Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT, yang telah senantiasa melimpahkan Rahmat dan
Hidayah- NYA sehingga kita semua dalam keadaan sehat walafiat dalam menjalankan
aktifitas sehari-hari. Penyusun juga panjatkan kehadiran ALLAH SWT, karena hanya dengan
keridoan-NYA Makalah dengan judul Menejemen Proyek ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari betul sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak,
makalah ini tidak akan terwujud dan masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan segala
kerendahan hati penulis berharap saran dan kritik demi perbaikan-perbaikan lebih lanjut.
Akhirnya penulis berharap, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi yang
membutuhkan.

Medan, Februari 2016

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .....................................................................................................

DAFTAR ISI ..................................................................................................................

ii

BAB I

PENDAHULUAN .........................................................................................

1.1
1.2
1.3
1.4

Latar Belakang .......................................................................................


Rumusan masalah ...................................................................................
Batasan masalah .....................................................................................
Tujuan Penulisan ....................................................................................

1
2
3
3

PEMBAHASAN ...........................................................................................

2.1 Pengertian Proyek ...................................................................................

2.2 Pengertian Manajeman Proyek (Project Management) ..........................

2.3 Sejarah dan Perkembangan Manajemen Proyek ....................................

2.4 Teknik Manajemen Proyek .....................................................................

2.5 Keterbatasan Manajemen Operasional ...................................................

13

BAB III PENUTUP .....................................................................................................

15

3.1 Kesimpulan .............................................................................................

15

3.2 Saran .......................................................................................................

15

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................

16

BAB II

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manajemen adalah Aktivitas yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan kepemimpinan, serta pengawasan terhadap pengelolaan sumber daya yang
dimiliki suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proyek merupakan
Suatu kegiatan sementara yang dilakukan atau yang berlangsung dalam waktu terbatas
dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk
(deliverable) yang kriterianya telah digariskan dengan jelas.
Semakin maju peradaban manusia, semakin cangih dan kompleks proyek yang
dikerjakan dengan melibatkan pengguna sumberdaya dalam bentuk tenaga manusia, material
dan dana yang jumlahnya bertambah besar. Diiringi pula dengan semakin ketat kompetisi
penyelenggaraan proyek untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sehingga dibutuhkan cara
pengelolaan, metoda serta teknik yang paling baik sehingga pengunaan sumber daya benarbenar efektif dan efisien sehingga dibutuhkan manajemen proyek. Dengan kata lain
manajemen proyek tumbuh karena dorongan mencari pendekatan penggelolaan yang sesuai
dengan tuntutan dan sifat kegiatan proyek, suatu kegiatan yang dinamis dan berbeda dengan
kegiatan operasional rutin. Manajemen Proyek berbeda dengan manajemen klaisik yang
berhasil menggelola kegiatan operasional. Hal ini karena beberapa prilaku proyek yang
penuh dinamika dan adanya perubahan cepat.

1.2 Rumusan Masalah


Berangkat dari uraian singkat di atas, penulis dapat merumuskan masalah yang
menjadi pokok pembahasan dalam makalah ini yaitu:
1. Apakah pengertian proyek?
2. Apakah pengertian manajemen proyek?
3. Bagaimanakah sejarah dan perkembangan manajemen proyek hingga bisa sampai sekarang
ini?
4. Teknik-teknik apa sajakah yang seharusnya digunakan demi keberhasilan suatu manajemen
proyek?
5. Apakah keterbatasan yang biasanya didapatkan dalam manajemen proyek?

1.3 Batasan Masalah


Untuk membatasi ruang lingkup pembahasan makalah ini demi mengefisienkan
waktu penyelesaian makalah ini. Penulis memberikan beberapa batasan masalah bahwa :
konteks manajemen proyek yang dibahas dalam makalah ini bersifat umum dan tidak
mengkhusus atau lebih mendetail, mengingat waktu yang diberikan untuk menyelesaikan
makalah ini sangat minim.
1.4 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk :
1.
2.
3.
4.

