Oleh :
Nama
: Sukma Fauziah
NPM
: E1G014072
Prodi
Kelompok
: 4 ( Empat)
Hari/Jam
Tanggal
: 21 Mei 2015
Ko-Ass
: Jhon Sipayung
Dosen
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB II
Tinjauan Pustaka
Air merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, khususnya air minum
Tetapi ketersediaan air minum yang memenuhi syarat semakin sulit dipenuhi,
terlebih lagi daerah-daerah resapan air yang telah dirubah menjadi pemukiman
penduduk, limbah-limbah industri yang mencemari sungai-sungai, semakin
mempersulit masyarakat untuk mendapatkan air yang layak untuk di minum.
Pemeriksaan air secara kimia sangat penting dilakukan karena air merupakan
substansi yang sangat penting dalam menunjang kehidupan, yang meliputi
pemeriksaan secara kimia baik secara kualitatif maupun kuantitatif dapat dipakai
sebagai pengukuran derajat pencemaran.
Pencemaran air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal,
bukan dari kemurniannya. Air yang tersebar di alam semesta ini tidak pernah
terdapat dalam bentuk murni, namun bukan berarti bahwa semua air sudah
tercemar. Misalnya, walaupun di daerah pegunungan atau hutan yang terpencil
dengan udara yang berssih dan bebas dari pencemaran, air hujan yang turun di
atasnya selalu mengandung bahan-bahan terlarut, seperti CO2, O2, dan N2, serta
bahan-bahan tersuspensi seperti debu dan partikel-partikel lainnya yang terbawa
air hujan dari atsmosfer .
Ammonia adalah bahan kimia dengan formula kimia NH3. Yang
mempunyai bentuk segi tiga. Titik leburnya ialah -75 C dan titik didihnya ialah
-33.7 C. 10% larutan ammonia dalam air mempunyai pH 12. Ammonia cair
terkenal dengan sifat mudah larut. Ia dapat melarutkan logam alkali dengan
mudah untuk membentuk larutan yang berwarna dan dapat mengalirkan elektrik
dengan baik. Ammonia dapat larut dalam air. Larutan ammonia dengan air
mengandung
sedikit
ammonium
hidroksida
(NH4OH).
Ammonia
tidak
AgSO4
Warna kuning
warna hijau
Selama reaksi yang berlangsung +2 jam ini, uap direfluk dengan alat kondensor,
agar zat organis volatile tidak lenyap keluar
BAB III
METODELOGI
Bahan
Gelas ukur
Gelas piala
Pipet tetes
Tabung reaksi dan rak
Penjepit tabung reaksi
Erlenmeyer
Kompor listrik
Buret + statis
Corong kaca
Botol semprot
Thermometer
KMNO4
Aquades
H2SO4
kertas lakmus merah
asam oksalat
air limbah
air galon
air danau
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Paramete
r
Air Danau
Air Limbah
Air Galon
Suhu
33oC
33oC
31oC
Zat padat
terlarut
Zat padat
tersuspen
si
Warna
Putih keruh
Putih bening
Hasil pengamatan
Putih keruh
DO
Amoniak
Mengandung
amoniak
Mengandung amoniak
COD
Volum
e
KMn
O4
selam
apema
nasan
(ml)
Volu
me
KMn
O4
selam
atitra
si
(ml)
Volume
KMnO
4 titrasi
II (ml)
Volu
me
KMn
O4
selam
apem
anasa
n
(ml)
Volume
KMnO4
selamatit
rasi (ml)
Volume
KMnO
4 titrasi
II (ml)
Volu
me
KMn
O4
selam
apem
anasa
n
(ml)
Volume
KMnO4
selamatitra
si (ml)
Volume
KMnO4
titrasi II (ml)
Ulangan I
10
10
13
10
10
7.1
10
10
18
Ulangan
II
4.2 Pembahasan
Pada pratikum ini yaitu tentang analisa kualitas air. Pratikum ini
menggunakan tiga sampel air yaitu air danau, air limbah (air comberan), dan
air galon. Adapun parameter yang diamati adalah suhu, zat padat terlarut,
warna, amoniak dan COD.
