Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
A. Ruang Lingkup Industri Hilir Kelapa Sawit
Komoditi kelapa sawit merupakan salah satu andalan komoditi pertanian
Indonesia yang pertumbuhannya sangat cepat dan mempunyai peran strategis
dalam perekonomian nasional. Salah satu hasil olahan kelapa sawit adalah
Minyak Sawit Mentah, MSM (Crude Palm Oil, CPO dan Crude Palm Kernel
Oil, CPKO).
Pemanfaatan minyak sawit mentah sebagai bahan baku industri dapat
memberikan efek berganda meliputi: a) Pertumbuhan sub sektor ekonomi
lainnya, b) Pengembangan wilayah industri, c) Proses alih teknologi, d)
perluasan lapangan kerja, e) Perolehan devisa, f) Peningkatan penerimaan
pajak.
Hingga saat ini terdapat sekitar 23 jenis produk hilir kelapa sawit yang telah
diproduksi di Indonesia. Mengingat potensi minyak sawit Indonesia saat ini
dan ditambah dengan perkiraan produksi CPO tahun 2010 yang akan
mencapai 20 juta ton maka sudah selayaknya diversifikasi produk hilir kelapa
sawit ditingkatkan. Dengan pengolahan minyak sawit mentah ini menjadi
berbagai produk turunannya, maka akan memberikan nilai tambah lebih besar
lagi bagi negara karena harga relatif mahal dan stabil. Penggunaan minyak
sawit mentah untuk industri hilirnya di Indonesia saat ini masih relatif rendah
yaitu baru sekitar 55% dari total produksi.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) sebagaimana dituangkan
dalam Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri
Nasional menetapkan bahwa industri berbasis minyak sawit mentah sebagai
prioritas untuk dikembangkan ke arah yang mempunyai nilai tambah lebih
tinggi dimana yang pengembangannya dapat dilakukan dengan pendekatan
klaster. Pengembangan turunan minyak sawit dimasa yang akan datang
mempunyai prospek yang sangat baik. Dalam rangka pengembangannya,
perlu didukung oleh seluruh pemangku kepentingan mulai dari budidaya

tanaman, proses produksi dan pemasaran. Upaya ini perlu didukung pula oleh
lembaga terkait seperti Litbang, SDM, penyedia mesin dan peralatan serta
Perbankan/Permodalan. Oleh karena itu, dalam rangka mewujudkan upaya
peningkatan produksi minyak sawit mentah serta ekspor produk hilir kelapa
sawit baik dalam jenis, volume dan nilai ekspor melalui pengembangan
industri hilir kelapa sawit dan mengisi kekosongan kapasitas produksi industri
hilir yang telah ada (existing industry) maka perlu disusun roadmap
pengembangan klaster industri hilir kelapa sawit.

B. Pengelompokan Industri Hilir Kelapa Sawit


1. Kelompok Industri Hulu
Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia yang
berperan dalam pertumbuhan ekonomi nasional, dengan kontribusinya
yang cukup besar dalam menghasilkan devisa dan penyerapan tenaga
kerja. Perkembangan industri hilir kelapa sawit di Indonesia adalah selaras
dengan pertumbuhan areal perkebunan dan produksi kelapa sawit sebagai
sumber bahan baku. Perkebunan kelapa sawit menghasilkan buah kelapa
sawit/tandan buah segar (hulu) kemudian diolah menjadi minyak sawit
mentah (hilir perkebunan sawit dan hulu bagi industri yang berbasiskan
minyak sawit mentah). Disamping menghasilkan produk CPO, pengolahan
tandan buah segar (TBS) juga menghasilkan produk Palm Kernel Oil
(PKO). Produksi PKO meningkat seiring dengan meningkatnya produk
CPO, yakni sekitar 10% dari CPO yang dihasilkan.

