Feed
zF
0,47
0,27
0,26
Distilat
mol
47
27
26
xD
0,98
0,02
0
Waste
mol
xW
0,01
mol
F=W+D
100 mol/jam = W + D
W = 100 mol/jam D
W = 100 mol/jam D
= 100 mol/jam 47,42 mol/jam
W = 52,58 mol/jam
Benzena
Klorobenzena
Bromobenzena
zF
0,47
0,27
0,26
Mol
47
27
26
xD
0,98
0,02
0
mol
46,47
0,95
0
xW
0,01
0,496
0,494
mol
5,26
26,08
21,24
Langkah ketiga adalah menghitung temperatur feed masuk kolom distilasi, temperatur
distilat, dan temperatur waste. Feed yang masuk adalah campuran uap-cair dengan fraksi uap
0.6. Untuk mencari temperatur feed masuk, syaratnya adalah :
xwi = 1 =
x Fi
f ( K i1 ) +1
Dengan menggunakan fasilitas goal seek yang ada di microsoft excel, diperoleh nilai T yang
memenuhi persamaan di atas adalah saat T = 117,34oC = 390,49 K.
Senyawa
Titik Didih
(K)
Benzena
Klorobenzena
Bromobenzena
353,45
404,15
429,3
Konstanta Antoine
A
B
C
15,9008
16,0676
15,7972
2788,51
3295,12
3313
-52,36
-55,6
-67,71
Ket : nilai konstanta Antoine digunakan untuk satuan temperatur kelvin dan tekanan dalam mmHg.
Psat (atm)
(A j
Pjsat = 10
Zat
xf
Bj
)
C j +T
)/760
K
(
P j , sat
P operasi
x Fi
f ( K i1 ) +1
)
Benzena
Toluena
Etil-Benzena
0,47
0,27
0,26
1
2101,083
504,563
251,735
2,765
0,664
0,331
0,228
0,338
0,434
1,000
Untuk mencari temperatur distilat, kita melihat dari komposisi yang ada di distilat,
98% distilat adalah benzena. Seluruh uap pada bubble point campuran akan dikondensasi di
kondenser. Sebagian hasil kondensasi akan dikembalikan ke kolom, sebagian lagi akan keluar
sebagai distilat, namun keduanya mempunyai komposisi yang sama. Jika diamati, temperatur
distilat adalah temperatur bubble point campuran. Karena 98% campuran adalah benzena,
maka temperatur distilat adalah temperatur titik didih benzena pada keadaan 1 atm, yaitu
353,45 K.
Untuk mencari temperatur waste, kita melihat kondisi dan komposisi yang ada di
waste. Kondisi yang keluar di waste adalah cairan pada bubble point campuran, maka
temperatur waste adalah temperatur bubble point campuran dimana komposisi keluar
campuran 1% benzena, 49,6% klorobenzena, dan 49,4% bromobenzena. Dengan
menggunakan fasilitas goal seek, temperatur bubble point campuran dengan komposisi
tersebut adalah 373,55 K.
Langkah keempat adalah menghitung relative volatility (), dimana yang menjadi
referensinya adalah komponen heavy key (toluena).
Tfeed = 390,49 K = 117,34 oC
TD = 353,45 K = 80,30 oC
TW = 373,55 K = 100,40 oC
Komponen
Psat,F (atm)
Benzena
Klorobenzena
Bromobenzen
a
2,765
0,664
0,331
F
(
Psat,D
Psat , F
(atm)
Psat F , ref
4,164
1,000
0,498
1,731
0,378
0,180
D
(
Psat,W
Psat , F (atm)
Psat D , ref
4,579
1,000
0,476
5,052
1,372
0,725
W
(
Psat , F
Psat W ,ref
3,683
1,000
0,528
Langkah kelima adalah menggunakan persamaan Fenske untuk mendapatkan jumlah tray
minimum.
