Anda di halaman 1dari 199

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perubahan ilmu pengetahuan, teknologi, dan globalisasi dunia berdampak
secara langsung terhadap sistem pelayanan kepada masyarakat, termasuk pelayanan
kesehatan. Masyarakat bisa mendapatkan informasi secara cepat dan mudah,
sehingga tuntutan terhadap pelayanan yang diberikan semakin meningkat, baik di
tatanan klinik maupun di komunitas. Mutu pelayanan kesehatan yang diberikan
harus terjamin aman, tidak beresiko, dan dapat memberikan kepuasan, termasuk
pelayanan keperawatan.
Pelayanan keperawatan yang diberikan kepada masyarakat harus memenuhi
standar mutu internasional, yang dapat menjamin keamanan dan kenyamanan klien
berserta keluarganya. Perawat dituntut untuk tampil professional yang memberikan
asuhan keperawatan serta mampu menjalin kerjasamadengan berbagai pihak agar
pelayanan yang diberikan dilakukan secara komprehensif dapat memenuhi
kebutuhan dasar, meliputi kebutuhan bio, psiko, sosio dan spiritual klien.
Penyelenggaraan layanan keperawatan didasarkan pada kewenangan yang
diberikan karena keahlian yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan kesehatan
masyarakat, perkembangan ilmu pengetahuan dan tuntutan globalisasi sebagaimana
tertera dalam Undang-Undang Kesehatan no. 36 tahun 2009. Praktik keperawatan
merupakan inti dari berbagai kegiatan dalam berbagai penyelenggaraan upaya
kesehatan yang harus terus menerus ditingkatkan mutunya melalui pendidikan,
registrasi, sertifikasi, akreditasi, dan pelatihan berkelanjutan serta pemantauan
terhadap tenaga keperawatan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Kurikulum Pendidikan Ners terdiri dari kurikulum tahap akademik dan
kurikulum profesi yang menyatu sebagai satu kesatuan utuhdisusun setelah
mempertimbangkan bahwa Kurikulm berbasis kompetensi (KBK) pendidikan
Sarjana Keperawatan (2008) yang terpisah dengan KBK profesi akan dapat
menimbulkan dampak yang tidak diiginkan sebagai akibat tenaga yang dihasilkan
pada tingkat sarjana belum memiliki kewenangan untuk melakukan praktik
keperawatan. Terwujudnya KBK pendidikan ners adalaha merupakan konsekwensi
AIPNI
Page 1

terhadap Kurikulum Inti Program Pendidikan Ners (Sarjana Keperawatan dan Ners)
yang disahkan pada tahun 1998 dan diberlakukan pada tahun 1999 dan tidak sesuai
dengan perkembangan global. Dampak globalisasi, keterbukaan, rasionalisasi
berfikir, dan budaya kompetisi / persaingan akhir-akhir ini telah mempengaruhi
dunia pendidikan.
Globalisasi akhirnya berdampak juga terhadap pendidikan keperawatan. Saat
ini tuntutan terhadap kualitas pelayanan kesehatan semakin meningkat, masalahmasalah kesehatan semakin kompleks, perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kesehatan/keperawatan semaikn canggih, dan selain itu persyaratan dunia
kerja semakin menuntut tenaga keperawatan yang kompeten, sehingga dunia
pendidikan keperawatan harus mampu mempersiapkan lulusan yang kompeten
untuk mampu berkompetisi baik nasional maupun global.
Untuk mengantisipasi perkembangan global tersebut telah diadakan perubahanperubahan yang bersifat inovasi, reorientasi, reformasi di dalam penyusunan
kurikulum Pendidikan Ners. Penyusunan kurikulum ini merujuk kepada misi
Diknas unutk menciptakan Insan Indonesia yang cerdas, kompetitif, dan
komprehensif serta berakhlak mulia dengan mempertimbangkan kebutuhan
pemangku kepentingan (stakeholder), dan tuntutan dari organisasi profesi.
Kurikulum yang disusn menitik beratkan kepada proses pembelajaran yang
berorientasi kepada mahasiswa (student centered learning)

dan beroerientasi

kepada kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap lulusan, sehingga kurikulum
yang disusun adalah Kurikulum Berbasis Kompetensi, yang berstandar nasional
maupun internasional.
Penyusunan kurikulum tahun 2010 berlandaskan kepada peraturan-peraturan
terkini yang ada di pemerintah Indonesia, dengan mempertimbangkan kebutuhan
pemangku kepentingan, dan tuntutan dari organisasi profesi yang mengharapkan
lulusan berstandar internasional. Secara nasional, aturan-aturan yang tertuang pada
SK Mendiknas No. 232/U/2000 tentang pedoman penyusunan kurikulum
pendidikan tinggi dan penilaian hasil belajar SK Mendiknas No. 045/U/2002
tentang kurikulum inti pendidikan tinggi, dan UU RI No. 20 tahun 2003 tentang
Sisdiknas pasal 20 (3) bahwa Perguruan tinggi dapat menyelenggarakan program
akademik, profesi dan.atau vokasi; PP RI No. 19 tahun 2005 tentang standar
AIPNI
Page 2

nasional pendidikan dan PP RI No 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan


Penyelenggara Pendidikan, pasal 85 (3) bahwa Pendidikan tinggi dapat
menyelenggarakan program diploma pada pendidikan vokasi, sarjaan, magister dan
doktor pada pendidikan akademik dan spesialis dan atau profesi pada pendidikan
profesi. Semua peraturan diatas menjadi pedoman umum penyusunan kurikulum
Pendidikan Ners ini.
Penyusunan materi berdasarkan hasil analisis dan studi banding keberbagai
institusi penyelenggara pendidikan yang ada di luar negeri, bekerja sama dengan
organisasi profesi Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Disamping itu, tuntutan
dari stakeholder : masyarakat, rumah sakit, puskesmas, departemen kesehatan dan
organisasi/institusi pelayanan kesehatan lainnya terhadap tampilan perawat
professional, digunakan oleh penyusun kurikulm sebagai landasan pengembangan
profil Ners di masyarakat.
Berdasarkan pertimbangan di atas dilaksanakan berbagai kegiatan yang
dilaksanakan di berbagai tempat di seluruh Indonesia sebagai upaya perbaikan
kurikulum. Kegiatan dimulai di Jakarta pada tanggal 8 - 10 Oktober 2003 dengan
hasil tersusunnya standar kompetensi perawat professional (ners). Selanjutnya
kegiatan di Yogyakarta pada tanggal 22 - 24 Juli 2003, menghasilkan draft tentang
penyelenggara pendidikan ners yang berkualitas menghasilkan ners yang kompeten.
Kegiatan ke tiga di Malang pada tanggal 11-13 Maret menghasilkan kompetensi
lulusan pendidikan DIII dan Ners. Pada tanggal 23-24 April 2004 di Jakarta
membahas Sisdiknas dan implikasinya terhadap pendidikan tinggi keperawatan.
Pada tanggal 23-25 Agustus 2004 di Makassar di bahas konsep LRAISE kualitas
pendidikan Ners. Di Bandung pada tanggal 20-23 November 2005 membahas
kesiapan institusi pendidikan ners untuk menghasilkan lulusan yang mampu
berkompetisi di era global.
Sebagai puncak kegiatan, pada tanggal 4-6 Mei 2006 dilaksanakan lokakarya
Nasional AIPNI dan PPNI di Jakarta dengan agenda susunan kurikulum pendidikan
Ners. Kegiatan lokakarya KBK bekerja sama dengan Tim KBK DIKTI Depdiknas
telah dilaksanakan pada 20-23 Pebruari 2007 di Jakarta, selanjutnya dilaksanakan
kegiatan

serupa

dan

pelatihan-pelatihan

lainnya

secara

teratur

dan

berkesinambungan selama lebih dari dua tahun agar tersusun standar pendidikan
AIPNI
Page 3

utama dengan kemampuan minimal yang harus dicapai, baik hard skills maupun
soft skills oleh Ners di Indonesia.
Kompetensi yang harus dimiliki lulusan terdiri atas kompetensi hard skills dan
soft skills. Kompetensi hard skills terkait penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi
dan keterampilan tehnis yang berhubungan dengan bidang ilmu keperawatan,
sedangkan kompetensi sof skills yang harus dimiliki oleh seorang Ners adalah :
tanggung jawab dan tanggung gugat, empati, berfikir kritis, disiplin, leadership
(kepemimpinan), kreatif dan inovatif, inisiatif, komunikatif, dapat bekerja dalam
tim, antusias, bersikap asertif, dapat mengambil keputusan dalam asuhan
keperawatan, tanggap, ikhlas, teliti, percaya diri, berperilaku etis, mampu
memecahkan

permasalah

keperawatan,

mempunyai

jiwa

entrepreneurship,

menghargai hasil karya orang lain, altruistik, lifelong, learning, conscience, dan
mampu mengambil resiko (risk taking), dibawah bimbingan preceptor/mentor.
Berdasarkan latar belakang di atas dan berbagi kegiatan yang telah
dilaksanakan, tersusunlah kurikulum inti Pendidikan Ners berbasis kompetensi
tahun 2010 yang dapat dijadikan pedoman dalam pengembangan kurikulum di
berbagai institusi penyelenggara pendidikan Ners di seluruh Indonesia, dengan
tahapan dan langkah yang diharapkan dapat menjamin kualitas lulusan sehingga
mampu berkompetisi secara global.
B. Tujuan
Kurikulum ini disusun dengan

tujuan

memberikan

pedoman

dalam

penyelenggaraan program pendidikan ners dengan pendekatan kurikulum berbasis


kompetisi. Tujuan lain adalah untuk mengarahkan upaya para penyelenggara
pendidikan dalam melaksanakan proses pembelajaran yang benar untuk dapat
menghasilkan ners yang cerdas, kompetitif dan komprehensif.

KERANGKA KONSEP PROGRAM


PENDIDIKAN NERS

Pendidikan Ners merupakan pendidikan akademik-profesional dengan proses


pembelajran yang menekankan pada tumbuh kembang kemampuan mahasiswa
untuk menjadi seorangn ilmuwan pemula dan tenaga professional. Landasan
tumbuh kembang kemampuan ini merupakan kerangka konsep pendidikan yang
meliputi falsafah keperawatan sebagai profesi, dan keperawatan sebagai pelayanan
AIPNI
Page 4

professional yang akan mempengaruhi isi kurikulum dan pendekatan utama dalam
proses pembelajaran.
1.

Falsafah Keperawatan
Dalam keperawatan, manusia dan kemanusiaan merupakan titik sentral setiap
upaya pelayanan kesehatan dengan menjujung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
sesuai Pancasila dan Undang-Undang 1945. Bertolak dari pandangan ini
keperawatan meyakini paradigmadengan empat konsep dasar yaitu manusia,
lingkungan, sehat dan keperawatan.
a. Manusia
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa merupakan satu
kesatuan yang utuh dan unik sebagai cerminkan tiga komponen body, mind,
dan

spirit

yang

salinbg

berpengaruh.

Untuk

dapat

melangsungkan

kehidupannya, kebutuhan manusia harus terpenuhi secara seimbang yang


mencakup bio-psikososio-spritual-kultural.
Manusia mempunyai siklus kehidupan meliputi: tumbuh kembang dan
memberi keturunan, kemampuan mengatasi perubahan dunia dengan
menggunakan berbagai mekanisme yang dibawa sejak lahir maupun didapat
pada dasarnya bersifat biologis, psikologis, sosial, spiritual, dan kultural,
kapasitas berfikir, belajar, bernalar, berkomunikasi, mengembangkan budaya
dan nilai-nilai.
Manusia beroerientasi kepada waktu, mampu berjuang untuk mencapai
tujuan dan mempunyai keinginan untuk mewujudkan diri, selalu berusaha
untuk mempertahankan keseimbangan melalui interaksi dengan lingkungannya
dan bersepon secara positifterhadap perubahan lingkungan melalui adaptasi
dan memperbesar potensi untuk meningkatkan kapasitas kemampuannya.
Manusia selalau mencoba mempertahankan kebutuhannya melalui
serangkaian peristiwa

antara lain belajar, menggali serta menggunakan

sumber-sumber yang diperlukan sesuai dengan potensi, keterbatasannya, untuk


terlibat secara aktif dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya.
Dengan demikian manusia dalam keperawatannya menjadi sasaran
pelayanan keperawatan yang disebut klien mencakup individu, keluarga,
kelompok dan komunitas yang selalau dapat berubah untuk mencapai
keseimbangan terhadap lingkungan disekitarnya melalui proses adaptasi .
b. Lingkungan
AIPNI
Page 5

Lingkungan dalam keperawatan adalah faktor yang dapat mempengaruhi


kesehatan manusia yang mencakup lingkungan internal dan eksternal.
Lingkungan internal adalah lingkungan yang berasaal dari dalam manusia itu
sendiri mencakup; factor genetic, maturasi biologi, jenis kelamin, emosi
(psikologis), dan predisposisi terhadap penyakit serta faktor perilaku. Adapun
yang dimaksud dengan lingkungan eksternal adalah lingkungan disekitar
manusia mencakup lingkungan fisik, biologic, sosial, kultural dan spiritual.
Lingkungan eksternal juga diartikan juga sebagai lingkungan masyarakat
yang berarti: kumpulan individu yang terbentuk karena interaksi antar manusia,
budaya dan aspek spiritual yang dinamis, mempunya tujuan dan sistem nilai
serta berada dalam suatu hubungan yang bersifat saling bergantung yang
terorganisir. Lingkungan eksternal antara lain terdiri dari masyarakat.
Masyarakat adalah sistem social dimana semua orang berusaha untuk
saling membantu dan saling melindungi agar kepentingan bersama dalam
hubungannya dengan lingkungan dapat mencapai tingkat pemenuhan
kebutuhan dasar secara optimal.
Manusia sebagai makhluk sosial selalu berinteraksi dengan lingkungan
secara dinamis dan mempunyai kemampuan berspon terhadap lingkungan yang
akan mempengaruhi derajat kesehatannya.
c. Sehat
Sehat adalah suatu keadaan dalam rentang sehat-sakit yang dapat diartikan
sebagai keadaan sejahtera fisik, mental, sosial dan tidak hanya terbebas dari
penyakit atau kelemahan. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,
mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomi sesuai Undang-Undang No 36 tahun 2009
tentang Kesehatan.
Sehat adalah tanggung jawab individu yang harus diwujudkan sesuai
dengan cita-cia bangsa Indonesia seperti dimaksudkan dalam pembukaan UUD
1945. Oleh karena itu harus dipertahankan dan ditingkatkan melalui upayaupaya promotif, preventif, dan kuratif.
Sehat ditentukan oleh kemampuan individu, keluarga, kelompok atau
komunitas untuk membuat tujuan yang realistic serta kemampuan untuk
menggerakkan energi serta sumber-sumber yang tersedia dalam mencapai

AIPNI
Page 6

tujuan tersebut secara efektif dan efisien. Sehat dilihat dari berbagai tingkat
yaitu tingkat individu, keluarga, komunitas dan tingkat masyarakat.
d. Keperawatan
Keperawatan adalah bentuk layanan professional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan,
ditujukan kepada individu, kelluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat
maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan masyarakat sejak
fertilisasi samapai akhir hayat. Lingkup keperawatan meliputi promosi
kesehatan, mencegah sakit, memberi asuhan kepada orang sakit, dan yang
mengalami ketidakmampuan serta mendampingi klien saat sakaratul maut
dengan bermartabat. Peran kunci perawat lainnya adalah memberikan advokasi
pada klien, memberikan lingkungan yang aman, meningkatkan kemampuan
professional

melalui

penelitian

dan

menggunakan

hasil

penelitian,

berpartisipasi didalam kebijakan manajemen sistem pelayanan kesehantan dan


pendidikan.
1. Keperawatan Sebagai Profesi
Pada lokakarya Nasional (1983) yang merupakan awal diterimanya
profesionalisme keperawatan di Indonesia, mendefinisikan: keperawatan
sebagai suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral
dari pelayanan kesehatan, di dasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan,
berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif, ditujukan
kepada individu keluarga dan masyarakat, baik sakit maupun sehat yang
mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Pelayanan keperawatan berupa
bantuan yang diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental,
keterbatasan pengetahuan, serta kurangnya kemuauan menuju kepada
kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri.
Keperawatan adalah suatu profesi yang mengabdi kepada manusia dan
kemanusiaan,

mendahulukan

kepentingan

kesehatan

klien

diatas

kepentingannya sendiri, suatu bentuk pelayanan/asuhan yang bersifat


humanistic, menggunakan pendekatan holistik, dilaksanakan berdsarkan ilmu
dan kiat keperawatan, serta menggunakan kode etik keperawatan sebagai
tuntutan utama dalam melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan.

AIPNI
Page 7

Pernyataan tersebut diperjelas dengan pandangan berbagai pakar keilmuan


keperawatan tentang pengertian keperawatan antara lain sebagai berikut :
Virginia Handerson (1960) mendefinisikan keperawatan secara fungsional
sebagai berikut. The unique function of the nurse is to assist the individual,
sick or well, in the performance of those activities contributing to health or its
recovery or to a peaceful death that the would perform unaided if he had the
strength, will, or knowledge. This unique function of the nurse is a helping art,
it is also a science
Martha E Roger (1970) mendefinisikan keperawatan sebagai berikut ;
Nursing is humanistic science dedicated to compassionate concern for
maintining and promoting health, preventing illness, caring for rehabilitating
the sick and disable. Nursing is a la learn profession that both a science and
art
Selanjutnya Henderson (1978) menyatakan bahwa : Nursing is
primarily assisting the individual (sick or well) in the performance of those
activities contributing to health, or is recoveryao to a peacefull death that he
would perform unaided if he had the necessary strength, or knowledge. It is
likewisethe unique contributing of nursing to help the individual to be
independent of such assistance as soon as possible
International Council of Nurses (2007) mendefinisikan; Nursing encompasses
autonomous and collaborative care of individuals of all ages, families, groups
and communities, sick or well and in all setting. Nursing includes the
promotion of health, prevention of illness, and the care of ill, disable and
drying people. Advocacy, promotion of safe environment, research,
participation in shaping health policy and in patient and health sistem
management, and education are also key nursing roles
Tingkat pemahaman tentang keperawatan sebagai profesi akan tercermin
antara lain pada langkah-langkah yang dilakukan dalam pengembangan dan
pembinaan pelayanan/asuhan keperawatan kepada masyarakat. Berbagai
jenjang pelayanan/asuhan keperawatan harus dikembangkan, mencakup
pelayanan/asuhan keperawatan primer, sekunder, dan tersier. Rujukan
keperawatan dikembangkan dan dilaksanakan secara efektif dan efisien sesuai
dengan ketenagaan dan fasilitas kesehatan/keperawatan yang ada baik rujukan
AIPNI
Page 8

keperawatan yang bersifat inter institusi pelayanan kesehatan. Demikian pula,


berbagai sifat pelayana/asuhan keperawatan baik yang bersifat saling
bergantung antara pelayanan/asuhan professional (interpenden), maupun
pelayana/asuhan yang bersifat mandiri (independen) dapat dilaksanakan sesuai
dengan hakikat keperawatan sebagai profesi.
Dengan demikian, sebagai profesi, keperawatan memiliki sifat unik dan
berbeda dengan profesi kesehatan lainnya. Inti dari perbedaan ini adalah
keyakinan bahwa profesi keperawatan melibatkan aspek kemanusiaan
mendalam dan hakiki.
2.
Keperawatan sebagai Pelayanan Profesional
Sifat dan hakikat pelayanan/asuhan keperawatan bertujuan untuk
tercapainya kemandirian klien dalam memenuhi kebutuhan dasarnya secara
optimal. Pelayanan keperawatan kepada klien dilaksanakan pada seluruh
tatanan pelayanan kesehatan baik di klinik maupun di komunitas.
Sebagai pelayanan professional, keperawatan mempunyai karakteristik
sebagai berikut (Schein E H 1972) :
a. Para professional terikat dengan pekerjaan seumur hidup yang merupakan
b.

penghasilan sumber utama.


Mempunyai motivasi kuata atau penggilan sebagai landasan bagi
pemilihan karier profesionalnya, dan mempunyai komitmen seumur hidup

c.

yang mantap terhadap kariernya.


Memiliki kelompok ilmu pengetahuan yang mantap dan kokoh serta
ketrampilan khusus yang diperolehnya melalui pendidikan dan latihan

d.

yang lama.
Berorientasi kepada pelayanan menggunakan keahlian demi kebutuhan

e.

klien.
Pelayanan yang diberikan kepada klien didasarkan pada kebutuhan

f.

objektif klien.
Lebih mengetahui apa yang baik untuk klien dari pada klien sendiri,

g.

mempunyai otonom dalam mempertimbangkan tindakannya.


Membentuk perkumpulan profesi yang menetapkan criteria penerimaan,
standar pendidikan, perizinan atau ujian masuk formal, jalur karier dalam

h.

profesi dan batasan kewenangan profesi.


Mempunyai kekuatan dan status dalam bidang keahlian dan pengetahuan
mereka dianggap khusus.

AIPNI
Page 9

i.

Dalam menyediakan pelayanan tidak diperbolehkan memasang advertensi

j.

atau mencari klien.


Dalam menyediakan pelayanan tidak diperbolehkan memasang advertensi
atau mencari klien.
Berdasarkan hal diatas maka layanan yang diberikan oleh profesi

keperawatan bersifat menyeluruh, unik, dan individual melalui berbagai peran


sebagai anggota profesi dan mengacu pada berbagai dan teori tentang manusia
dan kemanusiaan serta kemandirian dalam mempertahankan etika dan standar
profesi.
3. Konsep yang menjadi landasan dan akan mempengaruhi isi
kurikulum
Program pendidikan ners dikembangkan berlandaskan pada kegiatan dan
proses pendidikan berbasis kompetensi dengan harapan menghasilkan ners
yang memiliki pengetahuan, sikap dan perilaku professional. Disamping itu
juga berlandaskan pada aspek etik dan legal profesi, serta menguasai IPTEK
agat dapat memenuhi kebutuhan pasien dan menjamin pelayanan aman serta
akuntabel. Konsep yang menjadi landasan dan mempengaruhi isi dari
kurikulum adalah:
a. Paradigma Keperawatan
Paradigma keperawatan sebagai keyakinan dan cara pandang berbagai
konsep penting yang mendasari keperawatan. Pada bagian terdahulu telah
dijelaskan bagaimana selayaknya setiap lulusan pendidikan ners memahami
paradigma sebagai pedoman dan pendekatan dalam memberikan layanan
kesehatan kepada pihak yang membutuhkan.
b. Etika Keperawatan
Etika adalah suatu prinsip dan metode yang sistematik untuk membedakan
antara yang benar dari yang salah, anatara yang baik dari yang buruk. Budaya,
teknologi, agama / kepercayaan, dan perbedaan ekonomi menjadi dasar untuk
penetapan keputusan terkait dengan masalah etik. Konsep etika keperawatan
meliputi praktik keperawatan yang berdasarkan pada pemikiran kritis dan
reflektif mengenai tanggung jawab dan kewajiban ners terhadap klien.
c. Keberagaman Budaya
Dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien, seorang ners
haruslah memperhatikan aspek keberagamaan budaya. Hal ini menjadi dasar
pemikiran bahwa setiap klien itu adalah individu yang unik. Cultural care
AIPNI
Page 10

diversity mengacu pada keberagamandan/atau perbedaan dalam gaya hidup,


kepercayaan yang dianut, serta symbol, pola dan arti dalam pengasuhan yang
berhubungan dengan ekspresi terhadap pelayanan kesehatan kepada klien
antara ners sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan.
d. Hubungan Ners Klien
Hubungan ners-klien adalah suatu hubungan interpersonal yang
professional dan terpeutik dengan tujuan memnuhi kebutuhan klien. Hubungan
professional ners dank lien didsarkan pada pemahaman bahwa klien adalah
orang yang paling tepat untuk membuat keputusan. Peran utama tim kesehatan
adalah memfasilitasi untuk memberdayakan potensi internal klien. Dengan
demikian, hubungan yang terjadi haruslah menguntungkan klien dan tidak
memiliki efek yang negatif bagi klien.
e. Caring (Pengasuhan)
Caring adalah proses interpersonal yang menunjukkan pola atau bentuk yang
berhubungan dengan oranng lain dalam memfasilitasi perkembangn seseorang.
Tema konseptual caring ini mengandung tingkat pemahaman peserta didik
selam proses pendidikan terhadap keberadaan klien yang sedang mengalami
satu atau beberapa masalahkesehatan. Sudut pandang peserta didik dilatih dan
ditumbuhkan untuk menjadi lebih luas dalam memahami klien bukan hanya
sekedar individu unik namun juga individu yang memiliki variasi individualitas
secara fisik, psikologis, budaya, tingkat spiritual dan keyakinan terhadap aspek
yang lebih tinggi dan yang diyakini telah menghidupinya. Diharapkan, melalui
proses pembelajaran menghadapi klien dengan sikap dan perilaku caring, maka
lulusan nantinya dapat memberikan pelayanan yanglwbih manusiawi dengan
selalu memperhitungkan harga diri dan martabat klien.
4. Pendekatan Utama dalam Proses Pembelajaran
Untuk mencapai tujuan kurikuler, diperlukan beberapa pendekatan utama
dalam proses pembelajaran yaitu : (a) Menyelesaikan masalah secara ilmiah (b)
Pembelajaran berfokus pada peserta didik (c) Berorientasi pada kebutuhan
masyarakat, dan (d) Berorientasi ke masa depan.
a.

Menyelesaikan Masalah secara Ilmiah


Kemampuan menyelesaikan masalah secara ilmiah (scientific problem

solving) pada peserta didik ditumbuhkan dan dibina sejak dini melalui
AIPNI
Page 11

rangkaian berbagai bentuk pengalaman pembelajaran secara terintegrasi. Hal


ini merupakan landasan utama untuk menumbuhkan dan membina kemampuan
memahmi dan menerapkan proses keperawatan yang merupakan metode utama
yang digunakan dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Proses keperawatan
merupakan salah satu metode pendekatan dalam penyelesaian masalah secara
ilmiah, yang mulai dari pengkajian, menetapkan diagnosa keperawatan,
merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan,
sampai dengan evaluasi dan menetapkan tindak lanjut. Secara terintegrasi
ditumbuhkembangkan kemampuan berpikir kritis, penalaran ilmiah, berpikir
alternative dan kemampuan pengambilan keputusan secara benar.
b. Belajar Aktif dan Mandiri
Kemauan dan kemampuan belajar aktif dan mandiri dibina sejak dini pada
awal pendidikan guna meningkatkan kemampuan dalam mengarahkan belajar
sendiri, dan ditingkatkan secara bertahap sampai akhir pendidikan. Berbagai
bentuk pengalaman belajar dirangkai dan dilaksanakan secara terarah sehingga
dapat ditumbuhkan dan dibina sikap dan kemampuan belajar secara terus
menerus sesuai asas belajar sepanjang hayat dan hakikat profesi keperawatan.
Kemandirian dalam belajar dan kemampuan memutuskan kondisi belajar yang
optimal senantias harus di fasilitasi dan ditingkatkan.
c. Pengalaman Belajar di Masyarakat
Pengalaman belajar di masyarakat merupakan masa adaptasi professional.
Melalui pengalaman belajar di tatanan dan pengalaman belajar lapangan di
komunitas, peserta didik mendapat kesempatan untuk berlatih bekerja di
masyarakat, melakukan sosialisasi professional, mengambil keputusan klinik,
lebih peka dan mampu mengidentifikasi berbagai masalah keperawatan yang
dihadapi di masyarakat. Disamping itu ia terlatih dalam menyelesaikan
masalah keperawatan yang dihadapi klien, dengan memanfaatkan ilmu
pengetahuan dan teknologi keperawatan maju, serta memanfaatkan berbagai
sumber dan kemampuan yang ada di masyarakat. Sikap dan kemauan
professional seorang ners dituntut untuk mengabdikan dirinya kepada
masyarakat, ditumbuhkan dan dibina sepanjang proses pendidikannya melalu
berbagai bentuk pengalaman belajar yang dilaksanakan dan dikembangkan di
masyarakat.
AIPNI
Page 12

d. Berorientasi ke Masa Depan


Program pendidikan ners selalu mengorientasikan peserta didik pada
perkembangan ke masa depan dengan mengikuti perkembangan profesi,
perkembangan IPTEK, trend dan isu kesehatan, dan tuntutan kebutuhan
masyarakat, sehingga mereka tidak tertinggal oleh perkembangan global.
Kemampuan untuk berorientasi ke masa depan akan dapat membiasakan diri
seorang peserta didik untuk siap dan terbuka menerima berbagai perubahan
yang terjadi.
Berdasarkan pada berbagai konsep yang terdapat dalam falsafah dan
paradigma keperawatan serta konsep tumbuh kembang manusia dan aspek
kemanusiaannya,

maka

diharapkan

implementasi

kurikulum

berbasis

kompetensi ini dapat menghasilkan lulusan ners yang kompeten dan berbudi
luhur. Disamping itu, pendekatan pola pembelajaran lebih memungkinkan
peserta didik tumbuh dan berkembang menjadi individu yang mandiri yang
lebih mementingkan upaya pemenuhan kebutuhan pasien yang dilayaninya.

KURIKULUM INTI PROGRAM PENDIDIKAN NERS DI


INDONESIA

Kurikulum inti program pendidikan ners terdiri dari dua tahapan kurikulum akademik
yang mengacu pada aturan pemerintahakan bergelar Sarjana Keperawatan dan tahapan
kurikulun profesi yang setelah lulus akan memperoleh sebutan profesi ners. Kurikulum
ini menyatu dan hanya ditunjukkan untuk menghasilkan Ners sebagai luaran akhir dari
sebuah proses pendidikan keperawatan tingkat profesional pertama. Oleh karena itu,
kurikulum ini dikembangkan berdasarkan pada profil lulusan yang diharapkan,
kompetisi yang harus dimiliki dan dilengkapi dengan bahan kajian yang terkandung
AIPNI
Page 13

dalam mencapai kompetensi tersebut.selanjtunya bahan kajian akan direspresentasikan


dalam bentuk mata kuliah, disertai dengan metode atau model pembelajaran, dan cara
mengevaluasi hasil pembelajaran yang selalu diupayakan untuk mengukur kompetensi
yang diharapkan.
A.

PROFIL LULUSAN PENDIDIKAN NERS


Profil luluan merupakan langkah dasar dalam menyusun sebuah kurikulum

berbasis kompetensi. Profil lulusan pendidikan ners telah dibuat berdasarkan hasil
lokakarya yang melibatkan stakeholder (masyarakat, rumah sakit, puskesmas,
departemen kesehatan dan organisasi/institusi pelayanan kesehatan lainnya. Termasuk
organisasi profesi Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) terhadap tampilan ners
profesional yang diharapkan di masyarakat. Tugas, peran dan ruang lingkup pekerjaan
menjadi pokok bahasan dalam penyusunan profil.
Profil lulusan Sarjana Keperawatan/Ners :
a. Care Provider (Pemberian asuhan keperawatan)*
b. Community leader (Pemimpin dalam kegiatan komunitas profesi maupun sosila)
c. Edocator (Pendidik kesehatan bagi klien, keluarga)
d. Manager (Pengelola asuhan keperawatan)
e. Researcher (Peneliti Pemula)

Keterangan :
*Sarjana Keperawatan tidak memiliki kewenangan untuk melakukan asuhan
B.

keperawatan.
Kompetensi Dan Elemen Kompetensi Lulusan Progran Pendidikan
Ners
Sesuai dengan surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

Nomor 232/U/2000 tentang pedoman penyusunan kurikulum pendidikan tinggi dan


penilaian hasil belajar, serta Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 045/U/2002 tentang kurikulum inti pendidikan tinggi, sehingga
kurikulum tahap akademik pendidikan sarjana keperawatan dan tahap profesi
merupakan satu kesatuan rangkaian kegiatan untuk mencapai kompetensi yang harus
dimiliki oleh ners sebagai luaran dari program pendidikan ini. Kompetensi yang perlu
dimiliki oleh lulusan pendidikan ners terdiri dari kompetensi utama, pendukung, dan
kompetensi lain.

AIPNI
Page 14

Kompetensi yang dimuat dalam buku kurikulum ini merupakan kompetensi utama
yang harus dimiliki oleh setiap lulusan dan terstandarisasi diseluruh Indonesia.
Kompetensi pendukung dan lainya merupakan kompetensi yang mencirikan institusi
dan program studi dimana lulusan berasal. Kompetensi ini kemudian diuraikan kedalam
elemen kompetensi sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.

Landasan Kepribadian
Penguasaan Ilmu dan Keterampilan
Kemampuan berkarya
Sikap dan Perilaku Dalam Berkarya
Pemahaman Kaidah Berkehidupan Bermasyarakat
Kelima elemen kompetensi ini merupakan hasil dari kegiatan belajar peserta didik

dan mengacu pada konsep pembelajaran yang diterapkanoleh UNESCO (2000) untuk
menghasilkan lulusan yang sesuai dengan harapan masyarakat pengguna kelak.

KURIKULUM PENDIDIKAN tahap AKADEMIK


(PENDIDIKAN SARJANA KEPERAWATAN)

Pengembangan kurikulum pendidikan Sarjana keperawatan merupakan kurikulum tahap


akademik yang terdiri dari kurikulum inti dan kurikulum institusi dan memuat
kompetensi utama, pendukung dan lainnya yang harus diikuti oleh seluruh institusi
pendidikan tinggi keperawatan yang menyelenggarakan program pendidikan Sarjana
Keperawatan sesuai yang tercantum pada tabel 1 :
Tabel 1
Kompetensi Pengembangan Kurikulum Institusi Pendidikan Sarjana
Keperawatan
KURIKULUM
ELEMEN
KOMPETENSI

KURIKULUM
INSTITUSIONAL

INTI
Kompetensi

Kompetensi

Kompetensi

Utama

Pendukung

Lainnya

1. Landasan kepribadian
2. Penguasaan Ilmu dan

AIPNI
Page 15

Keterampilan
3. Kemampuan Berkarya
4. Sikap dan Perilaku
Dalam Berkarya
5. Pemahaman
Kaidah

40% - 80%
ditetepkan oleh
kalangan perguruan
tinggi, dengan

Berkehidupan

memperhatikan

Bermasyarakat

masukan masyarakat

20% - 40%

0% - 30%

profesi dan
pengguna lulusan.