Mengetahui pengertian tentang proyek


Mengetahui pengertian tentang manajemen proyek
Mengetahui sejarah dan perkembangan manajemen proyek.
Mengetahui Teknik-teknik yang seharusnya digunakan demi keberhasilan suatu

5.

manajemen proyek.
Mengetahui Keterbatasan yang biasanya didapatkan dalam manajemen proyek.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Proyek


Proyek merupakan suatu tugas yang perlu dirumuskan untuk mencapai sasaran yang
dinyatakan secara kongkrit serta harus diselesaikan dalam suatu periode tertentu dengan
menggunakan tenaga manusia dan alat-alat yang terbatas dan begitu kompleks sehingga
dibutuhkan pengelolaan dan kerjasama yang berbeda dari yang biasanya digunakan.
Menurut DI Cleland dan Wr. King (1987), proyek merupakan gabungan dari berbagai
sumber daya yang dihimpun dalam organisasi sementara untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Selain itu proyek juga bertujuan menghasilkan produk atau kerja akhir tertentu.
Dalam proses mewujudkan produk tsb di atas, ditentukan jumlah biaya, jadwal, serta kriteria
mutu. Bersifat sementara, dalam arti umurnya dibatasi oleh selesainya tugas. Titik awal dan
titik akhir ditentukan dengan jelas. Nonrutin, tidak berulang-ulang. Macam dan intensitas
kegiatan berubah sepanjang berlangsungnya proyek.
Timbulnya suatu proyek antara lain dilatar belakangi oleh:
a) Rencana pemerintah. misalnya proyek pembangunan jalan
b) Permintaan pasar. misalnya terjadi kenaikan permintaan suatu produk dalam jumlah
besar, maka perlu dibangun sarana produksi baru.
c) Dari dalam perusahaan yang bersangkutan. misalnya suatu perusahaan akan
memperbarui (modernisasi) perangkat, sistem kerja, atau sistem informasi yang lama
agar lebih mampu bersaing.
d) Dari kegiatan penelitian dan pengembangan. dari kegiatan penelitian dan pengembangan
diperkirakan dapat dihasilkan produk baru yang banyak manfaat dan peminatnya,
sehingga dibangun fasilitas produksinya.
Macam-Macam Proyek :
Menurut R.D Achibalt (1976), macam-macam proyek adalah sebagai berikut :
a. Proyek Kapital (Modal). Meliputi : pembebasan tanah, pembelian material dan peralatan,
desain mesin, dan kostruksi guna pembangunan instalasi pabrik baru.
b. Proyek pengembangan produk baru adalah kegiatan untuk menciptakan produk baru yang
biasanya merupakan gabungan antara proyek kapital dan proyek riset dan
pengembangan. Contoh : penemuan alat elektronik karaoke.
c. Proyek penelitian dan pengembangan berupa kegiatan untuk melakukan penelitian dengan
sasaran yang ditentukan.

d. Proyek sistem informasi adalah kegiatan yang sifatnya spesifik dengan mempergunakan alatalat pemrosesan data (data processing personal dan alat-alat lainnya).
e. Proyek yang berkaitan dengan manajemen : perusahaan merancang reorganisasi, perusahaan
merancang program efisiensi, dan penghematan merancang diversifikasi.
Proyek dapat berukuran besar dan kecil sehingga waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan suatu proyek bias singkat atau lama. Contoh suatu proyek dalam dunia IT
adalah terdapat pertim ahli software/suatu perusahaan software house, mereka ahli dalam hal
membuat sebuah aplikasi accounting. Nah mereka mendapat orderan membuat sebuah
aplikasi tersebut dari salah satu clientnya dengan sebelumnya ada persetujuan masalah biaya
dan aspek lainnya.

2.2 Pengertian Manajeman Proyek (Project Management)


Aspek manajemen sangat penting artinya bagi setiap jenis usaha. Ia berfungsi
untuk aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian yang
disingkat dengan POAC dengan tidak memandang jenis, tujuan, maupun rumitnya aktivitas
tersebut. Studi aspek manajemen terhadap sebuah proyek disebabkan karena dua hal.
Pertama: pada saat pembangunan suatu proyek diperlukan perencanaan yang matang agar
tujuan yang diinginkan tercapai. Kedua: pada saat bisnis dioperasionalkan secara rutin
diperlukan kaidah atau prinsip dalam pengelolaannya. Sampai dengan saat ini, masih banyak
proyek yang gagal dibangun dan dioperasionalkan bukan disebabkan oleh aspek lain,
melainkan lemahnya aspek manajemennya sehingga tidak memiliki panduan lengkap untuk
dijadikan referensi dalam membuat rancangan desain proyek.
Proyek dalam istilah ekonomi adalah suatu kegiatan yang menggunakan modal
atau faktor produksi untuk memproduksi aset yang diharapkan mendapatkan kemanfaatan
setelah jangka waktu tertentu. Dengan proyek inilah, maka manusia akan meningkatkan taraf
kesejahteraannya.
A project is an investment activity, where we expend capital resource to create a producing
assets from which we can expect to realize benefits over an extended period of time, or the
whole complex of activities in valued in using resources to gain benefits, is a project. (J.
Price Gittinger, 1972:1).
Sedangkan dalam perspektif bisnis diperoleh pengertian proyek adalah rangkaian
kegiatan sekali saja yang memiliki satu titik awal dan titik akhir yang tegas dalam waktu.
Sehingga manajemen proyek (project management) adalah pekerjaan untuk membuat
4