/(x Dj / x Bj)
ln
Nm + 1 =
dimana ij =
ln ij
/(0,02/ 0, 496)
ln
Nm + 1 =
ln 4,164
Nm + 1 = 5,46 = 6
Nm (dalam kolom distilasi) = 5
Perhitungan Nm dengan memperhitungkan feed, distilat, waste
Nm + 1 =
/(0,02/0,496)
ln
3
ln 4,164 x 4,579 x 3,683
Psat (atm)
Komponen
Benzena
Toluena
Etil-Benzena
xf
0,47
0,27
0,26
1
xD
0,98
0,02
0,00
1,00
(A j
Pjsat = 10
Bj
)
C j +T
2101,084
504,563
251,735
)/760
K
(
P j , sat
P operasi
F
(
Psat , F
Psat F , ref
)
2,765
0,664
0,331
4,164
1,000
0,498
Karena feed adalah campuran uap-cair dengan komposisi uap 0,6, maka q = 0.4. Perhitungan
menggunakan rumus persamaan Underwood untuk feed yaitu :
i x Fi
i
=1q
i x Fi
i
= 1 0,4
i x Fi
i
= 0,6
Dengan menggunakan fasilitas goal seek di microsoft excel, kita dapat memperoleh nilai
i x Fi
i
satu nilai yang memenuhi persamaan di atas. Untuk memilih nilai yang akan digunakan,
kita mempunyai persyaratan bahwa nilai harus berada antara nilai komponen light key
dan nilai komponen heavy key. Nilai yang memenuhi persamaan dan syarat tersebut
adalah 2,069 ( 1,000 < 2,069 < 4,164).
Zat
Benzena
Toluena
Etil-Benzena
xf
0,47
0,27
0,26
1
F
4,164
1,000
0,499
i x Fi
i
0,934
-0,252
-0,083
0,6
RDm + 1 =
i x Di
i
4,164 x 0, 98
4,1642,049
1 x 0, 02
+ 12,069
RDm + 1 = 1,929
RDm = 0,929
3. Menghitung RD yang nilainya 1,5 RDm
Alasan nilai RD = 1,5 RDm adalah mempertimbangkan kondisi optimum proses pemisahan
yang berlangsung dengan tetap memperhitungkan cost investasi dan cost operasional.
RD = 1,5 RDm = 1,5 x 0,929 = 1,394
4. Menggunakan grafik Gilliland. Kita menghitung nilai
1,3940,929
1,394+1
5. Menghitung nilai N
R D R Dm
R D +1
lalu memplotnya ke
N N min
N +1
= 0,194
R D R Dm
R D +1
N N min
N +1
= 0,45
N N min
N +1
N 5
N +1
= 0,45
= 0,45
N 5 = 0,45 N + 0,45
0,55 N = 5,45
N = 9,9 stages = 10 stages
(c) Setelah itu, kita coba membandingkan hasil perhitungan dengan hasil di program
UNISIM. Pertama, kita memasukkan data zat yang digunakan (benzena, klorobenzena,
bromobenzena) dan persamaan yang dipakai (persamaan Antoine). Kedua, kita menginput
nilai fraksi uap dalam feed (0,6), tekanan feed (1 atm), laju alir mol feed (100 mol/jam), dan
komposisi feed (benzena 0,47, klorobenzena 0,27, bromobenzena 0,26). Ketiga, kita
menginput zat yang menjadi komponen light key yaitu benzena dengan komposisinya di
residu sebesar 0,01 dan komponen heavy key yaitu klorobenzena dengan komposisinya di
distilat sebesar 0,02. Keempat, kita memasukkan tekanan kondenser dan reboiler (nilai
tekanan bebas namun tekanan reboiler harus lebih besar dari tekanan kondenser), serta rasio
reflux eksternal. Akhirnya, kita akan memperoleh nilai reflux minimum, jumlah tray
minimum, dan jumlah tray ideal. Berikut adalah proses input dan output yang keluar pada
UNISI.