Anda di halaman 1dari 10

Hasil Kajian Reklamasi Pesisir Kota Jakarta

Posted on September 4, 2016 adminPosted in Uncategorized

Latar Belakang Reklamasi Jakarta


Proyek reklamasi pesisir Kota Jakarta dimaksudkan untuk menambah ruang pembangunan Jakarta.
Selain itu, reklamasi ini bertujuan untuk mencegah pengikisan daratan Jakarta oleh air laut, serta
membangun beberapa fasilitas kota lainnya.
Kawasan selatan Jakarta sudah tidak mungkin dikembangkan karena fungsinya sebagai daerah
konservasi. Ditambah lagi dengan kondisi wilayah timur dan barat Kota Jakarta yang sudah telanjur
padat penduduk karena sejak 1985 pengembangan wilayah Jakarta sudah diarahkan ke timur dan
barat.
Tak hanya itu, reklamasi pantai utara Jakarta juga bertujuan untuk menata kembali kawasan Pantura
dengan cara membangun kawasan pantai dan menjadikan Jakarta sebagai kota pantai (waterfront
city).

Masalah yang Kompleks


Sangat kompleks permasalahan yang terjadi dalam proses reklamasi Jakarta ini baik dalam
perizinan, sosial dan lingkungan. Dalam perizinan, masih terdapat 2 sumber hukum yang
bertentangan yaitu Keppres No. 52 tahun 1995 sebagai pendukung keberjalanan reklamasi dan
Surat Keputusan Kementrian Lingkungan Hidup No.14 tahun 2003 yang berisi ketidaklayakan
proyek ini. Dalam bidang sosial lebih menjurus ke masyarakat pesisir. Tempat tinggal yang sudah
dihuni bertahun-tahun terpaksa harus ditinggal karena akan digunakan sebagai lahan proyek. Aspek
lingkungan merapakan yang paling disorot karena reklamasi memang dikenal akan mengganggu
ekosistem di pantai utara Jakarta. Peliknya permasalahan yang ada seakan membuat proyek ini
terkesan dipaksakan dalam pelaksanaannya.

Pro-Kontra Reklamasi
Pro
Menambah luas daratan DKI Jakarta sehingga akan mengurangi kemacetan di Ibukota karena akan
dibangun perkantoran dan perumahan di lahan reklamasi. Pembangunan pulau-pulau buatan juga
diharapkan akan mengurangi penurunan muka air tanah di Jakarta.

Kontra
1. Lingkungan Hidup
Dari segi lingkungan hidup dapat dibilang bahwa Reklamasi akan merusak wilayah pesisir Jakarta.
Ekosistem bawah laut menerima dampak buruk dari proses reklamasi yang dilakukan. Hal ini
dikarenakan tidak ada lagi ekosistem bawah laut di daerah yang akan direklamasi sehingga
membuat nelayan harus menempuh jarak berkilo-kilo untuk mendapatkan ikan. Dampak yang timbul
dari proyek reklamasi ini adalah kotornya air laut akibat proses konstruksi yang dilakukan oleh
kontraktor.
Tanah yang digunakan untuk reklamasi berasal dari daerah Banten dengan cara mengikis gunung.
Hal ini akan menimbulkan kerusakan lingkungan yang kemudian diprotes oleh warga setempat
dikarenakan warga tidak mendapatkan komisi apapun atas rusaknya lingkungan mereka.

2. Ekonomi
Jika dilihat dari sektor ekonomi, proyek reklamasi pesisir kota Jakarta akan menguntungkan bagi
pemerintah dan beberapa developer saja. Hal ini dikarenakan pemerintah mendapatkan sebagian
dari lahan hasil reklamasi tersebut. Tak hanya itu, sekitar 15% pajak dari penggunaan pulau-pulau
reklamasi ini akan masuk ke Pemprov DKI Jakarta yang jelas-jelas akan meningkatkan pendapatan.
Jika dilihat lebih jauh, proyek ini lebih diutamakan untuk kepentingan bisnis, bukan sosial dan
lingkungan, sehingga memacu perusahaan besar melakukan monopoli terhadap ekonomi di proyek
tersebut. Selain itu, pembangunan proyek ini juga tidak transparan, yaitu hanya terbuka untuk
beberapa developer saja.

3. Sosial
Saat reklamasi selesai, presentasi terbanyak dari proyek ini adalah komplek perumahan yang
kemungkinan besar akan didominasi oleh perumahan mewah, bukan rumah susun. Bahkan jika
lahan tersebut akan dipenuhi oleh para pendatang, bukan warga Jakarta itu sendiri. Hal ini tidak
menyelesaikan masalah kepadatan penduduk yang terjadi di Jakarta. Reklamasi Pulau G
menyebabkan tertutupnya Sunda Kelapa sehingga menyulitkan akses nelayan untuk berlayar ke
laut.