kegiatan-kegiatan yang direncanakan dapat dilaksanakan secara tepat waktu, di dalam


kerangka anggaran dan sesuai dengan perincian. Saat ini manajemen proyek menjadi begitu
populer karena pendekatan yang terdapat dalam menajemen proyek sangat cocok bagi
lingkungan dinamis dan membutuhkan fleksibilitas serta respon yang tanggap. Metodemetode dalam manajemen proyek dapat membantu dalam menetapkan sasaran-sasaran yang
akan dicapai serta menggarisbawahi kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan.
Manfaat manajemen proyek:
a)

Mengidentifikasi fungsi tanggung jawab

b)

Meminimalkan tuntutan pelaporan rutin

c)

Mengidentifikasi batas waktu untuk penjadwalan

d)

Mengidentifikasi metode analisa peramalan

e)

Mengukur prestasi terhadap rencana

f)

Mengidentifikasi masalah dini & tindakan perbaikan

g)

Meningkatkan kemampuan estimasi untuk rencana

h)

Mengetahui jika sasaran tidak dapat dicapai/terlampaui


Contoh manajemen proyek diantaranya adalah : membangun sebuah stadion sepak

bola, megelola penelitian berskala besar, melaksanakan pembedahan transplantasi organ


tubuh, memasang lintas produksi, atau berjuang mendapatkan ijazah strata satu di suatu
perguruan tinggi.
Konsep Manajemen Proyek :
Manajemen proyek sistem informasi ditekankan pada tiga faktor, yaitu : manusia, masalah
dan proses. Dalam pekerjaan sistem informasi faktor manusia sangat berperan penting dalam
suksesnya manajemen proyek. Pentingnya faktor manusia dinyatakan dalam model
kematangan kemampuan manajement manusia (a people management capability maturity
model/ PM-CMM) yang berfungsi untuk meningkatkan kesiapan organisasi perangkat lunak
(sistem informasi) dalam menyelesaikan masalah dengan melakukan kegiatan menerima,
memilih, kinerja manajemen, pelatihan, kompensasi, pengembangan karier, organisasi dan
rancangan kerja serta pengembangan tim.
Hal-hal yang perlu dilakukan seorang manajer proyek adalah :
Manajer proyek harus mendefinisikan proyek, membreakdown proyek menjadi serangkaian
tugas(tasks) yang mudah dikelola, memperoleh sumberdaya yang dibutuhkan, dan
membentuk tim kerja untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut.

Manajer proyek harus menetapkan tujuan akhir dari proyek dan memitivasi anggota tim kerja
untuk menyelesaikan proyek tepat waktu
Manajer proyek harus menginformasikan kepada stakeholder tentang perkembangan
pelaksanaan proyek secara periodik.
Manajer proyek harus mengenali resiko yang mungkin terjadi dan meminimalkan dampak
terhadap penyelesaian proyek.
Manajer proyek harus beradaptasi terhadap perubahan-perubahan, karena tidak ada proyek
yang 100% berjalan sesuai dengan yang direncanakan.
Berkaitan dengan tugas-tugas seorang manajer, maka area kemampuan yang perlu dimiliki
oleh seorang manajer adalah: kepemimpinan, manajemen orang (konsumen, suplier, manajer
dan kolega), komunikasi , negosiasi, perencanaan, manajemen kontrak, pemecahan masalah
dan berpikir kreatif). Banyak kesalahan terjadi dalam mengelola sebuah proyek yang
menyebabkan sering menjadi hambatan.
Hambatan-hambatan yang mungkin terjadi adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

komunikasi yang tidak baik (Poor communication)


persetujuan yang tidak jelas (Disagreement)
kesalahpahaman (Misunderstandings).
suasana yang tidak mendukung (Bad weather)
pemogokan kerja (Union strikes)
konflik pribadi (Personality conflicts)
manajemen yang tidak baik (Poor management)
definisi sasaran dan tujuan tidak jelas (Poorly defined goals and objectives)
Manajer proyek yang baik tidak menghindari semua resiko, tetapi menyiapkan proses

dan prosedur standart untuk berusaha mencegah resiko yang mungkin terjadi seperti:
a. Keterlambatan penyelesaian proyek, pembekakkan anggaran atau keingingan konsumen
tidak terpenuhi.
b. Tidak konsisten antara proses dan prosedur yang digunakan manajer proyek
c. Proyek tidak bermanfaat dan membuang-buang waktu dan biaya
d. Tidak sinerginya faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi proyek.

