Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

Oleh :
Nama

: Sukma Fauziah

NPM

: E1G014072

Prodi

: Teknologi Industri Pertanian

Kelompok

: 4 ( Empat)

Hari/Jam

: Kamis/Pukul 14.00 16.00 WIB

Tanggal

: 21 Mei 2015

Ko-Ass

: Jhon Sipayung

Dosen

: Dra. Devi Silsia, M.Si dan Drs. Syafnil, M.Si

Objek Praktikum : Analisa Kualitas Air

LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2015

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebutuhan oksigen Biologi ( BOD ) didefinisikan sebagai banyaknya oksigen
yang diperlukan oleh organisme pada saat pemecahan bahan organik. Pada
kondisi aerobic, pemecahan bahan organik diartikan bahwa bahan organik ini
digunakan oleh organisme sebagai bahan makanan dan energinya diperoleh dari
proses oksidasi ( PESCOD, 1973 ). Parameter BOD, secara umum banyak dipakai
untuk menentukan tingkat pencemaran air buangan. Sehingga makin banyak
bahan organik dalam air, makin besar BOD nya sedangkan DO akan makin
rendah. Air yang bersih adalah yang BOD nya kurang dari 1 mg/l atau 1 ppm, jika
BOD nya di atas 4 ppm, air dikatakan tercemar. Penentuan BOD sangat penting
untuk menelusuri aliran pencemaran dari tingkat hulu ke muara. Sesungguhnya
penentuan BOD merupakan suatu prosedur bioassay yang menyangkut
pengukuran banyaknya oksigen yang digunakan oleh organisme yang digunakan
oleh organisme selama organisme tersebut menguraikan bahan organik yang ada
dalam suatu perairan, pada kondisi yang hampir sama dengan kondisi yang ada di
alam. Selama pemeriksaan BOD. Hal ini untuk menjaga supaya oksigen terlarut
selalu ada selama pemeriksaan. Pemeriksaan BOD tersebut dianggap sebagai
sebagai suatu prosedur oksidasi dimana organisme hidup bertindak sebagai
nedium untuk menguraikan bahan organik menjadi CO2 dan H2O. Reaksi
oksidasi selama pemeriksaan BOD merupakan hasilk dari aktifitas biologis
dengan kecepatan reaksi yang berlangsung sangat dipengaruhi oleh jumlah
populasi dan suhu. Karenanya selama pemeriksaan BOD, suhu harus diusahakan
konstan pada 20C yang merupakan suhu optimum di alam. Secara teoritis, waktu
yang diperlukan untuk proses oksidasi yang sempurna sehingga bahan organik
terurai menjadi CO2 dan H2O adalah tidak terbatas. Sebagaimana diketahui
bahwa, ammonia sebagai hasil sampingan ini dapat dioksidasi menjadi nitrit dan
nitrat, sehingga dapat mempengaruhi hasil penentuan BOD.

1.2 Tujuan Percobaan


Praktikan mampu menguji atau menganalisis beberapa sifat fisika dan sifat
kimia air secara kualitatif dan kuantitatif

BAB II

Tinjauan Pustaka
Air merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, khususnya air minum
Tetapi ketersediaan air minum yang memenuhi syarat semakin sulit dipenuhi,
terlebih lagi daerah-daerah resapan air yang telah dirubah menjadi pemukiman
penduduk, limbah-limbah industri yang mencemari sungai-sungai, semakin
mempersulit masyarakat untuk mendapatkan air yang layak untuk di minum.
Pemeriksaan air secara kimia sangat penting dilakukan karena air merupakan
substansi yang sangat penting dalam menunjang kehidupan, yang meliputi
pemeriksaan secara kimia baik secara kualitatif maupun kuantitatif dapat dipakai
sebagai pengukuran derajat pencemaran.
Pencemaran air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal,
bukan dari kemurniannya. Air yang tersebar di alam semesta ini tidak pernah
terdapat dalam bentuk murni, namun bukan berarti bahwa semua air sudah
tercemar. Misalnya, walaupun di daerah pegunungan atau hutan yang terpencil
dengan udara yang berssih dan bebas dari pencemaran, air hujan yang turun di
atasnya selalu mengandung bahan-bahan terlarut, seperti CO2, O2, dan N2, serta
bahan-bahan tersuspensi seperti debu dan partikel-partikel lainnya yang terbawa
air hujan dari atsmosfer .
Ammonia adalah bahan kimia dengan formula kimia NH3. Yang
mempunyai bentuk segi tiga. Titik leburnya ialah -75 C dan titik didihnya ialah
-33.7 C. 10% larutan ammonia dalam air mempunyai pH 12. Ammonia cair
terkenal dengan sifat mudah larut. Ia dapat melarutkan logam alkali dengan
mudah untuk membentuk larutan yang berwarna dan dapat mengalirkan elektrik
dengan baik. Ammonia dapat larut dalam air. Larutan ammonia dengan air
mengandung

sedikit

ammonium

hidroksida

(NH4OH).