Kompetensi pendukung dan kompetensi lainnya ditetapkan oleh institusi penyelenggara


program studi.
A. Rumusan Kelompok Kompetensi
A.1 Kompetensi Utama
Kompetensi utama merupakan kemampuan untuk menampilkan unjuk kerja
yang memuaskan sesuai dengan penciri program studi. Untuk mencapai kompetensi
utama pendidikan tahap akademik / Sarjana Keperawatan diimplementasikan dalam
komposisi pengembangan kurikulum institusi pendidikan. Sarjana keperawatan (144
160 SKS) dimana 60% diantaranya disediakan sebagai kurikulum inti (87 SKS),
sehingga seluruh institusi pendidikan keperawatan mempunyai kurikulum inti yang
sama.
A.2 Kompetensi Pendukung
Kemampuan yang gayut dan dapat mendukung kompetensi utama serta
merupakan ciri khas Perguruan Tinggi yang bersangkutan ( 20%)
A.3 Kompetensi Lainnya
Kemampuan yang ditambahkan agar dapat membantu meningkatkan kualitas
hidup, dan ditetapkan berdasarkan keadaan serta kebutuhan lingkungan Perguruan
Tinggi ( 20%, sesuai isu global)
B. Kaitan profil dengan kompetensi lulusan
Untuk mencapai profil lulusan Sarjana Keperawatan, perlu ditentukan
kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang Sarjana Keperawatan. Dibawah ini
diperlihatkan kaitan profil dengan kompetensi lulusan.
Tabel 2.
Kaitan profil dengan kompetensi lulusan
Profil

Kompetensi yang seharusnya dipunyai oleh lulusan


Kompetensi
Kompetensi
Kompetensi
Utama

pendukung

Lainnya

AIPNI
Page 16

1.

Profesional

Care a.

a.

a.

Provider (Pemberi
b.

pelayanan
keperawatan)

2.

Community

c.

Leader a.

(Pimpinan
Komunitas)

b.

a.

a.

di
b.

b.

c.
3. Educator (pendidik)

a.

a.

b.

b.

a.

a.

b.

b.

5.Researcher (Penelitian a.

a.

4. Manager (pengelola)

a.

a.

a.

Pemula)
b.

C. Kompetensi Utama tahap akademik pendidikan Ners


Kompetensi tahap akademik adalah serangkaian kompetensi yang harus dimiliki
oleh lulusan pendidikan tahap akademik dan bergelar sarjana keperawatan. Sebagai
dasar untuk menjamin agar kualitas lulusan ners dapat berkompetisi secara global kelak
maka diperlukan patokan dalam penentuan kompetisi utama yang harus dikuasai oleh
sarjana keperawatan diberbagai institusi penyelenggara pendidikan di seluruh Indonesia.
Kompetensi utama ini dijabarkan kedalam unit kompetensi.
C.1. Kompetensi Utama Sarjana Keperawatan :
a. Melakukan komunikasi secara efektif
b. Melaksanakan pendididkan kesehatan
c. Mampu menerapkan aspek etik dan legal dalam praktek keperawatan*)

AIPNI
Page 17

d.

Mampu melaksanakan asuhan keperawatan professional di tatanan klinik

e.
f.
g.
h.

dan komunitas*)
Mampu mengaplikasikan kepemimpinan dan menejemen keperawatan*)
Mampu menjalin hubungan interpersonal
Mampu melakukan penelitian sebagai peneliti pemula
Mampu mengembangkan profesionalisme secara terus menerus atau
belajar sepanjang hayat.

C.2. Unit Kompetensi Sarjana Keperawatan


a.
b.

Mampu melakukan komunikasi yang efektif dalam memberikan asuhan


Mampu menerapkan pengetahuan, kerangka etik dan legal dalam sistem

c.
d.

kesehatan yang berhubungan dengan keperawatan.


Mampu membuat keputusan etik
Mampu memberikan asuhan peka baudaya dengan menghargai etnik,

e.
f.
g.

agama atau faktor lain dari setiap klien yang unik*)


Mampu menjamin kualitas asuhan holistic secara kontinyu dan konsisten*)
Mampu menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif
Mampu menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah

h.

klien*)
Mampu memberikan pendidikan kesehatan kepada klien sebagai upaya

i.
j.

pencegahan primer, skunder dan tertier.


Mampu mengkontribusi untuk meningkatkan kemampuan sejawat
Mampu menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien

k.

agar dapat mengambil keputusan untuk dirinya*)


Mampu
menggunakan
prinsip-prinsip
peningkatan

l.

berkesimambungan dalam praktik.


Mampu mendemontrasikan keterampilan teknis keperawatan sesuai

kualitas

standart yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif sehingga pelayanan
yang diberikan efesien dan efektif*)
m. Mampu mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan
n.
o.

kesehatan klien*)
Mampu melaksanakan terapi modalitas sesuai dengan kebutuhan*)
Mampu mewujudkan lingkungan yang aman secara konsisten melalui

p.

penggunaan strategi menjamin kualitas dan manajemen resiko


Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan yang

q.
r.

berlaku dalam bidang kesehatan*)


Mampu mengolaborasikan pelayanan keperawatan*)
Mampu memberikan dukungan kepada tim

asuhan

dengan

mempertahankan akuntabilitas asuhan keperawatan yang diberikan*)


AIPNI
Page 18

s.

Mapu menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja


tim dan pemberian asuhan keperawatan dengan mempertahankan

t.

hubungan kolaboratif*)
Mampu merancang, melaksanakan proses penelitian sederhana dalam

u.

upaya peningkatan kualitas asuhan keperawatan.


Mampu memanfaatkan hasil penelitian dalam upaya peningkatan kualitas

v.

asuhan keperawatan*)
Mampu mengembangkan pola piker kritis, logis dan etis dalam

mengembangkan asuhan keperawatan.


w. Mampu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi di bidang
x.

keperawatan dan kesehatan.


Mampu mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan

y.

professional
Mampu berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan

Keterangan:
*) belum memiliki kewenangan untuk melakukan. Kewenangan akan dapat
dimiliki setelah lulusan sarjana keperawatan menyelesaiakan tahap profesinya
dan diberikan sebutan profesi Ners.
D. Kaitan antara Rumusan Kompetensi dengan Bahan Kajian
Kompetensi yang akan dicapai memerlukan bahan kajian yang membahas
pengetahuan dan keterampilan terkait yang yang sesuai. Dibawah ini digambarkan
bahan kajian berdasarkan unit kompetensi yang merupakan jabaran dari kompetensi
utama lulusan pendidikan ners tahap akademik (sarjana keperawatan).
BAHAN KAJIAN SETIAP UNIT KOMPETENSI
UNIT KOMPETENSI
1. mampu melakukan komunikasi yang
efektif dalam memberikan asuhan

BAHAN KAJIAN
1. Penggunaan Diri Secara Efektif dalam
kominukasi Terapeutik.
2. Konsep Komunikasi Terapeutik.
3. Tahap-tahap Komunikasi Terapeutik.
4. Teknik Komunikasi Terapeutik.
5. Penggunaan Komunikasi Terapeutik. Pada
berbagai tingkat usia dengan berbagai
kondisi
6. Komunikasi dan kaitannya dengan
Pelayanan Kesehatan

AIPNI
Page 19

7. Komunikasi dalam Konteks Sosial dan


Keanekaragaman Budaya serta Keyakinan
8. Komunikasi profesional dan kaitannya
dengan Pelayanan Kesehatan /
Keperawatan
9. Trend dan issue Komunikasi dalam
pelayanan Kesehatan / Keperawatan
2. mampu melakukan komunikasi yang
efektif dalam memberikan asuhan
3. Mampu membuat keputusan etik

1. Hukum dan Perundang undangan


2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Kesehatan
Sistem Kesehatan Nasional
Etika dan Hukum Keperawatan
Kode Etik Keperawatan
Profesionalisme keperawatan
Kebijakan Pelayanan Kesehatan
Prinsip prinsip etika keperawatan :
Otonomi, beneficience, non-maleficience,
justice, moral right, nilai dan norma

masyarakat
9. Ethical issue dalam praktik keperawatan :
10.Euthanasia, transplantasi organ,
supporting devices, aborsi, dll
11.Prinsip prinsip legal dalam praktik
12.Malpraktek, neglected,
pertanggunggugatan (mandiri &
limpahan),pertanggung jawaban dll
13.Perlindungan hukum dalam praktik

4. Mampu memberikan asuhan peka

keperawatan.
14.Penggambilan keputusan legal etis
15. Nursing advocacy
16. Telaah etis dalam keputusan
Manajemen
1. Sistem Kesehatan Tradisional dan

budaya dengan menghargai etnik,


agama atau faktor lain dari setiap

2.
3.

Modem
Perilaku Kesehatan
Metode pengumpulan Data Antropologi

4.
5.
6.

dan Sosiologi
Pendekatan holistic care pada klien :
Pendekatan transcultural nursing
Pendekatan agama, kepercayaan, dan

pasien yang unik*)

AIPNI
Page 20

5. Mampu menjamin kualitas asuhan


holistik secara kontinyu konsisten*)

7.

spiritual dalam praktik keperawatan


Konsep, tahap, karakteristik, dan tugas

1.
2.
3.
4.
5.
6.

perkembangan
Metode Keperawatn
Konsep Caring, Holisme dan Humanisme
Ilmu keperawatan Dasar
Keperawatan Lintas Budaya
Spiritualitas / Religiusitas
Ilmu ilmu Keperawatan Klinik &

Komunitas
7. Teknologi Informasi dalam Keperawatan
8. Menajemen mutu
9. Anatomi, Biokimia, Biologi, Fisiologi,
10.Patofisiologi, Fisika, Kimia,

6. Mampu menggunakan teknologi dan


informasi kesehatan secara efektif

Mikrobiologi,
11. Parasitologi, Patologi, Farmakologi, Gizi
12.Metodologi Pendidikan
13.Hak dan Kewajiban Pasien
14.Prosedur Keperawatan
15.Komunikasi Terapeutik
16.Patient Safety
17.Infection Control
18.Psikologi Perkembangan
19.Konsep perubahan
20.Konsep Kehilangan
1. Information Communication Technology
in nursing :
- Menggunakan perangkat komputer dan
jarigan dalam mengakses teknologi
terkini dalam keperawatan dan
kesehatan
- Klasifikasi intervensi dan outcome

7. Mampu menggunakan proses


keperawatn dalam menyelesaikan
masalah klien*)

keperawatan (NIC NOC)


1. Perspektif Keperawatan Matenitas dalam
konteks keluarga.
2. Peran Perawat Maternitas dimasyarakat
3. Faktor resiko yang Mempengaruhi
kesehatan Maternal
4. Lingkup Keperawatan Orang Dewasa
5. Dampak Sistem Pelayanan Kesehatan
terhadap Praktek Keperawatan Orang

AIPNI
Page 21

Dewasa
6. Perspektif Keperawatan Anak dalam
Konteks Keluarga
7. Bermain pada anak
8. Pencegahan kecelakaan pada Anak
9. Bimbingan dan penyuluhan pada orang
tua
10.Konsep sakit dan Hospitalis pada anak
11. Identifikasi Multiple Intelegence
12. batasan dan Teori Penuaan
13. Issue dan kecenderungan Masalah
Kesehatan Lansia
14. Beberapa faktor yang mempengaruhi
Kesehatan Lansia
15. Upaya Prevektif dan Promotif untuk
Pemenuhan Kebutuhan dasar Fisik
dan Psikososial Lansia
17.Pengeloloan Kesejahteraan Lansia
diInstitusi dan Masyarakat
18. Perspektif Keperawatan Kritis dan
Gawat Darurat
19.Askep Klien dg Gawat Darurat pada
Sistem Kardiovaskuler
20.Askep Klien dg Gawat Darurat pada
21. Sistem Penanggulangan Gawat Darurat
Terpadu dan Bencana
22. Konsep Dasar Kesehatan dan
keperawatan Jiwa
23.Upaya Keperawatan Kesehatan Jiwa
dalam Penanggulangan Masalah
Kesehatan Jiwa
24.Konsep Dasar Keluarga
25.Konsep Keluarga, trend dan Issue
Kesehatan keluarga
26.Teori Model Keperawatan di keluarga
27.Manajemen Sumber daya Keluarga
28.Konsep Home Health of Nursing (Home
Care)
AIPNI
Page 22

29.Proses Asuhan Keperawatan pada


Keluarga
30.Jenis jenis Tindakan Keperawatan pada
berbagai Kasus Resiko Tinggi di
Keluarga
31.Konsep Keperawatan Komunitas
32.Masalah Kesehatan di Indonesia
33.Aspek Keterkinian dalam Praktek
Keperawatan Komunitas
34.Puskesmas
35.Konsep PHBS
36.Konsep MTBS
37.Strategi Pemecahan Masalah Kesehatan
Komunitas
38.Proses Keperawatan Kmunitas
39.Asuhan Keperawatan pada Kelompok
Khusus (Kesja, UKS)
40.Transisi pola penyakit
41.Epidemiologi dan Kependudukan
42.Manajemen mutu dan manajemen resiko
dalam asuhan keperawatan klien
43.Aplikasi Teori Model dalam Berbagai
Situasi Pelayanan
44.Terapi Modalitas Keperawatan pada
berbagai kondisi termasuk terapi
komplementer
45.manajemen Asuhan : Pendekatan
23ontrol23,preventif,promotif,karaktif,
23ontrol23ive, rehabilitatif,consolation
of the dyin
8. Mampu memberikan pendidikan
kesehatan kepada klien sebagai
upaya pencegahan primer, sekunder
dan tertier

1. Konsep belajar sepanjang hayat


2. Antropologi dan sosiologi kesehatan
3. Teori pendekatan 23ontro dalam
kesehatan
4. Konsep dasar kesehatan
5. Aspek 23ontro budaya serta
hubungannya dalam ekologi
6. Rancangan penyuluhan kesehatan

AIPNI
Page 23

9. Mampu berkontribusi untuk


meningkatkan kemampuan sejawat

10. Mampu menjalankan fungsi advokasi


untuk mempertahankan hak klien
agar dapat mengambil keputusan
untuk dirinya *)
11. Mampu menggunakan prinsip
prinsip peningkatan kualitas

7.
1.
2.
3.
4.
5.
1.

pengambilan keputusan
2. Pendekatan etik dalam pengambilan
keputusan
3. Hak pasien dan keluarga dalam
pelayanan keputusan
Self manajement of learning
1. Pround to be nurse : confident,
committed to, doing the best to keep

berkesinambungan dalam praktik

12. Mampu mendemontrasikan


keterampilan teknis keperawatan
sesuai standar yang berlaku atau
secara kreatif dan inovatif sehingga
pelayanan yang diberikan efesien dan
efektif *)
13. Mampu mengkolaborasikan berbagai
aspek dalam pemenuhan kebutuhan
kesehatan klien *)
14. Mampu melaksanakan terapi
modalitas sesuai dengan kebutuhan
*)
15. Mampu mewujudkan lingkungan
yang aman secara konsisten melalui
penggunaan strategi menjamin
kualitas dan manajemen resiko

Metode evaluasi
Metode pembelajaran
Teori berubah
Team Building
Supervisi
Metode Evaluasi
Pendekatan Moral right dalam

2.
3.
4.
5.
6.
7.
1.
2.
3.

nursing respected
Domin profesi
Kompetensi
Otonomi dan 24ontrol profesi
Etika profesi
Standar profesi
Kesiapan perawat dan pelayanan
Fisika keperawatan
Anatomi fisiologi keperawatan
Keterapilan keterampilan teknis
keperawatan (keterampilan dasar dan
keterampilan khusus sesuai dengan
tingkat usia disetiap tatanan pelayanan

kesehatan
1. Konsep Collaborative
2. Team work building
Terapi Modalitas Keperawatan pada
berbagai kondisi termasuk terapi
komplementer
1. Kajian situasi pelayanan keperawatan :
manajemen asuhan
2. Alur penaganan pasien
3. Pengorganisasian pelayanan
4. Mengelola pelayanan untuk pemenuhan

AIPNI
Page 24

kebutuhan dasar
5. Manajemen kasus (termasuk

16. Mampu melaksanakan pelayanan


kesehatan sesuai dengan kebijakan
yang berlaku dalam bidang kesehatan
*)

6.
7.
1.
2.
3.
4.

coordinating and collaborating care)


Control kualitas asuhan keperawatan
Dinamika kelompok dan team building
Pengertian dan luang lingkup K3
Undang undang K3 di Indonesia
Bahaya lingkungan kerja dan evaluasinya
Bahaya kimia di lingkungan kerja dan

dampaknya terhadap kesehatan


5. Bahaya fisik dilingkungan kerja dan
dampaknya terhadap kesehatan
6. Ergonomic dan faal kerja
7. Biomonitoring
8. Konsep dasar kesehatan lingkungan
9. Penyediaan air bersih
10.Air buangan dan kesehatan
11.Pengelolaan limbah domestic dan medis
12.Manajemen pengendalian vector
13.Sanitasi makanan
14.Toksikologi lingkungan
15.Perumahan dan pemukiman sehat
16.Intervensi Gizi Masyarakat
17.Keterlibatan dan peran Tenaga
Keperawatan dalam Kebijakan

17. Mampu mengkolaborasikan


pelayanan keperawatan *)

Pemerintah di bidang Gizi Masyarakat


1. Penggolongan obat-obatan
2. Farmakodinamika dan farmakokinetik
3. Indikasi dan kontra indikasi obat
4. Efek / efek samping obat
5. Interaksi obat
6. Cara pemberian dan perhitungan dosis
7. Obat obatan tradisional
8. Toxicology obat
9. Zat gizi makro dan mikro
10.Angka kecukupan gizi yang dianjurkan
11. Kebutuhan Gizi Individu
12. Penilaian status gizi individu
13.Dasar dasar Dietetika Klinik
14.Nutrisi pada Ibu Hamil
15.Kebutuhan Nutrisi pada Anak
16. Konsep Dasar Ilmu gizi Masyarakat
17. Gizi dan Pangan Menurut Pendekatan
Kesehatan Masyarakat

AIPNI
Page 25

18. Mampu memberikan dukungan


kepada tim asuhan dengan
mempertahankan skuntabilitas
asuhan keperawatan yang diberikan
*)

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Dinamika kelompok (team building)


Directing
Kepemimpinan
Motivasi
Komunikasi organisasional
Asertifitas
Pengelolaan konflik
Konsep dan proses berubah
Manajemen keperawatan sebagai sistem

dan proses.
10.Konsep dasar kajian situasi
11.Kajian situasi dalam proses manajemen
12. Perencanaan: konsep perencanaan
strategis dan operasional
13.Perencanaan ketenagaan dan financial
14.Pengelolaan waktu
15.Proses pengambilan waktu
16.Pengorganisasian (struktur, konsep, kultur
organisasi keperawatan serta model
pengorganisasian, pelayanan keperawatan
dan model penugasan)
17. Pengelolaan staf (seleksi, orientasi, dan
penapakan, karier)
19. Mampu menggunakan keterampilan
interpersonal yang efektif dalam
kerja tim dan pemberian asuhan
keperawatan dengan
mempertahankan hubungan
kolaboratif *)
20. Mampu merancang, melaksanakan
proses penelitian sederhana
21. Mampu memanfaatkan hasil
penelitan dalam upaya peningkatan
kualitas asuhan keperawatan

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Ilmu Komunikasi
Pengembangan Kepribadian
Kepuasan Pelanggan
Pemasaran Keperawatan
Pisikologi Konsumen
Konsep Kolaborasi, Kemitraan dan kerja
Tim

1. Berpikir sistematis
2. Identifikasi dan merumuskan masalah
penelitian
3. Literature dan Critical Review
4. Rancangan penelitian
5. Pengembangan instrument penelitian
6. Pengumpulan data
7. Analisa Data
8. Interprestasi data
9. Desiminasi dan publikasi
10.Keperawatan sebagai ilmu dan seni

AIPNI
Page 26

22. Mampu mengikuti perkembangan


ilmu dan teknologi terkini di bidang
keperawatan dan kesehatan

11. Trend and issues in nursing


12.Konsep dasar Penelitian
13.Rancangan Penelitian
14.Penelitian Bidang Perawatan
15.Pengumpulan Data dan Analisa Data
16.Penulisan Karya Ilmiah
17.Proses berubah
1. Information Communication Technology
in nursing :
- Menggunakan perangkat computer
dan jaringan dalam mengakses
teknologi terkini di bidang
-

23. Mampu mengembangkan potensi diri


untuk meningkatkan kemapuan
profesional

keperawatan dan kesehatan


Klasifikasi intervensi dan outcome

keperawatan (NIC NOC)


1. Konsep belajar sepanjang hayat
2. Konsep berubah
3. Enterpreneurship dan pengembangan
praktik professional
4. Marketing keperawatan (internal dan
eksternal)
5. Issue terkini dalam pelayanan

24. Mampu berkontribusi dalam


mengembangkan profesi
keperawatan

keperawatan
1. Standar profesi
2. Perlindungan profesi (manajemen resiko
dan asuransi profesi)
3. Konsep kepemimpinan dalam

keperawatan
4. Konsep kesejawatan
E. Struktur Kurikulum Sarjana Keperawatan
Kurikulum pendidikan ners tahap akademik (Sarjana Keperawatan) ditetapkan
dengan mengacu kepada 60% kurikulum inti, yaitu 87 SKS (dari 144 SKS ) terdiri dari
70% pengetahuan teori dan 30% penerapan praktik ( laboratorium, tatanan klinik dan
komunitas), dengan masa studi 4 tahun (8 semester).
Pengembangan kurikulum institusi disesualikan dengan visi dan misi institusi
yang mencirikan kekhasan dari institusi tersebut dengan memasukkan 20% isu global
(yaitu : Perawatan HIV/AIDS,Flu Burung, SARS, Disaster, Perawatan Trauma, IT,
Entrepreuner, Bahasa Asing) dan muatan local 20% sesuai dengan keunggulan institusi.
AIPNI
Page 27

Kurikulum yang telah disusun ini merupakan kurikulum berbasis kompetensi (KBK),
dengan pola struktur terintegrasi sehingga peserta didik dapat mengembangkan
kemampuan untuk menggabungkan pengetahuan, sikap dan keterampilan yang relevan
dengan masalah kesehatan yang dihadapi.
Tujuan struktur kurikulum terintegrasi adalah untuk menghasilkan lulusan yang
mampu menjadi guru bagi dirinya, membantu peserta didik belajar aktif, mengkaji
kemampuan diri sendiri, belajar berdasarkan kemampuan diri sendiri, dan belajar
mandiri sehingga kelak dapat menjadi anggota profesi yang mandiri.Dalam kurikulum
terintegrasi beberapa bahan kajian dikelompokkan menjadi satuan mata kuliah untuk
mencapai beberapa sub unit kompetensi. Setiap sub unit kompetensi mempunyai bobot
satu(1) satuan kredit semester (SKS)
Upaya mengintegrasikan bahan kajian menjadi satuan mata kuliah dapat
menggunakan berbagai cara pengelompokan, diantaranya berdasarkan sistem tubuh,
kebutuhan dasar manusia, respon atau tema. Selanjutnya, mata kuliah tersebut disusun
secara seri, pararel atau kombinasi.

Berikut ini dipaparkan contoh pengembangan kurikulum terintegrasi:

AIPNI
Page 28

Kewarganegaraan
ISD (2 SKS)
(2 SKS)
B.Indonesia
Bahasa Inggris
(2 SKS)
(2 SKS)
Bahasa Inggris
(2 SKS)

Manajemen (2 SKS)

Sist. Komunitas III (3 SKS)

Sist. Reproduksi (4 SKS)

Semester 6
Semester 7

Riset Kep
(4 SKS)
Bahasa
Inggris
(2 SKS)

AIPNI
Page 29

Kegawat daruratan Sistem I (3 SKS)

Semester 5
Sist. Perkemihan (2 SKS)

Sist. Komunitas II(3 SKS)

Sist. Integumen (2 SKS)

Semester 4
Sist. Muskola skleletal (2 SKS)

Sist. Komunitas (2 SKS)

Sist. Pencernaan (3 SKS)

Sist. Endokrin (3 SKS)

Sist. Sensor Persepsi (2 SKS)

Semester 3
Kegawatan darurat sistem I (3 SKS)

Agama (2 SKS)
Sist. Neuro behav (4 SKS)

Sist. Imun Hematologi (3 SKS)

Semester 2
Sist. Respirasi (4 SKS)

SIST. Kardiovaskuler (4SKS)

IKD III (3 SKS)

Semester 1

IDK II (4 SKS)

IKD III (4 SKS)

IKD II (3 SKS)

IKD I (3 SKS)

1. Pendekatan berdasarkan sistem tubuh pembahasan terintegrasi berdasarkan siklus kehidupan sejak pembentukan sampai dengan lansia

MATRIK PENGGAMBARAN MATA KULIAH DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PENDEKATAN SISTEM


Semester 8

Skripsi
(4 SKS)

CONTOH
STRUKTUR KURIKULUM BERDASARKAN PENDEKATAN
BERDASARKAN SISTEM
SEMESTER I
NO
1
2
3
4
5
6

MATA AJAR
Agama
Pendidikan Kewarganegaraan
Bahasa Indonesia
Ilmu Keperawatan Dasar I
Ilmu Keperawatan Dasar II
Ilmu dasar Keperawatan I
Jumlah jam/mg = 13 + 6 = 19

SKS
2
2
2
3
3
4
16

T
2
2
2
2
2
3
13

Lab
1
1
1
3

K
-

Ket

SKS
2
2
4
3
4
15

T
2
1
3
2
3
11

Lab
1
1
1
0.5
3.5

K
0.5
0.5

Ket

SEMESTER II
NO
1
2
3
4
5

MATA AJAR
Ilmu Sosial Dasar
B.Inggris
Ilmu Dasar Keperawatan II
Ilmu Dasar Keperawatan III
Sistem Kardiovaskuler
Jumlah jam/mg = 11 + 7 + 2 = 20

SEMESTER III
NO
1
2
3
4

MATA AJAR
Sistem Respirasi
Sistem Imun dan Hematologi
Sistem Neurobehaviour
Bahasa Inggris
Jumlah jam/mg = 9 + 5 + 6 = 20 jam

SKS
4
3
4
2
13

T
3
2
3
1
9

Lab
0.5
0.5
0.5
1
2.5

K
0.5
0.5
0.5
1.5

Ket

SKS
2
3
3
2
10

T
1
2
2
2
7

Lab
0.5
0.5
0.5
1.5

K
0.5
0.5
0.5
1.5

Ket

SKS
2
2

T
1
1

Lab
0.5
0.5

K
0.5
0.5

Ket

SEMESTER IV
NO
1
2
3
4

MATA AJAR
Sistem sensor Persepsi
Sistem Endokrin
Sistem Pencernaan
Keperawatan Komunitas I
Jumlah jam/mg = 7 + 3 + 6 = 19 jam

SEMESTER V
NO
1
2

MATA AJAR
Sistem Muskuloskeletal
Sistem Integumen

AIPNI
Page 30

Keperawatan Komunitas II
Jumlah jam/mg = 4 + 4 + 4 = 12 jam

3
7

2
4

1
2

SEMESTER VI
NO
1
2
3
4

MATA AJAR
Sistem Perkemihan
Sistem Reproduksi
Keperawatan Komunitas III
Manejemen Keperawatan
Jumlah jam/mg = 7 + 6 +4 = 17 jam

SKS
2
4
3
2
11

T
1
3
2
1
7

Lab
0.5
0.5
1
1
3

K
0.5
0.5
1

Ket

MATA AJAR
Kegawatdaruratan sistem I
Riset Keperawatan
Bahasa inggris
Jumlah jam/mg = 6 + 5 + 2 = 13 jam
SEMESTER VIII

SKS
3
4
2
9

T
2
3
1
6

Lab
0.5
1
1
2.5

K
0.5
0.5

Ket

NO
1
2

SKS
2
4
6

T
1
1

Lab
0.5
0.5

K
0.5
4
4.5

Ket

SEMESTER VII
NO
1
2
3

MATA AJAR
Kegawatdaruratan sistem II
Skripsi
Jumlah jam/mg = 1+ 1 + 18 = 20 jam

AIPNI
Page 31

Deskripsi Mata Kuliah semester I


Mata Kuliah
: Ilmu Keperawatan Dasar I
Beban Studi
: 4 SKS
Prasyarat
:Deskripsi Mata Kuliah :
Mata kuliah ini membahas tentang konsep berfikir kritis dalam keperawatan,
perkembangan keperawatan; pendekatan holistic care (konsep Caring, holisme,
humanisme dan transcultural nursing); prinsip-prinsip legal etis dan isu etik
(ethical issue); nursing advocacy, termasuk teknologi komunikasi informasi
dalam pembelajaran keperawatan
Kompetensi blok I
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok IKD I mahasiswa mampu :
1. Menerapkan konsep berpikir kritis dalam keperawatan
2. Menganalisis perkembangan sejarah keperawatan
3. Menganalisis prinsip-prinsip pendekatan secara holistic dalam konteks
keperawatan
4. Menerapkan prinsip-prinsip legal etis pada pengambilan keputusan dalam
konteks keperawatan
5. Manfaat teknologi komunikadi informasi dalam pembelajaran keperawatan.

AIPNI
Page 32

No
1

Kompetensi blok 1
Menerapkan konsep berpikir kritis

Bahan kajian
Konsep berpikir kritis dalam keperawatan

Metode
Discovery Learning (DL) project

Sejarah keperawatan nasional dan internasional

Based Learning (PjBL)


Discovery Learning (DL) project

dalam keperawatan
Menganalisis perkembangan sejarah

keperawatan
Menganalisis prinsip-prinsip

1. Teori sistem

Based Learning (PjBL)


Mini lecture, case study, small

pendekatan secara holistik dalam

2. Konsep berubah

group discussion (SGD)

konteks keperawatan

3. Konsep holistic care : caring, holisme,


humanisme
4. Transcultural nursing/ (keperawatan lintas

Menerapkan prinsip-prinsip legal etis

budaya)
1. Prinsip-prinsip etika keperawatan :

Mini lecture, care study, small

pada pengambilan keputusan dalam

otonomi, beneficience, justice, non

Group Discussion (SGD)

konsteks keperawatan

maleficience, moral right, nilai dan norma

Discovery Learning (DL)

masyarakat
2. Isue estik dalam praktik keperawatan :
Euthanasia, aborsi
3. Transplantasi organ, supporting
4. Devices
5. Prinsip-prinsip legal dalam praktik
6. Keperawatan : Malpratik, neglecten,
AIPNI
Page 33

7. Pertanggunggugatan (mandiri dan


limpahan), pertanggungjawaban, dll
8. Perlindungan hukum dalam praktik
keperawatan
9. Nursing advocacy
5

Memanfaatkan teknologi informasi

10. Pengambilan keputusan legal etis


Aplikasi komputer (membuat blog, mengirim tugas

dalam pembelajaran keperawatan

melalui email, mencari bahan untuk tugas

Demontrasi, PjBL

pembelajaran melalui internet)

AIPNI
Page 34

Mata kuliah : Ilmu Keperawatan Dasar II


Beban Studi

: 4 SKS

Prasyarat

:-

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini membahas tentang model konseptual keperawatan ; konsep, tahap,
karakteristik, prinsip-prinsip dan tugas tumbuh kembang manusia; teori komunikasi dan
pendidikan dalam keperawatan yang dapat digunakan pada pelayanan keperawatan.
Kompetensi Blok 2
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok IKD II mahasiswa mampu :
1. Mener apkan model konseptual keperawatan dalam berbagai situasi (K3AP)
2. Menerapkan hal-hal yang terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan
manusia
3. Menerapkan prinsip komunikasi terapeutik sesuai dengan konsep tumbuh
kembang
4. Menerapkan prinsip pendidikan dalam keperawatan sesuai dengan tumbuh
kembang

AIPNI
Page 35

No
1
2

Kompetensi blok 2
Menerapkan model konseptual keperawatan dalam

Bahan kajian
Model konseptual keperawatan (Virginia

Metode
Mini lecture, case studi,

berbagai situasi
Menerapkan hal-hal yang terkait dengan pertumbuhan

Henderson, Orem, Roy, Betty Newman, dll)


Konsep, tahap, karakteristik, dan tugas

SGD
Discovery learning (DL),

dan perkembangan manusia

perkembangan

Project Based

Menerapkan prinsip komunikasi sesuai dengan konsep

1. Teori komunikasi

learning(PjBL)
Mini lecture, case study,

tumbuh kembang

2. Komunikasi terapeutik

Small Group Discussion

3. Penggunaan komunikasi

(SGD) Discovery Learning

4. Terapeutik pada berbagai tingkat usia

(DL)

dengan berbagai kondisi


5. Penerapan komunikasi dalam
pelayanan kesehatan
6. Trend dan Issue komunikasi dalam
pelayanan kesehatan/Keperawatan
7. Komunikasi dalam konteks sosial dan
keanekaragaman budaya serta
4

Menerapkan prinsip pendidikan dalam keperawatan

keyakinan
1. Konsep belajar sepanjang hayat

Mini lecture, case study,

sesuai dengan tumbuh kembang

2. Antropologi dan sosiologi kesehatan

Small Group Discussion

3. Teori pendekatan sosial dalam

(SGD) Discovery Learning

AIPNI
Page 36

kesehatan

(DL) PjBL

4. Konsep dasar kesehatan


5. Aspek sosial budaya serta
hubungannya dengan ekologi
6. Rancangan penyuluhan kesehatan
7. Metode evaluasi

AIPNI
Page 37

Mata kuliah : Ilmu Keperawatan Dasar I


Beban Studi

: 4 SKS

Prasyarat

:-

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini membahas tentang berbagai mekanisme didalam tubuh manusia mulai
dari tingkat sel sampai dengan tingkat organisme untuk mempertahankan kehidupannya
yang mencakup berbagai konsep dan prinsip biologi, anatomi, fisiologi, biokimia dan
fisika yang terjadi dalam tubuh manusia sesuai tumbuh kembang.
Kompetensi Blok 3
Setelah mengikuti kegiatan proses pembelajaran pada blok IDK I mahasiswa mampu :
1. Mengidentifikasi kehidupan sel sebagai unit fungsional terkecil dari organisme
2. Mengenali proses pemenuhan oksigenasi didalam sel dan indikator
pemenuhankebutuhan oksigenasisesuai tumbuh kembang
3. Mengenali proses pemenuhan kebutuhancairan dan elektrolit didalam sel dan
indikator pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit sesuai tumbuh kembang
4. Mengenali proses pemenuhan kebutuhan nutrisididalam sel dan indikator
pemenuhan kebutuhan nutrisi sesuai tumbuh kembang
5. Mengenali proses pemenuhan kebutuhan eliminasi tingkat sel dan organ serta
indikator pemenuhan kebutuhan eliminasi sesuai tumbuh kembang