2.3 Sejarah dan Perkembangan Manajemen Proyek


Bukti terhadap diimplementasikannya ilmu manajemen proyek sudah ada sejak
ribuan tahun yang lalu. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya piramid raksasa di kota
Mesir.
Piramida yang secara umum merupakan sebuah bangunan yang berfungsi sebagai
makam raja-raja dan juga sebagai sarana tempat peribadaha, merupakan bukti bisu yang
6

paling menakjubkan dari penerapan ilmu manajemen proyek di masa lalu. Pembangunan
piramid yang tidak dilakukan sembarangan membuktikan bahwa desain dari setiap sudut
bangunan diperhitungkan dengan sangat teliti. Hampir setiap piramid dibangun dengan
memperhitungkan jarak piramid dengan matahari, karena matahari merupakan elemen
terpenting bagi kehidupan masyarakat kuno. Pembangunan piramid ini tidak mungkin dapat
terlaksana jika tidak ada orang yang melakukan perencanaan, pengorganisasian dan
menggerakkan para pekerja serta melakukan pengontrolan dalam pembangunannya.
Sebagai salah satu disiplin ilmu, manajemen proyek merupakan disiplin ilmu yang
telah dikembangkan dari beberapa bidang aplikasi seperti konstruksi sipil, teknik dan
aktivitas pertahanan berat. Dua tokoh yang dikenal sebagai nenek moyang dalam
perkembangan ilmu manajemen proyek adalah Henry Gantt, yang memperkenalkan
penggunaan Gantt Chart dalam melakukan perencanaan dan pengontrolan aktifitas proyek,
serta Henry Fayol dengan teori 5 fungsi manajemen yang merupakan pengetahuan dasar
terkait manajemen proyek ataupun manajemen program. Karya kedua tokoh tersebut disebutsebut sebagai cikal bakal tools yang digunakan dalam manajemen proyek modern.
Pada tahun 1950-an, manajemen proyek mulai memasuki era modernisasi. Pada
tahun tersebut, beberapa bidang teknik mulai bekerjasama dalam suatu tim. Isu-isu dalam
manajemen proyek seperti estimasi, biaya, pengendalian perubahan, penjadwalan,
pengelolaan dan pengarahan sumber daya, negosiasi kontrak dan sebagainya, mulai dilakukan
oleh arsitek proyek. Namun, Sebelum tahun 1950-an, proyek dikelola secara ad hoc dimana
Gantt Chart dan teknik-teknik informal digunakan sebagai dasar dalam melakukan
manajemen proyek. Apa Itu Manajemen Proyek? Berbicara mengenai manajemen proyek, hal
ini tentunya tidak terlepas dari adanya perkembangan yang cukup pesat dalam dunia industri
dan teknologi informasi. Perkembangan yang cukup pesat ini menyebabkan pihak
manajemen harus mampu mengelola sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan produk
yang berkualitas tinggi serta mampu bersaing di pasar. Kemampuan pihak manajemen untuk
menghasilkan produk yang berkualitas dengan adanya keterbatasan terhadap waktu, biaya
dan ruang lingkup pekerjaan harus didukung oleh pemahaman mengenai manajemen proyek
yang baik. Lalu apa sebenarnya definisi dari manajemen proyek itu sendiri? Untuk
mendefinisikan apa yang dimaksud dengan manajemen proyek, maka ada baiknya kita
mengetahui terlebih dahulu mengenai apa yang dimaksud dengan manajemen dan apa yang
dimaksud dengan proyek. Manajemen merupakan suatu proses terpadu dimana individuindividu sebagai bagian dari organisasi dilibatkan untuk melakukan proses perencanaan,
pengorganisasian, serta menjalankan dan mengendalikan aktivitas-aktivitas produksi, yang
7