2. Kelompok Industri Antara


Dari minyak kelapa sawit (CPO) dan minyak inti sawit (PKO) dapat
diproduksi berbagai jenis produk antara sawit yang digunakan sebagai
bahan baku bagi industri hilirnya baik untuk kategori pangan ataupun non
pangan. Diantara kelompok industri antara sawit termasuk didalamnya
industri olein, stearin, oleokimia dasar (fatty acid, fatty alcohol, fatty
amines, methyl esther, glycerol)

3. Kelompok Industri Hilir


Dari produk antara sawit dapat diproduksi berbagai jenis produk yang
sebagian besar adalah produk yang memiliki pangsa pasar potensial, baik
untuk pangsa pasar dalam negeri maupun pangsa pasar ekspor.
Pengembangan industri hilir kelapa sawit perlu dilakukan mengingat nilai
tambah produk hilir sawit yang tinggi. Jenis industri hilir kelapa sawit
spektrumnya sangat luas, hingga lebih dari 100 produk hilir yang telah
dapat dihasilkan pada skala industri. Namun baru sekitar 23 jenis produk
hilir (pangan dan non pangan) yang sudah diproduksi secara komersial di
Indonesia.
Beberapa produk hilir turunan CPO dan PKO yang telah diproduksi
diantaranya untuk kategori pangan: minyak goreng, minyak salad,
shortening, margarine, Cocoa Butter Substitute

(CBS), vanaspati,

vegetable ghee, food emulsifier, fat powder, dan es krim. Adapun untuk
kategori non pangan diantaranya adalah: surfaktan, biodiesel, dan
oleokimia turunan lainnya.

MINYAK KELAPA SAWIT


MINYAK INTI SAWIT
(PKO )

Minyak Sawit Kasar


( CPO )

OLEIN

Asam
Amino

PFA
D

Vit. A,E

Karoten

Protein
Sel Tunggal

Stearin

Trogliserida, Digliserida,
Monogliserida

Es
Kri
m

Lipase

Soap Chip

Asam
Lemak

Margarin
Minyak
Goreng

Minyak
Salad

Shortening

Metil
Ester

Sabun
Cuci

Meti
l
Ester

Fat
Powder

Cocoa Butter
Substitute
(CBS)

Kosmetika
Shortening

Surfaktan

Biodiesel

Confectioneries

Sabun
Vegetable
Ghee
Vanaspati
Cocoa
Butter
Substitute
(CB )
S

Ester Asam Lemak:


Palmitat/Propand
Stearat
Metil Ester Sulfonat
Oleat/ Glycol
Propylene Glycol

Keteranga Warna:
n
= suda diproduks di
h
i
= belu diproduks di
m
i

Metalic Salt:
Oleat/Ba
Palmitat Stearat/
Ca, Zn
Stearat/Ca, M
g
Stearat/ A , Li
l
Oleat/ Zn, Pb

Indonesi
a
Indonesi
a

Polyethoxylated
Derivates:
Palmitat/Ethylene
Propylene Oxide
Stearat/Ethylene
Propylene Oxide
Oleic Acid Dimer
Ethylene
Propylene Oxide

Fatty Amines:

Oxygenated Fatty
Acid/Ester :

Secondary C16 &


C18 / Ethoxylated

Epoxy Stearic/
Octanol Ester
Epthio Stearin
Mono &
Polyhydric Alcohol
Ester

Betain
C16 & C18 /
Ethoxylated

Fatty Alkohol
C16&C18 Alcohol/
Sulphated
C16&C18 Alcohol/
Esterified with
Higher Saturated
Fatty Acid
C16&C19 Alcohol/
Ethoxylation
Monogliserida
Ethoxylation

Pohon Industri Minyak Sawit Mentah

Fatty Acids Amides:


Stearamide
Alkanolamides
Sulphated
Alcanolamide of
Palmitat, Stearic &
Oleic Acids
Oleamide

Glisero
l

Food
Emulsifie
r

BAB II
SASARAN
A. Jangka Menengah (2010 -2014)
1. Berkembangnya klaster industri hilir kelapa sawit di Sumatera Utara, Riau
dan Kalimantan Timur;
2. Iklim usaha dan investasi yang kondusif;
3. Infrastruktur yang berdaya saing.

B. Jangka Panjang (2015-2025)


1. Memperluas pengembangan produk akhir;
2. Terbentuknya centre of excellence industri hilir kelapa sawit;
3. Penguasaan pasar domestik dan internasional;
4. Pemantapan industri berwawasan lingkungan;
5. Terintegrasinya industri turunan kelapa sawit di Kalimantan Barat,
Kalimantan Tengah dan Papua.