AIPNI
Page 38

No
1

Kompetensi blok 2
Mengidentifikasi kehidupan sel sebagai

Bahan kajian
1. Introduksi sel

Metode
Mini lecture, case studi, SGD,

unit fungsional terkecil dari organisme

2. Ultra struktur sel

project based learning (PjBL)

3. Jenis-jenis sel
4. Fungsi spesifik sel
5. Transport trans membrane
6. Reproduksi sel
7. Genetika
2

Mampu mengenali proses pemenuhan

8. homeostasis
1. proses oksigenasi

Mini lecture, case studi, SGD,

oksigenasi didalam sel dan indikator

2. anatomi sistem kardiovaskuler

project based learning (PjBL)

pemenuhan kebutuhan oksigenasi sesuai

3. fisiologi sistem kardiovaskuler

tumbuh kembang

4. anatomi sistem pernafasan


5. fisiologi sistem pernafasan
6. listrik dan magnet dalam sistem tubuh
7. benda cair, cairan dan gas dalam tubuh
manusia

Mampu mengenali proses pemenuhan


kebutuhan cairan dan elektrolit didalam

8. tanda dan gejala kecukupan oksigen


1. benda cair, cairan dan gas dalam tubuh
manusia

Mini lecture, case studi, SGD,


project based learning (PjBL),

AIPNI
Page 39

sel dan indikator pemenuhan kebutuhan

2. keseimbangan cairan dan elektrolit

cairan dan elektrolit sesuai tumbuh

3. hormon-hormon terkait dengan

kembang

laboratorium activity

keseimbangan cairan dan elektrolit


4. keseimbangan asam basah
5. tanda dan gejala kecukupan cairan dan

Mampu mengenali proses pemenuhan

elektolit
1. anatomi sistem pencernaan

Mini lecture, case studi, SGD,

kebutuhan nutrisi didalam sel dan

2. fisiologi sistem pencernaan

project based learning (PjBL),

indikator pemenuhan kebutuhan nutrisi

3. proses pemenuhan

laboratorium activities

sesuai tumbuh kembang

4. kebutuhan nutrisi sel


5. hormon-hormon terkait dengan kebutuhan
nutrisi makro dan mikro nutrien
6. metobolisme karbo hidrat, lemak dan
protein
7. metabolisme purin, pirimidin, porfirin
8. pembentukan urea
9. keadaan kenyang dan puasa

Mampu mengenali proses pemenuhan

10. tanda dan gejala kecukupan nutrisi


1. anatomi sistem urinari

Mini lecture, case studi, SGD,

kebutuhan eliminasi kebutuhan tingkat

2. fisiologi ginjal

project based learning (PjBL),

AIPNI
Page 40

sel dan organ serta indikator pemenuhan

3. anatomi sistem kardiovaskuler

kebutuhan eliminasi sesuai tumbuh

4. fisiologi sistem kardiovaskuler

kembang

5. anatomi sistem pernafasan

laboratorium activity

6. fisiologi sistem pernafasan


7. anatomi fisiologi kulit
8. proses eliminasi sisa metabolisme
9. proses eliminasi sisa pencernaan
10. hormon-hormon terkait dengan eliminasi
11. tanda dan gejala masalah eliminasi sisa
metabolisme dan sisa pencernaan

AIPNI
Page 41

Mata kuliah : Agama


Beban Studi

: 2 SKS (2 teori)

Prasyarat

:-

Deskripsi Mata Kuliah :


Agama merupakan mata kuliah yang terkait dengan keyakinan yang melandasi manusia untuk bersikap dan bertintak toleran dalam
kehidupan sosial khususnya kerjasama antar umat beragama dimasyarakat. Fokus dalam pemahan konsep-konsep agama dan kehidupan
beragama di indonesia. Penekanannya pada nilai kehidupan beragama yang diterapkan dalam melaksanakan peran perawat sebagai pemberi
asuhan, pemenuhan kebutuhan spiritual klien, peneliti untuk mengidentifikasi permasalahan nilai/keyakinan klien, dan peran sebagai
pendidik untuk memberikan pendidikan spiritualitas klien dalam melakukan pengelolaan kebutuhan spiritualitas klien baik diklinik maupun
dimasyarakat.
Tujuan Mata Kuliah :
Setelah menyelesaikan mata kulah ini, mahasiswa mampu memahami konsep agama dan prinsip kehidupan beragama sebagai landasan
dalam melaksanakan praktik profesi.
Bahan Kajian :
1. Konsep agama dan kehidupan beragama
2. Nilai dan keyakinan beragama
3. Dimensi beragama
4. Dimensi sosial keagamaan
5. Spiritual care
AIPNI
Page 42

Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan


Baban Studi

: 2 SKS

Prasyarat

:-

Deskripsi Mata Kuliah :


Fokus dari mata kulia ini adalah pemahaman tentang kehidupan berdemokrasi, kebijakan publik, hubungan antar manusia, hubungan antar
warganegara, wawasan nusantara yang relevan dengan praktik keperewatan professional sebagai dasar perawat dalam menjalankan peranya
dalam memberikan asuhan keperawatan profesional, mengidentifikasi permasalahan terkait dengan hak azasi manusia dan kebijakan
publik.
Tujuan Mata Kuliah :
Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa mampu memahami prinsip pendidikan kewarganegaraan untuk diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari dan pratik profesi.
Bahan Kajian :
1. Demokrasi
2. Kebijakan publik
AIPNI
Page 43

3. Otonomi daerah
4. Hubungan antar manusia
5. Wawasan nusantara
6. Identitas nasional
7. Goog govenance
8. Geostrategi
9. Politik strategi nasional
10. Negara dan konstitusi

Mata Kulia

: Bahasa Indonesia

Beban Studi

: 2 SKS

Prasyarat

:-

Deskripsi Mata kuliah :


Mata kuliah ini mempelajari bahasa indonesia dalam ilmu keperawatan dengan menekankan penggunaan bahasa indonesia yang baik dan
benar dalam berkomunikasi baik lisan maupun tulisan, berlandaskan pada konsep etika dalam berbahasa.
AIPNI
Page 44

Tujuan Mata Kuliah :


Setelah mengikuti mata kulaih ini mahasiswa mampu :
1. Menggunakann bahasa indonesia yang baik dan benar dalam berkomunikasi
2. Membuat tulisan dengan tata bahasa indonesia yang baik dan benar
3. Membuat resume dalam bahasa indonesia dari satu topik bahasan
Bahan Kajian :
1. Tata bahasa indonesia
2. Keterampilan menulis dalam bahasa indonesia
3. Cara membuat resume bahasa indonesia
Deskripsi Mata Kuliah semester II
Mata Kuliah

: Ilmu Sosial Budaya

Beban Studi

: 2 SKS

Prasyarat

:-

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah menggambarkan sosial budaya dan pengaruhnya terhadap gaya hidup dan status kesehatan. Mata kuliah ini membahas tentang
disiplin sosial budaya, politik ekonomi yang berkaitan dengan kesehatan, sistem pelayanan kesehatan dan kemajuan IPTEK dibidang
kesehatan yang sesuai dengan berbagai sosial budaya ubtuk mempromosikan kesehatan yang akan digunakan dalam pengelolaan
keperawatan.
AIPNI
Page 45

Tujuan Mata Kuliah :


Setelah mengikuti mata kuliah ini peserta didik mampu :
1. Memahami disiplin ilmu sosial budaya dasar terutama ilmu sosiologi, antropologi dan ilmu sosial lain seperti politik dan ekonomi
2. Memahami konsep dasar tentang masyarakat dan kebudayaan
3. Memahami konsep dasar kelompok sosial, organisasi serta institusi sosial lain
Bahan Kajian :
1. Dasar-dasar ilmu sosial dan antropologi
2. Konsep dasar sosial budaya masyarakat.
3. Perubahan sosial dan budaya, komunikasi antar bangsa.
4. Pengaruh sosial budaya dan ekonomi terhadap prilaku kesehatan.
5. Nilai sosial budaya, politik dan implikasi privasi dan kerahasiaan
6. Nilai keilmuan yang terkait kesehatan dan keperawatan
Mata Kuliah

: Ilmu Dasar Keperawatan II

Beban Studi

: 4 SKS

Prasyarat

:-

Deskripsi Mata kuliah :


Mata kuliah ini membahas tentang berbagai mekanisme didalam tubuh manusia dalam mempertahankan fungsi-fungsi kehidupannya.
Didalamnya mencakup berbagai konsep biologi, anatomi, fisiologi, dan fisika yang terjadi dalam tubuh manusia sesuai dengan tumbuh
kembang.
AIPNI
Page 46

Kompetensi Blok 4
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok IDK II mahasiswa mampu:
1. Mengidentifikasi proses pemenuhan kebutuhan aktifitas dan latihan sesuai dengan tumbuh kembang
2. Mengidentifikasi proses pemenuhan aman dan nyaman sesuai dengan tumbuh kembang
3. Mengidentifikasi proses pemenuhan istirahat daan tidur sesuai dengan tumbuh kembang
4. Mengidentifikasi proses pemenuhan seksual sesuai dengan tumbuh kembang
No
1

Kompetensi blok 4
Mengidentifikasi proses pemenuhan

Bahan kajian
1. Anatomi sistem muskuloskletal

Metode
Mini lecture, case studi, SGD,

kebutuhan aktifitas dan latihan sesuai

2. Fisiologi sistem muskuloskletal

project based learning (PjBL),

dengan tumbuh kembang

3. Anatomi sistem saraf

lab aktivities

4. Fisiologi sistem saraf


5. Jenis-jenis latihan
6. Pengukuran ROM
7. Transport pasien
8. Body aligment
2

Mengidentifikasi proses pemenuhan

9. Mekanika gerak dan gaya


1. Sistem kekebalan tubuh

Mini lecture, case studi, SGD,

kebutuhan aman dan nyaman sesuai

2. Anatomi dan fisiologi sistem

project based learning (PjBL),

dengan tumbuh kembang

3. Patient safety (Universal/isolated

lab aktivities

precoution : sterilisasi, self protection)


AIPNI
Page 47

4. Nosokomial infection
5. Transport pasien
6. Body aligment
7. Anatomi sistem saraf
8. Fisiologi sistem saraf
9. Mekanisme nyeri
10. Mekanisme perubahan suhu tubuh
11. Panas
3

Mengidentifikasi proses pemenuhan

12. Bunyi dan cahaya


1. Anatomi sistem saraf

Mini lecture, case studi, SGD,

kebutuhan istirahat dan tidur sesuai dengan

2. Fisiologi sistem saraf

project based learning (PjBL),

tumbuh kembang

3. Siklus tidur

lab aktivities

Mengidentifikasi proses pemenuhan

4. Irama sirkardian
1. Anatomi sistem reproduksi

Mini lecture, case studi, SGD,

kebutuhan seksual sesuai dengan tumbuh

2. Fisiologi sistem reproduksi

project based learning (PjBL),

kembang

3. Hormon-hormon terkait sistem

lab aktivities

reproduksi
4. Pemenuhan kebutuhan seksual
5. Penyimpangan-penyimpangan seksual

AIPNI
Page 48

Mata Kuliah

: Ilmu Keperawatan Dasar III

Beban studi

; 3 SKS (2-1)

Prasyarat

:-

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini membahas tentang metodologi keperawatan dan perspektif
Keperawatan : maternitas, anak, orang dewasa, jiwa, dan komunitas serta aplikasi pendidikan dalam keperawatan di tatanan pelayanan
kesehatan.
Kompetensi blok 5 (Ilmu keperawatan Dasar III)
Setelah mengikuti pembelajaran pada blok IKD III mahasiswa mampu :
1. Merancang asuhan keperawatan pada kasus sederhana dengan pendekatan proses keperawatan
2. Menjelaskan tentang ruang lingkup keperawatan maternitas, anak, orang dewasa, jiwa dan komunitas dalam sistem pelayanan
kesehatan.
3. Mengaplikasikan prinsip pendidikan dalam keperawatan sesuai dengan tumbuh kembang manusia dalam sistem pelayanan
kesehatan
No
Kompetensi blok 5
1 Merancang asuhan

Bahan kajian
Kasus dengan keluhan klien.

Metode
Mini lecture,

keperawatan pada kasus

Konsep proses keperawatan :

case studi, SGD,

sederhana dengan

1. Pengkajian

project based

pendekatan proses

2. Diagnose keperawatan

learning (PjBL),

keperawatan

3. Perencanaan

lab skill

AIPNI
Page 49

4. Pelaksanaan
5. Evaluasi
2

Menjelaskan tentang
ruang lingkup

keperawatan

Mini lecture,
case studi, SGD,

keperawatan maternitas,

2. ruang lingkup keperawatan

project based

anak, orang dewasa, jiwa

3. tren dan isu keperawatan

learning (PjBL),

dan komunitas dalam

4. konsep bermain pada anak,

lab skill

sistem pelayanan
3

6. Pendokumentasian
1. perspektif dan falsafah

reaksi hospitalisasi, dll

kesehatan
Mengaplikasikan prinsip

1. konsep belajar sepanjang hayat

Case studi,SGD,

pendidikan dalam

2. antropologi dan sosiologi

project Based

keperawatan sesuai
dengan tumbuh kembang
manusia dalam sistem
pelayanan kesehatan

kesehatan
3. teori pendekatan sosial dalam

learning (PjBL)
demonstrasi

kesehatan
4. konsep dasar kesehatan aspek
sosial budaya serta
hubungannya dengan ekologi
5. rancangan penyuluhan
kesehatan

AIPNI
Page 50

6. metode evaluasi

Mata Kuliah

: Sistem Kardiovaskuler

Beban Studi

: 5 SKS

Prasyarat

:-

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan klinis keperawatan berhubungan dengan sistem kardiovaskuler
sesuai tingkat usia manusia mulai dari pembentukan dalam kandungan sampai lansia. Fokus mata kuliah ini meliputi sebagai aspek yang
terkait dengan siklus jantuang dan sirkulasi dalam sel sampai organ. Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian kemampuan
berfikir sistematis, komprehensif dan kritis dalam mengaplikasikan konsep sistem kardiovaskuler dengan pendekatan asuhan keperawatan
sebagai dasar penyelesaian masalah melalui beberapa model belajar yang relevan dengan memperhatikan aspek legal dan etis,. Evaluasi
belajar mahasiswa dilakukan melalui proses belajar dan pencapaian kompetensi.
Kompetensi Blok 6 (Sistem Kardiovaskuler)
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 6 (sistem kardiovaskuler) mahasiswa akan mampu :
1. melakukan simulasi asuhan keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem kordiovaskuler pada berbagai tingkat usia dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan dengan memperhatikan aspek legal dan etis
2. melakukan simulasi pendidikan kesehatan pada kasus dengan gangguan sistem kardiovaskuler pada berbagai tingkat usia.
3. Menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi masalah kardiovaskuler
AIPNI
Page 51

4. Mengidentifikasi masalah legal dan etis serta membuat keputusan etispada pasien dengan masalah pada sistem kardiovaskuler.
5. Mmelaksanakan fungsi advokasipada kasus dengan gangguan sistem kardiovaskuler pada berbagai tingkat usia
6. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem kardiovaskuler pada berbagai tingkat usia sesuai
dengan standar yang berlaku dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien dan efektif.
o
1

Kompetensi blok 6
Melakukan simulasi asuhan keperawatan

Bahan kajian
1. Patofisiologi pada sistem kardiovaskuler

Metode
Mini lecture, case studi, SGD,

dengan kasus gangguan sistem

(kasus-kasus kardiovaskuler yang sering

project based learning (PjBL),

kardiovaskuler pada berbagai tingkat usia

terjadi pada berbagai tingkat usia didaerah,

lab skill, mapping based

dengan memperhatikan aspek legal dan etis

nasional, regional dan internasional)

learning

2. Pengkajian sistem kardiovaskuler


3. Diagnosa keperawatan pada gangguan sistem
kardiovaskuler
4. Perencanaan/implementasi/evaluasi
keperawatan pada gangguan sistem
kardiovaskuler
5. Dokumentasi asuhan keperawatan
6. Sistem layanan kesehatan untuk pasien
dengan gangguan sistem kardiovaskuler
2

Melakukan simulasi pendidikan kesehatan

(rujukan, Gakin, Jamkesmas)


Pencegahan primer, sekunder, tetsier pada

Mini lecture, case studi, SGD,

AIPNI
Page 52

dengan kasus gangguan sistem

masalah sistem kardiovaskuler

kardiovaskuler pada berbagai tingkat usia

project based learning (PjBL),


lab skill

dengan memperhatikan aspek legal dan etis


Menggunakan hasil-hasil penelitian dalam

Hasil-hasil penelitian terkait sistem

Telaah jurnal, case study, SGD

mengatasi masalah kardiovaskuler


Mengidentifikasi masalah legal dan etis

kardiovaskuler
1. Prinsip-prinsip etika keperawatan ; otonomi,

Case study, SGD, problem based

serta membuat keputusan etik pada pasien

beneficience, justice, non maleficience,

dengan masalah pada sistem kardiovaskuler

moral right, nilai dan norma masyarakat


2.

learning (PBL)

Isue etik dalam praktik keperawatan :


euthanasia, aborsi

3.

Transplantasi organ, supporting devices


Prinsip-prinsip legal dalam praktik
keperawatan : malpraktik, neglected,
pertanggunggugatan (mandiri dan
limpahan), pertanggungjawaban, dll

4.

Perlindungan hukum dalam praktik


keperawatan

Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus


dengan gangguan sistem kardiovaskuler

5.
6.

Pengambilan keputusan legal etis


Prinsip-prinsip etika keperawatan : otonomi,

Case study, SGD, problem based

beneficience, justice, non maleficience,

learning (PBL)

AIPNI
Page 53

pada berbagai tingkat usia


6

moral right, nilai dan norma masyarakat

Mendemonstrasikan intervensi keperawatan

7. Nursing advocacy
Prosedur keperawatan tentang :

pada kasus dengan gangguan sistem

1.

Pengkajian pada sistem kardiovaskuler

kardiovaskuler pada berbagai tingkat usia

2.

Pemasangan infus

sesuai dengan standar yang berlaku, dengan

3.

EKG

berfikir kreatif dan inofatif sehingga

4.

Terapi melalui intra vena

menghasilkan pelayanan yang efisien dan

5.

Punksi vena

Lab skills

efektif

AIPNI
Page 54

Deskripsi Mata Kuliah Semester III


Mata Kuliah

: Sistem Respirasi

Beban Studi

: 5 SKS

Prasyarat

:-

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan klinis
keperawatan tentang sistem respirasi sesuai tingkat usia manusia mulai dari
pembentukan dalam kandungan sampai lansia. Fokus mata kulia ini meliputi berbagai
aspek yang terkait dengan proses ventilasi, difusi, transportasi, dan sistem respirasi sel.
Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian kemampuan berfikir
sistematis, komprehensif dan kritis dalam mengaplikasikan konsep sistem respirasi
dengan pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar penyelesaian masalah dengan
memperhatikan aspek legal dan etis. Evaluasi belajar mahasiswa dilakukan melalui
proses belajar dan pencapaian kompetensi.
Kompetensi Blok 7 (Sistem Respirasi)
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 6 (sistem Respirasi) mahasiswa
mampu :
1. melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan sistem
respirasi pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
2. melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan sistem
respirasi pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
3. Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan sistem
respirasi dan menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi masalah
respirasi
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada kelompok klien
dengan

gangguan

sistem

respirsipada

berbagai

tingkat

usia

dengan

memperhatikan aspek legal dan etis


5. Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem respirasi
pada berbagai tingkat usia
6. Mendemonstrasikanintervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem
respirasi pada berbagai tingkat usia sesuai dengan standar yang berrlaku dengan
AIPNI
Page 55

berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien dan
efektif.

AIPNI
Page 56

No
1

Kompetensi blok7
Melakukan simulasi asuhan keperawatan
dengan kasus gangguan sistem respirasi
pada berbagai tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal dan etis.

Bahan kajian
1. Anatomi, fisiologi, kimia, fisika dan
biokimia sytem respirasi
2. Patofisiologi pada sistem respirasi (kasuskasus respirasi yang sering terjadi pada

Metode
Mini lecture, case studi,
SGD, project based
learning (PjBL), lab skill,
mapping based learning

berbagai tingkat usia di daerah, nasional,


regional dan internasional)
3. Pengkajian sistem respirasi
4. Diagnosa keperawatan pada gangguan
sistem respirasi
5. Perencanaan/implementasi
6. Evaluasi keperawatan pada gangguan sistem
respirasi
7. Dokumentasi asuhan keperawatan
8. Sistem layanan kesehatan untuk pasien
dengan gangguan sistem respirasi (rujukan,
2

Melakukan simulasi pendidikan kesehatan

PMO, Gakin, Jamkesmas)


Pencegahan primer, sekunder dan tertier pada

Mini lecture, case studi,

dengan kasus gangguan sistem respirasi

masalah sistem respirasi

SGD, project based

pada berbagai tingkat usia dengan

learning (PjBL), lab skill

AIPNI
Page 57

memperhatikan aspek legal dan etis.


Mengidentifikasi masalah-masalah

Hasil-hasil penelitian terkait sistem respirasi

penelitian yang berhubungan dengan

Telaah jurnal, discovery


learning, case study, SGD

sistem respirasi dan menggunakan hasilhasil penelitian dalam mengatasi masalah


4

respirasi
Melakukan simulasi pengelolaan aasuhan

Manajemen kasus pada sistem respirasi

keperawatan pada sekelompok klien

(klasifikasi kasus sistem respirasi dan prioritas

dengan gangguan sistem respirasi pada

masalah sistem respirasi)

Case study, SGD

berbagai tingkat usia dengan


5

memperhatikan aspek legal dan etis


Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus

1. Prinsip-prinsip etika keperawatan : otonomi,

dengan gangguan sistem

beneficience, justice, non meleficience,

respirasiMelaksanakan fungsi advokasi

moral right, nilai dan norma masyarakat

pada kasus dengan gangguan sistem

2. Nursing advocacy

respirasi pada berbagai tingkat usia


Mendemonstrasikan intervensi

Prosedur keperawatan tentang :

keperawatan pada kasus dengan gangguan

1. Pengkajian pada sistem pernafasan

sistem respirasipada berbagai tingkat usia

2. Fisiotrapi dada/ postural drainage

sesuai dengan standar yang berlaku,

3. Terapi O2

dengan berfikir kreatif dan inovatif

4. Suctioning

Case study, SGD, problem


based learning (PBL)

Lab skill

AIPNI
Page 58

sehingga menghasilkan pelayanan yang

5. Perawatan WSD

efisien dan efektif

6. Nebulisasi
7. trakheostomi

AIPNI
Page 59

Mata Kuliah

: Sistem Imun dan hematologi

Beban Studi

: 3 SKS

Prasyarat

:-

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini membahas tentang prinsip prinsip teoiritis dan ketrampilan klinis
keperawatan tentang sistem imun dan hematologi sesuai tingkat usia manusia mulai dari
pembentukan dalam kandungan sampai lansia. Fokus mata kuliah ini meliputi berbagai
aspek yang terkait dengan fungsi imun dan hematologi yaitu mekanisme pertahanan
tubuh; sel - sel darah dan mekanisme pembekuan. Kegiatan belajar mahasiswa
berorientasi pada pencapaian kemampuan berfikir sistematis, komprehensif dan kritis
dalam mengaplikasikan konsep sistem imun dan hematologi dengan pendekatan asuhan
keperawatan sebagai dasar penyelesaian masalah dengan memperhatikan aspek legal
dan etis. Evaluasi belajar mahasiswa dilakukan melalui proses belajar dan pencapaian
kompetensi.
Kompetensi Blok 8 (Sistem Imun Dan Hematologi)
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 8 (sistem imun dan hematologi)
mahasiswa mampu :
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan sistem imun
dan hematolgi pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan
etis.
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan sistem imun
dan hematologi pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal
dan etis
3. Mengidentifikasi masalah masalah penelitian yang berhubungan dengan sistem
imun dan hematologi dan menggunakan hasil hasil penelitian dalam mengatasi
maslah imun dan hematologi.
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien
dengan gangguan sistem imun dan hematologi pada berbagai tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal dan etis
5. Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem imun dan
hematologi pada berbagai tingkat usia
6. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan
sistem imun dengan berfikir pada berbgai tingkat usia sesuai dengan
AIPNI
Page 60

standar yang berlaku dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga


menghasilkan pelayanan yang efisien dan efektif.

AIPNI
Page 61

No
1

Kompetensi blok 8
Bahan kajian
Melakukan simulasi asuhan keperawatan 1. Anatomi, fisiologi, kimia, fisika dan

Metoda
Mini Lecture, Case study, SGD,

dengan kasus gangguan sistem imun dan

Project Based Learning (PjBL),

hematologi pada berbagai tingkat usia


denga memperhatikan aspek legal dan
etis

biokimia sistem imun dan hematologi.


2. Patofisiologi pada sistem imun dan

Mapping based learning, Lab skill

hematologi (kasus kasus imun


danhematologi yang sering terjadi pada
berbagai tingkat usia di daerah, nasional,
regional dan internasional)
3. Pangkajian sistem imun dan hematologi
4. Diagnosa keperawatan pada gangguan
sistem imun dan hematologi
5. Perencanaan/implementasi/evaluasi
keperawatan pada gangguan sistem imun
dan hematologi
6. Dokumentasi asuhan keperawatan
7. Sistem layanan kesehatan untuk pasien
dengan gangguan sistem imun dan

Melakukan simulasi pendidikan

hematologi (rujukan, gakin, jamkesmas)


Pencegahan primer, sekunder dan tertier pada

Mini Lecture, Case study, SGD,

kesehatan dengan kasus ganguan sistem

masalah sistem imun dan hematologi

Project Based Learning (PjBL),

imun dan hematologi pada berbagai

Mapping based learning, Lab skill

tingkat usia dengan memperhatikan


AIPNI
Page 62

aspek legal dan etis


Mengidentifikasi masalah masalah

Hasil hasil penelitian terkait sistem imun dan

Telaah jurnal, Discovery

penelitian yang berhubungan dengan

hematologi

Learning, Case study, SGD

hematologi
Melakukan simulasi pengelolaan asuhan

Manajemen kasus pada sistem imun dan

Case study, SGD

keperawatan pada sekelompok klien

hematologi (klasifikasi kasus dan prioritas

dengan gangguan sistem imun dan

masalah sistem imun dan hematologi)

sistem imun dan hematologi dan


menggunakan hasil hasil penelitian
dalam mengatasi maslah imun dan
4

hematologi pada berbagai tingkat usia


dengan memperhatikan aspek legal dan
etis
5

Melaksanakan fungsi advokasi pada

1. Prinsip prinsip etika keperawatan :

kasus dengan gangguan sistem imun dan

otonomi, beneficience, justice, non

hematologi pada berbagai tingkat usia

maleficience, moral right, nilai dan

1. Mendemonstrasikan intervensi
keperawatan pada kasus dengan

norma masyarakat
2. Nursing advocaxy
Prosedur Keperawatan tentang :

Case study, SGD, Problem Based


learning (PBL)

Lab skill

1. Pengkajian pada klien dengan masalah

AIPNI
Page 63

gangguan sistem imun dengan


berfikir pada berbgai tingkat usia

sistem imun dan hematologi


2. AGD/Analisa gas Darah
3. Tourniket test

sesuai dengan standar yang


berlaku dengan berfikir kreatif
dan inovatif sehingga
menghasilkan pelayanan yang
efisien dan efektif.

AIPNI
Page 64

Mata Kuliah

: Sistem Neurobehaviour

Beban Studi

: 5 SKS

Prasyarat

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini membahas tentang prinsip prinsip teoritis dan keterampilan klinis
tentang sistem neurobehaviour sesuai dengan tingkat usia manusia mulai dari
pembentukan dalam kandungan sampai lansia. Focus mata kuliah ini meliputi berbagai
aspek yang terkait dengan gangguan umum neurologi, serebrovaskular, neurovaskuler
dan neuropsikologi. Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian
kemampuan berfikir sistematis dan komprehensif dalam mengaplikasikan konsep sistem
neurobehavior dengan pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar pemecahan
masalah dengan memperhatikan aspek legal dan etis. Evaluasi belajar mahasiswa
dilakukan melalui proses belajar dan pencapaian kompetensi
Kompetensi blokm 9 (Sistem Neurobehaviour)
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 9 (Sistem Neurobehaviour)
mahasiswa mampu :
1. Melakukan

simulasi

asuhan

keperawatan

dengan

ganguan

sistem

neurobehaviour pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal


dan etik
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan sistem
neurobehaviour pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal
dan etis
3. Mengidentifikasi masalah masalah penelitian yang berhubungan dengan sistem
neurobehaviour dan menggunakan hasil hasil penelitian dalam mengatasi
masalah neurobehaviour
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien
dengan gangguan sistem neurobehaviour pada berbagai tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal dan etis
5. Melaksanakan fungsi advokasi pada

kasus

dengan

gangguan

sistem

neurobehaviour pada berbagai tingkat usia


6. Mendemontrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem
neurobehaviour pada berbagai tingkat usia sesuai dengan standar yang berlaku

AIPNI
Page 65

dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang


efisien dan efektif.

AIPNI
Page 66

No
Kompetensi blok 9
1
Melakukan simulasi asuhan keperawatan
dengan ganguan sistem neurobehaviour pada
berbagai tingkat usia dengan memperhatikan
aspek legal dan etik

Bahan kajian
1. Anatomi, fisiologi, kimia, fisika dan biokimia

Metoda
Mini Lecture, Case

sistem neurobehaviour
2. Patofisiologi pada sistem neurobehaviour (kasus

study, SGD, Project

kasus neurobehaviour yang sering terjadi pada


berbagai tingkat usia di daerah, nasional, regional

Based Learning (PjBL),


Mapping based learning,
Lab skill

dan internasional)
3. Pengkajian sistem neurobehaviour
4. Diagnosa keperawatan pada gangguan sistem
neurobehaviour
5. Perencanaan/implementasi/evaluasi keperawatan
pada gangguan sistem neurobehaviour
6. Dokumentasi asuhan keperawatan
7. Sistem layanan kesehatan untuk pasien dengan
gangguan sistem neurobehaviour (rujukan, gakin,
2

Melakukan simulasi pendidikan kesehatan

Jamkesmas)
Pencegahan primer, sekunder dan tertier pada masalah

Mini Lecture, Case

dengan kasus gangguan sistem

sistem neurobehaviour

study, SGD, Project

neurobehaviour pada berbagai tingkat usia

Based Learning (PjBL),

dengan memperhatikan aspek legal dan etis

Mapping based learning,

Mengidentifikasi masalah masalah

Hasil hasil penelitian terkait sistem neurobehaviour

Lab skill
Telaah jurnal, Discovery

AIPNI
Page 67

penelitian yang berhubungan dengan sistem

Learning, Case study,

neurobehaviour dan menggunakan hasil

SGD

hasil penelitian dalam mengatasi masalah


neurobehaviour
4

Melakukan simulasi pengelolaan asuhan

Manajemen kasus pada sistem neurobehaviour (klasifikasi

keperawatan pada sekelompok klien dengan

kasus dan prioritas masalah sistem neurobehaviour)

Case study, SGD

gangguan sistem neurobehaviour pada


berbagai tingkat usia dengan memperhatikan
5

aspek legal dan etis


Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus

1. Prinsip prinsip etika keperawatan : otonomi,

dengan gangguan sistem neurobehaviour


pada berbagai tingkat usia
6

Mendemontrasikan intervensi keperawatan


pada kasus dengan gangguan sistem
neurobehaviour pada berbagai tingkat usia
sesuai dengan standar yang berlaku dengan
berfikir kreatif dan inovatif sehingga
menghasilkan pelayanan yang efisien dan
efektif

beneficience, justice, non maleficience, moral righ,


nilai dan norma masyarakat
2. Nursing advocacy
Prosedur Keperawatan tentang :
1.
2.
3.
4.

Case study, SGD,


Problem Based learning
(PBL)
Lab skills

Pemeriksaaan fisik sistem neurologi saraf cranial.


Pemeriksaan tingkat kesadaran.
Pemeriksaan status mental.
Pemeriksaan fisik khusus untuk dementia alzeimer,

epilepsy
5. Pemeriksaaan EEG
6. Persiapan pemeriksaan lumbal punksi
7. Persiapan pemeriksaan CT Scan, kepala dan MRI

AIPNI
Page 68

8. Persiapan pemeriksaan laboratorium khusus kasus


neurobehaviour.
9. Persiapan pemeriksaan ECT
10. Persiapan pemeriksaan Brain mapping
11. Pengukuran tekanan intracranial (TIC)
12. Penangan kejang pada anak dan dewasa
13. Manajemen amuk/perilaku kekerasan.
14. Managemen halusinasi/waham
15. Manajemen krisis
16. Penatalaksanaan Terapi perilaku
17. Penatalaksanaan Terapi kognitif
18. Penatalaksanaan Terapi aktifitas kelompok
19. Penatalaksanaan pemberian psikofarmaka
20. Penatalaksanaan Terapi bermain

AIPNI
Page 69

Deskripsi Mata Kuliah semester IV


Mata Kuliah

: Sistem Persepsi Sensori

Beban Studi

: 2 SKS

Prasyarat

:-

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini membahas tentang prinsip prinsip teoristis dan keterampilan klinis keperawatan tentang sistem persepsi sensori
sesuai tingkat usia manusia mulai dari pembentukan dalam kandungan sampai lansia. Focus mata kuliah ini meliputi berbagai aspek
yang terkait dengan fungsi persepsi sensori yaitu penglihatan dan pendengaran. Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada
pencapaian kemampuan berfikir sistematis, komprehensif dan kritis dalam mengaplikasikan konsep sistem persepsi sensori dengan
pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar penyelesaian masalah dengan memperhatikan aspek legal dan etis. Evaluasi belajar
mahasiswa dilakukan melalui proses belajar dan pencapaian kompetensi.
Kompetensi blok 10 (Sistem persepsi Sensori)
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 10 (sistem Persep Sensori) mahasiswa mampu :
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan sistem persepsi sensori pada berbagai tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal dan etis.
2. Melakukan simulasi pendidikan keehatan dengan kasus gangguan sistem persepsi sensori pada berbagai tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal dan etis
3. Mengidentifikasi masalah masalah penelitian yang berhubungan dengan sistem persepsi sensori dan menggunakan hasil
hasil penelitian dalam mengatasi masalah persepsi sensori
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien dengan gangguan sistem persepsi sensori pada
berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis
5. Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem persepsi sensori pada berbagai tingkat usia
AIPNI
Page 70

6. Mendemontrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem persepsi sensori pada berbagai tingkat usia
sesuai dengan standar yang berlaku dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien dan
efektif.
no
1

Kompetensi blok 8
Melakukan simulasi asuhan keperawatan

Bahan kajian
1. Anatomi, fisiologi, kimia, fisika dan

Metoda
Mini Lecture, Case study, SGD,

dengan kasus gangguan sistem persepsi

biokimia sistem respirasi.