kesemuanya diarahkan pada sasaran yang telah ditetapkan dan berlangsung terus-menerus
seiring dengan berjalannya waktu. Sedangkan yang dimaksud dengan proyek adalah suatu
usaha yang kompleks, tidak rutin, dibatasi oleh waktu, anggaran, resource dan spesifikasi
yang telah dirancang untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen.
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen proyek dapat diartikan
sebagai suatu proses kegiatan untuk melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan pengendalian atas sumber daya organisasi yang dimiliki perusahaan untuk mencapai
tujuan tertentu dalam waktu dan sumber daya tertentu pula. Manajemen proyek sangat cocok
untuk suatu lingkungan bisnis yang menuntut kemampuan akuntansi, fleksibilitas, inovasi,
kecepatan dan perbaikan yang berkelanjutan
2.4 Teknik Manajemen Proyek
Untuk dapat mengolah Manajemen Proyek dibutuhkan beberapa teknik. Adapun
teknik itu terbagi atas beberapa bagian dan sub bagian, sebagai berikut :
1.

Perencanaan Proyek
Apabila dilakukan proyek pembukaan usaha baru atau pengembangan bisnis dengan

metode baru maka akan memerlukan sumber daya baik itu materi, biaya, waktu, dan lain
sebagainya yang sifatnya sangat terbatas untuk mendapatkan hasil atau keuntungan seoptimal
mungkin. Untuk mencapai pola efektif dan efesien maka sebelum mengambil sebuah
keputusan apakah proyek tersebut feasible atau tidak perlu perencanaan yang matang dimana
dilakukan perhitungan-perhitungan yang didasarkan pada perbandingan (ratio) antara manfaat
(benefit) yang akan diperoleh dengan biaya-biaya yang harus dikeluarkan (costs) selama
kegiatan-kegiatan proyek tersebut berlangsung. Terdapat beberapa alasan yang menekankan
betapa pentingnya perencanaan proyek, yaitu:
a. Penerjemah Kebijakan Umum
Kebijakan umum perusahaan ditentukan oleh manajemen tingkat atas (top level
management) yang lebih terfokus dalam menetapkan visi, misi, dan strategi perusahaan
dalam mencapai tujuan perusahaan baik untuk jangka pendek, menengah, dan jangka
panjang. Dengan adanya perencanaan, diharapkan terdapat suatu pengarahan kegiatan yang
berupa pedoman bagi pelaksanaan kegaitan yang ditujukan kepada pencapaian tujuan.
b. Berupa Perkiraan yang Bersifat Ramalan
Perencanaan dilakukan dengan melakukan suatu perkiraan (forecasting) terhadap
hal-hal dalam masa pelaksanaan yang akan dilalui. Perkiraan dilakukan mengenai potensi8

potensi dan prospek perkembangan proyek dan juga hambatan dan resiko yang mungkin
dihadapi. Melalui perencanaan yang baik maka ketidakpastian dapat dibatasi sebanyak
mungkin.
c. Berfungsi Ekonomi
Apabila sumber daya yang tersedia sangat terbatas, maka diperlukan perencanaan
yang baik agar sumber daya dapat dialokasikan secara optimal sesuai dengan kebutuhan.
Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif tentang cara yang
terbaik (the best alternative) atau kesempatan untuk memilih kombinasi cara yang terbaik (the
best combination).
d. Memastikan Suatu Kegiatan
Dalam perencanaan suatu aktivitas, maka diperlukan prosedur pelaksanaan
aktivitas yang berisi hak dan kewajiban, tugas dan tanggung jawab, serta wewenang
pelaksana kerja agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Hal ini diperlukan agar setiap
orang yang ditunjuk sebagai pelaksana kerja memiliki kepastian karena prosedur kerjanya
telah jelas dan terstruktur.
e. Alat Koordinasi
Berkaitan dengan adanya kepastian suatu kegiatan, maka memudahkan untuk
melakukan koordinasi bagi setiap pengemban tugas yang berupa kapan tugas akan
dilaksanakan dan bagaimana proses pengerjaannya. Kesatuan kerja sangat diperlukan agar
tujuan perusahaan dapat diwujudkan.
f. Sarana Pengawasan
Rencana kerja dapat dijadikan tolak ukur untuk mengetahui tingkat keberhasilan
suatu rencana yang telah direalisasikan. Untuk itu pengawasan dilakukan untuk mengukur
apakah suatu kegiatan yang direncanakan telah dilaksanakan atau belum sehingga diperlukan
tindakan penegasan.
Dari alasan-alasan tersebut diatas sangatlah jelas bahwa sebelum merealisasikan
sebuah bisnis besar diperlukan sebuah perencanaan yang baik khususnya bagi negara
berkembang (developing country) seperti Indonesia dimana negara kita kekurangan
modal/investasi, kekurangan tenaga ahli, tingkat pendapatan yang masih rendah serta tingkat
teknologi yang masih rendah pula. Pada Gambar di bawah ini terdapat tujuh tahapan proses
yang harus dilakukan dalam merencanakan sebuah proyek.
1. Tahapan Perencanaan Proyek

Pada tahap pertama ditentukan sasaran yang ingin dicapai (setting up the objectives)
yang dapat dilakukan dengan proses brainstorming. Langkah ini perlu dicapai sebab
pengelola proyek atau manajer proyek dan seluruh anggota tim harus mengetahui apa yang
diharapkan. Kemudian dilanjutkan pada tahap identifikasi kegiatan dan sumber daya, artinya
mengumpulkan data-data mengenai kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan, serta bahan-bahan apa saja yang
digunakan untuk menyelesaikan proyek. Setelah kegiatan-kegiatan diidentifikasi maka perlu
dilakukan pengurutan kegiatan agar tidak terjadi overlapping dimana kegiatan-kegiatan apa
yang harus lebih dahulu diselesaikan sebelum kegiatan-kegiatan yang lain dimulai atau bisa
jadi ada kegiatan yang dapat dilakukan bersamaan. Untuk mengurutkan kegiatan sebaiknya
menggunakan diagram alur atau flowchart.
Setelah diurutkan maka setiap kegiatan harus diperkirakan waktu penyelesaian yang
optimal sehingga akan diperoleh penjadwalan proyek secara keseluruhan dan tanggal
penyelesaian proyek secara tepat dan akurat. Apabila kegiatan-kegiatan tersebut berbeda
dengan sasaran yang diinginkan maka perlu dilakukan penyesuaian. Misalnya waktu
penyelesaian proyek ternyata lebih lama dari yang diharapkan maka mungkin dapat
dilakukan penyesuaian terhadap alokasi sumber daya yang menangani kegiatan kritis tersebut
sehingga dapat diselesaikan dengan lebih singkat. Untuk mengetahui mengenai teknik
penjadwalan kegiatan proyek akan dibahas secara ringkas mengenai metode penjadwalan dan
jaringan kerja yaitu bagan Gantt dan CPM.
2. Evaluasi Rencana Proyek
Pada tahap ini dilakukan studi kelayakan terhadap proyek untuk mengetahui apakah
proyek tersebut memberikan manfaat yang signifikan apabila direalisasikan. Studi kelayakan
dapat dibagi minimal dalam tiga aspek, yaitu aspek pasar (market analysis), aspek teknis
(technical analysis) dan aspek finansial (financial analysis). Pada Gambar 2 dapat dilihat
tahapan evaluasi proyek secara sistematis.
a. Analisis Pasar
Feasibility study yang dilakukan pertama kali adalah meninjau kelayakan proyek
dari segi pasar. Namun, tidak semua proyek harus melakukan market analysis, dikarenakan
bagi proyek yang pemasarannya sudah pasti tidak perlu meninjau kembali segmen pasarnya.
Analisis pasar diperuntukkan bagi proyek dalam pengembangan bisnis baru yang belum
memiliki gambaran pasarnya.

10

Apabila diperoleh hasil peninjauan pasar yang menunjukkan keragu-raguan dalam


pemasarannya maka sebaiknya implementasi proyek sebaiknya ditolak ataupun dapat
ditangguhkan. Jika hasil analisis menunjukkan feasible maka data-data tersebut dijadikan
dasar dalam menentukan aspek berikutnya yaitu analisis aspek teknis proyek.
b. Analisis Teknis
Analisis teknis diperuntukkan untuk menjawab apakah proyek layak dari sisi teknis
pelaksanaannya. Informasi mengenai data yang diperlukan dalam analisa teknis terdiri dari:
(1)

(2)

(3)

(4)

Informasi produk (Product Information)


*

Desain produk dan spesifikasinya

Tingkatan kualitas produk

Kebutuhan pelayanan terhadap produk (Service requirement)

Informasi pasar (Market Information)


*

Perkiraan penjualan (sales forecasting)

Cara penyampaian pelayanan ke konsumen (delivery service requirements)

Lokasi konsumen

Informasi material (Material Information)


*

Spesifikasi material (spesifications)

Pengadaan material (availability)

Waktu penyerahan (delivery lead time)

Tempat pelayanan (Service locations)

Analisa Lainnya
*

Kemampuan dalam pengadaan modal (capital availability)

Kemampuan dalam pengadaan tenaga kerja (labour availability)


