BAB VII
PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN SAMPAH
Bagian Kesatu
Bagian Kesatu
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan
Umum
Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
Pasal 21
Pasal 19
(1) Penyelenggaraan pengelolaan sampah meliputi:
Pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah
a. pengurangan sampah; dan
tangga terdiri atas:
b. penanganan sampah.
a. pengurangan sampah; dan
(2) Setiap orang wajib melakukan pengurangan sampah dan
b. penanganan sampah.
penanganan sampah.
.
Paragraf Kesatu
Diantara Pasal 20 dan Pasal 21 disisipkan 9 (sembilan) Pasal,
Pengurangan Sampah
yakni Pasal 20A, Pasal 20B, Pasal 20C, Pasal 20C, Pasal 20E,
Pasal 20
Pasal 20F, Pasal 20G, Pasal 20H, dan Pasal 20I yang berbunyi
(1)
Pengurangan sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 sebagai berikut:
huruf a meliputi kegiatan:
a.
pembatasan timbulan sampah;
Pasal 20A
b.
pendauran ulang sampah; dan/atau
Produsen wajib melakukan pembatasan timbulan sampah dengan:
c.
pemanfaatan kembali sampah.
(2)
Pemerintah Daerah wajib melakukan kegiatan sebagaimana a. menyusun rencana dan/atau program pembatasan timbulan
dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut:
sampah sebagai bagian dari usaha dan/atau kegiatannya;
a.
menetapkan target pengurangan sampah secara bertahap dalam dan/atau
jangka waktu tertentu;
b. menghasilkan produk dengan menggunakan kemasan yang
b.
memfasilitasi penerapan teknologi yang ramah lingkungan;
mudah diurai oleh proses alam dan yang menimbulkan sampah
c.
memfasilitasi penerapan label produk yang ramah lingkungan;
sesedikit mungkin.
d.
memfasilitasi kegiatan mengguna ulang dan mendaur ulang; dan
e.
memfasilitasi pemasaran produk-produk daur ulang.
(3)
Pelaku usaha dalam melaksanakan kegiatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) menggunakan bahan produksi yang
menimbulkan sampah sesedikit mungkin, dapat diguna ulang, dapat
didaur ulang, dan/atau mudah diurai oleh proses alam.
Pasal 20B
(1) Produsen wajib melakukan pendauran ulang sampah dengan:
a. menyusun program pendauran ulang sampah sebagai bagian
dari usaha dan/atau kegiatannya;
(4)
Masyarakat dalam melakukan kegiatan pengurangan sampah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menggunakan bahan yang dapat
diguna ulang, didaur ulang, dan/atau mudah diurai oleh proses alam.
(5)
Ketentuan lebih lanjut mengenai pengurangan sampah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4)
diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 20D
Dalam menyelenggarakan program pengurangan penggunaan
kantong plastik, Pemerintah Daerah mempunyai kewenangan:
a. menetapkan kebijakan dan strategi partisipasi masyarakat
dalam pengurangan penggunaan kantong plastik;
b. melakukan pembinaan, pengawasan dan evaluasi secara
periodik terhadap penggunaan kantong plastik oleh produsen,
pelaku usaha dan/atau konsumen.
a. Sosialisasi;
b. kampanye;
c. talk show;
d. kegiatan Ilmiah; dan
e. kegiatan lainnya yang berkaitan dengan pengurangan
penggunaan kantong plastik.
(2) Biaya kegiatan aksi daerah sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dibebankan kepada APBD dan/atau sumber lain yang sah
dan tidak mengikat.
Pasal 21
(1)
Pemerintah Daerah memberikan:
a.
insentif kepada setiap orang yang melakukan pengurangan dan
menangani sampah dengan cara yang berwawasan lingkungan; dan
b.
disinsentif kepada setiap orang yang tidak melakukan
pengurangan dan penanganan sampah dengan cara yang berwawasan
lingkungan.
(2)
Insentif diberikan oleh pemerintah daerah dengan cara pemberian
penghargaan, pengurangan atau pembebasan retribusi, program
kegiatan untuk peningkatan pengurangan dan penanganan sampah
dengan cara yang berwawasan lingkungan.
(3)
Disinsentif diberikan oleh pemerintah daerah dengan cara
pemberian teguran, larangan dan atau pemberian sanksi administratif
(4)
Pemberian insentif dan disinsentif ditetapkan dengan Keputusan
Bupati.
(3)
Insentif diberikan oleh pemerintah daerah dengan cara :
a. pemberian penghargaan;
b. pemberian kemudahan perizinan dalam pengelolaan sampah;
c. pengurangan pajak daerah dan retribusi daerah dalam kurun
waktu tertentu;
d. penyertaan modal daerah; dan/atau
e. pemberian subsidi.
(4)
Disinsentif diberikan oleh pemerintah daerah dengan cara
a. penghentian subsidi;
b. penghentian pengurangan pajak daerah dan retribusi daerah;
dan/atau
c. denda dalam bentuk uang/barang/jasa.
(5)
Pemberian insentif dan disinsentif ditetapkan dengan Keputusan
Bupati.
Paragraf Kedua
Penanganan Sampah
Pasal 22
(1)
Kegiatan penanganan sampah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 19 huruf b meliputi:
a.
pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah
sesuai dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah;
b.
pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan
sampah dari sumber sampah ke tempat penampungan sementara atau
tempat pengolahan sampah terpadu;
c.
pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber
dan/atau dari tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat
pengolahan sampah terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir;
d.
pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan
jumlah sampah; dan/atau
e.
pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah
dan/atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan
secara aman.
(2)
Pemilahan sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
dilakukan dengan cara memisahkan jumlah dan jenis sampah rumah
tangga yang mengandung bahan berbahaya atau beracun dengan
sampah yang tidak mengandung bahan berbahaya atau beracun untuk
kemudian memisahkan sampah yang tidak mengandung bahan
berbahaya atau beracun menjadi sampah kering dan sampah basah
(3)
Pengangkutan sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c dilakukan dengan alat angkut khusus yang disertai dengan
dokumen pengangkutan sampah
(4)
Pengolahan sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d
dilakukan dengan cara penimbunan (sanitary landfill), insenerasi dan/atau
cara lain yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan teknologi
Bagian Kedua
Penanganan Sampah
Ketentuan Pasal 22 diubah sehingga berbunyi :
Pasal 22
Kegiatan penanganan sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19
huruf b meliputi:
a.
pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan
sampah sesuai dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah;
b.
pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan
sampah dari sumber sampah ke tempat penampungan sementara atau
tempat pengolahan sampah terpadu;
c.
pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber
dan/atau dari tempat penampungan sampah sementara atau dari
tempat pengolahan sampah terpadu menuju ke tempat pemrosesan
akhir;
d.
pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi,
dan jumlah sampah; dan/atau
e.
pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah
dan/atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan
secara aman.