Ammonia

tidak

menyebabkan kebakaran, dan tidak akan terbakar kecuali dicampur dengan


oksigen.Kadar amonia dalam air laut sangat bervariasi dan dapat berubah secara
cepat. Amonia dapat bersifat toksik bagi biota jika kadarnya melebihi ambang
batas maksimum. Meningkatnya kadar amonia di laut berkaitan erat dengan
masuknya bahan organik yang mudah terurai (baik yang mengandung unsur
nitrogen maupun tidak). Penguraian bahan organik yang mengandung unsur
nitrogen akan menghasilkan senyawa nitrat (NO3), nitrit (NO2) dan selanjutnya
menjadi amonia (NH3) (Effendi, 2003).

Chemical oxygen demand (COD) atau kebutuhan oksigen kimia adalah


jumlah oksigen (mg.O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organis
yang ada dalam 1 liter sampel air, di mana pengoksidasi K 2Cr2O7 digunakan
sebagai sumber oksigen (oxygen agent). Angka COD merupakan ukuran bagi
pencemaran air oleh zat-zat organis yang secara alamiah dapat dioksidasikan
melalui proses mikrobiologis, dan mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut
di dalam air.
Sebagian besar zat organis melalui tes COD ini dioksidasi oleh larutan
K2Cr2O4 dalam keadaan asam yang mendidih:
E
CaHbOc + Cr2O72- + H+

CO2 + H2O + Cr3+

AgSO4
Warna kuning

warna hijau

Selama reaksi yang berlangsung +2 jam ini, uap direfluk dengan alat kondensor,
agar zat organis volatile tidak lenyap keluar

BAB III
METODELOGI

3.1 Alat dan Bahan


Alat

Bahan

Gelas ukur
Gelas piala
Pipet tetes
Tabung reaksi dan rak
Penjepit tabung reaksi
Erlenmeyer
Kompor listrik
Buret + statis
Corong kaca
Botol semprot
Thermometer

KMNO4
Aquades
H2SO4
kertas lakmus merah
asam oksalat
air limbah
air galon
air danau

3.2 Cara Kerja


Suhu / temperature
1. Siapkan air sumur dan air rawa dan buka tutup botolnya
2. Celupkan alat pengukur suhu yaitu thermometer
3. Baca angka yang tertera pada thermometer
Zat padat terlarut dan zat padat tersuspensi
1. Ambil air sumur dan air rawa tadi masing-masing 100 ml dalam gelas
ukur dan tuangkan dalam gelas piala
2. Kemudian panaskan kedua sampel tersebut
3. Jika air menjadi keruh berarti ada zat padat terlarut, sedangkan bila
ada endapan berarti mengandung zat padat tersuspensi.
Warna
1. Ambil kedua sampel tadi dan masing-masing di tuangkan dalam
tabung reaksi
2. Bandingkan warnanya dengan larutan standar yang telah disediakan.
Amoniak
1. Masukkan 10-15 ml sampel ke daklam tabung reaksi
2. Lipatkan kertas lakmus merah pada bagian mulut tabung
3. Kemudian panaskan
4. Bila tercium bau tengik atau kertas lakmus merah berubah menjadi
biru berarti air mengandung amoniak.

COD secara kuantitatif


1. Masukkan sampel dalam gelas ukur kemudian encerkan dengan
aquades sampai volume 100 ml
2. Tambahkan 5 ml asam sulfat dan panaskan sampai mendidih
3. Tambahkan lagi 10 ml KMnO4 dan didihkan selama 10 menit
4. Bila selama dididihkan warna merah muda hilang maka di tambah lagi
KMnO4 nya sampai warna merah muda tidak hilang
5. Tambahkan 10 ml asam oksalat sampai warna merah muda hilang
6. Selagi panas, titrasikan dengan KMnO4 sampai terbentuk warna
merah muda terbentuk stabil ( tidak hilang ) catat KMnO4 yang
terpakai.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1 Hasil Pengamatan


n
o

Paramete
r

Air Danau

Air Limbah

Air Galon

Suhu

33oC

33oC

31oC

Zat padat
terlarut

Tetrdapat zat padat


terlarut

Tetrdapat zat padat


terlarut

Tetrdapat zat padat terlarut

Zat padat
tersuspen
si
Warna

Putih keruh

Putih bening

Hasil pengamatan

Putih keruh

DO

Amoniak

Mengandung
amoniak

Mengandung amoniak

Tidak Mengandung amoniak

COD

Volum
e
KMn
O4
selam
apema
nasan
(ml)

Volu
me
KMn
O4
selam
atitra
si
(ml)

Volume
KMnO
4 titrasi
II (ml)

Volu
me
KMn
O4
selam
apem
anasa
n
(ml)

Volume
KMnO4
selamatit
rasi (ml)

Volume
KMnO
4 titrasi
II (ml)

Volu
me
KMn
O4
selam
apem
anasa
n
(ml)

Volume
KMnO4
selamatitra
si (ml)

Volume
KMnO4
titrasi II (ml)