4. Perizinan
Masih banyaknya pendapat yang kontra dengan reklamasi termasuk yang mencatut AMDAL
membuktikan bahwa masalah perizinan di proyek reklamasi belumlah selesai. Permasalahan izin ini
sampai sekarang belum jelas adanya dan juga jika berdasarkan sumber hukum yang ada bahwa
Mega Proyek ini mempunyai dua sumber hukum yang bertentangan yaitu Keppres No. 52 tahun
1995 yang intinya memaksa proyek ini dapat berjalan akan tetapi dilain sisi pada tahun 2003
kemetrian lingkungan hidup mengeluarkan Surat Keputusan No.14 tahun 2003 yang berisi
ketidaklayakan proyek ini. Perizinan mutlak dibutuhkan untuk menunjukkan bahwa proyek reklamasi
ini aman untuk dilakukan terutama dari segi lingkungan dan tata ruang.

Sikap
Proyek reklamasi ini dapat dikatakan terlambat untuk dihentikan karena pantai utara Jakarta
terlanjur rusak sehingga telah menghambat pencarian ikan bagi nelayan. Jika proyek ini dihentikan
sekarang, maka akan sangat merugikan. Untuk ke depannya, sebaiknya pembangunan tetap
dilakukan, namun harus ada solusi dari permasalahan yang dihadapi saat ini. Diperlukan
pembenahan dari aspek perizinan, ekonomi sosial dan lingkungan dalam keberjalanan proyek ini
kedepannya.
Proyek ini tetap bisa dilanjutkan asalkan dokumen yang dibutuhkan sudah terpenuhi. Kemudian,
syarat AMDAL yang dikeluarkan Kementrian Lingkungan Hidup harus diselesaikan, minimal ada
Surat Keputusan yang menyatakan bahwa proyek tersebut aman bagi lingkungan sekitar.
Dari aspek ekonomi, peruntukannya lebih dikawal lagi. Perlu juga dilakukan peninjauan apakah
sesuai dengan yang tertera, jangan sampai pendirian pulau hanya menguntungkan investor yang
mendirikan pulau tersebut. Sebagai proyek jangka panjang, harus menguntungkan untuk banyak
pihak dan tidak hanya dinikmati oleh segelintir kalangan atas.
Dalam aspek sosial, masyarakat pesisir Jakarta merupakan pihak yang paling terkena imbasnya.
Masyarakat pesisir semakin terpuruk karena ladang pencahariannya semakin sulit diakses akibat
proses kontruksi. Keberpihakan proyek terhadap masyarakat dapat dikatakan rendah tapi memang
terlambat untuk proyek tersebut dihentikan. Solusi yang dapat dilakukan ialah disediakan tempat
baru untuk nelayan di lokasi reklamasi tersebut atau merelokasi ke tempat yang layak. Diperlukan
sosialisasi kepada masyarakat mengenai manfaat apa yang dapat mereka peroleh apabila proyek
reklamasi ini ingin dilanjutkan misalnya akan dibangun rusunawa untuk masyarakat di wilayah
pesisir. Lebih baik lagi jika pemerintah membuka tempat pelelangan ikan berskala internasional
disana sehingga hasil tangkapan rakyat bisa segera dijual. Selain itu, dengan adanya reklamasi ini
diharapkan pergerakan barang dan jasa akan semakin cepat.
Dampak lingkungan harus lebih diperhatikan. Lebih baik meminimalisir jumlah kerusakan terumbu
karang dan ekosistem laut. Pada dasarnya, reklamasi adalah timbunan. Ketika kita menimbun tanah
dalam air, air laut akan naik. Hal ini mungkin aman bagi Jakarta karena adanya Giant Sea Wall,
tetapi belum tentu berlaku pada daerah lain. Hendaknya, reklamasi tak hanya memikirkan
pembangunan di Jakarta saja, tetapi dilakukan kajian secara lebih holistik. Harus dipikirkan juga
bagaimana mengatasi kenaikan air laut di daerah lain.

Segala pembangunan pasti menimbulkan pro-kontra dari berbagai pihak. Tidak mudah memang
melakukan sesuatu yang menguntungkan semua pihak. Sebagai kaum terpelajar, mahasiswa

sebaiknya menjadi sosok yang kritis dalam segala kebijakan pemerintah. Tidak hanya memberikan
kritik melainkan juga memberikan solusi dan menentukan sikap berdasarkan data empiris dan logis
serta kajian yang mendalam dari berbagai aspek. Segala tindakan yang dilakukan harus disertai
alasan yang jelas. Kasus reklamasi ini merupakan satu diantara sekian banyak kasus pembangunan
yang bermasalah di Indonesia. Sebagai mahasiswa kita tidak boleh berdiam diri melainkan harus
aktif dalam mencari solusi yang terbaik khususnya untuk masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai