Case Report Campak
Case Report Campak
I.
II.
IDENTITAS PASIEN
Nama
Jenis Kelamin
Usia
Alamat
ANAMNESIS
a. Keluhan utama
b. Keluhan tambahan
: An S
: Perempuan
: 8 tahun
: jl. Cikini Kramat rt 07/ rw 01
: Demam sejak 3 hari SMRS
: mual, muntah, mata terasa panas, kaki
pegal,BAB mencret
c. Riwayat Penyakit Masuk
Pasien datang ke Poli RS PGI CIKINI dengan keluhan demam yang terus
menerus sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengeluh mual,
muntah, mata panas, kaki pegal, dan nafsu makan berkurang. Sebelumnya
pasien belum pernah mengalami hal serupa. Sudah dicoba diberikan obat
penurun panas , demam sempat turun kemudian kembali demam. Kejang -,
bab cair 1x, ampas +, darah -, lendir -. Keluhan tambahan lain berupa batuk
pilek, mimisan disangkal, gusi berdarah d. Riwayat Penyakit dahulu
:
Hal ini baru pertama kali dikeluhkan pasien
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Dikeluarga pasien tidak ada yang mempunyai riwayat sakit seperti dikeluhkan
pasien.
f. Riwayat Kebiasaan Pribadi
:
Pasien tidak memiliki kebiasaan pribadi
III.
RIWAYAT KEHAMILAN
a. Riwayat kehamilan
: G2A0P2 (38 minggu)
b. Perawatan antenatal
: trimester I 1x/ bulan di Bidan
trimester II 1x/bulan di Bidan
trimester III 2x/bulan di Bidan
c. Penyakit kehamilan
IV.
V.
RIWAYAT KELAHIRAN
a. Cara lahir
b. Tempat lahir
c. Ditolong oleh
d. Masa gestasi
e. Berat lahir
f. Panjang lahir
g. Langsung menangis
h. Kelainan bawaan
Kesan
: Spontan
: Rumah Bidan Sakarwati
: Bidan
: cukup bulan (38 minggu)
: 3300 gram
: 51 cm
: iya
:tidak ada
: riwayat kelahiran normal tidak ada kelainan
VI.
VII.
RIWAYAT IMUNISASI
VIII.
DATA ANTROPOMETRI
Antropometri:
Tinggi badan : 130 cm
Berat badan : 28 kg
26 kg
126 cm
IX.
patah
h. Wajah
l.
- Retroaurikular :
Inspeksi : tampak ruam maculopapular
Palpasi : massa (-), tonjolan (-)
Hidung
: Bentuk hidung normal, konka agak pucat, septum
nasi di tengah, selaput lendir tidak hiperemis. Tidak tampak nafas cuping hidung.
m. Mulut
: Bibir lembab, tidak sianosis. Mukosa mulut tidak
tampak bercak koplik, lidah kotor tapi tidak tremor, gusi tenang. Faring hiperemis,
tonsil tidak tampak hiperemis (T1-T1)
n. Thoraks
- Inspeksi
simetris
- Palpasi
- Perkusi
sonor
:
: pergerakan dinding dada kanan dan kiri
: vokal fremituss kanan dan kiri sama
: perkusi perbandingan kanan dan kiri sama
- Auskultasi
X.
XI.
-/o. Abdomen
- Inspeksi
- Auskultasi
- Palpasi
- Perkusi
p. Ekstremitas
q. Anus
PEMERIKSAAN PENUNJANG
DIAGNOSIS KERJA
Morbili
XII.
DIAGNOSIS BANDING
Rubeola
Eksantema subitum
XIII.
TATALAKSANA
Nonfarmakologi :
Tirah baring
Isolasi
Diet makanan Lunak
Farmakologi :
IVFD RL 24 tpm ( makro )
Parasetamol syr 4 X 2 cth
Ambroxol syr 3 X 2 cth
Vitamin A 1 x 100.000 IU
FOLLOW UP
BAB II
ANALISA KASUS
Anamnesis
Pada pasien ini ditegakkan diagnosis morbili berdasarkan ditemukannya keluhan
demam sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit pada anamnesa. Demam awalnya
muncul sore hari, kemudian demam dirasakan terus menerus walau sudah diberi
antipiretik yang diikuti keluhan ruam kemerahan diseluruh tubuh yang diawali dari
belakang telinga dan disertai mata merah. Keluhan demam juga disertai dengan batuk
berdahak.
Hal ini sesuai dengan manifestasi klinis dari morbili yaitu koriza dan mata meradang
disertai batuk dan demam tinggi dalam beberapa hari, diikuti timbulnya ruam yang
memiliki ciri khas, yaitu diawali dari belakang telinga kemudian menyebar ke muka,
dada, tubuh, lengan dan kaki bersamaan dengan meningkatnya suhu tubuh.
Berdasarkan anamnesis juga didapatkan faktor risiko penularan dari teman sekolah
dasar pasien yang mengalami keluhan serupa sebelum keluhan pasien timbul.
Pemeriksaan Fisik
di temukan peningkatan suhu yaitu 38,10C. pada pemeriksaan mata ditemukan mata
tampak merah. Pada pemeriksaan tenggorok faring hiperemis dan pada pemeriksaan
kulit ditemukan ruam makulopapular diseluruh tubuh, mulai daribelakang telinga,
wajah, dada, abdomen dan keempat ekstremitas.
Sehingga dapat disimpulkan pada pasien ini terdapat gejala klinis dari morbili 3C
(cough, coryza, conjungtivitis), disertai demam dan timbul ruam makulopapular yang
khas pada morbili.
Pemeriksaan Penumpang
Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan leukopenia (3900/L). Pada campak
memang dapat ditemukan leukopenia, tetapi tidak spesifik karena infeksi virus lain
dapat menyebabkan leukopenia.
Penatalaksanaan
Tirah baring
Pemberian cairan dan kalori
Pada pasien ini kebutuhan cairan disesuaikan dengan berat badan pasien. Bedasarkan
rumus pemberian cairan rumatan diberikan 1660 cc/hari untuk pasien dengan berat
badan 28 kg. cairan yang diberikan pada pasien ini adalah RL. Sedangkan pemberian
makanan pada pasien ini adalah makanan biasa (MB) dengan penghitungan kalori
sebagai berikut:
RDA kalori =50 kcal x 28kg = 1400 kalori
Pemberian antipiretik bila diperlukan
Pada pasien ini diberikan Paracetamol, dan paracetamol termasuk golongan antipiretikanalgetik yang memiliki efek sebagai penurun panas dan penghilang nyeri. Hal ini
sesuai diberikan pada pasien ini karena terdapat peningkatan suhu tubuh
CASE REPORT
MORBILI
Pembimbing :
Dr. Keswari, SpA
Disusun Oleh :
Pinandhito Nararrya Wirrya Latukolan
1161050211