2. Patofisiologi pada sistem persepsi

Project Based Learning (PjBL),

sensori pada berbagai tingkat usia denga


memperhatikan aspek legal dan etis

Mapping based learning, Lab skill

sensori (kasus kasus persepsi sensori


yang sering terjadi pada berbagai
tingkat usia di daerah, nasional,
regional dan internasional)
3. Pangkajian sistem imun dan hematologi
4. Diagnosa keperawatan pada gangguan
sistem persepsi sensori
5. Perencanaan/implementasi/evaluasi
keperawatan pada gangguan sistem
persepsi sensori
6. Dokumentasi asuhan keperawatan
7. Sistem layanan kesehatan untuk pasien
dengan gangguan sistem imun dan
hematologi (rujukan, gakin, jamkesmas)

AIPNI
Page 71

Melakukan simulasi pendidikan

Pencegahan primer, sekunder dan tertier pada

Mini Lecture, Case study, SGD,

kesehatan dengan kasus ganguan sistem

masalah sistem persepsi sensori

Project Based Learning (PjBL),

persepsi sensori pada berbagai tingkat

Mapping based learning, Lab skill

usia dengan memperhatikan aspek legal


3

dan etis
Mengidentifikasi masalah masalah

Hasil hasil penelitian terkait persepsi sensori

penelitian yang berhubungan dengan

Telaah jurnal, Discovery


Learning, Case study, SGD

sistem persepsi sensori dan


menggunakan hasil hasil penelitian
dalam mengatasi masalah persepsi
sensori
4

Melakukan simulasi pengelolaan asuhan

Manajemen kasus pada sistem persepsi sensori

keperawatan pada sekelompok klien

(klasifikasi kasus dan prioritas masalah sistem

dengan gangguan sistem persepsi

persepsi sensori)

Case study, SGD

sensori pada berbagai tingkat usia


dengan memperhatikan aspek legal dan
etis

AIPNI
Page 72

Melaksanakan fungsi advokasi pada

1. Prinsip prinsip etika keperawatan :

kasus dengan gangguan sistem persepsi

otonomi, beneficience, justice, non

sensori pada berbagai tingkat usia

maleficience, moral righ, nilai dan

Case study, SGD, Problem Based


learning (PBL)

norma masyarakat
2. Nursing advocacy
6

Mendemontrasikan intervensi
keperawatan pada kasus dengan

Prosedur Keperawatan tentang :


1. Pengkajian pada klien dengan masalah

gangguan sistem persepsi sensori pada


berbagai tingkat usia sesuai dengan
standar yang berlaku dengan berfikir
kreatif dan inovatif sehingga

Lab skills

2.
3.
4.
5.

sistem persepsi sensori


Irigasi mata
Tetes mata
Irigasi telinga
Tete telinga

menghasilkan pelayanan yang efisien


dan efektif.

AIPNI
Page 73

Mata Kuliah

: Sistem Endokrin (blok 11)

Beban Studi

: 2 SKS

Prasyarat

:-

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini membahas tentang prinsip prinsip teoritis dan keterampilan klinis
keperawatan tentang sistem endokrin sesuai tingkat usia manusia mulaidari mulai bayi
baru lahir sampai lansia. Fokus mata kuliah ini meliputi berbagai aspek yang terkait
dengan fungsi sistem endokrin yang berfungsi sebagai sistem pengatur baik secara
mandiri maupun bersama sama dengan sistem saraf dalam pengaturan metabolisme.
Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian kemanpuan berfikir sistematis
dan komprehensif dalam mengaplikasikan konsep sistem endrokin dengan pendekatan
asuhan keperawatan sebagai dasar penyelesaian masalah dengan proses belajar dan
pencapaian kompetensi.
Kompetensi blok 11 (Sistem Endrokrin)
Setelah mengikuti kegiatan pembalajaran pada blok 12 (sistem endrokrin) mahasiswa
akan mampu :
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan sistem
endrokrin pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan
etis.
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan sistem
endrokrin pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis
3. Mengidentifikasi masalah masalah penelitian yang berhubungan dengan sistem
endrokrin dan menggunakan hasil hasil penelitian dalam mengatasi masalah
endrokrin
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada aspek sekelompok
klien dengan gangguan sistem endrokrin pada berbagai tingkat usia dengan
memperhatika aspek legal dan etis
5. Malaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem endrokrin
pada berbagai tingkat usia
6. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem
endrokrin kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien
dan efektif.

AIPNI
Page 74

No
1

Kompetensi blok 11
Melakukan
simulasi
asuhan
keperawatan dengan kasus gangguan
sistem endrokrin pada berbagai tingkat
usia dengan memperhatikan aspek

1. Anatomi,

Bahan kajian
fisiologi, kimia,

fisika

Metoda
dan Mini Lecture, Case study, SGD,

biokimia sistem endrokrin


Project Based learning (PjBL), Lab
2. Patofisiologi pada sistem endrokrin (kasus
skills, mapping based learning
kasus endrokrin yang sering terjadi pada
berbagai tingkat usia di daerah, nasional,

legal dan etis.

regional dan internasional)


3. Pengkajian sistem endrokin
4. Diagnosa keperawatan pada

gangguan

sistem endrokin
5. Perencanaan/implementasi/evaluasi
keperawatan

pada

gangguan

sistem

endrokrin
6. Dokumentasi asuhan keperawatan
7. Sistem layanan kesehatan untuk pasien
2

Melakukan

simulasi

dengan gangguan sistem endrokin


pendidikan Pencegahan primer, sekunder dan tertier pada Mini Lecture, Case study, SGD,

kesehatan dengan kasus gangguan masalah sistem endrokrin

Project Based learning (PjBL), Lab

sistem endrokrin pada berbagai tingkat

skills, mapping based learning

usia dengan memperhatikan aspek


legal dan etis
3

Mengidentifikasi masalah masalah Hasil hasil penelitian terkait sistem endrokrin

Telaah jurnal, Discovery Learning,

penelitian yang berhubungan dengan

Case study, SGD

AIPNI
Page 75

sistem endrokrin dan menggunakan


hasil

hasil

penelitian

dalam

mengatasi masalah endrokrin


4

Melakukan
asuhan

simulasi

keperawatan

pengelolaan Manajen kasus pada sistem endrokrin (klasifikasi Case study, SGD
pada

aspek dan prioritas masalah kasus sistem endrokrin)

sekelompok klien dengan gangguan


sistem endrokrin pada berbagai tingkat
usia dengan memperhatika aspek legal
dan etis
5

Malaksanakan fungsi advokasi pada


kasus

dengan

gangguan

sistem

endrokrin pada berbagai tingkat usia

pada

kasus

dengan

gangguan sistem endrokrin kreatif dan


inovatif

sehingga

otonomi,

prinsip

etika

beneficience,

keperawatan Case study, SGD, Problem Based


justice,

non learning (PBL)

maleficience, moral right, nilai dan norma

masyarakat
2. Nursing advocacy
intervensi Prosedur Keperawatan tentang :

Mendemonstrasikan
keperawatan

1. Prinsip

menghasilakan

pelayanan yang efisien dan efektif

Lab skills

1. Pengkajian pada klien dengan masalah


endrokrin
2. KH
3. GDS
4. Injeksi sub kutan

AIPNI
Page 76

Mata Kuliah

: Sistem Pencernaan (blok 12)

Beban Study

: 2 SKS

Prasyarat

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini membahas tentang prinsip prinsip teoritis dan keterampilan klinis
keperawatan tentang sistem pencernaan sesuai tingkat usia manusia mulaidari mulai
bayi baru lahir sampai lansia. Fokus mata kuliah ini meliputi berbagai aspek yang
terkait dengan fungsi sistem pencernaan yaitu menyediakan nutrien bagi kehidupan
melalui proses ingesti, digesti, dan absorpsi yang juga melibatkan kerja dari sistem
saraf, sistem pencernaan

dan kardiovaskuler. Penggunaan nutrien didalam sel

dipengaruhi oleh keberadaan oksigen sehingga secara tidak langsung sistem pencernaan
jjuga mempunyai peranan penting didalam pemanfaatan nutrien. Kegiatan belajar
mahasiswa berorientasi pada pencapaian kemampuan berfikir sistematis dan
komprehensif dalam mengaplikasikan konsep sistem muskuloskeletal dengan
pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar penyelesaian masalah
Kompetensi blok 11 (Sistem Endrokrin)
Setelah mengikuti kegiatan pembalajaran pada blok 12 (sistem endrokrin) mahasiswa
akan mampu :
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan sistem
pencernaan pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan
etis.
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan sistem
pencernaan pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan
etis
3. Mengidentifikasi masalah masalah penelitian yang berhubungan dengan sistem
pencernaan dan menggunakan hasil hasil penelitian dalam mengatasi masalah
muskuloskeletal
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada aspek sekelompok
klien dengan gangguan sistem pencernaan pada berbagai tingkat usia dengan
memperhatika aspek legal dan etis
5. Malaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem pencernaan
pada berbagai tingkat usia

AIPNI
Page 77

6. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem


pencernaan n kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien
dan efektif.

AIPNI
Page 78

No
1

Kompetensi blok 12
Bahan kajian
Melakukan
simulasi
asuhan 1. Patofisiologi pada sistem

Metoda
pencernaan Mini Lecture, Case study, SGD,

keperawatan dengan kasus gangguan

(kasus kasus pencernaan yang sering Project Based learning (PjBL),

sistem

terjadi pada berbagai tingkat usia di daerah, Lab

pencernaan

pada

berbagai

tingkat usia dengan memperhatikan


aspek legal dan etis.

skills,

mapping

based

nasional, regional dan internasional)


learning
2. Pengkajian sistem pencernaan
3. Diagnosa keperawatan pada gangguan
sistem pencernaan
4. Perencanaan/implementasi/evaluasi
keperawatan

pada

gangguan

sistem

pencernaan
5. Dokumentasi asuhan keperawatan
6. Sistem layanan kesehatan untuk pasien
dengan
2

Melakukan

simulasi

gangguan

sistem

pencernaan

(rujukan, Gakin, Jamkesmas)


pendidikan Pencegahan primer, sekunder, dan tersier pada Mini Lecture, Case study, SGD,

kesehatan dengan kasus gangguan masalah sistem pencernaan

Project Based learning (PjBL),

sistem

Lab

pencernaan

pada

berbagai

skills,

mapping

based

tingkat usia dengan memperhatikan

learning

aspek legal dan etis


Mengidentifikasi masalah masalah Hasil hasil penelitian sistem pencernaan

Telaah jurnal, Case study SGD

penelitian yang berhubungan dengan


AIPNI
Page 79

sistem pencernaan dan menggunakan


hasil
4

hasil

penelitian

dalam

mengatasi masalah pencernaan


Melakukan
simulasi
pengelolaan Manajemen kasus pada sistem pencernaan Case study, SGD
asuhan keperawatan padas ekelompok (klasifikasi
klien

dengan

gangguan

kasus sistem pencernaan

dan

sistem prioritas masalah sistem pencernaan)

pencernaan pada berbagai tingkat usia


dengan memperhatikan aspek legal dan
5

etis
Melaksanakan fungsi advokasi pada
kasus

dengan

gangguan

sistem

pencernaan pada berbagai tingkat usia

1. Prinsip prinsip etika keperawatan : Case study, SGD, Problem Based


otonomi,

beneficience,

juctice,

non learning (PBL)

maleficience, moral right, nilai dann norma


masyarakat
2. Nursing advocacy

Mendemonstrasikan
keperawatan

pada

intervensi
kasus

Prosedur Keperawatan tentang :

dengan

1. Pengkajian pada klien dengan masalah

gangguan sistem pencernaan pada

sistem pencernaan
2. Pemasangan Nasogastric (NGT)
3. Bilas lambung (gastric Lavage)
4. Menentukan jenis dan jumlah kalori dalam

berbagai tingkat usia sesuai dengan


standar yang berlaku, dengan berfikir
kreatif

dan

inovatif

sehingga

menghasilkan pelayanan efisien dan

Lab skillsLab skillsLab skills

diet
5. Wash-out/Enema

AIPNI
Page 80

efektif

6. Colostomy care

AIPNI
Page 81

Mata Kuliah

: Komunitas I

Beban Studi

: 2 SKS

Prasyarat

:-

Deskripsi Mata kuliah :


Fokus mata ajar Keperawatan Komunitas I adalah pembahasan tentang konsep keluarga,
kesehatan keluarga, konsep keluarga sejahtera, asuhan keperawatan keluarga pada tiap
tahapan perkembangan keluarga yang meliputi pasangan keluarga yang baru menikah,
keluarga yang menanti kelahiran, keluarga dengan balita, keluarga dengan anak usia
sekolah, keluarga dengan remaja, keluarga dewasa dan masalah masalah keluarga
yang terkaait dengan masalah kesehatan yang lazim di Indonesia. Kegiatan belajar
meliputi ceramah, diskusi dan pembahasan kasus.
Kompetensi blok 13 (Komunitas I)
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 13 Komunitas I mahasiswa akan
mampu :
1. Menjelaskan konsep keperawatan dan konsep terkait dan penerapannya pada
asuhan keperawatan keluarga
2. Melengkapi data kasus tersebut menggunakan format pengkajian keluarga yang
sesuai
3. Mengelompokkan data adaptif dan maladaptif yang mendukung untuk
merumuskan masalah keperawatan menggunakan format analisa data.
4. Menegakkan diagnosis keperawatan sesuai data tersebut
5. Merumuskan dan menentukan prioritas diagnosa keperawatan keluarga
menggunakan format prioritas masalah yang sesuai
6. Menyusun tujuan tindakan keperawatan untuk menyelesaikan masalah sesuai
dengan diagnosis keperawatan keluarga tersebut
7. Menyusun rencana tindakan keperawatan yang sesuai dengan tujuan tersebut
menggunakan format yang sesuai
8. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan keluarga
9. Menghubungkan

dampak

isu

tersebut

pada

perkembangan

keperawatan keluarga.

AIPNI
Page 82

No
1

Kompetensi blok 13
Mampu menjelaskan konsep tersebut 1.
2.
penerapannya
pada
asuhan
3.
keperawatan keluarga
4.
5.
6.
7.

Bahan kajian
Metoda
Konsep kelurga
Mini Lecture, Case studi,
Konsep keluarga sejahtera
SGD,
Project
Based
Konsep keperawatan keluarga
Ruang lingkup keperawatan keluarga
learning )PjBL), Lab skills
Trend dan isu keperawatan keluarga
Proses keperawatan keluarga
Asuhan keperawatan Keluarga sesuai kebutuhan

tumbuh kembang
8. Asuhan keperawatan Keluarga dengan masalah
2

Apabila diberi data kasus keluarga, 1.


2.
mahasiswa mampu melakukan asuhan
3.
keperawatan keluaraga
4.
5.
6.
7.

kessehatan yang lazim di Indonesia


Konsep asuhan keperawatan keluarga
Pengkajian keluarga
Perumusan masalah keperawatan keluarga
Diagnosis keperawatan keluarga
Prioritas diagnosis keperawatan keluarga
Perencanaan kep. Keluarga
Evaluasi kep. Keluarga

Mini Lecture, Case studi,


SGD,

Project

Based

learning )PjBL), Lab skills

AIPNI
Page 83

Deskripsi Mata Kuliah semester V


Mata Kuliah

: Sistem Muskuloskeletal (blok 14)

Beban Studi

: 2 SKS

Prasyarat

:-

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini membahas tentang prinsip prinsip teoritis dan keterampilan klinis
keperawatan tentang sistem muskuloskeletal sesuai tingkat usia manusia mulai dari
mulai bayi baru lahir sampai lansia. Fokus mata kuliah ini meliputi berbagai aspek yang
terkait dengan fungsi sistem muskuloskeletal dalam melindungi organ vital (otak,
jantung, paru), penyokong tubuh, memproduksi panas tubuh, reservoir sel sel darah
merah matur, reservoir mineral penting, dan melakukan fungsi pergerakan tubuh.
Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapain kemampuan berfikir sistematis
dan komprehensif dalam mengaplikasikan konsep sistem muskuloskeletal dengan
pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar penyelesaian masalah.
Kompetensi blok 14 (Sistem Muskuloskeletal)
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 14 (sistem muskuloskeletal)
mahasiswa akan mampu :
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan sistem
muskuloskeletal pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal
dan etis
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan sistem
muskuloskeletal pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal
dan etis.
3. Mengidentifikasi masalah masalah penelitian yang berhubungan dengan sistem
muskuloskeletal dan menggunakanhasil hasil penelitian dalam mengatasi
masalah muskuloskeletal.
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien
dengan gangguan sistem muskuloskeletal pada berbagai tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal dan etis.
5. Melaksanakan fungsi advokasi pada

kasus

dengan

gangguan

sistem

muskuloskeletal pada berbagai tingkat usia.


6. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan
gangguan sistem muskuloskeletal pada berbagai tingkat usia dengan
AIPNI
Page 84

standar yang berlaku dengan berfikir kratif dan inovatif sehingga


menghasilkan pelayanan yang efisien dan efektif.

AIPNI
Page 85

No
1

Kompetensi blok 13
Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan

Bahan kajian
1. Patofisiologi
pada
(kasus

Metoda
sistem Mini Lecture, Case studi, SGD,

kasus gangguan sistem muskuloskeletal pada

muskuloskeletal

kasus Project Based learning )PjBL),

berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek

muskuloskeletal yang sering terjadi pada Lab skills

legal dan etis

berbagai tingkat usia di daerah, nasional,


regional dan internasional)
2. Pengkajian sistem muskuloskeletal
3. Diagnosa keperawatan pada gangguan
sistem muskuloskeletal
4. Perencanaan/implementasi/evaluasi
keperawatan

pada

gangguan

sistem

muskuloskeletal
5. Dokumentasi asuhan keperawatan
6. Sisitem layanan kesehatan untuk pasien
dengan

gangguan

sistem

muskuloskeletal (rujukan, PMO, Gakin,


Jamkesmas)

Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan Pencegahan primer, sekunder, dan tersieer Mini Lecture, Case studi, SGD,
kasus gangguan sistem muskuloskeletal pada pada masalah sistem muskuloskeletal

Project Based learning )PjBL),

AIPNI
Page 86

berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek


3

legal dan etis


Mengidentifikasi masalah masalah penelitian
yang berhubungan dengan sistem muskuloskeletal
dan menggunakanhasil hasil penelitian dalam

4.

Lab skills
1. Pengertian masalah penelitian
Telaah jurnal, Case study, SGD
2. Hasil hasil penelitian terkait sistem
muskuloskeletal

mengatasi masalah muskuloskeletal


Melakukan simulasi pengelolaan

1. Prinsip prinsip etika keperawatan :

asuhan keperawatan pada sekelompok

Otonomi,

klien dengan gangguan sistem muskulosketeal

beneficien,justice, non maleficien, moral

pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan

right, nilai dan norma masyarakat

aspek legal dan etis

Case study,SGD

2. Prinsip prinsip legal dalam praktik


keperawatan
Malpraktik, neglected,
3. pertanggunggugatan (mandiri dan
limpahan),
Pertanggungjawaban,dll
4. Perlindungan hukum dalam praktik
5. Keperawatan
6. Pengambilan keputusan legal etis

AIPNI
Page 87

5.

Melaksanakan fungsi advokasi pada

1. Prinsip prinsip etika keperawatan :

Case study,SGD,

Kasus dengan ganggguan sistem

Otonomi,

Problem Based learnig

Muskuloskeletal pada berbagai tingkat usia

Beneficien,justice, non maleficien, moral

(PBL)

Right, nilai dan norma masyarakat


6.

Mendemonstrasikan intervensi

2. Nursing Advocacy
Prosedur Keperawatan tentang :

Keperawatan pada kasus dengan

1. Pengkajian pada sistem muskulosketal

gangguan sistem muskulosketal pada

2. Body movement / body mechanic

berbagai tingkat usia sesuai dengan

3. Paint management

standar yang berlaku, dengan berfikir

4. Ambulasi dini

kreatif dan inovatif sehingga

5. Fiksasi dan imobilisasi

menghasilkan pelayanan yang efisien dan efisien

6. Wound care

dan efektif

7. ROM exercise

Lab Skill

8. Pijat bayi

AIPNI
Page 88

Mata Kuliah : Komunitas II


Beban study

: 2 SKS

Prasyarat

:-

Deskripsi Mata kuliah

Fokus mata ajar Keperawatan Komunitas II adalah membahas konsep dasar keperawatan
gerontik, teori- teori biologis, psikologis, sosial, kultural dan spritual pada proses penuaan
dan standart keperawatan gerontik. Penerapannya pada asuhan keperawatan gerontik pada
lansia dengan masalah kesehatan fisik , psikososial, kultural dan spritual yang lazim ;
asuhan keperawatan gerontik pada lanjut usia menjelang ajal ; strategi promosi kesehatan
dan kesejahteraan lansia; dukungan terhadap orang yang terlibat dalam perawatan lansia.
Kompetensi blok 16 (Komunitas II)
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 16 komunitas II mahasiswa akan
mampu :
1. Bila diberi data kasus lansia di keluarga, peserta didik mampu menyusun rencana
asuhan keperawatan lansia dengan menggunakan konsep- konsep dasar keperawatan
gerontik dn sesuai dengan langkah-langkah proses keperawatan.
2. Bila diberi data kasus lansia di kelompok, peserta didik mampu menyusun rencana
asuhan keperawatan lansia dengan menggunakan konsep konsep dasar
keperawatan gerontik dan sesuai dengan langkah-langkah proses keperawatan.
3. Bila diberi data kasus lansia di panti, peserta didik mampu menyusun rencana
asuhan keperawatan lansia dengan menggunakan konsep konsep dasar
keperawatan gerontik dan sesuai dengan langkah-langkah proses keperawatan.
4. Bila ditempatkan di panti werdha, peserta didik mampu menganalisa program lansia
di institusi.

AIPNI
Page 89

No.
Kompetensi 16
Bahan kajian
1. Bila diberi data kasus lansia di keluarga, 1. konsep dasar keperawatan gerontik

Metoda
Mini Lecture,Case

peserta didik mampu menyusun

2. Teori teori penuaan

studi,SGD,Project

rencana asuhan keperawatan lansia

3. Perubahan bio-psiko-sosial-spritual-cultural yang

Based learning
(PjBL), Lab skills

dengan menggunakan konsep- konsep

Lazim terjadi pada proses menua

dasar keperawatan gerontik dn sesuai

4. Komunikasi terapeutik pada sasaran lansia

dengan langkah-langkah proses

5. Asuhan keperawatan lansia dengan gangguan

keperawatan.

biologis
6. Asuhan keperawatan lansia dengan masalah
psikososial
7. Asuhan keperawatan lansia dengan masalah
social

cultural

8. Asuhan keperawatan kritikal pada lansia


9. Asuhan keperawatan lansia menjelang ajal
10. Program nasional kesehatan lansia
11. Terapi medik yang lazim digunakan pada lansia
Khususnya terkait masalah hipertensi,gangguan
Pernapasan (COPD/asma), gangguan berkemih,
Osteoporosis/osteoarthritis,rasa
sakit/nyeri,terapi
Cairan sertta hal-hal yang perlu diperhatikan
untuk atau selama lansia menggunakan Program
nasional kesehatan lansia
12. Isu-isu
kesehatan

AIPNI

strategi
dan

kegiatan

untuk

kesejahteraan

dukungan terhadap orang yang

promosi

lansia

serta

terlibat merawat

Page 90

lansia
2.

Bila diberi data kasus lansia

di 1. Konsep asuhan keperawatan kelompok

Mini Lecture,Case

Deskripsi Mata Kuliah semester VI


Mata Kuliah

: Sistem Perkemihan (blok 17)

Beban Studi

: 2 SKS

Prasyarat

:-

Deskripsi Mata Kuliah

Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan klinis
keperawatan tentang Sistem Perkemihan sesuai tingkat usia manusia mulai dari mulai
dari bayi baru lahir sampai lansia. Fokus mata kuliah ini meliputi berbagai aspek yang
terkait dengan fungsi Sistem Perkemihan. Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada
pencapaian kemampuan berfikir sistematis dan komprehensif dalam mengaplikasikan
konsep Sistem Perkemihan dengan pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar
peyelesaian masalah.
Kompetensi blok 17 (Sistem Reproduksi)
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 14 (Sistem Perkemihan)
Mahasiswa akan mampu :
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan Sistem
Perkemihan pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan
etis.
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan Sistem
Perkemihan pada tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
3. Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan Sistem
Perkemihan dan menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi masalah
Perkemihan.
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien
dengan gangguan Sistem Perkemihan pada berbagai tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal dan etis.
5. Menjadi acuan dalam melaksanakan

berbagai

peran

diatas

dengan

memperhatikan etika dan norma profesi Melaksanakan fungsi advokasi pada


kasus dengan gangguan sistem Perkemihan pada berbagai tingkat usia.
6. Mendemostrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem
pada Perkemihan tingkat usia sesuai dengan standar yang berlaku dengan
berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien dan e
fektif.
AIPNI
Page 91

AIPNI
Page 92

No.
Kompetensi blok 17
Bahan kajian
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus 1. Patofisiologi pada Sitem Perkemihan

Metoda
Mini Lecture,Case

gangguan Sistem Perkemihan pada berbagai tingkat usia

(kasus-kasus Sistem Perkemihan yang

studi,SGD,Project

dengan memperhatikan aspek legal dan etis.

Sering terjadi pada berbagai tingkat usia di

Based learning
(PjBL), Lab skills

daerah, nasional,regional dan internasional)


2. Pengkajian Sistem Perkemihan
3. Diagnosa keperawatan pada gangguan
Sistem Perkemihan
4. Perencanaan/Implementasi/evaluasi
keperawatan pada gangguan Sistem
Perkemihan
5. Dokumentasi asuhan keperawatan
6. Sistem layanan kesehatan untuk pasien
dengan gangguan sistem Perkemihan
(rujukan, Gakin,Jamkesmas)
2.

Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus

Pencegahan primer,sekunder,dan tersier pada

Mini Lecture,Case

gangguan Sistem Perkemihan pada tingkat usia dengan

masalah Sistem Perkemihan

studi,SGD,Project

memperhatikan aspek legal dan etis.

Based learning
(PjBL), Lab skills

AIPNI
Page 93

3.

Mengidentifikasi

masalah-masalah

4.

berhubungan
dengan
Melakukan simulasi pengelolaan

penelitian

yang 1. Pengertian masalah penelitian


2. Hasil- hasil penelitian terkait Sistem
Perkemihan

asuhan keperawatan pada sekelompok


klien dengan gangguan sistem Perkemihan pada berbagai

Manajemen kasus pada Sistem Perkemihan


(klasifikasi kasus Sistem Perkemihan dan

Telaah

jurnal,

Case

study SGD
Case study,SGD

Prioritas masalah Sistem Perkemihan)

tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis


5.

Melaksanakan fungsi advokasi pada

1. Prinsip prinsip etika keperawatan :

Case study,SGD,

Kasus dengan ganggguan sistem

Otonomi,Beneficien,justice, non maleficien, Problem Based learning

Reproduksi pada berbagai tingkat usia

moral right, nilai dan norma masyarakat

Mendemonstrasikan intervensi
Keperawatan pada kasus dengan
gangguan sistem Perkemihan pada
berbagai tingkat usia sesuai dengan

2. Nursing Advocacy
Prosedur Keperawatan tentang :
1. Pengkajian pada sistem Perkemihan
2. Kateterasi urin
3. Peritonial dialisa
4. Irigassi blas

(PBL)
Lab skills

Standar yang berlaku, dengan berfikir


Kreatif dan inovatif sehingga
Menghasilkan pelayanan yang efisien dan efisien
dan efektif

AIPNI
Page 94

Mata Kuliah

: Sistem Reproduksi (blok 18)

Beban Studi

: 2 SKS

Prasyarat

:-

Deskripsi Mata Kuliah

Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan klinis
keperawatan tentang Sistem Reproduksi sesuai tingkat usia manusia mulai dari mulai
dari bayi baru lahir sampai lansia. Fokus mata kuliah ini meliputi berbagai aspek yang
terkait dengan fungsi Sistem Reproduksi (sikap terhadap kesehatan seksualitas dan
reproduksi, anatomi fisiologi sistem reproduksi, perkembangan seksualitas dan
reproduksi, kehamilan dan seksualitas, masalah yang berhubungan dengan seksualitas
dan reproduksi). Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian kemampuan
berfikir sistematis dan komprehensif dalam mengaplikasikan konsep Sistem Reproduksi
dengan pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar peyelesaian masalah.
Kompetensi blok 18 (Sistem Reproduksi)
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 18 (Sistem Reproduksi)
Mahasiswa akan mampu :
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan Sistem
Reproduksi pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan
etis.
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan Sistem
Reproduksi pada tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
3. Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan Sistem
Reproduksi dan menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi masalah
Reproduksi.
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien
dengan gangguan Sistem Reproduksi pada berbagai tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal dan etis.
5. Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem Reproduksi
pada berbagai tingkat usia.
6. Mendemostrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan sistem
Reproduksi pada tingkat usia sesuai dengan standar yang berlaku dengan berfikir
kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelayanan yang efisien dan efektif

AIPNI
Page 95

AIPNI
Page 96

No.
Kompetensi blok 18
Bahan kajian
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus 1. Patofisiologi pada Sitem Reproduksi

Metoda
Mini Lecture,Case

gangguan Sistem Reproduksi pada berbagai tingkat usia

(kasus-kasus Sistem Reproduksi yang

studi,SGD,Project

dengan memperhatikan aspek legal dan etis.

Sering terjadi pada berbagai tingkat usia di

Based learning
(PjBL), Lab skills

daerah, nasional,regional dan internasional)


2. Pengkajian Sistem Reproduksi
3. Diagnosa keperawatan pada gangguan
Sistem Reproduksi
4. Perencanaan/Implementasi/evaluasi
keperawatan pada gangguan Sistem
Reproduksi
5. Dokumentasi asuhan keperawatan
6. Sistem layanan kesehatan untuk pasien
dengan gangguan sistem Reproduksi
(rujukan, Gakin, PMO,Jamkesmas)
2.

Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus

Pencegahan primer,sekunder,dan tersier pada

Mini Lecture,Case

gangguan Sistem Reproduksi pada tingkat usia dengan

masalah Sistem Reproduksi

studi,SGD,Project

memperhatikan aspek legal dan etis.

Based learning
(PjBL), Lab skills

AIPNI
Page 97

3.

4.

Mengidentifikasi

masalah-masalah

penelitian

yang 1. Pengertian masalah penelitian


2. Hasil- hasil penelitian terkait Sistem
berhubungan dengan Sistem Reproduksi dan menggunakan
Reproduksi
hasil-hasil penelitian
dalam mengatasi masalah Reproduksi
Melakukan simulasi pengelolaan
Manajemen kasus pada Sistem Reproduksi
(klasifikasi kasus Sistem Reproduksi dan
asuhan keperawatan pada sekelompok
Prioritas masalah Sistem Reproduksi)
klien dengan gangguan sistem Reproduksi pada berbagai

Telaah

jurnal,

Case

study SGD

Case study,SGD

tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis


5.

Melaksanakan fungsi advokasi pada


Kasus dengan ganggguan sistem
Reproduksi pada berbagai tingkat usia

Mendemonstrasikan intervensi
Keperawatan pada kasus dengan
gangguan sistem Reproduksi pada
berbagai tingkat usia sesuai dengan
Standar yang berlaku, dengan berfikir
Kreatif dan inovatif sehingga
Menghasilkan pelayanan yang efisien dan efisien
dan efektif

1. Prinsip prinsip etika keperawatan :


Otonomi,Beneficien,justice, non maleficien,
moral right, nilai dan norma masyarakat
2. Nursing Advocacy
Prosedur Keperawatan tentang :
1. Pengkajian pada sistem Reproduksi
2. PP test
3. Prosedur menolong persalinan
4. Resusitasi bayi baru lahir
5. Pemerikasaan fisik pasca persalinan : lochea
Mamae, fundus uteri
6. Senam hamil
7. Senam psot partum
8. Senam Kegel Exercise
9. Pemeriksaan payudara (sadari)

Case study,SGD,
Problem Based
learning (PBL)
Lab skills

AIPNI
Page 98

AIPNI
Page 99

Mata Kuliah : Komunitas III


Beban Studi

Prasyarat

:-

Deskripsi Mata Kuliah

Fokus mata ajar ini membahas tentang konsep dasar kesehatan dan keperawatan
komunitas, program- program kesehatan/kebijakan pemerintahan dalam menanggulangi
masalah kesehatan prioritas di Indonesia, asuhan keperawatan komunitas dan
pembahasan yang terkait isu dan kecenderungan masalah kesehatan komunitas dalam
konteks pelayananan kesehatan utama dengan penekanan pada peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit dan pemeliharaan kesehatan, area-area khusus dalam keperawatan
komunitas , meliputi keperawatan kesehatan sekolah , keperawatan kesehatan kerja ,
keperawatan di rumah (Homecare), keperawatan jiwa masyarakat, jaminan mutu
pelayanan keperawatan komunitas, dengan penekanan pada peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit dan pemeliharaan kesehatan . Mata ajar ini berguna dalam
memahami berbagai area khusus dalam keperawatan komunitas terutama terkait dengan
masalah kesehatan yang lazim terjadi di Indonesia, dan memahami mekanisme jaminan
layanan keperawatan komunitas, serta isu/kecenderungan yang terjadi; dan atau
prasyarat untuk mengikuti mata ajar keperawatan komunitas III. Pengalaman belajar
meliputi ceramah, diskusi, pembahasan kasus dan praktikum.
Kompetensi Blok 19 (komunitas III)
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 19 Komunitas III mahasiswa akan
mampu :
1. Pada akhir pembelajaran, mahasiswa mampu merencanakan asuhan keperawatan
komnitas dalam rentang sehat-sakit
2. Apabila dihadapkan pada situasi
komunitas,mahasiswa

mampu

area

khusus

praktek

keperawatan

menyusun

rencana

asuhan

keperawatan

komunitas fokus pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit minimal


pada area sekolah dan kesehatan kerja tersebut dengan menggunakan langkah
proses keperawatan komunitas.