Pada pengukuran parameter suhu diperoleh hasil pada sampel air
danau 33oc, pada samel air limbah 33oc dan pada sampel air galon diperoleh
suhu 31 oc. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan termometer. Yang
menunjukkan bahwa suhu air galon lebih rendah dari air limbah dan air
danau.
Pada analisa kualitas air untuk melihat zat padat yang terlarut. Uji
yang dilakukan adalah dengan memanaskan sampel. Dan diperoleh hasil
ketika air danau dipanaskan air menjadi keruh yang menandakan adanya zat
padat terlarut didalam sampel air danau. Ketika air limbah dipanaskan air
menjadi keruh yang menandakan adanya zat padat terlarut didalam sampel air
limbah Sedangkan pada sampel air galon ketika dipanaskan air berubah
menjadi putih bening yang menandakan terdapatnya zat padat terlarut
didalam sampel air galon.
Pada analisa kualitas air untuk melihat zat padat yang tersuspensi
yaitu dengan melihat ada tidaknya endapan yang terjadi ketika sampel selesai
dipanaskan. Dan diperoleh hasil air danau, air limbah, dan air galon tidak
terjadi endapan. Ini membuktikan bahwa air danau, air limbah, dan air galon
tidak mengandung zat padat tersuspensi.
Pada analisa air untuk melihat amoniak yaitu dengan mengukur ph
air dan mencium bau air setelah dipanaskan. Dan pada air galon diperoleh
hasil ketika sampel air galon diukur dengan kertas lakmus merah, kertas
lakmus tidak menunjukan adanya perubahan menjadi biru atau tidak
menunjukan basa. Dan ketika dicium tidak terdapat bau tengik. Yang
membuktikan bahwa kedua sampel tidak mengandung amoniak. Sedangkan
pada air limbah dan air danau mengandung amoniak karena ketika kedua
sampel tersebut diukur dengan kertas lakmus merah, kertas lakmus
menunjukan adanya perubahan warna menjadi biru atau menunjukan basa.
Dan ketika dicium terdapat bau tengik.
Analisa teakhir yaitu COD, dimana pada sampel air danau
didapatkan data volume KMnO4 selama pemanasan yaitu 10 ml, volume
KMnO4 selama titrasi pertama yaitu 10 ml, dan volume KMnO4 selama
titrasi kedua yaitu 13 ml. Pada sampel air limbah didapatkan data volume
KMnO4 selama pemanasan yaitu 10 ml, volume KMnO4 selama titrasi
pertama yaitu 10 ml, dan volume KMnO4 selama titrasi kedua yaitu 7,1 ml.
Terakhir pada sampel air galon didapatkan data volume KMnO4 selama
pemanasan yaitu 10 ml, volume KMnO4 selama titrasi pertama yaitu 10 ml,
dan volume KMnO4 selama titrasi kedua yaitu 18 ml
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari pratikum yang telah dilaksanakan dapat diambil kesimpulan:
1. Warna air galon lebih jernih daripada air danau dan air limbah
2. Suhu air galon lebih rendah daripada air limbah dan air danau
3. Pada ketiga samel air terdapat zat padat terlarut dan tidak terdapat zat
padat tersuspensi
4. Terdapat amoniak pada air limbah dan air danau. Sedangkan ada air
galon tidak terdapat amoniak.
5.2 Saran
Adaun saran yang ingin saya sampaikan yaitu untuk praktikan seharusnya
lebih kondusif lagi dalam melakukan praktikum, agar dapat memahami apa yang
dipraktikumkan. Untuk koass tingkatkan lagi dalam memberi pengarahan
terhadap praktikan. Dan untuk laboraturium, sebaiknya selalu diperbaruhi alat-alat
maupun bahan yang sudah sedikit memburuk keadaannya yang ada di
laboraturium agar lancarnya praktikum yang dijalankan.
DAFTAR PUSTAKA