Anda di halaman 1dari 1

Ini 3 Masalah yang Bakal Dihadapi RI Saat

MEA Dimulai
Dina Rayanti - detikfinance
Jakarta -Ada sejumlah masalah yang harus dihadapi pemerintah saat ajang
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) berlaku mulai 1 Januari 2016 nanti. Menurut
Suharyadi, peneliti dari Lembaga Pengkajian, Penelitian dan Pengembangan
Ekonomi Kamar Dagang dan Industri (LP3E Kadin) Indonesia, masalah itu berkaitan
dengan ketenagekerjaan
Pertama, masalah pengangguran yang meningkat. Menurut Suharyadi, ada atau
tak ada MEA pemerintah harus mampu menekan laju pengangguran yang
cenderung meningkat.
Kedua, ada 8 profesi yang dibuka (free of skill labour) saat MEA mulai bergulir yaitu
insinyur, arsitek, perawat, tenaga survei, tenaga pariwisata, praktisi medis, dokter
gigi, dan akuntan. Menurut, dibukanya 8 profesi tersebut untuk orang asing
berpotensi mendorong peningkatan pengangguran dari kalangan terdidik.
"Dalam MEA nanti dibuka 8 profesi yang terdidik tadi dan mereka bebas masuk ke
sini, bisa dibayangkan pengangguran terdidik akan terus meningkat. Kalau ini
terjadi, ini akan menjadi warning bagi pemerintah," ujar Suharyadi dalam jumpa
pers di Menara Kadin, Rabu (30/12/2015).
Ketiga, masalah tenaga kerja yang potensial terkena dampak MEA. Jika berdaya
saing rendah mereka berpotensi menjadi pengangguran dan ini jumlahnya
diperkirakan cukup signifikan. Suharyadi mengatakan dari 12 sektor yang dibuka
untuk asing, ada 5 sektor bidang jasa dan 7 sektor bidang produk.
Namun, menurut Suharyadi, pemerintah belum memiliki standar kompetensi tenaga
kerja untuk mengisi 12 sektor yang dibuka saat MEA nanti
"Nah coba lihat di SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) saja dari
Kemenetrian Tenaga Kerja belum memiliki peta kebutuhannya, apa sih yang
dibutuhkan standar kompetensi dari sektor-sektor ini tidak ada. jadi sebenarnya
pemerintah itu tidak tahu dimana kekuatan dan apa yang mesti dilakukan," tutur
Suharyadi.

Anda mungkin juga menyukai