AIPNI
Page 100

No.
1.

Kompetensi blok 19
Pada akhir pembelajaran mahasiswa

Bahan kajian
A. Pengantar kesehatan komunitas dan konsep

Metoda
Mini Lecture,Case

mampu merencanakan asuhan

Dasar keperawatan komunitas

studi,SGD,Project

keperawatan komunitas dalam rentang

1. Pengertian kesehatan, indikator sehat,


Karakteristik dan perilaku sehat
2. Kesehatan komunitas
3. Konsep dasar keperawatan komunitas

Based learning

waktu sehat-akit

(PjBL), Lab skills

B. Asuhan keperawatan komunitas


1. Peran dan fungsi keperawatan komunitas
2. Proses keperawatan komunitas
3. Program evaluasi: definisi,tujuan,manfaat,tahapan,
metode/alat
4. Proses belajar mengajar di komunitas
C. Program-program kesehatan/kebijakan dalam menanggulangi
masalah kesehatan utama di Indonesia
1. Pemberantasan penyakit menular dan penyehatan
lingkungan pemukiman
2. Program pembinaan kesehatan komunitas

AIPNI
Page 101

Apabila dihadapkan pada situasi area 1. konsep promosi kesehatan

Mini Lecture,Case

khusus praktek keperawatan komunitas, 2. Program promosi ksehatan

studi,SGD,Project

mahasiswa mampu menyusun rencana 3. Konsep perawatan di rumah

Based learning

asuhan keperawatan komunitas fokus pada 4. Program perarawtan di rumah

(PjBL), Lab skills

peningkatan

5. Konsep keperawatan kesehatan sekolah


6. Asuhan keperawatan kesehatan sekolah

Kesehatan

dan

pencegahan

7. Program usaha Kesehatan Sekolah


penyakit 8. Konsep keperawatan kesehatan kerja

minimal pada area sekolah dan kesehatan 9. Asuhan keperawatan kesehatan kerja
kerja

tersebut

dengan

menggunakan 10. Program kesehatan

langkah proses keperawatan komunitas.

11. konsep kesehatan jiwa masyarakat


12. Asuhan keperawatan jiwa masyarakat
13. Program kesehatan jiwa masyarakat
14. Isu kecenderungan pada empat area/setting
Praktek keperawatan komunitas.

AIPNI
Page 102

Mata Kuliah

: Manajemen Keperawatan

Beban studi

: 2 SKS

Prasyarat

:-

Deskripsi Mata kuliah :


Mata kuliah ini membahas manajemen keperawatan yang meliputi manajeman
pelayanan keperawatan, manajemen asuhan keperawatan. Fokusnya pada penggunaan
keterampilan manajeman dan kepemimpinan pada asuhan klien secara menyeluruh
melalui manajemen pelayanan keperawatan dan memprakarsai perubahan yang efektif
dalam sistem asuhan keperawatan.
Kompetensi blok 20 (Manajemen Keperawatan)
Setelah menyelesaikan Mata kuliah ini, mahasiswa mampu :
1. Melakukan simulasi pada penerapan gaya kepemimpinan yang efektif saat
memberikan pelayanan keperawatan maupun asuhan keperawatan.
2. Melakukan simulasi pembuatan perencanaan pelayanan keperawatan maupun
asuhan keperawatan.
3. Melakukan simulasi pengorganisasian pelayanan keperawatan maupun asuhan
4. Melakukan simulasi pengarahan pelayanan keperawatan maupun asuhan
keperawatan.
5. Melakukan simulasi pada pendelegasian pelayanan keperawatan maupun asuhan
keperawatan
6. Melakukan simulasi penyelesaian konflik pelayanan keperawatan maupun
asuhan keperawatan.
7. Melakukan simulasi penerapan teori perubahan pada pelayanan keperawatan.

AIPNI
Page 103

No.
1 Melakukan

Kompetensi blok 20
simulasi pada penerapan

kepemimpinan

yang

efektif

saat

Bahan Kajian
gaya 1. Konsep kepemimpinan

memberikan 2. Teori kepemimpinan

pelayanan keperawatan maupun asuhan keperawatan.


2

Melakukan

simulasi

pembuatan

Study, SGD

3. Karakteristik Kepemimpinan

4. Gaya kepemimpinan
perencanaan 1. Konsep perencanaan

pelayanan keperawatan maupun asuhan keperawatan.

Metoda
Mini Lecture, Case

2. Teori manajemen

Mini Lecture, Case


Study, SGD

3. Visi,misi, filosofi, tujuan, sasaran


4. Analisa SWOT
5. Budgeting
3.

6. Standar keperawatan
Melakukan simulasi pengorganisasian pelayanan Konsep pengorganisasian :

Mini Lecture, Case

keperawatan maupun asuhan

Study, SGD

1. Struktur organisasi
2. Job description, job analisis, job evaluasi
3. Staffing
4. Prinsip staffing
5. Pengembangan staf

AIPNI
Page 104

Melakukan

simulasi

pengarahan

keperawatan maupun asuhan keperawatan

pelayanan Konsep pengarahan


1. Pengarahan

Mini Lecture, Case


Study, SGD

2. Pendelegasian
3. Komunikasi
4. Supervisi
5

5. Kepemimpinan
Melakukan simulasi pada pendelegasian pelayanan Konsep pengendalian

Mini Lecture, Case

keperawatan maupun asuhan keperawatan

study, SGD

1. Teknik, fungsi pengendalian


2. Quality improvement
3. Performance Appraisal

AIPNI
Page 105

Deskripsi Mata Kuliah semester VII


Mata Kuliah

: Keperawatan kegawat-daruratan multi sistem

Beban Studi

: 3 SKS

Prasyarat

:-

Deskripsi Mata Kuliah

Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan klinis
keperawatan tentang Kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan terkait berbagai
sistem pada individu sesuai tingkat usia manusia mulai dari mulai dari bayi baru lahir
sampai lansia. Fokus mata kuliah ini meliputi berbagai aspek yang terkait dengan
kegawatan, kedaruratan dan

kegawat daruratan . Kegiatan belajar mahasiswa

berorientasi pada pencapaian kemampuan berfikir sistematis dan komprehensif dalam


mengaplikasikan konsep kegawatan, kedaruratan dan

kegawat daruratan

dengan

pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar peyelesaian masalah.


Kompetensi blok 21 (Keperawatan kegawat-daruratan )
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 21 (Keperawatan kegawatdaruratan)
Mahasiswa akan mampu :
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus kegawatan, kedaruratan
dan kegawat daruratan I terkait multi sistem pada individu dengan berbagai
tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan

kasus kegawatan,

kedaruratan dan kegawat daruratan I terkait multi sistem pada individu dengan
berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
3. Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan
kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan I terkait multi sistem dan
menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi kegawatan, kedaruratan
dan kegawat daruratan I.
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien
dengan kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan I terkait multi sistem
pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
5. Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan gangguan sistem kegawatan
kedaruratan I pada berbagai tingkat usia.

AIPNI
Page 106

6. Mendemostrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan gangguan


sistem kegawat daruratan I pada berbagai tingkat usia sesuai dengan standar
yang berlaku dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan pelaya
nan yang efisien dan efektif

AIPNI
Page 107

No
1.

Kompetensi blok 21
Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan

Bahan kajian
1. Patofisiologi pada kasus syok, multi

trauma dan

Metoda
Mini Lecture,Case

kasus kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan

overdosis dan keracunan obat

studi,SGD,Project

terkait multi sistem pada individu dengan berbagai

pada berbagai tingkat usia di daerah,

tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan

nasional,regional dan

Based learning
(PjBL), Lab skills

etis.

internasional

2. Pengkajian pada kasus syok, multi trauma dan


overdosis dan keracunan obat

mapping based
learning

3. Diagnosa keperawatan pada kasus syok,multi trauma


dan overdosis dan keracunan obat
4. Perencanaan/Implementasi/evaluasi keperawatan
pada gangguan pada kasus syok, multi trauma dan
overdosis dan keracunan obat
5. Dokumentasi asuhan keperawatan
6. Sistem layanan kesehatan untuk pasien dengan
gangguan pada kasus syok, multi trauma dan
overdosis dan keracunan obat
(rujukan, Gakin,Jamkesmas)

AIPNI
Page 108

2.

Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasusPencegahan primer,sekunder,dan tersier pada masalah

Mini Lecture,Case

kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan terkait Pada kasus syok, multi trauma dan overdosis dan

studi,SGD,Project

multi sistem pada individu dengan berbagai tingkat usia keracunan obat

Based learning
(PjBL), Lab skills

dengan memperhatikan aspek legal dan etis

3.

Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang

Hasil- hasil penelitian terkait Pada kasus syok, multi

Telaah jurnal,Case

berhubungan dengan kegawatan, kedaruratan dan

trauma dan overdosis dan keracunan obat

study SGD

kegawat darurat terkait multi sistem dan


menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi
kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan .
4.

Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan Manajemen kasus pada kasus syok, multi trauma dan
pada

sekelompok

klien

dengan

kegawatan,

Case study,SGD

overdosis dan keracunan obat (klasifikasi pada kasus

kedaruratan dan kegawat daruratan I terkait multi syok, multi trauma dan overdosis dan keracunan obat
sistem

pada

berbagai

tingkat

memperhatikan aspek legal dan etis.

usia

dengan dan prioritas masalah pada kasus syok, multi trauma dan
overdosis dan keracunan obat )

AIPNI
Page 109

Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan

1. Prinsip prinsip etika keperawatan :

Case study,SGD,

gangguan sistem kegawatan kedaruratan pada

Otonomi,Beneficien,justice, no maleficien,moral right,

Problem Based

berbagai tingkat usia.

nilai dan norma masyarakat

Learning (PBL)

2. Nursing Advocacy
6

Mendemostrasikan intervensi keperawatan pada

Prosedur Keperawatan pada kegawatan, kedaruratan dan Lab skills

kasus dengan gangguan sistem kegawatan,

kegawat daruratan

kedaruratan dan kegawat daruratan pada berbagai

1. Pengkajian kegawatan, kedaruratan dan kegawat

tingkat usia sesuai dengan standar yang berlaku

daruratan

dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga

2. Triase

menghasilkan pelayanan yang efisien dan efektif

3. BCLS

AIPNI
Page 110

Deskripsi Mata Kuliah semester VIII


Mata Kuliah

: Keperawatan kegawat darurat II

Beban Studi

: 3 SKS

Prasyarat

:-

Deskripsi Mata Kuliah


Mata kuliah ini membahas tentang prinsip prinsip teoritis dan ketrampilan klinis
keperawatan tentang kegawatan, kedaruratan dan kegawatan darurat terkait berbagai
sistem pada kelompok dan masyrakat sesuai tingkat usia manusia mulai dari bayi
sampai dengan sampai lansia. Fokus mata kuliah ini meliputi berbagai aspek yang
terkait dengan kegawatan, kedaruratan dan kegawat darurat. Kegiatan belajar
mahasiswa berorientasi pada pencapaian kemampuan berfikir sistematis, komprehensif
dan kritis dalam mengaplikasikan konsep kegawatan, kedaruratan dan kegawatan
daruratan dengan pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar penyelesaian masalah.
Kompetensi blok 22 (Keperawatan kegawat daruratan II)
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok 22 (Keperawatan kegawadaruratan
II) mahasiswa akan mampu :
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus kegawatan, kedaruratan
dan kegawat darurat II terkait multi sistem pada kelompok dan masyarakat
dengan berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus kegawatan, kedaruratan
dan kegawat daruratan II terkait multi sistem pada kelompok dan masyarakat
dengan berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan etis.
3. Mengidentifikasi masalah masalah penelitian yang berhubungan dengan
kegawatan, kedaruratan dan kegawat darurat II terkait multi sistem pada
kelompok dan masyarakat dengan berbagai tingkat usia dan menggunakan hasil
hasil penelitian dalam mengatasi masalah kegawatan, kedaruratan dan kegawat
darurat.
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada sekelompok klien
dengan kegawatan, kedaruratan dan kegawat darurat II terkait multi sistem pada
kelompok dan masyarakat dengan berbagai tingkat usia dengan memperhatikan
aspek legal dan etis.
AIPNI
Page 111

5. Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus dengan kegawatan, kedaruratan dan


kegawat darurat II pada berbagai tingkat usia
6. Mendemonstrasikan intervensi keperawatan pada kasus dengan kegawatan,
kedaruratan dan kegawat darurat II pada berbagai tingkat usia sesuai dengan
standar yang berlaku dengan berfikir kreatif dan inovatif sehingga menghasilkan
pelayanan yang efisien dan efektif.

AIPNI
Page 112

No
1

Melakukan

Kompetensi blok 21
Bahan kajian
Metoda
simulasi asuhan keperawatan Patofisiologi pada kasus asidosis metabolik Mini Lecture, Case Study,

dengan kasus kegawatan, kedaruratan dan (DM, Luka bakar), stroke pada periode SGD,

Project

Based

kegawat darurat II terkait multi sistem pada akut, Head injury

learning (PjBL), Lab skills,

kelompok dan masyarakat dengan berbagai

mapping based learning

tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal


2

dan etis.
Melakukan

simulasi

pendidikan

kesehatan Pencegahan primer, sekunder, dan tersier Mini Lecture, Case Study,

dengan kasus kegawatan, kedaruratan dan pada kasus asidosis metabolik (DM, Luka SGD,

Project

Based

kegawat daruratan II terkait multi sistem pada bakar), asidosis respiratorik (respiratory learning (PjBL), Lab skills
kelompok dan masyarakat dengan berbagai failure, henti nafas) stroke pada periode
tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal akut, Head injury
3

dan etis
Mengidentifikasi masalah masalah penelitian Hasil hasil penelitian terkait kasus Telaah jurnal, Case study,
yang

berhubungan

dengan

kegawatan, asidosis metabolik (DM, Luka bakar), SGD

kedaruratan dan kegawat darurat II terkait multi asidosis respiratorik (respiratory failure,
sistem pada kelompok dan masyarakat dengan henti nafas) stroke pada periode akut, Head
berbagai tingkat usia dan menggunakan hasil injury
hasil penelitian dalam mengatasi masalah
4

kegawatan, kedaruratan dan kegawat darurat


Melakukan simulasi pengelolaan asuhan Manajemen kasus asidosis metabolik (DM, Case study, SGD

AIPNI
Page 113

keperawatan pada sekelompok klien dengan Lukabakar), asidosi respiratorik failure,


kegawatan, kedaruratan dan kegawat daruratan henti nafas) stroke pada periode akut, Head
terkait multi sistem pada kelompok dan injury
masyarakat
5

dengan

berbagai

tingkat

usia

dengan memperhatikan aspek legal dan etis


Melaksanakan fungsi advokasi pada kasus

1. Prinsip

prinsip

dengan kegawatan, kedaruratan dan kegawat

keperawatan

darurat pada berbagai tingkat usia

beneficience,

juctice,

etika Case study, SGD, Problem


otonomi, Based learning (PBL)
non

maleficience, moral right, nilai dan


norma masyarakat.
6

Mendemonstrasikan

intervensi

keperawatan

2. Nursing advocacy
1. Pengkajian pada kasus asidosis Lab skills

pada kasus dengan kegawatan, kedaruratan dan

metabolik

kegawat daruratan pada berbagai tingkat usia

asidosis respiratorik failure, henti

sesuai dengan standar yang berlaku, dengan

nafas) stroke pada periode akut,

berfikir

Head injury

kreatif

dan

inovatif

sehingga

menghasilkan pelayanan yang efisien dan


efektif

(DM,

Luka

bakar),

2. Manajemen klien dengan terpasang


ventilator
3. Monitoring CVP

AIPNI
Page 114

Mata Kuliah

: Skripsi

Beban Studi

: 4 SKS

Prasyarat

:-

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini merupakan mata kuliah implementasi dari riset keperawatan yang
mewajibkan mahasiswa untuk mengidentifikasi masalah keperawatan yang harus
diselesaikan dengan penelitian, membuat proposal penelitian, melakukan penelitian dan
membuat laporan penelitian dengan menggunakan metodologi penelitian.
Tujuan Mata Kuliah :
Peserta didik mampu :
1. Mengidentifikasi masalah penelitian
2. Membuat rancangan penelitian
3. Melakukan penelitian
4. Menyusun laporan penelitian dalam bentuk Skripsi
5. Mempertanggungjawabkan melalui uji sidang Skripsi
Bahan Kajian
1. Metoda Penelitian kwantitatif dan kwalitatif
2. Metoda Penelitian Kesehatan
3. Statistik
4. Sumber sumber yang berhubungan dengan topik penelitian baik dalam bentuk
buku teks ataupun jurnal dan website sesuai topik penelitian
Daftar Pustaka
Gunakan Referensi terkini dengan terbitan 5 tahun terakhir minimal 5 judul gunakan
website sesuai dengan topik bahasan :

http://en.wikipedia.org

http://yahoo.co.id

http://google.com

Proquest

AIPNI
Page 115

Agama (2 SKS)

Kewarganegaraan

(2 SKS)

ISD ( 2 SKS)

B. Indonesia (2

SKS)
Komprehensif II ( 3 sks)

Semester 6

Komprehensif I ( 3 sks)

Kep. Komunitas III ( 3 sks)

Manajemen Keperawatan (2 sks)

Semester 5

Kebut. Mekanisme Koping (3 sks)

Kep. Komunitas II (3 sks)

Kebutuhan Komunikasi ( 3 sks)

Semester 4

Kebut. Seksualitas ( 4 sks)

Keperarawatan Komunitas I (2 sks)

Kebut. Konsep diri ( 4 sks)

Semester 3

Kebut. Aman dan Nyaman (4 sks)

Kebut. Aktivitas dan Mobilisasi (3 sks)

Kebut. Istirahat dan Tidur ( 3 sks)

Semester 2

Kebut. Eliminasi ( 3 sks)

Kebut cairan dan Elektrolit (4 sks)

IKD III ( 4 SKS)

Kebut. Nutrisi ( 4 SKS)

Semester 1

Kebut . oksigennasi (4 SKS)

IKD II (4SKS)

IKD 1 (4SKS)
Pendekatan berdasarkan kebutuhan dasar manusia
MATRIK PENGGAMBARAN MATA KULIAH DALAM HUBUNGANNYA
DENGAN PENDEKATAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
Semester 7
Semester 8

Riset Kep

( 2 SKS)

Bahasa Inggris
Bahasa Inggris
Bahasa
Skripsi (4

(2 SKS)
(2 SKS)
Inggris
SKS)

(2 SKS)

AIPNI
Page 116

CONTOH STRUKTUR KURIKULUM


PENDEKATAN KEBUTUHAN DASAR
SEMESTER I
No
1
2
3
4
5
6

Mata Ajar

Agama
Kewarganegaraan
Bahasa Indonesia
Ilmu Keperawatan dasar I
Ilmu Keperawatan Dasar II
Ilmu Sosial Dasar
Jumlah jam/mg = 14 + 4 = 18 jam
SEMESTER II
No
1
2
3
4

Mata Ajar
Kebutuhan Oksigenasi
Kebutuhan Nutrisi
Bahasa Inggris
Ilmu Keperawatan Dasar III
Jumlah jam = 11 + 4 + 4 = 19 jam
SEMESTER III
No
1
2
3
4
5

Mata Ajar
Kebutuhan Cairan & Elekrolit
Kebutuhan Eliminasi
Kebutuhan Istirahat & Tidur
Kebutuhan Aktivitas & Mobilisasi
Bahasa Inggris
Jumlah jam = 11 + 4 + 8 = 23 jam

SKS
2
2
2
4
4
2
16

T
2
2
2
2
2
2
14

Lab
1
1
2

K
-

ket

SKS
4
4
2
4
14

T
3
3
2
3
11

Lab
0.5
0.5
1
2

K
0.5
0.5

ket

SKS
4
3
3
3
2
15

T
3
2
2
2
2
11

Lab
0.5
0.5
0.5
0.5
2

1
K
0.5
0.5
0.5
0.5

ket

Deskripsi mata kuliah pendekatan berdasarkan pendekatan kebutuhan


Mata kuliah

: Ilmu Keperawatan Dasar I

Beban studi

: 4 SKS

Prasyarat

:-

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini membahas tentang konsep berfikir dalam keperawatan, perkembangan
keperawatan ; pendekatan holistic care (konsep caring, holisme, humanisme dan
transcultural nursing); prinsip-prindip legal etis dan isu etik (etical issue); nursing
advocacy; termasuk, teknologi komunikasi informasi dalam pembelajaran keperawatan
Kompetensi blok I
AIPNI
Page 117

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok IKD I mahasiswa mampu :


1.

menerapkan konsep berfikir kritis dalam keperawatan

2.

menganalisis perkembangan sejarah keperawatan

3.

menganalisis

prinsip-prinsip

pendekatan

secara

holistik

dalam

konteks

keperawatan
4.

menerapkan prinsip-prinsip legal etis paada pengambilan keputusan dalam


konteks keperawatan

5.

memanfaatkan teknologi komunikasi informasi dalam pembelajaran keperawatan

No
1

Kompetensi blok I
Menerapkan konsep

Bahan kajian
Konsep berfikir kritis dalam

Metode
Dicovery learning

berfikir kritis dalam

keperawatan

(DL), project based

keperawatan
Menganalisis

Sejarah keperawatan nasional

learning(PjBL)
Dicovery learning

perkembangan sejarah

dan internasional

(DL), project based

keperawatan
Menganalisis prinsip-

1.

teori sistem

learning(PjBL)
Mini lecture, case

prinsip pendekatan

2.

konsep berubah

study, small group

secara holistik dalam

3.

konsep holistic care :

discussion (SGD)

konteks keperawatan

caring, holisme, humanisme dan


4.

transcultural nursing

Menerapkan prinsip-

(keperawatan lintas budaya)


1.
prinsip-prinsip etika

Mini lecture, case

prinsip legal etis pada

keperawatan : onotomi,

study, small group

pengambilan keputusan

beneficience, non maleficience,

discussion (SGD)

dalam konteks

justice, moral right, nilai dan

discovery learning

keperawatann

norma masyarakat

(DL)

2.

isue etik dalam praktik

keperawatan ; Euthanasia,
transplantasi organ, supporting
devices, aborsi
3.

prinsip-prinsip legal dalam

praktik keperawatan : malpraktik,


AIPNI
Page 118

neglected, pertanggunggugatan
(mandiri dan limpahan),
pertanggungjawaban, dll
4.

perlindungan hukum dalam

praktik keperawatan
5.
5

nursing advocacy

Memanfaatkan

pengambilan keputusan legal etis


Aplikasi komputer ( membuat

teknologi informasi

blok, mengirim tugas melalui

dalam pembelajaran

email, mencari bahan untuk tugas

keperawatan

pembelajaran melalui internet )

Mata kuliah

: Ilmu Keperawatan Dasar II

Beban studi

: 4 SKS

Prasyarat

:-

Demonstrasi, PjBL

Deskripsi Mata Kuliah :

AIPNI
Page 119

Mata kuliah ini membahas tentang konseptual keperawatan ; konsep, tahap,


karakteristik, prinsip-prinsip dan tugas tumbuh kembang manusia; teori komunikasi dan
pendidikan dalam keperawatan yang dapat digunakan pada pelayanan keperawatan.
Kompetensi blok 2
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok IKD II mahasiswa akan mampu :
1. menerapkan model konseptual keperawatann dalam berbagai situasi
2. menerapkan hal-hal yang terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan
manusia
3. menerapkan prinsip komunikasi terapeutik sesuai dengan kondep tumbuh
kembang
4. menerapkan prinsip pendidikan dalam keperawatan sesuai dengan tumbuh
kembang
No
1

Kompetensi blok I
Menerapkan model konseptual

Bahan kajian
Model konseptual

Metode
Mini lecture,

keperawatan dalam berbagai

keperawatan (Virginia

case study, SGD

situasi

Henderson, Orem, Roy,

Menerapkan hal-hal yang

Betty Neuman, dll )


Konsep, tahap,

Dicovery

terkait dengan pertumbuhan

karakteristik, dan tugas

learning (DL),

dan perkembangan manusia

perkembangan

project based

Menerapkan prinsip

1. teori komunikasi

learning(PjBL)
Mini lecture,

komunikasi sesuai dengan

2. komunikasi terapeutik

case study, small

konsep tumbuh kembang

3. penggunaan

group discussion

komunikasi terapeutik

(SGD) discovery

pada berbagai tingkat

learning (DL)

usia dengan berbagai


kondisi
4. menerapkan
komunikasi dalam
pelayanan kesehatan
5. ternd dan issue
AIPNI
Page 120

komunikasi dalam
pelayanan kesehatan /
keperawatan
6. komunikasi dalam
konteks sosial dan
keanekaragaman
budaya serta
4

Menerapkan prinsip pendidikan


dalam keperawatan sesuia
dengan tumbuh kembang

keyakinan
1. konsep belajar

Mini lecture,

sepanjang hayat

case study, small

2. antropologi dan

group discussion

sosiologi budaya
3. teori pendekatan
sosial dalam

(SGD) discovery
learning (DL)
PjBL

kesehatan
4. konsep dasar
kesehatan aspek sosial
budaya serta
hubungan dengan
ekologi
5. rancangan penyuluhan
kesehatan
6. metode evaluasi
Mata kuliah

: Ilmu Keperawatan Dasar III

Beban studi

: 2SKS(2-1)

Prasyarat

:-

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini membahas tentang metodologi keperawatan dan perspektef keperawatan
: maternitas, anak, orang dewasa, dan komunitas serta aplikasi pendidikan dalam
keperawatan dan tantanan pelayanan kesehatan.
Kompetensi blok 3
AIPNI
Page 121

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada blok IKD III mahasiswa akan mampu :
1. merancang asuhan keperawatan pada kasus sederhana dengan pendekatan proses
keperawatan
2. menjelaskan tentang ruang lingkup keperawatan maternitas , anak, orang
dewasa, jiwa dan komunitas dalam sistem pelayanan kesehatan
3. mengaplikasikan prinsip pendidikan dan keperawatan sesuai dengan tumbuh
kembang manusia dalam sistem pelayanan kesehatan

AIPNI
Page 122

No
1

Kompetensi blok I
Merancang asuhan keperawatan pada kasus sederhana

Bahan kajian
Kasus dengan keluhan klien

Metode
Mini lecture,case studi,

dengan pendekatan proses keperawatan

Konsep proses keperawatan :

SGD, project Based

a. pengkajian

learning (PjBL) lab skills

b. diagnose keperawatan
c. perencanaan
d. pelaksanaan
e. evaluasi
2

Menjelaskan tentang ruang lingkup keperawatan


maternitas, anak, orang dewasa, jiwa dan komunitas dalam
sistem pelayanan kesehatan.

f. pendokumentasian
a. perspektif dan falsafah
keperawatan
b. ruang lingkup keperawatan

Mini lecture,case studi,


SGD, project Based
learning (PjBL) lab skills

c. tren keperawatan
d. isu keperawatan
(konsep bermain pada anak,
3

Mengaplikasikan prinsip pendidikan dalam keperawatan

reaksi hospitalisasi, dll)


a. konsep belajar sepanjang hayat

Case studi, SGD, project

sesuai dengan tumbuh kembang manusia dala sistem

b. antropologi dan sosiologi

based learning (PjBL),

pelayanan kesehatan

kesehatan
c. teori pendekatan sosial dalam

Demonstrasi

kesehatan
AIPNI
Page 123

d. konsep dasar kesehatan aspek


sosial budaya serta hubungan
dengan ekologi
e. rancangan penyuluhan
kesehatan
f. metode evaluasi

AIPNI
Page 124

Mata kuliah

: Kebutuhan Oksigenasi

Beban studi

: 5 SKS

Prasyarat

:-

Deskripsi Mata Kuliah :


Mata kuliah ini membahas tentang prinsip-prinsip teoritis dan keterampilan klinis
keperawatan tentang kebutuhan oksigenasi sesuai tingkat usia manusia melalui dari
pembentukan dalam kandungan sampai lansia. Fokus mata kuliah ini meliputi berbagai
aspek yang terkait dengan proses ventilasi, difusi, transportasi, dan sistem respirasi sel.
Kegiatan belajar mahasiswa berorientasi pada pencapaian kemampuan berfikir
sistematis, komprehensif dan kritis dalam mengaplikasikan konsep sistem respirasi
dengan pendekatan asuhan keperawatan sebagai dasar penyelesaian masalah.
Kompetensi blok 6
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran pada kebutuhan oksigenasi mahasiswa akan
mampu :
1. melakukan simulasi asuhan keperawatan dengan kasus gangguan kebutuhan
oksigenasi pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan
etis.
2. Melakukan simulasi pendidikan kesehatan dengan kasus gangguan kebutuhan
oksigenasi pada berbagai tingkat usia dengan memperhatikan aspek legal dan
etis.
3. Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian yang berhubungan dengan
kebutuhan oksigenasi dan menggunakan hasil-hasil penelitian dalam mengatasi
masalah oksigenasi
4. Melakukan simulasi pengelolaan asuhan keperawatan pada skelompok klien
dengan gangguan kebutuhan oksigenasi pada berbagai tingkat usia dengan
memperhatikan aspek legal dan etis
5. Menjadi

acuan

dalam

melaksanakan

berbagai

peran

diatas

dengan

memperhatikan etika dan norma profesi

AIPNI
Page 125

No.
Kompetensi blok 6
1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan

1.

Bahan kajian
Anatomi, fisiologi, kimia, fisika dan

Metode
Mini Lecture, Case Study, SGD, Project
Based Learning (PjBL), Lab skills,

2.

biokimia oksigenasi.
Patofisiologi pada kebutuhan

dengan kasus gangguan kebutuhan


oksigenasi pada berbagai tingkat usia

mapping based learning

oksigenasi (kasus-kasus oksigenasi

dengan memperhatikan aspek legal dan

yang sering terjadi pada berbagai

etis.

tingkat usia di daerah, nasional,


3.
4.

regional dan internasional)


Pengkajian kebutuhan oksigenasi
Diagnosa keperawatan pada gangguan

5.

oksigenasi
Perencanaan/implementasi/evaluasi
keperawatan pada gangguan kebutuhan

6.
7.

oksigenasi.
Dokumentasi asuhan keperawatan
Sistem layanan kesehatan untuk pasien
dengan gangguan kebutuhan oksigenasi

2.

Melakukan simulasi asuhan keperawatan


dengan kasus gangguan kebutuhan
oksigenasi pada berbagai tingkat usia
dengan memperhatikan aspek legal dan

(rujukan, PMO, Gakin, Jamkesmas)


1. Pencegahan primer dan sekunder pada
masalah kebutuhan oksigenasi
2. Pencegahan tersier pada masalah

Mini Lecture, Case Study, SGD, Project


Based Learning (PjBL), Lab skills

kebutuhan oksigenasi

AIPNI
Page 126

3.

etis.
Mengidentifikasi masalah-masalah

Hasil-hasil penelitian terkait kebutuhan

penelitian yang berhubungan dengan

oksigenasi

Telaah Jurnal, Case study, SGD

kebutuhan oksigenasi dan menggunakan


hasil-hasil penelitian dalam mengatasi
4.

5.

6.

masalah oksigenasi.
Melakukan simulasi pengelolaan asuhan

Manajemen kasus pada kebutuhan

keperawatan pada sekelompok klien

oksigenasi (klasifikasi kasus kebutuhan

dengan gangguan kebutuhan oksigenasi

oksigenasi dan prioritas masalah sistem

pada berbgai tingkat usia dengan

respirasi)

memperhatikan aspek
Melaksanakn fungsi advokasi pada kasus

1. Prinsip-prinsip etika keperawatan :

dengan oksigenasi pada berbagi tingkat

otonomi, beneficience, justice, non

usia.

maleficience, moral right, nilai dan

Mendemonstrasikan intervensi
keperawatan pada kasus dengan gangguan
oksigenasi pada berbagi tingkat usia sesuai
dengan standar yang berlaku, dengan
berfikir kreatif dan inovatif sehingga

2.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

norma masyarakat
Nursing advocacy
Pengkajian pada oksigenasi
Fisioterapi dada/postural drainage
Terapi O2
Suctioning
Perawatan WSD
Nebulisasi
Trakheostomi

Case study, SGD

Case study, SGD, Problem Based


learning (PBL)

Lab skills

AIPNI
Page 127

menghasilkan pelayanan yang efisien dan


efektif

AIPNI
Page 128

Kesimpulan
Kedua model matriks dan rangkaian deskripsi mata kuliah yang disajikan diatas belum
merupakan pencerminan kurikulum lengkap tetapi hanya berupa kurikulum inti (60%).
Dengan demikian, seluruh deskripsi mata kuliah belum dijabarkan. Selanjutnya,
deskripsi mata kuliah yang belum diuraikan serta mata kuliah yang terdapat kurikulum
institusi perlu dilengkapi oleh masing-masing institusi.
Model Penyelenggara Pendidikan Sarjana Keperawatan
Ners

Tahap Profesi
36 SKS

S. Kep
Praktik 30%
Tahap Akademik
144-160 SKS
Teori 70%

Pola Pendidikan Nerd an Sistem Uji Kompetensi sebelum kelulusan


Tahap Profesi
(internship)

AIPNI

Uji Kompetensi
(work entry /
exit exam)

STR
(RN)

Tahap
Akademik

Page 129

Penamaan kelulusan :
Setelah menyelesaikan tahap akademik, lulusan akan mendaptkan gelar Sarjana
Keperawatan S.Kep dan setelah tahap profesi lulusan akan mendapat sebutan profesi
Ners

KURIKULUM PENDIDIKAN PROGRAM PROFESI


Pendidikan profesi keperawatan bertujuan untuk menyiapkan peserta didik

untuk mampu melaksanakan fungsi dan peran sebagai ners. Hal ini sesuai dengan
keputusan menteri pendidikan nasional Republik Indonesia No. 232/U/2000 pasal 2 ayat
2 bahwa program pendidikan profesional bertujuan untuk menyiapkan peserta didik
menjadi

anggota

masyarakat

yang

memiliki

kemampuan

profesional

dalam

menerapkan, mengembangkan, dan menyebarluaskan teknologi dan atau kesenian serta


mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan
memperkaya kebudayaan nasional.
AIPNI
Page 130

Program pendidikan ners merupakan lanjutan tahap akademik pada pendidikan


sarjana keperawatan dengan beban studi minimal 36 SKS (mengacu pada PP no. 4
pendidikan kedinasan) atau setara magister (SK. Mendiknas, No. 232/U/2000 pasal 5
ayat 2). Pendidikan tahap profesi keperawatan merupakan tahapan proses adaptasi
profesi untuk dapat menerima pendelegasian kewenangan secara bertahap dalam
melakukan asuhan keperawatan profesional, memberikan pendidikan kesehatan
menjalankan fungsi advokasi pada klien, membuat keputusan legal dan etik serta
menggunakan hasil penelitian terkini yang berkaitan dengan keperawatan.
Pengembangan kurikulum pendidikan tahap profesi terdiri dari kurikul inti dan
kurikulum instirusi yang harus diikuti oleh seluruh institusi pendidikan tinggi
keperawatan yang menyelnggarakan program pendidikan profesi. Kurikulum institusi
pendidikan tahap tinggi profesi terdiri dari 60% kurikulm inti (22 SKS) dan 40%
kurikulm yang mencirikan institusi. Dengan demikian, diharapkan seluruh institusi
pendidikan profesi mempunyai kurikulum inti yang sama.
Kompetensi pendidikan profesi dapat dicapai dengan masa studi 2-3 semester
dengan perhitungan 36 SKS x 16 minggi x 4 jam = 2304 jam. Jika dalam satu minggi 48
jam, maka dibutuhkan masa studi 48 minggi (2304 : 48 jam)
A. Profil Lulusan Pendidikan Profesi
Tahap pendidikan profesi lebih difokuskan pada profil sebagai :
1. Care Provider (Profil peneliti dan pendidik terintegrasi dalam profil Care
Provider)
2. Manajer asuhan klien.
3. Community Leader
B. Kompetensi Lulusan Pendidikan Tahap Profesi
Untuk menjamin kualitas lulusan agar dapat berkomunikasi secara global diperlukan
patokan dalam penentuan kompetensi yang harus dikuasai oleh seorang ners di
berbagai institusi penyelnggara pendidikan ners di seluruh Indonesia.
Kompetensi ini dijabarkan kedalam unit kompetensi :
1. Kompetensi lulusan Pendidikan tahap Profesi di fokuskan pada kemampuan:
a. Berkomunikasi secara efektif dalam menjalin hubungan interpersonal.
b. Melaksanakan asuhan keperawtan profesional di tatanan klinik dan
komunitas menggunakan hasil penelitian, serta menerapkan aspek etik dan
legal dalam praktik keperawatan.
c. Mengaplikasikan fungsi kepimpinan manajemen keperawatan.