Apabila menurut analisa teknis proyek tersebut layak maka dilanjutkan pada tahap

analisis selanjutnya yaitu analisis finansial atau analisis ekonomis.


c. Analisis Finansial
Analisis finansial hanya didasarkan pada perhitungan:
*

Net Present Value (NPV)

Benefit Cost Ratio (BCR)

Internal Rate of Return (IRR)

2. Tahapan Evaluasi Proyek


a. Tahap Penemuan ide
11

yakni penelitian terhadap kebutuhan pasar dan jenis produk dari proyek. Jika terdapat
lebih dari satu ide, maka biasanya pengambil keputusan akan dipengaruhi oleh tiga
faktor: (1) intuisi bisnis dari pengambil keputusan; (2) pengambil keputusan memahami
teknis dari proyek; (3) keyakinan bahwa proyek mampu menghasilkan laba.
b. Tahapan Penelitian
yakni meneliti beberapa alternatif proyek dengan berbagai metode ilmiah. Dimulai
dengan mengumpulkan data, mengolah data berdasarkan metode yang relevan,
menganalisis dan menginterpretasikan hasil pengolahan data dengan alat-alat analisis
yang sesuai; menyimpulkan hasil sampai pada pekerjaan membuat laporan hasil
penelitian.
c. Tahap Evaluasi (Evaluasi Pendahuluan dan Evaluasi Kelayakan Proyek).
Evaluasi berarti membandingkan sesuatu berdasarkan satu atau lebih standar atau
kriteria, dimana standar atau kriteria ini dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Hal
yang diperbandingkan dalam evaluasi kelayakan proyek biasanya adalah manfaat
(benefit) dengan seluruh biaya yang akan timbul.
d. Tahap Pengurutan Usulan yang Layak.
Apabila terdapat lebih dari satu usulan rencana proyek yang dianggap layak, dan bila
manajemen memiliki keterbatasan dalam menjalankan proyek-proyek tersebut, maka
manajemen dapat menentukan prioritas usulan yang layak berdasarkan kriteria-kriteria
pengurutan (ranking) yang telah ditentukan.
e. Tahap Rencana Pelaksanaan.
Setelah ditentukan rencana proyek mana yang akan dijalankan, perlu dibuat rencana
kerja pelaksanaan pembangunan (konstruksi) proyek; mulai dari penentuan jenis
pekerjaan, waktu yang dibutuhkan untuk setiap pekerjaan; jumlah dan kualifikasi tenaga
pelaksana; ketersediaan dana dan sumberdaya lainnya; kesiapan manajemen, dll.
3. Pelaksanaan Proyek
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
a. Negoisasi dengan Lembaga Keuangan / Perbankan, kontraktor serta supplier baik di
dalam negeri maupun di luar negeri
b. Penandatanganan kontrak-kontrak atau perjanjian antara kedua belah pihak
c. Engineering design
d. Pelaksanaan pembangunan proyek (construction works)
4. Pengawasan Proyek
Setelah proyek dilaksanakan maka sepatutnya dilakukan proses monitoring untuk
melihat performansi proyek sehingga akan memberikan feedback bagi pelaksana proyek
12