Ulangan I

10

10

13

10

10

7.1

10

10

18

Ulangan
II

4.2 Pembahasan
Pada pratikum ini yaitu tentang analisa kualitas air. Pratikum ini
menggunakan tiga sampel air yaitu air danau, air limbah (air comberan), dan
air galon. Adapun parameter yang diamati adalah suhu, zat padat terlarut,
warna, amoniak dan COD.
Pada pengukuran parameter suhu diperoleh hasil pada sampel air
danau 33oc, pada samel air limbah 33oc dan pada sampel air galon diperoleh
suhu 31 oc. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan termometer. Yang
menunjukkan bahwa suhu air galon lebih rendah dari air limbah dan air
danau.
Pada analisa kualitas air untuk melihat zat padat yang terlarut. Uji
yang dilakukan adalah dengan memanaskan sampel. Dan diperoleh hasil
ketika air danau dipanaskan air menjadi keruh yang menandakan adanya zat
padat terlarut didalam sampel air danau. Ketika air limbah dipanaskan air
menjadi keruh yang menandakan adanya zat padat terlarut didalam sampel air
limbah Sedangkan pada sampel air galon ketika dipanaskan air berubah
menjadi putih bening yang menandakan terdapatnya zat padat terlarut
didalam sampel air galon.
Pada analisa kualitas air untuk melihat zat padat yang tersuspensi
yaitu dengan melihat ada tidaknya endapan yang terjadi ketika sampel selesai

dipanaskan. Dan diperoleh hasil air danau, air limbah, dan air galon tidak
terjadi endapan. Ini membuktikan bahwa air danau, air limbah, dan air galon
tidak mengandung zat padat tersuspensi.
Pada analisa air untuk melihat amoniak yaitu dengan mengukur ph
air dan mencium bau air setelah dipanaskan. Dan pada air galon diperoleh
hasil ketika sampel air galon diukur dengan kertas lakmus merah, kertas
lakmus tidak menunjukan adanya perubahan menjadi biru atau tidak
menunjukan basa. Dan ketika dicium tidak terdapat bau tengik. Yang
membuktikan bahwa kedua sampel tidak mengandung amoniak. Sedangkan
pada air limbah dan air danau mengandung amoniak karena ketika kedua
sampel tersebut diukur dengan kertas lakmus merah, kertas lakmus
menunjukan adanya perubahan warna menjadi biru atau menunjukan basa.
Dan ketika dicium terdapat bau tengik.
Analisa teakhir yaitu COD, dimana pada sampel air danau
didapatkan data volume KMnO4 selama pemanasan yaitu 10 ml, volume
KMnO4 selama titrasi pertama yaitu 10 ml, dan volume KMnO4 selama
titrasi kedua yaitu 13 ml. Pada sampel air limbah didapatkan data volume
KMnO4 selama pemanasan yaitu 10 ml, volume KMnO4 selama titrasi
pertama yaitu 10 ml, dan volume KMnO4 selama titrasi kedua yaitu 7,1 ml.
Terakhir pada sampel air galon didapatkan data volume KMnO4 selama
pemanasan yaitu 10 ml, volume KMnO4 selama titrasi pertama yaitu 10 ml,
dan volume KMnO4 selama titrasi kedua yaitu 18 ml

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari pratikum yang telah dilaksanakan dapat diambil kesimpulan:
1. Warna air galon lebih jernih daripada air danau dan air limbah
2. Suhu air galon lebih rendah daripada air limbah dan air danau
3. Pada ketiga samel air terdapat zat padat terlarut dan tidak terdapat zat
padat tersuspensi
4. Terdapat amoniak pada air limbah dan air danau. Sedangkan ada air
galon tidak terdapat amoniak.

5.2 Saran
Adaun saran yang ingin saya sampaikan yaitu untuk praktikan seharusnya
lebih kondusif lagi dalam melakukan praktikum, agar dapat memahami apa yang
dipraktikumkan. Untuk koass tingkatkan lagi dalam memberi pengarahan
terhadap praktikan. Dan untuk laboraturium, sebaiknya selalu diperbaruhi alat-alat
maupun bahan yang sudah sedikit memburuk keadaannya yang ada di
laboraturium agar lancarnya praktikum yang dijalankan.

DAFTAR PUSTAKA

Tim Penyusun. 2013. Penuntun Praktikum Kimia Organik. Laboratorium


Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian UNIB.
Arifin. 2007. Tinjauan dan Evaluasi Proses Kimia (Koagulasi, Netralisasi,
Desinfeksi) di Instalasi Pengolahan Air Minum Cikokol, Tangerang.
Tangerang : PT. Tirta Kencana Cahaya Mandiri.
Alaerts, G. dan Sri Santika Sumestri. 1987. Metode Penelitian Air. Surabaya:
Usaha Nasional
Suriaman, Edi , Juwita. 2008. Uji Kualitas Air [Skripsi]. Malang: Fakultas Sains
dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Malang.

Anda mungkin juga menyukai