AIPNI
Page 131

d. Menggunakan hasil penelitian dalam upaya meningkatkan kualitas asuhan


keperawatan.
2. Unit Kompetensi lulusan Pendidikan tahap Profesi:
a. Mampu melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan
keperawatan.
b. Mampu menggunakan ketrampilan interpersonal yang efektif dalam kerja
tim
c. Mampu menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan
bertanggung jawab.
d. Mampu menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah
klien ditatanan klinik dan komunitas
e. Mampu menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan
legal
f. Mampu memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik, agama
atau faktor lain dari setiap klien yang unik
g. Mampu mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan
kesehatan klien
h. Mampu mendemonstrasikan ketrampilan teknis keperawatan yang sesuai
dengan standar yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif agar pelayanan
yang diberikan efisien dan efektif.
i. Mampu mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam
mengembangkan asuhan keperawatan
j. Mampu membeikan asuhan yang berkualitas ecara holistis kontinyu dan
konsisten
k. Mampu menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien agar
dapat mengambil keputusan untuk dirinya
l.

Manpu mengunakan prinsip-prinsip peningkatan kualitas berkesinambungan


dalam praktik

m. Mampu mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui


pengguanan sstrategi manajemen kualitas dan manajemen resiko
n. Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan yang
berlaku dalam bidang kesehatan
o. Mampu memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan
akontabilitas asuhan keperawatan yang diberikan
p. Mampu mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif
AIPNI
Page 132

q. Mampu mengembangkan potensi diri untuk mengingkatkan kemampuan


professional
r. Mampu dalam mengembangkan profesi keperawatan
s. Mampu menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pemberian
asuhan keperawatan
t. Mampu bekerjasama dengan unsur terkait dimasyarakat dalam menerapkan
asuhan keperawatan komunitas
u. Mampu mengembangkan program yang kreatif dan inovatif ditatanan
komunitas dalam aspek promutif preventif, kuratif dan rehabilitatif
v. Mampu melaksaanakan terapi modalitas/ komplementari sesuai dengan
kebutuhan klien
w. Mengaplikasikan fungsi kepemimpinan dan manajemen keperawtan
x. Mampu merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana ruangan keperawatan
secara berkelompok
y. Mampu mengorganisasikan mamajemen ruangan keperawatan secara
berkelompok
z. Mampu mencegan dan menyelesaikan konflik
aa. Mampu memberikan pengarahan pada anggota timnya
bb. Mampu melakukan evaluasi terhadap anggota timnya
cc. Mampu menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan kondisi
ruangan

AIPNI
Page 133

c. Kaitan Kompetensi, Unit Kmopetensi dan Area Pencapaian


NO.
1.

KOMPETENSI
Berkomunikasi
efektif

dalam

secara

UNIT KOMPETENSI
1.

Mampu melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian Diseluruh area praktik

2.

asuhan keperawatan
keperawatan
Mampu menggunakan keterampilan inter personal yanf efektif

3.

dalam kerja tim


Mampu menggunakan teknologi dan informasi kesehatan

menjalin

hubungan inter personal

AREA PENCAPAIAN

secara efektif dan tanggung jawab


2.

Melaksanakan

asuhan 1.

keperawatan professional di
tatakan

klinik

legal

area

masalah klien kritis, logis dan etis dalam mengembangkan keperawatan

dengan

menerapkan aspek etik dan

Mampu menggunakan proses keperawatn dalam menyelesaikan Diseluruh

prakik
terutama

3.

asuhan keperawatan
area keperwatan medikal
Mampu memberkan asuhan yang secara berkualitas secara
bedah, anak, maternitas,
holistik, kontinyu dan konsisten
dan jiwa
Mampu mengunakan teknologi dan informasi kesehatan secara

4.

efektif
Mamapu menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan

5.

hak klien agar dapat mengambil keputusan untuk dirinya


Mampu menggunakan prinsip-prinsip peningakatan kualitas

2.

AIPNI
Page 134

6. Berkesinambungan dalam praktik


7. Mampu mempertahakan lingkunagn

yang

aman

secara

konsisten melalui penggunaan strategi manajemen kualitas dan


manajemen resiko
8. Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan
kebijakan yang berlaku dalam bidang kesehatan
9. Mampu memberikan dukungan kepeda tim asuhan dengan
mempertahankan

akontabilitas

auhan

keperawatan

yang

diberikan
10.
Mampu mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif
11.
Mampu mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan
12.

kemampuan profesional
Mampu berkontribusi dalam mengembangkan profesi

13.

keperawatan
Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam
pemberian asuhan keperawatan

AIPNI
Page 135

Melaksanakan asuhan

1. Mampu

keperawatan profesional

menyelesaikan masalah klien ditatanan kominitas


gerontik,
2. Mampu bekerjasama dengan unsur terkait dimasyarakat dalam
komunitas
menerapkan suhan komunitas
3. Mampu mengembangkan program yang kretif dan inofatif

ditatanan komunitas

menggunakan

proses

keperawatan

dalam Di

area

keperawatan
kelarga,

dan

ditatanan komunitas dalam aspek promotif preventif, kuratif


dan rehabilitatif
4. Mampu melaksanakan terapi modlitas / komplementasisesuai
dengan kebutuhan klien

4.

Mengaplikasikan

1. Mampu

kepemimpinan dan

berkelompok
bedah, anak,
2. Mampu mengorganisasikan menejemen ruangan keperawatan
komunitas.
secara berkelompok mampu mencegah dan menyelesaikan

manajenen keperawatan

merencanakan

kebutuhan

keperawatan

secara Keperawatan

medikal
jiwa,

dan

konflik di dalam tim


3. Mampu memberikan pengarahan kepada angota tim nya
4. Mampu melakukan evaluasi terhadap anggota tinya
5. Mampu menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan
kondisi

AIPNI
Page 136

D. Struktur Kurikulum Pendidikan Tahap Profesi


Pendidikan tahap profesi merupakan kelajutan dari tahap pendidikan program
sarjana keperawatan dimana tahap ini peserta didik mengaplikasikan teori dan konsep
yang didapat selama proses pendidikan sarjana. Oleh karena itu, pelaksanaan
pendidikan terhadap proffesi harus dilaksanakan dengan memperhatikan prinsipprinsip di bawah ini :
1. Calon peserta pendidikan tahap profesi :
- Lulus pendidikan sarjana keperawatan
- Lulus uji kompetensi (12 kompetensi inti dan kompetensi tambahan yang
diperlukan untuk wahana praktik tertentu)
2. Tersedianya wahana praktek yang kondusif (sarana dan prasarana) untuk
menumbuh kembangkan kemampuan berfikir kritis, menyelesaikan masalah dan
mengambil keputusan sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai.
3. Tersedianya buku pedoman pelaksanaan kegiatan pendidikan tahap profesi, buku
log, dan modul praktik.
4. Tersedianya preseptor/mentor untuk menyelengarakan pendidikan profesi.
5. Pelaksanaan kegiatan pendidikan profesi berorentasi pada tahap pembelajaran
sederhana ke kompleks dengan memfokuskan pada pengetahuan, kertampilandan
sikap untuk mencapai kompetensi profesional seorang ners.
Matrik sebaran Mata kuliah pendidikan Profesi
Stase

Mata Kuliah

Jumlah SKS
Kurikulum
Kurikulum

inti
institusi
Keperawatan Medikal Bedah
5
Keperawatan Anak
2
Keperawatan Maternitas
3
Keperawatan Jiwa
2
Menejemen Keperawatan
2
Keperawatan Gadar
2
Keperawatan gerontik
2
Keperawatan Keluarga dan Komunitas
4
Jumlah
22
36
Penatalaksanaan : Stase I-VIII dapat dilaksanakan secara paralel dan tidak prasyarat
I
II
III
IV
V
VI
VII
VII

karena diasumsikan setiap lilisan pendidikan tahap akademik telah memiliki kompetensi
yang diperlukan untuk tahap profesi.
E. Deskripsi mata kuliah
1. Mata Kuliah
Beban Studi

: Keperawatan Medikal Bedah


: 5 SKS

Deskripsi Mata Kuliah


Praktik profesi keperawatan medikal bedah merupakan program yang menghantarkan
mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk dapat menerima pendelegasian kewenangan
secara bertahap ketika melakukan asuhan keperawatan profesional, memberikan
pendidikan kesehatan, menjalankan fungsi advokasi pada klien, membuat keputusan
legal dan etik serta mengunakan hasil penelitian terkini yang berkaitan dengan
keperawatan pada orang dewasa. Praktik Profesi Keperawatan Medikal Bedah
mencakup asuhan keperawatan pada klien dewasa dalam konteks keluarga yang
mengalami masalah pemenuhan daarnya akibat gangguan satu sistem (organ) atau
beberapa sistem (organ) tubuhnya.
Kompetensi :
Setelah mengikuti praktik profesi Keperawatan Medikal Bedah mahasiswa mampu :
a.

Melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan keperawatan pada

b.
c.

orang dewasa.
Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim
Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan bertanggung

d.

jawab
Menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah klien dewasa
ditatanan klinik dengan gangguan :
- Termoregulasi : Thypoid
- Oksigenasi akibat ARDS, Pneuminia, Asma, Anemia, Dekompesasio cordis,
-

Ca paru
Eliminasi : Ileus Ca saluran cerna, BPH.
Pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit : Diare, DHF, ARF/CRF,

e.
f.

Pankreatitis akut, Koleliasis akut.


- Nutrisi : DM, Hipo/hipertiroid.
- Keamanan fisik : Leukimia, Stroke, Cirhep, Hepatitis, HIV/AIDS.
- Mobilitas fisik : Fraktur.
Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dal ilegal
Memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik, agama atau faktor lain

g.

dari setiap klien yang unik.


Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan kliean

h.

dewasa
Mendemonstrasikan ketrampilan teknik keperawatan yang sesuai dengan standart
yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif agar pelayanan yang diberikan efisien
dan efektif

i.

Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dala mengembangkan asuhan

j.
k.

keperawatan oramh dewasa


Memberikan asuhan yang berkualitas secara holistik, kontinyu dan konsisten
Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien agar dapat

l.

mengambil keputusan untuk dirinya


Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan

strategi manajemen kualitas dan manajemen resiko.


m. Melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijaksanaan yang berlaku
n.

dalam bidang kesehatan.


Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan akontabilitas

o.
p.
q.
r.

asuhan keperawatan yang diberikan


Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif
Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan profesional
Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan
Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pemberian asuhan
keperawatan

Metoda Pembelajaran
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Pre dan post conference


Tutorial individual yang diberikan preseptor
Diskusi kasus
Case report dan overan dinas
Pendelegasian kewenangan bertahap
Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi / keperawatan terkini
Problem solving for better health (PSBH)
Belajar berinovasi dalam pengolahan asuhan.

Metoda evaluasi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Log book
Direct Observasional of prosedure skill
Case test / uji kasus (SOCA- Student Oral Case Analysis)
Critical insidence report
OSCE
Problem solving skill
Kasus lengkap, kasus singkat
Portfolio

Daftar Referensi :
Harus tercantum minimal 3 buku teks dan 3 alamat web terkait artikel terkini.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

2. Mata Kuliah
: Keperawatan Anak
Beban Studi
: 2 SKS
Deskripsi Mata Kuliah
:
Praktik profesi keperawatan anak merupakan program yang menghantarkan mahasiswa
dalam adaptasi profesi untuk menerima pendelegasian kewenangan secara bertahap
dalam melakukan asuhan keperawatan profesional yang aman dan efektif, memberikan
pendidikan kesehatan, menjalankan fungsi advokasi pada klien anak dan keluarganya,
membuat keputusan legal dan etik serta menggunakan hasil penelitian terkini yang
berkaitan dengan keperawatan pada anak.
Praktik profesi keperawatan anak mencakup anak dengan berbagai tingkat usia
(neonatus, bayi, toddler, pra sekolah, sekolah dan remaja) dalam knteks keluarga yang
bertujuan untuk optimalisasi pertumbuhan dan perkembangan pada anak sehat, anak
sakit akut dan sakit yang mengancam kehidupan, dengan anak masalah pediatric sosial
dan manajemen terpadu balita sakit, dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan ditatanan klinik.
Kompetensi :
Setelah menyelesaikan praktik profesi keperawatan anak mahasiswa mampu :
a. Melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan keperawatan anak
b.
c.

dengan berbagai tingkat usia dalam konteks keluarg


Menggunakan ketrampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim
Menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan bertanggung

d.

jawab
Menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah klien aanak pada
berbagai tingkat usia dalam konteks keluarga ditatanan klinik
- Bayi dan anak dengan gangguan termoregulasi : MAS, RDS, BBLR, Thypoid,
-

morbili
Bayi dan anak dengan gangguan oksigenerasi akibat RDS, Pneumonia, Asma,

Anemia, Thalasemia
Bayi dan anak dengan gangguan eliminasi akibat kelainan congenital :

Hirschprung, Atresia Anni, Hypospadia, Labiopalatoschiziz


Bayi dan anak dengan gangguan pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit :

Diare, DHF, NS
Bayi dan anak dengan nutrisi : KEP/ malnutrisi, Juvenile DM, obesitas
Bayi dan anak dengan gangguan pertubuhan dan perkembangan

Bayi dan anak dengan gagguan keamanan fisik : Leukimia, ITP,

e.

Trombositopenia, meningitis / Enchepalitis, Hyperbilirubinemia, Kejang


Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal pada klien

f.

anak dalam konteks keluarga


Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan klien

g.

ank dalam konteks keluarga


Mendemonstrasikan keterampilan tekniskeperawatan yang sesuai dengan standarta
yang berlakuatau secara kreatif dan inivatif agar pelayanan yang diberika efisien

h.

dan efektif pada klien anak


Menggembangkan popla pikir kritis, logis, dan etis dalam mengembangkan asuhan

i.

keperawatan pada klien anak dalam konteks keluarga


Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien dan keluarga agar

j.

dapat mengambil keputusan untuk dirinya


Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan
stratedi manejemen kualitas dan manajemen resiko pada klien anak dalam konteks

k.

keluarga
Membuat klasifikasi dan tindakan dari kasus yang diperoleh di Pukesmas, dengan

l.

pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)


Memberikan asuhan keperawatan pada anak dengan pendekatan Manajemen

Terpadu Balita Sehat di masyarakat


m. Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan akontabilitas
n.
o.
p.
q.

asuhan keprawatan yang diberiakan


Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif
Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional
Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan
Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pemberian asuhan
keperawatan

Metode Pembelajaran
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Pre dan post conference


Tutorial individual yang diberikan preseptor
Diskusi kasus
Case report dan overan dinas
Pendelegasian kewenangan bertahap
Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi / keperawatan terkini
Problem solving for better health (PSBH)
Belajar berinovasi dalam pengolahan asuhan.

Metoda evaluasi :
1. Log book
2. Direct Observasional of prosedure skill

3. Case test / uji kasus (SOCA- Student Oral Case Analysis)


4. Critical insidence report
5. OSCE
6. Problem solving skill
7. Kasus lengkap, kasus singkat
8. Portfolio
Daftar Referensi :
Harus tercantum minimal 3 buku teks dan 3 alamat web terkait artikel terkini.
Daftar Pustaka
Ball. J. W., & Bindler, R. C. (2003). Pediatric nursing : caring for Children. New Jersey
: prentice hall
Barbara, V. W. et. Al. 2000. Nursing Care of the General pediatric Surgisal Patient.
Maryland : Aspen publication
Bowden, V. R., Dickey, S. B., & Greenberg, C. S. (1998). Children and their families :
The continuum of care. Philadelphia: W.B. Saunders Company.
Hay, W, et. Al. 1997. Current pediatric Diagnosis and Treadment, Connecticut :
Appleton dan Lange.
Hockenberry, M. J & Wilson, D. (2007). Wongs Nursing Care of Infants and Children.
(8th edition). Canada : Mosby Company.
Hockenberry,Wilson. (2008). Wongs Essentials of Pediatric Nursing. (8th ed.). St.
Louis: Mosby Elseiver
Karen, M.S. 1996. Wellness Nursing Diagnosis for Health Promotion. Philadelphian
:Lippincott.
Mott, SR., James, S.R., & Sperhac, A.M 1990. Nursing Care of Children and Families.
Readwood City : Addison Wesley
Muscari, M.E. (2001). Advanced pediatricclinical assessment: Skills and procedures.
Philadelphia: Lippincot
Markum, A.H.(1999). Buku ajar ilmu kesehatan anak. Jilid 1. Jakarta: fakultas Ilmu
Kedokteran Unuversitas Indonesia
Wong and Whaley. 1996. Clinical Manual of Pediatric Nursing, St. Louis : Mosby Year
Book
Wong, D.I., Kasprisin C & Hess, C., (1996). Clinical manual of pediatric nursing, St.
Louis : Mosby.
Wong, D.L., & Hockenberry, M. J. (2003). Nursing Care of Infants and Children. (7th
edition)St. Louis : Mosby.
1.

Mata Kuliah : Keperawatan Maternitas


Beban
: 3 SKS
Deskripsi Mata Kuliah
Praktik profesi keperawatan maternitas merupakan program yang menghantarkan
mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk menerima pendelegasian kewenangan

secara bertahap dalam melakukan asuhan keperawatan professional, memberikan


pendidikan kesehatan, menjalankan fungsi advokasi pada klien, membuat keputusan
legal dan etik serta menggunakan hasil penelitian terkini yang berkaitan dengan
keperawatan
Maternitas dalam konteks keluarga
Praktik profesi keperawatan maternitas dilakukan secara bertahap dimulai dari
prenatal, intranatal dan post natal serta yang mengalami masalah pada sistem
reproduksi dan pengaturan kehamilan.
Kompetensi
Setelah mengikuti praktik profesi keperawatan maternitas mahasiswa mampu:
a. Melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan keperawatan pada
ibu hamil, melahirkan dan paska melahiran serta yang mengalami masalah pada
system reproduksi dan pengaturan kehamilan dan keluarganya.
b. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim.
c. Mengguakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan bertanggung
jawab
d. Mengguanakan proses keperawatan pada ibu hamil melahirkan dan paska
melahirkan serta yang mengalami masalah pada system reproduksi dan
pengaturan kehamilan
e. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal :
merencanakan program keluarga berencana.
f. Memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik, agama atau factor
lain dari setiap klien yang unik
g. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan ibu
hamil, melahirkan, paska melahirkan, masalah pada system reproduksi dan
pengaturan kehamilan.
h. Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai dengan standat
yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif agar pelayanan yang diberikan
efisien dan efektif.
i. Mengembangkan pola kritis logis dan etis dalam mengembangkan asuhan
keperawatan maternitas.
j. Memberikan asuhan yang berkualitas secara holistik, kontinyu dan konsisten.
k. Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien agar dapat
mengambil keputusan untuk dirinya
l. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan
strategi mamajemen yang kualitas dan manajemen resiko

m. Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan akontbilitas


n.
o.
p.
q.

asuhan keperawatan yang diberikan.


Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif
Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional
Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan
Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pemberian asuhan
keperawatan maternitas.

Metode Pembelajaran
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Pre dan post conference


Tutorial individual yang diberikan preseptor
Diskusi kasus
Case report dan overan dinas
Pendelegasian kewenangan bertahap
Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi / keperawatan terkini
Problem solving for better health (PSBH)
Belajar berinovasi dalam pengolahan asuhan.

Metoda evaluasi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Log book
Direct Observasional of prosedure skill
Case test / uji kasus (SOCA- Student Oral Case Analysis)
Critical insidence report
OSCE
Problem solving skill
Kasus lengkap, kasus singkat
Portfolio

Daftar Pustaka
Doenges Marilynn E, Moorhouse Mary Frances, Murr Alice C. 2006. Nursing plans
Guidelines for Individualizing Client Care Across The Life Span. 7 th Edition. F.A.
Davis Company. Philadelphia
Gulanick Meg, Myers Judits L. 2007. Nursing Care Plans : Nursing diagnosis and
Intervension. 6th Edition. St. Louis . Mosby.
Jensen Margaret Duncan dan Bobak Irene M. 1985. Maternity and Gynecology care The
Nurse ang the family. The C.V. Mosby Company. St. Louis. Toronto. Princeton.
Kozier Barbara, Erb Glenora, Berman Audrey, Snyder Shirlee J. 2004 Fundamentals of
Nursing Concepts, Process, and Practice. 7th Edition. Person Education, Inc. Upper
Saddle River. New Jersey. United stated of Amerika.
Lowdermik Deitra Leonard, Perry Shannon. E, Bobak Irene m. 1999. Maternity
Nursing. Fight edition. Mosby. St. Louis London. Philadelphia, Sydney, Toronto

May katharyn Antle and Mahlmeister laura Rose. 1990. Comprehensitive Maternity
Nursing Process and Childbearninf Family . J.b. Lippincott Company Philadelphia.
Grand Rapids, Newyork, St. Louis, San Francisco, London, Sydney, Tokyo.
Neeson Jean D dan May Katharyn A. 1986. Comprehensive Maternity Nursing Nursing
Process and Childbearing Family. J.B. Lippincott Company Philadelphia. London
Mexico City, Newyork, St. Louis Sao Paolo Sydney.
Niswander Kenneth R. 1983. Manual of Obstetri Diagnosis and Therapy. Second
Edition. Little, Brown and Company, Boston Medical Science International, Ltd,
Tokyo.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------2.

Mata ajar
: Keperawatan Gerontik
Beban Studi
: 2 SKS
Prasyarat
: Telah melalui praktek
Deskripsi Mata Ajar :
Praktik profesi keperawatan gerontik merupakan program yang menghantarkan
mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk menerima pendelegasian kewenangan
secara bertahap dalam melakukan asuhan keperawatan professional, memberikan
pendidikan kesehatan, menjalankan fungsi advokasi pada klien, membuat keputusan
legal dan etik serta menggunakan hasil penelitian terkini yang berkaitan dengan
keperawatan gerontik.
Praktik profesi keperawatan gerontik berfokus pada klien usia lanjut dengan masalah
kesehatan yang bersifat actual, resiko dan potensial serta untuk meningkatkan
kualitas hidup klien.
Kompetensi
Setelah mengikuti praktik profesi keperawatan Gerontik mahasiswa mampu:
a. Melakukan komunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan keperawatan pada
klien usia lanjut.
b. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim.
c. Mengguakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan bertanggung
jawab
d. Mengguanakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah klien usia
lanjut.

Oksigenasi akibat COPD, Pneumonia Hipostatik, Dekompensasio cordis,

hipertensi.
Eliminasi : BPH.
Pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit : Diare.


Nutrisi : KEP.

Keamanan fisik dan mobilitas fisik : Fraktur, arthritis.


e. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal.
f. Memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik, agama atau factor
g.

lain dari setiap klien lanjut yang unik


Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan

klien usia lanjut.


h. Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai dengan standat
yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif agar pelayanan yang diberikan
efisien dan efektif.
i. Mengembangkan pola kritis logis dan etis dalam mengembangkan asuhan
keperawatan usia lanjut.
j. Memberikan asuhan yang berkualitas secara holistik, kontinyu dan konsisten.
k. Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien agar dapat
mengambil keputusan untuk dirinya
l. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan
strategi mamajemen yang kualitas dan manajemen resiko
m. Melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan yang berlaku dalam
bidang kesehatan.
n. Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan akontabilitas
o.
p.
q.
r.

asuhan keperawatan yang diberikan.


Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif
Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional
Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan
Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pemberian asuhan
keperawatan.

Metoda evaluasi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Log book
Direct Observasional of prosedure skill
Case test / uji kasus (SOCA- Student Oral Case Analysis)
Critical insidence report
OSCE
Problem solving skill
Kasus lengkap, kasus singkat
Portfolio

Daftar Pustaka
Departemen Kesehatan RI. Program Pemerintah Tentang Kesehatan Gerontik
Lueckenotte (1996). Gerontologic nursing, St. Louis: Mosby Book, Inc.

Miller, C. (1995). Nursing care of older adult, theory and practice. Second edition.
Philadelphia: J.B. Lippincott company..
Taylor, Carrol et all. (2004). Fundamental of Nursing. Philadelphia: J.B. Lippincott
company.
Tyson, S.R. (1999). Gerontological nursing care. Philadelphia: W.B. Saunders
company.
Wold, G.H. (1999). Basic geriatric nursing. Second edition. Toronto: Mosby.
---------------------------------------------------------------------------------------------------------3.

Mata Ajar
: Keperawatan Jiwa
Beban Studi
: 2 SKS
Deskripsi Mata Ajar
Praktik profesi keperawatan jiwa merupakan tahapan program yang menghantarkan
mahasiswa ketika adaptasi profesi untuk menerima pendelegasian kewenangan
secara bertahap dalam melakukan asuhan keperawatan jiwa yang diberikan kepada
individu, keluarga dan masyarakat baik yang sifatnya preventif, promotif, kuratif dan
rehabilitatif serta memberikan pendidikan kesehatan, menjalankan fungsi advokasi
pada klien, membuat keputusan legal dan etik serta menggunakan hasil penelitian
terkini yang berkaitan dengan keperawatan jiwa.
Praktik profesi keperawatan jiwa berfokus pada penerapan asuhan keperawatan pada
klien dengan masalah kesehatan jiwa dalam konteks keluarga dan masyarakat
melalui penerapan terapi modalitas keperawatan.
Kompetensi
Setelah mengikuti praktik profesi keperawatan maternitas mahasiswa mampu:
a. Melakukan komunikasi yang terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan
pada klien, dengan gangguan jiwa.
b. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim.
c. Mengguakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan bertanggung
jawab
d. Memberikan asuhan keperawatan kepada individu, anak dan keluarga yang
mengalami masalah adaptasi bio-psiko- sosio-spiritual terutama masakah
gangguan jiwa dengan cora problem; Hallusinasi, Waham, Harga Diri Rendah,
Isolasi Sosial, Bunuh Diri, perilaku Kekerasan dan dan Definsit Perawat Diri.
Peerta praktik melakukan proseskeperawatan jiwa.
e. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal

f. Memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik, agama atau factor
g.

lain dari setiap klien yang unik


Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan

klien. Berlaku
h. Medemontrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai dengan standar
yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif agar pelayanan yang diberikan
efesien dan efektif.
i. Mengembangkan pola pikir kritis, logis, dan etis dalam mengembangkan asuhan
keperawtan jiwa.
j. Memberikan asuhan yang berkualitas secara holistik, kontinyu dan kosisten.
k. Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien agar dapat
mengambil keputusan untuk dirinya.
l. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan
strategi manajemen kualitas dan manajemen resiko.
m. Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan akontabilitas
n.
o.
p.
q.

asuhann keperawatan yang diberikan.


Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif.
Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional
Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan
Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pemberian asuhan
keperawatan

Metode Pembelajaran
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pre dan post conference


Tutorial individual yang diberikan preceptor
Diskusi kasus
Case report dan overan dinas
Pendelegasian kewenangan bertahap
Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi kesehatan/ keperawatan

terkini
7. Problem solving for better health (PSBH)
8. Belajar berinovasi dalam pengolahan asuhan.
Metoda evaluasi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Log book
Direct Observasional of prosedure skill
Case test / uji kasus (SOCA- Student Oral Case Analysis)
Critical insidence report
OSCE
Problem solving skill
1. Kasus lengkap, kasus singkat
2. Portfolio

Daftar Pustaka

Doenges M.E, Townsend, M.C and Moorhouse, M.F (1998), Psychiatric Care plans
Guidelines for Individualizing Care Ed. 3. Philadelphia : F.A Davis Company
Fortinash, C, M and Holloday, P.A (1991). Psychiatric Nursing Care Plan St. Louis :
Mosby
Fountainne, Fletcher (1995). Essential of Mental Healt Nursing. Addison Wesley
California.
Keltner, Schewecke, Bostrom. (1999). Psychiatric Nursing. Mosby, St.Louis.
Kozier, B (1997). Foundamentals of Nursing, Conceps, Prosess and Practice, Fifth
Edition, Addison Publising Company. California,
Potter. P (1997). Foundamentals of Nursing, Conceps, Prosess and Practice. Founth
Edition. Mosby, St. Louis
Rawlin, R.P and and Heacock, P.E (1993). Clinical Manual of Psychiatric nursing, St.
Stuart S, Laraia (2003). Principles and practice of Psychiatric Nursing. 7

th

edition. Mosby, St. Louis.


Taylor C (1997). Foundamental of Nursing, The Art and Science of Nursing Care
Philadelphia.. Lippincontt.
.....

6.

Mata Kuliah : Keperawatan Gawat Darurat


Beban
: 2 SKS
Deskripsi Mati Kuliah
Praktik profesi keperawatan gawat darurat merupakan program yang
menghantarkan mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk menerima pendelegasian
kewenangan secara bertahap dalam melakukan asuhan keperawatan, memberikan
pendidikan kesehatan, menjalankan fungsi advokasi pada klien, membuat keputusan
legal dan etik serta menggunakan menggunakan salah satu referensi dari hasil
penelitian yang berkaitan dengan keperawatan gawat darurat.
Praktik profesi keperawatan gawat darurat mencakup asuhan keperawatan
dalam konteks keluarga pada klien dengan berbagai tingkat usia yang mengalami
masalah pemenuhan kebutuhan dasarnya akibat gangguan salah satu sistem (organ)
ataupun beberapa sistem (organ) tubuhnya dalam keadaan gawat darurat.
Kompetensi
Setelah mengikuti praktik profesi keperawatan maternitas mahasiswa mampu:
a. Melakukan komunikasi yang terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan
pada klien, dengan berbagai tingkat usia dalam keadaan gaswat darurat.
b. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim.

c. Mengguakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan bertanggung


jawab
d. Menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaiakan masalah klien pada
berbagai tingkat usia dalam keadaan gawat darurat akibat gangguan :
Termoregulasi : Trauma kapitis
Oksigenasi : Infark Miokard, Gagal nafas, trauma thoraks
Pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit : DM dengan ketoasidosis, krisis
tiroid.
Keamanan fisik : keracunan, sengatan binatang, berbisa.
e. Menggunakan langkah-langkah pengambilan keputusan etis dan legal pada klien
dengan berbagai tingkat usia dalam keadaan gawat darurat.
f. Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan
klien. dengan berbagai tingkat usia dalam keadaan gawat darurat.
g. Medemontrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai dengan standar
yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif agar pelayanan yang diberikan
efesien dan efektif pada klien dengan berbagai tingkat usia dalam keadaan gawat
darurat
h. Mengembangkan pola pikir kritis, logis, dan etis dalam mengembangkan asuhan
keperawtan pada klien denagan berbagai tingkat usia dalam keadaan gawat
darurat (Triage)
i. Menjalankan fungsi advokasi pada klien dengan berbagai tingkat usia dalam
keadaan gawat darurat untuk mempertahankan klien agar dapat mengambil
keputusan untuk dirinya.
j. Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan
strategi manajemen kualitas dan manajemen resiko pada klien dengan berbagai
tingkat usia dalam keadaan gawat darurat.
k. Melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan yang berlaku dalam
bidang kesehatan.
l. Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan akontabilitas
m.
n.
o.
p.

asuhan keperawatan yang diberikan


Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif
Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional
Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan
Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pemberian asuhan
keperawatan

Metode Pembelajaran
1. Pre dan post conference
2. Tutorial individual yang diberikan preseptor

3.
4.
5.
6.

Diskusi kasus
Case report dan overan dinas
Pendelegasian kewenangan bertahap
Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi kesehatan/ keperawatan

terkini
7. Problem solving for better health (PSBH)
8. Belajar berinovasi dalam pengolahan asuhan.
Metoda evaluasi :
1. Log book
2. Direct Observasional of prosedure skill
3. Case test / uji kasus (SOCA- Student Oral Case Analysis)
4. Critical insidence report
5. OSCE
6. Problem solving skill
7. Kasus lengkap, kasus singkat
8. Portfolio
Daftar Referensi :
Harus tercantum minimal 3 buku teks dan 3 alamat web terkait artikel terkini.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

7.