apabila terdapat kendala datau hambatan dalam pelaksanaan proyek tersebut. Umpan balik
yang diberikan dapat dijadikan inputan pada tahap evaluasi proyek selanjutya yaitu tahap
evaluasi setelah proyek berjalan, sehingga dapat dilakukan langkah-langkah konkrit dalam
pengelolaan proyek selanjutnya.
Agar pelakasanaan proyek dapat diselesaikan dengan tepat waktu sehingga tidak
menghabiskan banyak sumber daya, maka sebelum pekerjaan atau kegiatan dilakukan
sebaiknya dipersiapkan rencana jaringan kerja (Network planning) yaitu bagan Gantt atau
CPM dan PERT. Dengan network planning ini diharapkan akan mempermudah proses
pengawasan dan controlling pekerjaan.
2.5 Keterbatasan Manajemen Operasional
Melaksanakan proyek adalah sebuah disiplin untuk melaksanakan apa yang telah
direncanakan di dalam perencanaan proyek. Hal-hal yang perlu diperhatikan di dalam
pelaksanaan proyek antara lain:
a. Kualitas. Sebuah proyek harus berkualitas, baik itu kualitas proses pelaksanaan
proyek (ketepatan waktu, ketepatan biaya, kepatuhan terhadap aturan-aturan proyek,
dokumentasi proyek) maupun kualitas produk dari proyek tersebut.
b. Kendala/hambatan/masalah di dalam proyek. Setiap proyek pasti memiliki hambatan,
kendala, atau menemui masalah. Ada hambatan, kendala, atau masalah yang
sebenarnya sudah dapat diperkirakan sejak awal, dan ada pula masalah yang tidak
dapat diperkirakan sejak awal (misalnya gunung meletus, banjir, gempa bumi, wabah,
dll). Masalah-masalah yang telah dapat diperkirakan sejak awal, sebaiknya
diidentitikasi dan dimasukkan ke dalam rencana proyek, termasuk langkah-langkah
penanggulangannya bila masalah tersebut benar-benar terjadi. Bila proyek menemui
masalah dan tim proyek tidak mampu menanganinya, lakukanlah eskalasi (laporan
mendesak ke atasan) kepada sponsor proyek. Sponsor proyek beserta para
pemangkukepentingan akan membicarakan masalah tersebut dan memberikan solusisolusi yang memungkinkan proyek tersebut dilanjutkan atau dimodifikasi.
c. Perubahan kebutuhan. Sering kali sebuah proyek berubah di tengah jalan karena
kebutuhan yang berubah. Perubahan tersebut adalah sesuatu yang wajar terjadi karena
lingkungan yang cepat berubah, apalagi dalam konteks teknologi komputer. Namun
demikian, perubahan kebutuhan proyek dapat menyebabkan proyek terlambat selesai
dan biaya membengkak. Untuk menghadapi perubahan kebutuhan ini, sebaiknya
digunakan Manajemen Perubahan (Change Management) yang akan memastikan
13

bahwa perubahan yang akan terjadi masih sejalan dengan tujuan organisasi, anggaran,
dan waktu yang tersedia.

14

BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada Bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa :

1. Manajemen proyek (project management) adalah pekerjaan untuk membuat kegiatankegiatan yang direncanakan dapat dilaksanakan secara tepat waktu, di dalam kerangka
anggaran dan sesuai dengan perincian
2. Dua tokoh yang dikenal sebagai nenek moyang dalam perkembangan ilmu manajemen
proyek adalah Henry Gantt, yang memperkenalkan penggunaan Gantt Chart dalam
melakukan perencanaan dan pengontrolan aktifitas proyek, serta Henry Fayol dengan
teori 5 fungsi manajemen yang merupakan pengetahuan dasar terkait manajemen
proyek ataupun manajemen program.
3. Teknik Manajemen Operasional terbagi 4; yaitu perencanaan proyek, evaluasi rencana
proyek, pelaksanaan proyek dan pengawasan proyek.
4. Melaksanakan proyek adalah sebuah disiplin untuk melaksanakan apa yang telah
direncanakan di dalam perencanaan proyek. Hal-hal yang perlu diperhatikan di dalam
pelaksanaan proyek antara lain kualitas, hambatan, perubahan kebutuhan.
B.

Saran
Sebelum menutup makalah ini, saya memberikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Sebuah proyek harus berkualitas, baik itu kualitas proses pelaksanaan proyek (ketepatan
waktu, ketepatan biaya, kepatuhan terhadap aturan-aturan proyek, dokumentasi proyek)
maupun kualitas produk dari proyek tersebut.
2. Bila proyek menemui masalah dan tim proyek tidak mampu menanganinya, lakukanlah
eskalasi (laporan mendesak ke atasan) kepada sponsor proyek. Sponsor proyek beserta
para pemangkukepentingan akan membicarakan masalah tersebut dan memberikan
solusi-solusi yang memungkinkan proyek tersebut dilanjutkan atau dimodifikasi.
3. Perubahan kebutuhan proyek dapat menyebabkan proyek terlambat selesai dan biaya
membengkak. Untuk menghadapi perubahan kebutuhan ini, sebaiknya digunakan
Manajemen Perubahan (Change Management) yang akan memastikan bahwa perubahan
yang akan terjadi masih sejalan dengan tujuan organisasi, anggaran, dan waktu yang
tersedia.
DAFTAR PUSTAKA
15

Anonim. Bagian II : Proyek dan Manajemen Proyek. Politeknik Telkom, 2009


Ali, Muhammad. Tugas Materi PembelajaranManajemen Proyek. UNY : Yogyakarta. 2010.
id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_proyek
manajemenproyek.net/sejarah-manajemen-proyek.html
Murahartawaty. Bab 2 : Manajemen Proyek. STTI : Bandung. 2009.

16

17

Anda mungkin juga menyukai