia mempunyai Pancasila, suku Batak hanya punya Trisila: Silaban, Silaen
dan Silalahi.
Peristiwa yang mungkin cukup langka ini sempat menarik perhatian media cetak lokal. Tak ayal,
para wartawan pemburu berita pun segera mendatangi rumah sakit untuk membuktikan
kebenaran kabar tersebut. Di ruang pasien, tampak telah berkumpul keluarga serta sanak famili
dari pasien.
Sebelumnya, pihak dokter yang dimintakan pendapatnya, tidak bisa memberikan jawaban yang
memuaskan. Bahkan meminta para wartawan untuk menanyakan langsung ke pihak keluarga,
kenapa sampai bayi tersebut lahir tanpa tulang.
Para wartawan pun mencoba menanyakan langsung ke pihak keluarga, apa kira-kira yang
penyebab kelainan tersebut.
Menurut penjelasan pihak keluarga, selama mengandung tidak menunjukkan tanda-tanda
kelainan. Beratnya normal, makannya pun juga tidak ada yang aneh-aneh. Hanya saja, sang ibu
tidak begitu suka dengan sayur bayam.
Ketika ditanyakan apa kira-kira yang menjadi penyebab bayi tersebut sampai lahir tanpa tulang.
Sejenak, tampak semuanya terdiam sampai akhirnya juru bicara keluarga maju untuk mencoba
menjelaskan. Itu pun setelah bisik-bisik dulu dengan anggota keluarga lainnya.
"Sebenarnya, hal ini adalah urusan intern keluarga kami. Tapi karena anda menanyakannya,
maka yang bisa saya sampaikan adalah Tulang dari bayi ini semuanya sedang berkumpul di
Medan karena ada acara keluarga yang tidak bisa ditinggalkan."
Bah, orang Batak rupanya....:)
Notes:
Tulang dalam bahasa dan panggilan orang Batak artinya Oom atau Paman.
bahwa pepaya yang mau dibeli sudah matang, si Jawa bertanya: piro siji?, si Mandailing heran
dan tidak mengerti dan dia menjawab: tidak keras mas ... lunak kok, coba lagi (pir -dari pirodalam bahasa Mandailing artinya keras).
Ya ..... piro siji?, si Jawa bertanya lagi, mulai keheranan.
Tidak keras mas .... coba lagi, si Mandailing menjelaskan lagi dengan nada mulai meninggi.
Lha iya ...... piro?, si Jawa bertanya lagi, tambah heran.
Misunderstanding terus berlanjut, si Mandailing makin marah dan si Jawa makin heran.
Akhirnya si Mandailing bilang : sudah kubilan lunak ... keras (pir) kau bilang .... lihat ini .....,
si Mandailing menonjok pepayanya sampai hancur.
Dasar zawa .... sekarang kau mau apa?!, tantang si Mandailing. Si Jawa kita terpaksa lari
terbirit-birit.