Mata Kuliah : Manajemen Keperawatan


Beban : 2 SKS
Deskripsi Mati Kuliah
Praktik profesi manajenen keperawatan

merupakan

program

yang

menghantarkan mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk dapat menerapkan konsep


konsep yang berhubungan dengan manajemen & kepemimpinan dalam pelayanan
keperawatan yang sesuai dengan keadaan saat ini.
Praktik profesi keperawatan manajenen keperawatan mencakup perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian dengan menerapkan berbagai gaya
kepemimpinan yang efektif. Selama praktek mahasiswa memprakarsai perubahan
yang efektif dan inovatif dalam asuhan keperawatan dan pelayanan keperawatan.
Kompetensi
Setelah mengikuti praktik profesi keperawatan maternitas mahasiswa mampu:
a. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim.
b. Mengguakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan bertanggung
jawab
c. Mengaplikasikan fungsi kepemimpinan dan manajemen keperawatan
d. Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana ruangan keperawatan secara
berkelompok

e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.

Mengorganisasikan manjemen ruangan keperawatan secara berkelompok


Mencegah dan menyelesaiakan konflik didalam timnya
Memberikan pengarahan kepada anggota timnya
Melakukan supervisi terhadap anggota timnya
Melakukan evaluasi terhadap timnya
Menerapkan gaya kepemimpinan yang efektif sesuai dengan kondisi ruangan
Melaksanakan perubahan dalam asuhan dan pelayanan perawatan.
Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui penggunaan

strategi manajemen kualitas dan manajemen resiko.


m. Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan akontabilitas
n.
o.
p.
q.

asuhan keperawatan yang diberikan.


Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif.
Mengembangakan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional.
Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan.
Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pengelolaan klien.

Metode pembelajaran.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Pre dan conference.


Tutorial individual yang diberikan preceptor.
Diskusi kasus.
Case report dan overan dinas.
Pendelegasian kewenangan bertahap.
Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi kesehatan/keperawatan terkini.
Problem solving for better health (PSBH)
Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan.

Metode Evaluasi:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Log book.
Direct Observasional of Prosedure skill.
Case test/uji kasus (SOCA-Student Oral Case Analysis).
Critical insindence report.
OSCE.
Problem solving skill.
Kasus lengkap, kasus singkat.
Portfolio.

Daftar Pustaka
Sullivan,J.E.,et all (2001) Effective leadership and management in nursing .New
Jersey:Prentice-Hall
Barret Jean et all (1975). The Head Nurse,Her Ladership Role
Gilliies, D.A. (1994). Nursing management: A System approach. Philadelphia: W.B
Kron (1981). The Manegement of Patient Care. Putting Leadership Skills to
Work. WB Saunders
Marriner AT (1996) Nursing Management and Leadership. St. Louis: The CV Mosby

Marquis, B. L., (2000). Leadership roles and management functions nursing.


Philadelphia: Lippincott.
Swansburg, R. C., & Swansburg, R. J. (1998). Introductory management and
Leadership for Nurses. London : Jones and Bartlett Publisher.
Roussel, L. , Swansburg, R. C.,& Swansburg, R. J (2006). Nursing management and
leadership. Sudbury: Jones and Bartlett Publisherrs
8.Mata ajar : Keperawatan keluarga dan komunitas
Beban Studi

: 4 SKS

Deskripsi Mata Kuliah :


Praktik profesi keperawatan keluarga dan komunitas merupakan tahapan program
yang menghantarkan mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk menerima pendelegasian
kewenangan secara bertahap dalam melakukan asuhan keperawatan untuk pencegahan
primer, sekunder dan tersier kepada individu, keluarga, kelompok, dan komunitas
dengan masalah kesehatan yang bersifat actual, risiko dan potensial, menjalankann
fungsi advokasi, membuat keputusan legal dan etik serta menggunakan hasil penelitian
terkini terkait dengan keperawatan keluarga dan komunitas. Praktik profesi keperawatan
keluarga dan komunitas berfokus kepada kebijakan dan program pemerintahan tentang
kesehatan masyarakat, pemberdayaan keluarga dan masyarakat melalui kerjasama
dengan lintas program dan sektoral.
Kompetensi :
Setelah melaksanakan praktek profesi keperawatan keluarga dan komunitas mahasiswa
memiliki kemampuan :
a.

Melakukan kmunikasi yang efektif dalam pemberian asuhan keperawatan pada

b.
c.

individu, keluarga, kelompok dan komunitas.


Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim.
Mengunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif dan bertanggung

d.

jawab.
Menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah-masalah yang

e.

terkait dengan individu, keluarga, kelompok dan komunitas.


Bekerjasama dengan unsur terkait di masyarakat dalam menerapkan asuhan

f.
g.

keperawatan komunitas.
Menggunakan langkah- langkah pengambilan keputusan etis dan legal.
Memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai etnik, agama atau faktor lain
dari setiap individu, keluarga, masyarakat dan komunitas klien yang unik.

h.

Mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan secara

i.

individu, keluarga, masyarakat dan komunitas.


Mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai dengan standar
yang berlaku atau secara kreatif dan inovatif agar pelayanan yang diberikan efisien

j.

dan efektif.
Mengembangkan program yang kreatif dan inovatif di tatanan komunitas dalam
aspek promotif preventif, kuratif dan rehabilitative melalui pemberdayaan

k.

masyarakat.
Mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan asuhan

keperawatan keluarga dan komunitas.


l. Memberikan asuhan yang berkualitas secara holistik, kontinyu dan konsisten.
m. Menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak individu, keluarga,
n.

masyarakat dan komunitas agar dapat mengambil keputusan.


Mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui pengunaan

o.

strategi manajemen kualitas dan manajemen resiko.


Memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan akontabilitas

p.
q.
r.
s.

asuhan keperawatan yang diberikan.


Mewujudkan lingkungan bekerja yang kondusif.
Mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan professional.
Berkontribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan.
Menggunakan hasil penelitian untuk diterapkan dalam pemberian asuhan

t.

keperwatan.
Mampu melaksanakan terapi modalitas/ komplementari sesuai dengan kebutuhan
klien.

Daftar Pustaka :
Clark, M.J.,(1999) Nursing in the community: dimensions of community health
nursing. Third edition. California: Appleton & Lange.
Effendy, N., (1998) Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat. Edsi 2.
Jakarta: EGC
Freeman, R., Heirinch, J.(1981) Community nursing practice. Philadelphia: W.B.
Saunders
Luan, B.M. (2007).Rencana Asuhan Keperawatan Komunitas. Jakarta: STIK Sint
Carolus Notoatmodjo, S., (2003) Ilmu kesehatan masyarakat: Prinsip- prinsip
dasar. Jakarta: Rieka Cipta.
Stanhope, M., Lancaster, J. (1995). Community health nursing: Process and practice for
promoting health. St. Louis: Mosby years books

Metode pembelajaran
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Pre dan post conference.


Tutorial individual yang diberikna preceptor.
Diskusi kasus.
Case report dan overan dinas.
Pendelegasian kewenangan bertahap.
Seminar kecil tentang klien atau ilmu dan teknologi kesehatan/keperawatan terkini.
Problem solving for better health (PSBH)
Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan.

Metode Evaluasi:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Log book.
Direct Observasional of Prosedure skill.
Case test/uji kasus (SOCA-Student Oral Case Analysis).
Critical insindence report.
OSCE.
Problem solving skill.
Kasus lengkap, kasus singkat.
Portfolio.

Daftar Referensi:;
Harus tercantum minimal 3 buku teks dan 3 alamat web terkait artikel terkini.

METODE DAN EVALUASI PEMBELAJARAN

Pembelajaran pada pendidikan ners dengan kurikulum Berbasis Kompetensi


menggunakan berbagai metode pembelajaran yang berfokus pada mahasiswa / Student
Centered Learning (SCL). Metode pembelajaran pada program pendidikan Sarjana
Keperawatan dan program pendidikan profesi.
A. Metode Pembelajaran dan Evaluasi pada tahap akademik pendidikan Sarjana
Keperawatan
1. Metode pembelajaran pada pendidikan Sarjana Keperawatan di antaranya :
a. Small Group Discussion : mempelajari dan menjalankan suatu peran yang
ditugaskan kepadanya atau mempraktekan /mencoba berbagai model
b.

(komputer) yang telah disiapkan


Role-Play & Simulation : mempelajari dan menjalankan suatu peran yang
ditugaskan kepadanya atau

mempraktekan / mencoba berbagai model

c.

(komputer) yang telah disiapkan


Case Study : mengkaji kasus dengan mencermati karakteristik kondisi kasus

d.

tersebut
Discovery

e.

informasi yang ada untuk mendiskripsikan suatu pengetahuan


Self Directed Learning (SDL) : merencanakan kegiatan

f.

melaksanakan, dan menilai pengalaman belajarnya sendiri


Cooperative Learning (CL) : Membahas dan menyimpulkan masalah/tugas

g.

yang diberikan dosen secara berkelompok


Collaborative Learning (CbL) : Bekerja sama dengan anggota kelompoknya

Learning (DL) : mencari, mengkumpulkan, dan menyusun


belajar,

dalam mengerjakan tugas serta membuat rancangan proses dan bentuk


h.

penilaian berdasarkan konsensus kelompoknya sendiri


Contextual Instruction (CL) : Membahas konsep (teori) kaitanya dengan
situasi nyata dan melakukan studi lapang / terjun di dunia nyata untuk

i.

mempelajari kesenian teori


Project Based Learning (PjBL) : Mengerjakan tugas (berupa proyek) yang
telah dirancang secara sistematis dengan menunjukan kinerja dan

j.

mempertanggung jawabkan hasil kerjanya di forum


Problem Based Learning and Inquiry (PBL) : Belajar dengan menggali/
mencari informasi (inquiry) serta memanfaatkan informasi tersebut untuk
memecahkan masalah faktual/ yang dirancang oleh dosen

2. Evaluasi

Pembelajaran

pada

tahap

akademik

Pendidikan

Sarjana

Keperawatan
Evaluasi merupakan penilaian yang menunjukan keadaan atau kondisi
akhir saat ini (Brown & Knight, 1994). Materi evaluasi disusun berdasarkan tujuan
belajar dan kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik.
2.1 Tujuan Evaluasi.
a.
b.
c.
d.
e.

Evaluasi hasil pembelajaran dilakukan dengan tujuan :


Sebagai umpan balik peserta didik dalam meningkatkan usaha belajarnya
Sebagai umpan balik bagi dosen akan perkuliahan yang dilakukannya
Untuk menjamin akuntabilitas proses pembelajaran
Untuk memotivasi peserta didik
Untuk mendiagnosis kekuatan dan kekurangan peserta didik

2.2 Metode Penilaian


a.

Evaluasi Kompetensi
Beberapa metode evaluasi kompetensi yang dapat dilakukan, salah satunya
dengan mengukur tingkat kemampuan peserta didik (Millers Pyramid):
Skor 1 Mengetahui dan menjelaskan
(Pengetahuan teoristis mengenai keterampilan ini, baik konsep, teori,
prinsip, maupun indikasi, cara melakukan, komplikasi, dan sebagainya)
Skor 2 Pernah melihat atau pernah melihat atau pernah mendemontrasikan
(Memiliki pengetahuan teoristis mengenai keterampilan dan pernah
melihat demonstrasi)
Skor 3 Pernah melakukan atau pernah menerapkan di bawah supervise
(Memiliki pengetahuan teoristis mengenai keterampilan dan pernah
menerapkan keterampilan ini beberapa kali dibawah supervise.
Skor 4 Mampu melakukan secara mandiri (memiliki pengetahuan teoritis
mengenai

keterampilan

ini

dan

memiliki

pengalaman

untuk

menggunakan dan menerapkan keterampilan secara mandiri.


b. Strategi Evaluasi Penilaian
Metode evaluasi yang digunakan untuk mengukur pencapaian kompetensi :
a. OSCE (Objective Stuctured Clinical Examination)
b. Test Tertulis (Esay, MCQs, Short Answer Question)
c. Permasalahan (Case Study)
d. Reflective Learning
e. Observasi

f.
g.
h.
i.

Oral Test
Presentasi
Projek
Laporan

c. Evaluasi Proses
1. Evaluasi Pelaksaan
2. Evaluasi Dosen oleh Mahasiswa
3. Evaluasi Dosen oleh Dosen
B. Metode Pembelajaran dan Evaluasi pada Program Profesi Keperawatan
Metode pembelajaran pada tahap profesi berfokus pada pelaksanaan
pendelegasian kewenangan dari preceptor kepada peserta didiknya.Sedangkan
kegiatan evaluasi pada tahap profesi ini lebih terfokus pada pembuktian bahwa
peserta didik telah memiliki kompetensi yang ditetapkan dan disertai dengan
kemandirian dalam menjalankan kompetensinya sebagai cerminan kewenangan
telah dimiliki.
Metode pembelajaran pada pendidikan program profesi
Metode belajar peserta didik pada tahap profesi ini meliputi:
- Diskusi kasus
- Presentasi Kasus
- Seminar ilmiah kecil
- Kegiatan procedural keperawatan
- Asuhan keperawatan klien (bertahap)
- Rotasi tugas sesuai preceptor
Evaluasi Pendidikan Program Profesi
- Log book.
- Direct Observasional of Prosedure skill.
- Case test/uji kasus (SOCA-Student Oral Case Analysis).
- Critical insindence report.
- OSCE.
- Problem solving skill.
- Kasus lengkap, kasus singkat.
- Portfolio.

EVALUASI PELAKSANAAN BIMBINGAN KEGIATAN PROFESI NERS PADA TIAP AREA KEPERAWATAN

ITEM PENILAIAN

LEVEL
KEMAMPUAN

Prerequisite :
1.
Laporan
pendahuluan:
Penguasa tentang

C1-C6

kasus yang akan


2.

dikelola
Kemampuan
berkomunikasi
terapeutik
a. Mampu
memperlihatka
b.

n sikap empati
Mampu
mendengarkan

c.

secara aktif
Mampu
memberikan
respon verbal
dan non verbal
(sentuhan,
bahasa tubuh)

S1-S4

PENGETAHUAN
1
2
3
4

KETERAMPILAN
1
2 3
4

SIKAP
2 3

KETERANGAN

berdasarkan
kebutuhan
klien
Mampu

3.

mempersiapkan
Ruang dan Alat
dan Tempat

ITEM PENILAIAN
Komponen Kemampuan
Klinik:
Pelaksanaan Asuhan
Keperawatan di Klinik
1.

Pengkajian:
a. Melakukan
pengkajian
secara holistic,
tepat dan akurat

LEVEL
KEMAMPUAN

PENGETAHUAN
1 2
3
4

KETERAMPILAN
1
2
3
4

SIKAP
2 3

KETERANGAN

pada klien pada


berbagai tingkat
usia

melalui

pendekatan
b.

sistematik;
Melakukan
anamnesa untuk
mendapatkan
riwayat

c.

kesehatan
Melakukan
pemeriksaan
fisik

d.

dengan

tepat
Mengenali
abnormalitas
hasil
pemeriksaan
penunjang
untuk
mendukung
menetapkan
masalah

keperawatan
sebagai
landasan dalam
merumuskan
diagnosa
keperawatan

ITEM PENILAIAN
2. Diagnosa
Keperawatan
Merumuskan diagnosa
keperawatan sesuai
dengan hasil
pengkajian
a. Mengenal
masalah
b. Menganalisa data
c. Merumuskan
masalah
factor resiko
3. Perencanaan
Menyusun

dan

LEVEL
KEMAMPUAN

PENGETAHUAN
1
2
3
4

KETERAMPILAN
1
2
3
4

SIKAP
2 3

KETERANGAN

perencanaan
keperawatan
a. Menentukan
b.

prioritas masalah
Menentukan

c.

tujuan
Menentukan
criteria

d.

keberhasilan
Menetapkan
tindakan
keperawatan
yang

dapat

mengatasi
masalah

baik

bersifat

mandiri

maupun
kolaboratif
dengan
mempertimbangk
an aspek budaya
etik, dan legal

ITEM PENILAIAN
4. Implementasi
a. Melaksanakan
tindakan
keperawatan
sesuai prosedur
(SOP)

dengan

memperhatikan
prioritas

dan

patient

safety

pada

klien

dengan berbagai
b. Menyampaikan
pesan

dengan

tepat dan jelas


c. Melakukan
kolaborasi
dengan tim kes
d. Melakukan
tindakan melalui
kegiatan
observasi,

dan

LEVEL
KEMAMPUAN

PENGETAHUAN
1
2 3
4

KETERAMPILAN
1
2 3
4

SIKAP
3 4

KETERANGAN

mandiri,
e. Memberikan
pendidikan
kesehatan sesuai
masalah klien
5. Evaluasi
a. Melakukan
evaluasi
keperawatan
menilai
1) Perkembang
an

kondisi

klien
2) Memodifika
si, merubah
intervensi
keperawatan
sesuai
kebutuhan
klien

ITEM PENILAIAN
b. Mendokumentasik
an

asuhan

keperawatan
1) Menuliskan
data

secara

sistematis dan
jelas

yang

mengambarka
n

kondisi

pasien

yang

sesungguhnya
2) Mendokument
asikan dengan
menggunakan
IT
3) Membuat
catatan

LEVEL
KEMAMPUAN

PENGETAHUAN
1
2 3
4

KETERAMPILAN
1 2
3
4

SIKAP
2
3

KETERANGAN
4

tentang
perkembanga
n

keadaan

pasien

dan

menuliskan
rencana
tindak

lanjut

untuk pasien

Komponen Kemampuan
Manajerial/Management
Ruangan
1. Pengkajian
a. Melakukan

Kajian

situasi
2. Perencanaan
a. Menyusun
perencanaan,
1) Perencanaan
sumber daya
2) Merencanakan
sarana
prasarana

dan

3) Merencanakn
pembiayaan

LEVEL

ITEM PENILAIAN
3.

KEMAMPUAN

Implementasi
a. Pengorganisasian
1) Pembagian
deskripsi tugas
2) Terbentuk
Struktural
b. Pengarahan Melakukan
negoisasi, motivasi,
1) Kolaborasi,
konsultasi
delegasi
c. Pengendalian

dan

PENGETAHUAN
1
2 3 4

KETERAMPILAN
1
2 3
4

SIKAP
2 3

KETERANGAN

1) Mampu
melakukan
supervisi
4. Evaluasi
a. Melakukan Evaluasi
1) Menilai proses
2) Memberikan
umpan balik
Komponen Kemampuan
Asuhan Keperawatan
komunitas
1. Pengkajian
a. Melakukan pengkajian
kes,

pada

kelompok,
masyarakat

keluarga,
dan

LEVEL

ITEM PENILAIAN
1)

Menyusun

instrument

KEMAMPUAN
dan

mengidebtifikasi perilaku kes


pada
2)

keluarga

kelompok

tertentu, dan masyarakat


Mengkaji sumber- sumber
yang tersedia pada keluarga,
kelompok

khusus

dan

masyarakat
2. Diagnosa Keperawatan
Merumuskan diagnosa
keperawatan pada keluarga,
kelompok, kelompok khusus
dan masyarakat
1) Mengenali

masalah

kesehatan/keperawatan
pada keluarga, kelompok,
kelompok
2)

masyarakat
Merumuskan

khusus

dan

masalah,

factor penyebab dan factor


resiko

PENGETAHUAN
1 2
3 4

KETERAMPILAN
1
2
3 4

SIKAP
2
3

KETERANGAN

LEVEL

ITEM PENILAIAN

KEMAMPUAN

3. Perencanaan
Menyusun perencanaan
keperawatan keluarga, kelompok,
kelompok khusus, dan
masyarakat untuk mengatasi
masalah kesehatan.
a. Menentukan tujuan
b. Menentukan
indicator
keberhasilan
c. Menentukan

strategi

intervensi
d. Menentukan

intervensi

sesuai

dengan

sumber-

sumber kekuatan yang ada


pada keluarga, kelompok,
kelompok

khusus

masyarakat

dan
dengan

pertimbangan aspek budaya,


etik dan legal
4. Implementasi
Melakukan implementasi dengan
mempertimbangkan keamanan
dan keselamatan keluarga,

PENGETAHUAN
1 2
3 4

KETERAMPILAN
1
2 3
4

SIKAP
2 3 4

KETERANGAN

kelompok, kelompok khusus dan


masyarakat (patient safety)

LEVEL

ITEM PENILAIAN

KEMAMPUAN

5. Evaluasi
Melakukan evaluasi
a. Menilai
perkembangan
perilaku keluarga, kelompok,
kelompok

khusus,

masyarakat
b. Memodifikasi,
intervensi

dan

merubah
keperawatan

sesuai kebutuhan keluarga,


kelompok, kelompok khusus,
dan masyarakat
Proses Bimbingan diawali dengan :
1 : Bimbingan penuh dan supervise ketat
2 : Supervise ketat
3 : Bimbingan minimal
4 : Mandiri

PENGETAHUAN
1
2 3 4

KETERAMPILAN
1
2
3 4

SIKAP
2 3 4

KETERANGAN

PROSES KEGIATAN DALAM PENCAPAIAN KOMPETENSI


Kegiatan dalam tahap profesi dilaksanakan dalam program internsif meliputi tahap obsevasi, tahap bimbingan,dan tahap mandiri berfokus pada :
No
Penilaian Kompetensi
1. Proses Keperawatan

Indikator
Mahasiswa menyelesaikan masalah klien (individu, keluarga, masyarakat) dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnose

2.

Pendidikan Kesehatan

keperawatan, perencanaan, implementasi, evaluasi, dan dokumentasi


Mahasiswa mengidentifikasi kebutuhan pendidikan kesehatan dan penyuluhan kesehatan

3.
4.
5.

Legal Etik
Fungsi Advokasi
Lintas Budaya

klien untuk melakukan pencegahan primer, sekunder, dan tertier


Mahasiswa memilih tindakan sesuai dengan SOP, tanggung jawab, dan kewenangannya
Mahasiswa dapat bertindak untuk membela kepentingan (hak hak) pasien
Mahasiswa mengidentifikasi masalah klien yang terkait dengan budaya serta

6.
7.

Keterampilan Teknis
Melakukan terapi modalitas atau

penyelesaiannya
Mahasiswa melakukan tindakan keperawatan yang sesuai dengan SOP
Mahasiswa mampu melakukan minimal satu jenis terapi modalitas sesuai dengan

komplementer

kebutuhan klien

PEDOMAN IMPLEMENTASI KBK PROFESI


PENDIDIKAN NERS

Pengantar
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) pada program profesi merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari KBK pada program akademik. Penerapan KBK profesi
menjadi berkesinambungan dengan KBK akademik. Oleh karena itu, penerapan KBK
profesi merupakan proses memantapkan semua kompetensi yang telah dimiliki pada
pogram akademik dan memverifikasinya dengan memberikan kewenangan untuk
melaksanakan kompetensi tersebut.
Program profesi dengan KBK 2010 ini berbeda dengan pelaksanaan program
profesi pada kurikulum konvensional (1998) saat tahap profesi peserta didik diberi
kesempatan untuk belajar melakukan berbagai prosedur keperawatan dan belajar
memberikan asuhan. Sebaliknya, pada KBK program profesi ners ini para peserta didik
menerapkan ilmu pengetahuan teori, konsep dan keterampilan teknis yang telah
dikuasai pada program akademik pada klien langsung melalui program internship
dimana peserta didik dicangkokkan pada seorang perawat senior yang berfungsi sebagai
PRESEPTOR/ MENTOR.
Keberadaan preseptor /mentor sangat diperlukan oleh peserta didik terutama dalam
menjamin keterlaksanaan layanan pasien yang berkualitas serta menjamin keberadaan
peserta didik bukan merupakan pihak yang didaya-gunakan karena ketidak-cukupan
tenaga atau dianggap sebagai tenaga gratisan. Disamping itu preseptor juga diperlukan
untuk mengurangi stress yang mungkin dialami oleh peserta didik sebagai lulusan
sarjana keperawatan baru yang belum mengenal dunia kerja sebenarnya serta untuk
menjamin bahwa tanggung jawab tidak sepenuhnya berada pada peserta didik, tidak
diberikan secara lebih dini atau tidak seharusnya diberikan secara kurang tepat. Yang
terakhir, tentu saja mengurangi resiko pekerjaan terjadi pada peserta didik dan pasien
terutama pada lingkungan layanan kesehatan yang lebih kompleks. Beban studi pada
program profesi ini adalah 36 sks (dari yang sebelumnya hanya 25 sks (kurikulum
1998))
Dalam menerapkan KBK profesi,seluruh komponen profesi (staf akademik dan staf
dari wahana praktik) harus terlibat secara aktif dan melakukan berbagai kegiatan mulai

dari tahap persiapan, pelaksanaan, sampai dengan mengevaluasi dan membuat


keputusan tentang kompetensi dan kewenangan yang dijlankan peserta didik. Dengan
penetapan keputusan tersebut peserta didik dinyatakan layak atau tidak layak
mengemban peran dan fungsi dengan sebutan profesi ners. Selanjutnya, setelah
dinyatakan selesai dan menemui syarat sebagai ners, maka dilakukan uji jompetensi
(exit exam) sebelum peserta didik dip roses dalam yudisium kelulusan sebagai ners.
Berikut ini akan dijelaskan tentang tahapan kegiatan program profesi, mulai dari
tahap persiapan, implementasi dan proses bimbingan yang sesuai dalam KBK profesi
sampai pada kgiatan mengevaluasi kompetensi. Disamping itu, karena pendekatan
proses bimbingan masih merupakan metoda atau model yang baru dalam pendidikan
keperawatan, maka bahasan tentang model bimbingan diberikan secara rinci. Tujuannya
agar terdapat pemahaman yang sama dari seluruh pengelola dan pelaksana program
profesi tentang bagaimana model bimbingan harus diberikan agar tujuan pelaksanaan
kompetensi yang disertai dengan kewenangan dari peserta didik dapat dicapai.
A. FASE PERSIAPAN
Tahap ini merupakan priode dimana pemahaman tentang pelaksanaan kegiatan
program profesi harus tumbuh sebelum tahap implementasi program profesi dijalankan.
Tahap persiapan terdiri dari ketentuan pelaksanaan praktik; persyaratan pelaksanaan
praktik; profil yang harus dimiliki oleh lulusan program profesi;kompetensi yang harus
dicapai selama program profesi;mata kuliah yang harus dilaksanakan pada program
profesi; penerapan hubungan kompetensi dengan mata kuliah dan beban studi; wahana
praktik dan pencapaian kompetensi.
A.1 Ketentuan pelaksanaan praktik

Fokus implementasi pada pencapaian kompetensi peserta didik.

Beban studi : 36 sks (PP no 14 / 2010 tentang pendidikan kedinasan,pasal


1ayat

1&2 tentang pendidikan profesi serta pasal 5 ayat 2&3).


Beban studi yang dirancang secara nasional adalah 60% dari 36 sks= 22

sks untuk kompetensi utama dan 20% untuk kompetensi global serta 20% untuk
kompetensi pendukung (penciri institusi).

Kompetensi

global

meliputi

kemampuan

memberikan

asuhan

keperawatan pada pasien HIV/AIDS, trauma, flu baby (H1N1),Flu Burung


(H1N5),asuhan keperawatan pada kondisi emergensidan darurat masal. Selain itu,

kemampuan menggunakan teknologi informasi terkini, berbahasa Inggris dengan


lancer, serta memiliki kemampuan enterpreuner. Materi ini dapat dimasukan pada
MK tertentu seperti KBM, ANAK, KOMUNITAS, GAWAT DARURAT/
EMERGENSI dengan menambahkan beban studi. Demikian juga kompetensi
penciri institusi seandainya dapat terakomodasi kedalam MK yang sudah ada.

Terbagi menjadi 2 semester (ditambah 1 semester yang terintegrasipada


semester 8 program akademik).

Penerapan KBK profesi disesuaikan dengan upaya pencapaian visi dan


misi institusi yang mencirikan kekhasan dari institusi tersebut.

Mahasiswa yang akan masuk klinik telah lulus uji masuk klinik yang
diadakan oleh institusi pendidikan berkerjasama dengan RS terkait.

Minimal ketrampilan klinik yang harus lulus adalah :


i.

Pemeriksaan fisik.

ii.

Prosedur pemberian obat secara 12 benar.

iii.

Pemberian oksigen, suksion, nebulisasi, fisioterapi dada dan postural


drainage.

iv.

Prosedur pemasangan infus dan enteral.

v.

Prosedur pemasangan kateter urin.

vi.

Prosedur pemasangan selang naso gastrik (NGT).

vii.

Prosedur pencegahan cedera.

viii.

Resusitasi Jantung Paru (basic life support = BLS).

ix.

Perawatan luka.

x.

Pemberian transfusi darah dan produksi.

xi.

Prosedur pencegahan infeksi nosokomial.

xii.

Pendokumentasian dan pelaporan.


Ketrampilan tambahan lain yang diujikan berdasarkan kebutuhan RS

atau ruangan setempat yang spesifik. Sebagai contoh : jika

akan

menempatkan

peserta didik di RS bersalin, maka kompetensi pemasangan kateter urin untuk


memicu kontraksi uterus dan pemeriksaan Leopold harus lulus dan dimiliki oleh
peserta didik, sedangkan jika akan menempatkan peserta didik di RS jiwa, maka
beberapa kompetensi seperti berkomunikasi terapeutik dan Terapi Aktifitas

Kelompok (TAK) harus dimiliki terlebih dahulu sebelum masuk wahana praktik
tersebut.

Kompetensi utama dapat dicapai di RS tipe A. B, dan B pendidikan dan


sedangkan kompetensi pendukung dan lainnya dapat dilaksanakan di RS tipe C
atau tatanan layanan kesehatan lain yang sesuai.

Selama periode program profesi, semua penugasan yang sifatnya tertulis


diminimalisasi sehingga penugasan tertulis hanya ditujukan untuk kepentingan
langsung kegiatan klien seperti pendokumentasian dan laporan, serta presentasi
kasus.

A. 2 Persyaratan pelaksanaan praktik


-

Wahana praktik memiliki kasus yang diperlukan untuk pencapaian kompetensi.

- Pembimbing klinik yang berfungsi sebagai preseptor / mentor sudah memiliki


sertifikat pelatihan Clinikal Instruktur (CI) dan preseptor.
- Setiap ruangan tempat mahasiswa praktik tersedia pembimbing klinik atau
prawat senior untuk menjadi PRESEPTOR / MENTOR.
- Tersedia uraian tugas dan kewenangan Preseptor / Mentor.
- Tersedia pedoman praktik di setiap stase.
- Tersedia buku prosedur tindakan keperawatan.
- Tersedia buku log untuk mahasiswa.
- Setiap mahasiswa memiliki nursing kit .
A. 3 Profil yang harus dimiliki lulusan program profesi
a. Care Provider (pemberi asuhan keperawatan)
b. Community Leader (pemimpin komunitas dimanapun beraktifitas)
c. Educator (pendidik kesehatan kepada sistem klien)
d. Manager (pengelola asuhan)
e. Researcher (peneliti pemula)
f. Profil lain yang mendukung visi / penciri institusi.
A. 4 Kompetensi yang harus dicapai selama program profesi
a. Melakukan berkomunikasi efektif.
b. Membantu melaksanakan pendidikan kesehatan.
c. Mengelola administrasi keperawatan.
d. Berpartisipasi aktif sebagai anggota tim.

e. Mampu menerapkan aspek etik dan legal dalam praktek keperawatan.


f. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan profesional di klinik dan di
komunitas dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
g. Mampu memberikn asuhan peka budaya dengan menghargai sumber-sumber
etnik, agama atau factor lain dari setiap pasien yang unik.
h. Mampu mengaplikasikan kepemimpinan dan menejemen keperawatan.
i. Mampu menjalin hubungan interpersonal.
j. Mampu melakukan penelitian sederhana sebagai peneliti pemula.
k. Mampu mengembangkan profesionalisme secara terus menerus atau belajar
sepanjang hayat.
Sub-kompetensi / unit kompetensi
1. Mampu melakukan komunikasi yang efektif dalam memberi asuhan
2. Mampu menerapkan pengetahuan, kerangka etik dan legal dalam sistem
kesehatan yang berhubungan dengan keperawatan
3. Mampu membuat keputusan etik
4. Mampu me mberikan asuhan peka budaya dengan menghargai sumber sumber
etnik, agama atau factor lain dari setiap pasien yang unik *)
5. Mampu menjamin kualitas asuhan holistic secara kontinyu dan konsisten *)
6. Mampu menggunakan teknologi dan informasi kesehatan secara efektif
7. Mampu menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah klien
*)
8. Mampu menjalankan fungsi advokasi untuk mempertahankan hak klien agar
dapat mengambil keputusan untuk dirinya *)
9. Mampu menggunakan prinsip-prinsip peningkatan kualitas berkesinambungan
dalam praktik
10. Mampu mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan yang sesuai
dengan SOP*)
11. Mampu berkolaborasi dalam berbagai aspek untuk pemenuhan kebutuhan
kesehatan klien *)
12. Mampu melaksanakan terapi modalitas sesuai dengan kebutuhan *)
13. Mampu mempertahankan lingkungan yang aman secara konsisten melalui
penggunaan strategi menjamin kualitas dan menejemen resiko

14. Mampu melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan yang


berlaku dalam bidang kesehatan *)
15. Mampu berkolaborasi dalam kegiatan pelayanan keperawatan *)
16. Mampu memberikan dukungan kepada tim asuhan dengan mempertahankan
akontabilitas asuhan keperawatan yang diberikan *)
17. Mampu menggunakan prinsip-prinsip peningkatan kualitas berkesinambungan
dalam praktik *)
18. Mampu mewujudkan lingkungan bekerja yang aman
19. Mampu menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim
dan pemberian asuhan keperawatan dengan mempertahankan hubungan
kolaboratif *)
20. Mampu

merancang,

melaksanakan

proses

penelitian

sederhana

serta

memanfaatkan hasil penelitian dalam upaya peningkatan kualitas asuhan


keperawatan.
21. Mampu mengembangkan pola pikir kritis, logis dan etis dalam mengembangkan
asuhan keperawatan.
22. Mampu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi di bidang keperawatan
dan kesehatan
23. Mampu mengembangkan potensi diri untuk meningkatkan kemampuan
profesional
24. Mampu berkonstribusi dalam mengembangkan profesi keperawatan.
25. Mampu mengembangkan potensi diri untuk mempertahankan kompetensi
(deskriptif)
Keterangan :
*) menerapkan kewenangan melakukan, diperoleh secara bertahap sesuai dengan
program mentoring dan preseptoring.
A. 5 Kegiatan focus mata kuliah yang diberikan untuk mencapai unit kompetensi
FOKUS MATERI

UNIT KOMPETENSI
1.

