Anda di halaman 1dari 4

PERDARAHAN GASTROINTESTINAL

Alpha Fardah A., IG. M. Reza Gunadi Ranuh, Subijanto Marto Sudarmo

BATASAN
Perdarahan gastrointestinal dapat terjadi dimana saja pada traktus digestivus dari mulut
sampai dengan anus. Darah dapat terlihat pada tinja atau muntahan atau dapat saja perdarahan
tersembunyi yang hanya dapat dilihat dengan pemeriksaan laboratorium.

PATOFISIOLOGI
Tergantung penyebab (seperti pada tabel 2)

GEJALA KLINIS
Dilakukan evaluasi pada :
a.

Perlu dikonfirmasi apakah memang benar darah yang keluar dan benar-benar keluar dari
traktus digestivus

b. Berapa banyak darah yang keluar dan karakteristiknya


c.

Apakah anak tampak sakit akut atau kronis


Dicari adanya tanda-tanda hipertensi portal, obstruksi intestinal, koagulopati, epistaksis,
fisura ani dan hemoroid.
Peningkatan nadi 20/menit atau penurunan tekanan darah sistolik 10 mmHg saat dari
duduk akan berdiri, adalah tanda terjadi perdarahan yang cukup signifikan.

d. Apakah perdarahan masih berlangsung

Tabel 1. : Identifikasi asal perdarahan gastrointestinal


Gejala klinis

Lokasi perdarahan

Darah merah segar dari mulut

Lesi mulut atau nasofaring


Varises esofagus
Laserasi esofagus/mukosa gaster (Mallory weiss
syndrome)

Muntahan darah merah segar atau seperti kopi

Lesi proksimal dari ligamen Treitz

Melena

Lesi proksimal dari ligamen Treitz, usus kecil


Kehilangan darah berkisar 50-100 ml/hari

Darah segar bercampur tinja

Lesi pada ileum atau colon


Perdarahan masif upper gastrointestinaltract

Darah diluar tinja

Lesi pada ampula rektum atau anus

CARA PEMERIKSAAN/DIAGNOSIS
-

Apt test untuk membedakan darah bayi dan darah ibu

Foto polos abdomen

Esofagogastrodudodenoskopi

Sigmoidoskopi dan kolonoskopi

Biopsi

Meckel scan

DIAGNOSA BANDING

Tabel 2. : Diagnosa banding perdarahan gastrointestinal


Bayi

Anak

Hematemesis

Tertelan darah ibu

Epistaksis

Peptic esophagitis

Peptic esophagitis
Mallory weiss syndrome
Varises esofagus
Ulkus gaster
Ulkus duodenum
Henoch schonlein purpura

Melena

Melena dengan nyeri,


obstruksi, peritonitis, perforasi

Ulkus duodenum

Ulkus duodenum

Duplikasi ileum

Duplikasi ileum

Divertikulum Meckel

Divertikulum Meckel

Necrotizing enterocolitis

Ulkus duodenum

Intususepsi

Hemobilia

Volvulus

Intususepsi
Volvulus

Hematochezia dengan diare,


crampy abdominal pain

Kolitis infeksiosa

Kolitis infeksiosa

Kolitis pseudomembran

Kolitis crohn

Enterokolitis Hirschprung

Sindroma hemolitik uremi


Henoch schonlein purpura

Hematochezia tanpa diare dan


nyeri perut

Fisura ani

Fisura ani

Kolitis eosinofilik

Ulkus rektum
Juvenile polyp

PENYULIT
Gangguan sirkulasi syok

PENATALAKSANAAN
1. Resusitasi cairan
2. Kumbah lambung dengan menggunakan normal saline
3. Perdarahan dari pembuluh darah (varises, kelainan vaskuler) yang persisten:

Vasopresin 20 unit/1,73m2 selama 20 menit atau ocreotide 25-30 g/m2/jam,


keduanya dapat diberikan selama 24 jam apabila diperlukan

Pemasangan Sengstaken-Blakemore tube

Skleroterapi

Konsul bedah anak

4. Perdarahan akibat ulkus : antasida, dekompresi gaster, elektrokauter, injeksi epinefrin


lokal, pembedahan darurat.

DAFTAR PUSTAKA
1. Squires, J. R. H. (1999). "Gastrointestinal bleeding." Pediatric 20 : 95-101.
2. Gilger, M. A. (2004). Upper gastrointestinal bleeding. Pediatric Gastrointestinal Disease.
Walker., Goulet., Kleinman.et al. Ontario, BC. Decker Inc. 1 : 258-263.
3. Turck, D. and L. Michaud (2004). Lower gastrointestinal bleeding. Pediatric
Gastrointestinal Disease. Walker., Goulet., Kleinman.et al. Ontario, BC. Decker Inc. 1 :
266-280.

Anda mungkin juga menyukai