Mampu melakukan

1.

komunikasi yang efektif


dalam member asuhan

PEMBELAJARANPRAKTIK
Penggunaan Diri Secara Efektif dalam
Komunikasi Terapeutik

2.

Tahap-tahap Komunikasi Terapeutik

3.

Teknik Komunikasi Terapeutik

4.

Penggunaan Komunikasi Terapeutik pada


berbagai tingkat usia dengan berbagai kondisi

5.

Komunikasi dalam Pelayanan Kesehatan

6.

Komunikasi Sosial, Budaya dan Keyakinan

7.

Komunikasi Profesional dalam pelayanan


Kesehatan / Keperawatan

8.

Berkomunikasi dalam bahasa inggris secara


tulisan dan verbal formal (presentasi)

2.

Mampu menerapkan

1.

pengetahuan, kerangkah

3.

Penerapan etika RS, etika layanan


keperawatan, etika profesi

etik danlegal dalam

2.

Penerapan Kode etik keperawatan

sistem kesehatan yang

3.

Profesionalisme keperawatan

berhubungan dengan

4.

Hukum kesehatan

keperawatan

5.

Pengambilan keputusan etik terkait pasien

6.

Prinsip-prinsip legal dalam praktik

Mampu membuat

keperawatan : Malpraktik, neglected,

keputusan etik

pertanggunggugatan (mandiri dan limpahan),


pertanggung jawaban, dll

4.

Mampu memberikan

7.

Fungsi advokasi

i.

Mempertimbangkan latar belakang pasien dan

asuhan peka budaya

menyesuaikan dalam asuhan yang diberikan.

dengan menghargai

ii. Menerapkan holistic care pada klien

sumber-sumber etnik,

iii. Menerapkan transcultural nursing

agama atau factor lain

iv. Menggunakan pendekatan agama,

dari setiap pasien yang

kepercayaan, dan spiritual dalam praktik

unik. *)

keperawatan
v.

Menghargai keinginan pasien dalam terapi


alternatif atau pelengkap (complementary
nursing)

5.

Mampu menjamin

1.

Menerspkan proses keperawatan

kualitas asuhan holistik

2.

Menerapkan konsep Caring, Holism, dan

secara kontinyu dan


konsisten *)

Humanism
3.

Mempertimbangkan keperawatan lintas


budaya

4.

Mempertahankan Spiritualitas / Religiositas

5.

Menerapkan ilmu Keperawatan Klinik &


Komunitas

6.

Menggunakan Teknologi Informasi dsalam


keperawata

7.

Mempertahankan kualitas

8.

Melakukan pendidikan kesehatan

9.

Mempertahankan Hak dan Kewajiban Pasien

10. Melakukan Posedur Keperawatan dengan


handal
11. Menerapkan komunikasi Terapeutik
12. Mempertahankan Patient Safety
13. Mempertahankan Infection Control.
6.

Mampu menggunakan

1.

sMenggunakan perangkat komputer dan

teknologi dan informasi

jaringan dalam mengakses teknologi terkini

kesehatan secara efektif

dalam keperawatan dan kesehatan.


2.

Menerapkan klasifikasi intervensi dan


outcome keperawatan (NIC-NOC atau
lainnya)

7.

Mampu menggunakan

1.

proses keperawatan

Penerapan Keperawatan Maternitas dalam


Konteks Keluarga

dalam menyelesaikan

2.

Penerapan Keperawatan Medikal Bedah

masalah klien *)

3.

Penerapan Keperawatan Anak dalam Konteks


Keluarga

4.

Penerapan Keperawatan pada lansia

5.

Penerapan Keperawatan Kritis dan Gawat

Darurat
6.

Aspek klien dengan Gawat Darurat pada


Sistem Kardiovaskuler

7.

Askep klien dengan Gawat Darurat pada


Shock dan Trauma Multisistem

8.

Sistem Penanggulangan Gawat Darurat


Terpadu dan Bencana

9.

Penerapan Keperawatan Kesehatan Jiwa

10. Penerapan Keperawatan Keluarga


11. Penerapan Keperawatan Home Care
12. Penerapan Keperawatan Komunitas
13. Asuhan Keperawatan pada Kelompok Khusus
(Kesehatan Kerja, UKS)
14. Mengelola mutu dan resiko asuhan
keperawatan
15. Menerapkan terapi modalitas keperawatan
pada berbagai kondisi termasuk terapi
komplementer.
16. Mengelola asuhan menggunakan pendekatan
holistic, preventif, promotif, kuratif,
restorative, rehabilitatif, consolation of the
dying.
8.

Mampu menjalankan

1.

fungsi advokasi untuk


mempertahankan hak

keputusan
2.

klien agar dapat


mengambil keputusan
untuk dirinya *)

Menggunakan hak moral dalam pengambilan


Menerapkan pendekatan etik dalam
pengambilan keputusan

3.

Mempertimbangkan hak pasien dan keluarga


dalam pelayanan kesehatan

9.

Mampu menggunakan

Self management of learning

prinsip-prinsip

1. Terlibat aktif dalam diskusi kasus klien

peningkatan kualitas

2. Aktif dalam kegiatan ilmiah

berkesinambungan

3.

Membaca artikel ilmiah keperawatan

dalam praktik

4.

Mengikuti kursus, pelatihan tentang asuhan


keperawatan.

10. Mampu

Menerapkan keterampilan-keterampilan teknis

mendemonstrasikan

keperawatan (keterampilan dasar dan keterampilan

keterampilan teknis

khusus) sesuai dengan tingkat usia di setiap

keperawatan yang sesuai

tatanan pelayanan kesehatan.

dengan SOP *)
11. Mampu

1. Membahas secara ilmiah tentang kondisi klien

mengkolaborasikan
berbagai aspek dalam

dengan profesi lain.


2.

pemenuhan kebutuhan
kesehatan klien *)
12. Mampu melaksanakan

Memberikan asupan dan saran kepada profesi


lain terkait kondisi pasien.

1. Menerapkan terapi komplementer seperti

terapi modalitas sesuai

massage, terapi sentuhan, pernapasan efektif,

dengan kebutuhan *)

herbal.
2. Menerapkan terapi keperawatan holistic

13. Mampu

seperti yoga pranayama, meditasi


1. Mengkaji situasi pelayanan / asuhan

mempertahankan

keperawatan.

lingkungan yang aman

2. Mengikuti alur penanganan pasien

secara konsisten melalui

3. Mengorganisasikan kegiatan layanan

penggunaan strategi

4.

Menerapkan pengelolaan kasus

menjamin kualitas dan

5.

Mengendalikan kualitas asuhan keperawatan

manajemen resiko
14. Mampu melaksanakan
pelayanan kesehatan

1. Mempertahankan Keselamatan dan kesehatan


kerja (K3)

sesuai dengan kebijakan

2. Melaksanakan kegiatan berdasarkan SOP

yang berlaku dalam

3. Menerapkan prinsip bekerja dengan benar

bidang kesehatan *)

dalam asuhan keperawatan

4. Memberikan tindakan keperawatan yang


15. Mampu

diperlukan dalam mempertahankan K3


1. Membahas tentang terapi klien dengan tim

berkolaborasikan
pelayanan keperawatan

medik.
2. Mempertahankan kepentingan klien jika

*)

terdapat dilemma tentang terapi


3. Membahas tentang diet dan nilai2 lab yang
relevan.
4. Mempertimbangkan kebutuhan gizi untuk
anak, klien dewasa, ibu hamil, dan

16. Mampu memberikan

1.

dukungan kepada tim


asuhan dengan

building)
2.

mempertahankan
akontabilitas asuhan

masyarakat.
Menerapkan dinamika kelompok (team
Memberikan pengarahan pada bawahan atau
anggota tim.

3.

Menggunakn gaya kepemimpinan yang sesuai

keperawatan yang

untuk klien, keluarga, sejawat, dan

diberikan *)

masyarakat.
4.

Menggunakan pendekatan sistematis dalam


mengelola konflik, memperkenalkan

17. Mampu mewujudkan

perubahan.
1. Berkomunikasi Profesional dan kaitanya

lingkungan bekerja yang


aman

dngan Pelayanan Kesehatan / Keperawatan


2. Berkomunikasi dalam konteks social dan
keaneka ragaman Budaya serta Keyakinan
3. Mempertahankan K3
4. Berkolaborasi dengan sejawat, senior,atau

18. Mampu menggunakan

1.

profesi lain
Menerapkan pola komunikasi efektif untuk

keterampilan

kepentingan keouasan pelanggan, dalam

interpersional yang

berkolaborasi dan kerja tim.

efektif alam kerja tim


dan pemberian asuhan

2.

Membina hubungan kerja secara baik dengan


pihak lain yang terkait.

keperawatan dengan
mempertahankan
hubungan kolaboratif
19. Mampu merancang,

1.

melaksanakan proses
penelitian sederhana

Mengidentifikasi fenomena klien dan


lingkungan

2.

serta memanfaatkan hasil

Menyusun rumsan masalah dan tujuan


penelitian

penelitian dalam upaya

3.

Mengembangkan instrumen penelitian

peningkatan kualitas

4.

Malakukan pengumpulan data

asuhan keperawatan.

5.

Menganilisis data

6.

Mendesiminasi dan publikasi hasil penelitian.

1.

Menyelesaikan masalah klien secara efektif

20. Mampu
mengembangkan pola
pikir kritis, logis, dan

dan efisien serta sistematis


2.

etis dalam

Menindak lanjut hasil dari penyelesaian


masalah klien

mengembangkan asuhan
keperawatan
21. Mampu mengikuti

1.

Menggunakan perangkat komputer dan

perkembangan ilmu dan

jaringan dalam mengakses teknologi terkini

teknologi di bidang

dalam keperawatan dan kesehatan

keperawatan dan

2.

kesehatan

Menerapkan klasifikasi intervensi dan


outcome keperawatan (NIC NOC atau
lainnya)

22. Mampu

1.

mengembangkan potensi
diri untuk meningkatkan
kemampuan profesional
23. Mampu berkontribusi
dalam mengembangkan
profesi keperawatan

Berpartisipasi aktif dalam kegiatan ilmiah


keperawatan

2.

Terlibat dalam diskusi tentang layanan


kesehatan dan keperawatan

24. Mampu

1.

mengembangkan potensi
diri untuk
mempertahankan
kompetensi (deskriptif)

Melakukan proses pembelajaran sepanjang


hayat

2.

Mewujudkan perubahan yang positif untuk


kepentingan klien, layanan, dan profesi

6 Penerapan hubungan kompetensi dengan mata kuliah dan beban studi.


- Melakukan berkomunikasi Dilakukan untuk kegiatan : (24 sks-kurikulum
efektif
-

Membantu
melaksanakan pendidikan
kesehatan

Mengelola
administrasi keperawatan

Berpartisipasi aktif

inti)
-

Keperawatan Medikal Bedah (5 sks)

Keperawatan anak (2 sks)

Keperawatan jiwa (2 sks)

Keperawatan Maternitas (3 sks)

Keperawatan Kedarurat-gawatan (2 sks)

Keperawatan Komunitas / kelg (4 sks)

Keperawatan Gerontik (2 sks)

Penerapan manajemen kepr (2 sks)

sebagai anggota tim


Beban studi yang dimuat dalam kurikulum ini
-

Mampu menerapkan

adalah 60% (inti), sedangkan sisanya 20%

aspek etik dan legal dalam

materi isu global (dapat dimasukkan dalam

praktek keperawatan

beban studi MK KMB, Anak, atau lainnya) serta


20% penciri institusi dapat dimasukan kedalam

Mampu melaksanakan MK yang ada atau membuat MK baru yang


sesuai).
asuhan keperawatan
profesional di klinik dan
dikomunitas

Mampu
mengaplikasikan
kepemimpinan dan
manajemen keperawatan

Mampu menjalin
hubungan interpersonal

Mampu melakukan

penelitian sederhana
sebagai peneliti pemula
-

Mampu
mengembangkan
profesionalisme secara
terus menerus atau belajar
sepanjang hayat
A. 7 Wahana praktik dan pencapaian kompetensi
Kompetensi

Wahana praktik

Utama

RS tipe A, B, B pendidikan dan wahana di

Pendukung / isu global


Lain2 (penciri institusi)

komunitas
RS tipe A, B. B pendidikan, C
Sesuai kebutuhan

Semua wahana praktik yang digunakan harus dilandasi oleh kesepakatan


kerjasama yang bersifat saling menguntungkan, meliputi kegiatan Tridarma. Kegiatan
ini selain untuk meningkatkan proses belajar peserta didik di wahana praktik, tetapi juga
diharapkan dapat mewujudkan peningkatan layanan yang berkualitas sebagai hasil
kontribusi dari peserta didik, pembimbing akademik, dan para preseptor / mentor.
Kegiatan Tridarma dalam pendidikan dilaksanakan melalui pelibatan aktif kedua
pihak dalam proses belajar peserta didik baik pemberian asuhan, kegiatan ilmiah seperti
diskusi kasus, presentasi kasus, seminar kecil tentang pasien atau ilmu dan teknologi
kesehatan / keperawatan terkini. Pada pelaksanaan Tridarma kedua penelitian, pihak
pendidikan dan peserta didik mengidentifikasi fenomena pasien atau klinik yang terjadi
dan harus segera dicari solusinya, Kemudian disusun dalam bentuk proposal penelitian
atau proyek dengan melibatkan pihak pelayanan. Setelah itu, pengumpulan data
dilakukan untuk dianalisis oleh kedua pihak yang terlibat dalam kegiatan penelitian ini.
Pelaksanaan Tridarma ketiga yaitu pengabdian masyarakat dapat dilaksanakan
oleh pihak pendidikan bersama pelayanan dengan mengembangkan program-program
pelatihan untuk para perawat, dan keluarga pasien atau pendidikan kesehatan kepada
pasien dan keluarga. Selain itu, Pengembangan model pendekatan pada pasien yang

kemudian diterapkan secara terrencana dan sistematis dapat menjadi sebuah bentuk
pengabdian masyarakat yang bermakna dari pihak pendidikan kepada pihak pelayanan.
B. FASE PELAKSANAAN
B. 1 Komposisi stase :
I
U

II

1,

III

IV

VI

VII VIII

IX

XI

1,
4.

2.
3

5
8

dst
__________________
___________________
dst
Semester 1

Semester 2

_____________
Semester 3

Matrix diatas merupakan contoh blok praktik. Stase I sd VIII merupakan kegiatan
praktik mentoring / preseptoring untuk kurikulum inti program studi pendidikan
profesi ners. Sedangkan stase IX sd XI merupakan tambahan stase untuk
mengakomodasi

kompetensi

pendukung

dan

lain2

apabila

tidak

dapat

diintegrasikan kedalam 8 stase.


Pelaksanaan stase lengkap diselesaikan dalam 3 semester, namun pada
pelaksananaanya, semester pertama program profesi dapat diintegrasikan kedalam
semester VIII program pendidikan sarjana keperawatan.
B.2 Model bimbingan
B.2.1 Preceptoring / mentoring
Istilah preceptoring dan mentoring sering digunakan untuk maksud yang hampir
sama (interchangeably). Perbedaannya adalah; pada program mentoring, proses
pembimbingan berlangsung lama sedangkan pada preceptoring berdurasi pendek
dan pembimbingan diberikan secara intens.
Model bimbingan ini merupakan sistem dan proses melimpahkan kewenangan
secara bertahap dari para preseptor / mentor. Tujuannya adalah agar peserta didik
menjadi dewasa dan matang dalam profesionalisme keperawatan sehingga ketika
lulus mampu menjadi profesional sejati. Tujuan ini dapat dicapai dengan

membekali peserta didik suatu program ANTARA yang terstruktur dan


mendukung sebagai jembatan menuju upaya menghasilkan praktisi yang handal
dan kompeten terutama untuk mampu bekerja dalam situasi layanan yang
bertingkat tinggi.
Pada program pendidikan ners ini lebih sesuai dengan menggunakan istilah
preseptor karena durasi hanya kurang lebih satu tahun dan berlangsung secara
intensif. Proses belajar merupakan proses dua arah. Peserta didik memiliki
akontabilitas sendiri karena preseptor tidak memiliki akuntabilitas untuk
mewakili peserta didik.
B.2.2 Presetee (peserta didik)
Peserta didik harus merupakan seseorang yang telah dibekali dengan kompetensi
yang diperlukan dan mahir untuk menjalankannya, sehingga dapat berfungsi
sebagai praktisi yang akuntabel. Oleh karena itu, semua peserta didik yang akan
berperan sebagai preseptee adalah individu yang baru akan memasuki dunia nyata
dan memerlukan bimbingan namun telah memiliki seluruh kompetensi yang
diperlukan
Kebutuahan akan preseptor terjadi karena upaya untuk mempertahankan layanan
pasien yang berkualitas dan keberadaan peserta didik tidak merupakan pihak yang
didaya-gunakan karena ketidak-cukupan tenaga atau dianggap sebagai tenaga
gratisan. Sebaliknya, preseptor juga diperlukan untuk mengurangi stres yang
mungkin dialami oleh peserta didik sebagai lulusan sarjana keperawatan baru yang
belum mengenal dunia kerja sebenarnya. Disamping itu, keberadaan preseptor juga
untuk menjamin bahwa tanggung jawab tidak sepenuhnya berada pada peserta
didik, tidak diberikan secara lebih dini atau tidak seharusnya diberikan secara
kurang tepat. Yang terakhir, tentu saja untuk mengurangi resiko pekerjaan terjadi
pada peserta didik dan pasien terutama pada lingkungan layanan kesehatan yang
lebih kompleks.
Pada program preseptoring / mentoring, proses mempelajari suatu kompetensi
sudah diminimalisasi, sebaliknya pada pendidikan ini difokuskan pada penerapan
pengetahuan, teori, konsep, sikap, dan ketrampilan kedalam tatanan nyata dengan
subyek klien nyata / riil bukan pasien simulasi. Oleh karena itu, keberadaan
seseorang yang bertindak sebagai pembimbing dan preseptor bukan hanya

memberikan bimbingan tetapi juga melimpahkan sebagaian kewenangan yang


dimilikinya dalam memberikan asuhan klien kepada peserta didik.
B.2.3 Definisi tentang preseptor :
-

Preseptor / mentor dapat merupakan seorang dosen yang ditempatkan di tatanan


klinik atau perawat senior yang bekerja ditatanan layanan dan ditetapkan sebagai
preseptor.

Ia harus seorang ahli atau berpengalaman dalam memberiakan pelatihan dan


pengalaman praktik kepada peserta didik; biasanya seorang perawat praktisi
yang bekerja dan berpengalaman di suatu area keperawatan tertentu, yang
mampu mengajarkan, memberikan konseling, menginspirasi, serta bersikap dan
bertindak sebagai model peran untuk mendukung pertumbuhan dan
perkembangan individu pemula dalam periode tertentu dengan tujuan tertentu
mensosialisasikan pemula kedalam peran baru sebagai profesional

B.2.4 Kriteria preseptor / mentor


1.

Preseptor atau mentor pada pendidikan ners ini seharusnya berpendidikan lebih
tinggi dari peserta didik (PP no. 19/2005, pasal 36 ayat 1), minimal merupakan
seorang ners tercatat (STR) / memiliki lisensi (SIP/SIK) yang berpengalaman
klinik minimal 5 tahun.

2.

Memiliki sertifikat kompetensi sesuai keahlian dibidangnya (PP no.19/2005


tentang standar nasional pendidikan, pasal 31 ayat 3 dan pasal 36 ayat 1).

3.

Telah berpengalaman minimal 2 tahun berturut-turut ditempatnya bekerja


dimana ybs ditunjuk sebagai preseptor / mentor sehingga dapat membimbing
peserta didik dengan baik.

4.

Merupakan model peran ners yang baik dan layak dicontoh karena sikap,
perilaku, kemampuan profesionalnya diatas rata-rata.

5.

Telah mengikuti pelatihan pendidik klinik yang memahami tentang kebutuhan

6.

Peserta didik akan dukungan, upaya pencapaian tujuan, perencanaan kegiatan


dan cara mengevaluasinya.

B.2.5 Kemampuan preseptor / mentor

Berkomunikasi secara baik dan benar.

Model peran profesional.

Berkeinginan memberikan waktu yang cukup untuk peserta didik.

Pendengar yang baik dan mampu menyelesaikan masalah.

Tanggap terhadap kebutuhan dan ketidak-berpengalaman peserta didik.

Cukup mengenali dan terbiasa dengan teori dan praktik terkini.

Kompeten dan percaya diri dalam peran sebagai preseptor / mentor.

B.2.6 Tugas pokok preseptor / mentor

Preseptor / mentor

mengidentifikasi kebutuhan belajar klinik peserta didik

melalui silabus / Course Study Guide / modul praktik dari institusi pendidikan.

Cukup berpengalaman dan kompeten untuk membantu peserta didik menerapkan


pengetahuan teoritis kedalam praktik.

Memperlihatkan komitmen tinggi untuk membimbing peserta didik selama


proses belajar klinik berlangsung.

Membantu menyelesaikan masalah yang bersifat transisi peran dari peserta didik
menjadi ners kompeten yang dihadapi oleh peserta didik.

Bersama peserta didik memformulasikan tujuan belajar untuk menjembatani


masalah transisional tersebut diatas.

Menyelesaikan masalah, membantu membuat keputusan dan menumbuhkan


akuntabilitas peserta didik selama proses belajar.

Memfasilitasi sosialisasi profesional peserta didik kedalam peran profesi ners


peserta didik.

Memberikan umpan balik secara terus menerus dan periodik pada peserta didik
terkait kemajuan atau kelemahan peserta didik selama belajar diklinik.

Berperan sebagai narasumber dalam memberikan dukungan personal dan


profesional kepada peserta didik.

Membantu peserta didik dalam mengkaji, memvalidasi, serta mencatat


pencampaian kompetensi klinik peserta didik.

B.2.7 Metode pembelajaran peserta didik


Beberapa metode pembelajaran peserta didik diinisiasi dan fasilitasi oleh preceptor /
mentor di setiap stase, meliputi :
-

Pre dan post conference

Tutorial individual yang diberikan preseptor

Diskusi kasus

Seminar kecil tentang kasus atau IPTEK kesehatan atau keperawatan terkini

Pendelegasian kewenangan bertahap (lampiran 1)

Problem Sorving for Better Health (PSBH)

Belajar berinovasi dalam pengelolaan asuhan

Laporan kasus dan overan dinas

Pemilihan metode disesuaikan dengan tujuan pencapaian kompetensi dan lama waktu
program preseptoring sudah berlangsung.
B.2.8. Pelaksanaan kegiatan program mentoring / preseptoring
a. Persiapan sebelum melakukan program preseptor
Setiap peserta didik yang ditempatkan di RS tertentu sebagai wahana praktik
harus menjalani beberapa hal yang merupakan kegiatan wajib yaitu :
-

Melakukan kegiatan orientasi RS dan ruang rawat dan menerima buku pedoman
preseptorship dan program kegiatannya. Memberi waktu pada peserta didik
untuk mendalami ruang rawat dan kliennya pada saat orientasi.

Menjalani latihan yang diadakan oleh institusi pendidikan bekerjasama dengan


RS selama 2 hari. Pelatihan informal ini meliputi diseminasi informasi terkait
berbagai hal, seperti berikut :
1. Kebijakan yang berlaku di RS dan ruang rawat dimana peserta didik
ditempatkan.
2. Sifat layanan yang diberikan.
3. Jenis dan kriteria pasien yang dirawat.
4. Aturan dan ketentuan apabila menghadapi situasi tidak diharapkan seperti
klien jatuh, salah memberikan obat, kebakaran, dll.
5. Kedudukan dan posisi preseptor dan peserta didik.

Melakukan pertemuan formal dengan preseptor dan manajer ruang rawat,


untuk :

Mendiskusikan peran preseptor dan harapan peserta didik

Berbagi informasi tentang tujuan dan luaran proses belajar peserta didik

Berdasarkan pengalaman lalu, kualifikasi preseptor dan kemampuan belajar

Menetapkan jumlah jam tatap muka untuk berdiskusi antara preseptor dan
peserta didik

Menetapkan kesepakatan periode dan tanggal evaluasi / review peserta didik

Menyepakati kontrak belajar

b. Pelaksanaan kegiatan program preseptorship


Sebelum peserta didik memulai kegiatan praktiknya, manajer ruangan
memberikan kepada setiap preseptor / mentor beberapa kasus klien dengan
berbagai tingkat ketergantungan dan tingkat kebutuhan dasar yang berbeda.
Lazimnya, setiap preseptor / mentor memiliki 4 sd 6 klien yang menjadi
tanggung jawabnya.
Setiap preseptor / mentor memiliki 2 sampai dengan 3 orang peserta didik yang
menjadi tanggung jawabnya. Preseptor / mentor harus memahami karakteristik
setiap peserta didik agar ketika melimpahkan sebagian kewenangan yang
dimilikinya tidak menyama ratakan tingkat kemampuan menjalankan
kompetensi dari masing masing peserta didik, walaupun ia harus memiliki
asumsi bahwa setiap peserta didik telah memiliki kompetensi yang diperlukan
untuk menjadi seorang ners dan telah lulus uji masuk klinik.
Mengikuti preseptor dalam mengkaji klie, menghadiri pertemuan tim asuhan,
mendokumentasikan, mengoperasionalkan komputer, mengantarkan dimana
peserta didik ditempatkan.
Memperkenalkan secara extensive pada komunitas klien yang berada di ruangan
dimana peserta didik ditempatkan.
Secara teratur menghadiri pertemuan dengan perawat ruangan ketika diadakan
diskusi kasus. Mendengarkan ners spesialis atau konsultan ketika memberikan
ceramah atau pencerahan perawat.
c. Pelimpahan kewenagan dilakukan bertahap melalui :
-

Pemberian tugas prosedural, untuk menyakini bahwa peserta didik telah


memiliki kemampuan melaksanakan prosedur sesuai dengan tingkat kemahiran
ketrampilan yang diharapkan. Pelimpahan kewenangan prosedural dapat diberikan
selama minggu pertama dan maksimal sampai minggu kedua.

Pemberian klien secara utuh untuk diberikan asuhan oleh peserta didik dimulai
dengan klien yang memiliki tingkat ketergantungan yang paling rendah (misal ;
mandiri).

Pelimpahan

kewenangan

memberikan

asuhan

dengan

tingkat

ketergantungan yang paling rendah ini dapat diberikan selama minggu kedua atau

maksimal minggu ketiga. Kemudian secara bertahap diberikan klien dengan


tingkatan ketergantungan lebih tinggi.
-

Setiap setelah melakukan tindakan prosedural atau asuhan, peserta didik diminta
untuk selalu melaporkan secara lisan tentang cara melakukan, respon klien, dan
hasil tindakan untuk kemudian dievaluasi oleh preseptor / mentor. Pelimpahan
kewenangan melaporkan lisan ditumbuh kembangkan dari awal sejak peserta
didikmenjalani program internship. Kewenangan melaporkan lisan kemudian secara
bertahap dilanjutkan dengan melaporkan tertulis dalam bentuk menulis laporan di
kartu pasien / kardex dan selalu ditanda tangani oleh preseptor / mentor
berdampingan dengan tanda tangan peserta didik.

Setiap peserta didik tidak selalu harus memiliki klien dengan jenis
ketergantungan yang sama. Preseptor / mentor harus memahami dan meyakini
kemampuan peserta didik dalam menerima kewenangan.apabila peserta didik
dinilai belum mampu menerima pendelegasian kewenangan pada tingkat yang lebih
sulit, maka ia tidak diperkenankan menerima pendelegasian berikutnya sampai ia
dianggap sudah mampu untuk menerima kewenangan pada tingkat berikutnya.

Peserta didik mengikuti jadwal dinas dari mentor / preseptornya masing- masing
sehingga setiap peserta didik mengetahui kemana harus pergi jika mau bertanya,
melaporkan, meminta saran, dan mendiskusikan hal-hal tentang kliennya.

Peserta didik difasilitasi untuk melakukan presentasi, diskusi kasus, seminar


kecil diruangan masing- masing sesuai dengan kmpetensi dan kewenangan yang
harus diperolehnya melalui klien masing2.

d. Hal lain yang harus diperhatikan pada program preseptoring / mentoring.


-

Setiap preseptor/ mentor memiliki catatan riwayat proses pembelajaran peserta


didik,format penilaian proses belajar, dan critical indence report book

untuk

mencatat setiap kejadian yang dianggap luar biasa baik atau jelek, kesalahan yang
dibuat peserta didik atau kelemahan peserta didik yang mengakibatkan kecelakaan
pada diri sendiri, klien, atau orang lain.
-

Selama preseptor / mentor melimpahkan sebagian kewenangan tentang asuhan


klien kepada peserta didik, maka tanggung jawab dan tanggung gugat tentang klien
tetep berada pada mentor / preseptor. Namun, apabila peserta didik sudah
memperoleh kewenangan secara utuh dan menyeluruh terkait klien yang telah

didilegasikan, maka tanggung jawab dan tanggung gugat secara internal ruangan
telah dimiliki oleh peserta didik.
-

Pencapaian kompetensi berkomunikasi berbahaa Inggris dilakukan dengan


memfalisitasi peserta didik untuk melakukan komunikasi berbahasa Inggris baik
ketika presentasi, diskusi kasus atau seminar kecil.

Preseptor melakukan penilaian kegiatan peserta didik pertengahan proses belajar


dan di akhir proses belajar di suatu ruang rawat.

Sebelum berpindah ruang rawat / blok / stase, maka dilakukan penilaian / umpan
balik tentang peran preseptor oleh peseta didik.

B. 3 Evaluasi kompetensi
Setiap kompetensi dievaluasi melalui beberapa cara yaitu :
-

Log book

Laporan pada preseptor / mentor

Proses pelaporan pada dinas berikut

Format evaluasi resmi dari pendidikan (direct observasional procedure skills


test; case test/ uji kasus)

Student Oral Case Analyses ( SOCA)

Critical incindence report


Dalam proses belajar, fokus penekanan penguasaan kompetensi ini adalah

melalui pendelegasian kewenangan. Disamping itu, ada beberapa kompetensi ambahan


yang harus juga dipertimbangkan untuk dimiliki oleh peserta didik karena ybs akan
menjadi praktisi. Kompetensi itu adalah berkomunikasi, kemampuan mengembangkan
diri dan orang lain (kliaen), kemampuan mempertahankan lingkungan bekerja yang
sehat, aman dan keselamatan, meningkatkan layanan, kemampuan melakukan secara
berkualitas, ekualitas dan perbedaan.
Evaluasi kompetensi untuk menetapkan kelulusan dari Program Studi dilakukan
dalam bentuk uji kompetensi sebelum yudisium. Ketika peserta didik program profesi
dinyatak lulus maka ia diberi sebutan Ners dan kemudian memiliki hak untuk
mendapatkan Surat Tanda Regristasi (STR). Namun, jika ternyata peserta didik tidak
lulus, maka seyogya yang bersangkutan diberi kesempatan untuk mendapatkan
remedial dan diuji kembali setelah program remedial selesai.

PENUTUP

Kurikulum adalah jantung penyelenggara pendidikan, oleh karena itu bagian

yang sangat vital ini perlu terus di kaji, di telaah dan ditata kembali agar institusi
pendidikan berjalan dengan sehat, dan sesuai tujuan yang diharapkan dengan senatiasa
menyesuaikan perkembangan IPTEK sehingga lulusan pendidikan profesi Ners
memiliki kemampuan memberikan layanan kesehatan yang berkualitas.
Semenjak adanya himbauan dan tuntutan dari pemerintah tentang penerapan
kurikulum berbasis kompetensi (KBK) disetiap satuan pendidikan maka AIPNI terus
menerus melakukan pengawalan terhadap pelaksanaan KBK tersebut, AIPNI telah
menyusun rancangan buku kurikulum berbasis kompetensi pendidikan sarjana
keperawatan tahun 2006 dan telah di sempurnaan untuk digunakan pada tahun 2008.
Hingga saat ini kurikulum tersebut telah digunakan secara luas oleh Institusi pendidikan
keperawatan di Indonesia dan di sempurnakan kembali tahun 2010 ini dengan sebutan
Kurikulum Pendidikan Ners.
Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI) yang merupakan satu
satunya wadah bagi penyelenggara pendidikan Ners di Indonesia serta merupakan
representasi dari institusi pendidikan keperawatan Indonesia secara terus menerus
meng-update

kurikulum

yang

ada.

Tujuannya

adalah

agar

ketatalaksanaan,

keterlaksanaan, dan dampak dari penyelenggaraan pendidikan tersebut dapat optimal.


Kesepakatan

bersama

dengan

seluruh

anggota

dalam

menyusun

dan

mengimplementasikan isi kurikulum KBK program pendidikan ners adalah kurikulum


inti sebanyak 60%, kurikulum penciri institusi (unggulan) 20% dan kurikulum global
20%.
Harapan kami dengan adanya buku Implementasi Kurikulum KBK Program
Pendidikan Ners maka dapat memandu setiap institusi pendidikan keperawatan di
Indonesia dapat melaksanakan pembelajaran dengan baim dan benar sehingga peserta
didik dapat mencapai kompetensi maksimal dan berdampak pada peningkatan kualitas
layanan keperawatan di masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
Morrow, K. (1984). Preceptorship in nursing staff development, in Kramer, M. (1993).
Preceptorship ploicy : a tool for success, Jounal of Continuing Education in Nursing, 24
(6), 274-276
NMC. (2002). Supporting nurse and midwives through lifelong learning.London : NMC
Gaberson, K. B., & Oermann, M.H.(1999) Clinical Teaching Strategies in Nursing
Teaching of nursing. New York : Springer Publishing Company.

Lampiran 1
TATA KELOLA PENDELEGASIAN KEWENANGAN
DARI PRESEPTOR KEPADA PESERTA DIDIK
Pendelegasian kewenangan dari preseptor kepada peserta didik merupakan fokus dari
proses belajar sehingga kegiatan belajar diarahkan pada penumbuh kembangan peserta
didik untuk menjadi ners profesional. Berikut ini dijelaskan tahapan pendelegasian
kewenangan yang sifatnya sangat flexibel dan individual dimana peserta didik yang
dianggap tidak dipaksakan untuk menerima pendelegasian tersebut.
Waktu

Komponen pendelegasian kewenangan asuhan klien

/mggu
12

pada setiap stase


Tindakan
Ketergantungan

Ketergantungan

Ketergantunga

Ketergantun

prosedural

minimal

n sedang

gan tinggi

23
dst

mandiri

Anda mungkin juga menyukai