BAB III
STRATEGI DAN KEBIJAKAN

A. Visi dan Arah Pengembangan Industri Hilir Kelapa Sawit


1. Visi Pengembangan Industri Hilir Kelapa Sawit
Pengembangan industri hilir kelapa sawit melalui pendekatan klaster.
2. Arah Pengembangan
Pengembangan industri hilir kelapa sawit untuk peningkatan nilai tambah.
Adanya klaster industri berbasis minyak sawit mentah diharapkan
memperkuat keterkaitan pada semua tingkatan rantai nilai (value chain)
dari industri hulunya, mampu meningkatkan nilai tambah sepanjang rantai
nilai dengan

membangun visi dan misi yang selaras sehingga mampu

meningkatkan produktivitas, efisiensi dan jenis sumber daya yang


digunakan dalam industri, dan memfokuskan pada penggunaan sumbersumber daya terbarukan (renewable resources).

B. Indikator Pencapaian
1. Terintegrasinya industri hilir kelapa sawit.
2. Diversifikasi produk hilir kelapa sawit, yang ditandai dengan:
a. Meningkatnya investasi baru dan perluasan usaha industri berbasis
minyak sawit mentah.
b. Terpenuhinya pemenuhan kebutuhan dalam negeri akan produk hilir
kelapa sawit.
c. Meningkatnya kapasitas industri hilir kelapa sawit.
d. Penguasaan pasar internasional.

C. Tahapan Implementasi
Beberapa langkah yang telah dilakukan berkaitan dengan pengembangan
klaster industri turunan CPO :
1. Menyusun strategi pengembangan dan rencana aksi yang diarahkan pada
industri hilir kelapa sawit.

2. Pencanangan klaster industri hilir kelapa sawit di daerah yang telah


ditetapkan untuk dikembangkan menjadi lokasi pengembangan klaster
industri hilir kelapa sawit.
3. Kerjasama penelitian dan pengembangan antara Pemerintah, dunia usaha
dan lembaga penelitian /perguruan tinggi.
4. Melaksanakan rencana aksi pusat dan daerah klaster secara terkoordinasi.
5. Pembentukan Tim Monitoring dan Evaluasi pusat dan daerah untuk
pelaksanaan rencana aksi.

Kerangka Pengembangan Industri Hilir Kelapa Sawit


a.

Industri Inti
Olein, Stearin dan PFAD

Industri Pendukung
Industri minyak goreng kemasan, minyak salad, mayonaise, margarine, CBS,
Shortening, vanaspati, vegetable ghee, es krim, industri makanan, industri
pastry, Vit A, Vit E, sabun dan deterjen, pakan ternak

Industri Terkait
Industri asam fosfat, bahan pemucat, asam sitrat, NaOH, industri aditif, industri
pewarna, lesitin, garam, emulsifier, potasium sorbat, asam sitrat, susu skim bubuk,
industri mesin dan peralatan, industri kemasan

b.

Industri fatty acid

Industri soap chips, food emulsifier, metalic soap, surfaktan, pelumas, CBS,
industri karet, personal care product, industri gliserol, farmasi

Industri katalis ZnO, industri mesin dan peralatan, industri kemasan

c.

Industri fatty alcohol

Industri surfaktan, industri kosmetika, personal care product

d.

Industri Biodiesel

Industri surfaktan, jasa transportasi, pembangkit listrik, industri gliserol

Sasaran Jangka Menengah 2010 2014


a. Berkembangnya klaster industri hilir kelapa sawit di Sumut, Riau dan Kaltim;
b. Iklim usaha dan investasi yang kondusif;
c. Infrastruktur yang berdaya saing

Industri methanol, gas hidrogen, katalis Ni, katalis copper chromite, asam sulfat,
industri mesin dan peralatan, industri kemasan
Industri methanol, NaOH, KOH, H2SO4, Sodium Metilat, industri mesin dan
peralatan.
Sasaran Jangka Panjang 2015 2025
a. Memperluas jenis produk hilir sampai dengan 70 jenis pada tahun 2020
b. Penguasaan pasar domestik dan internasional;
c. Pemantapan industri berwawasan lingkungan;
d. Pengembangan strategi global production network
e. Terintegrasinya industri hilir kelapa sawit di, Kalbar, Kalteng dan Papua

Strategi
: Diversifikasi produk industri hilir kelapa sawit untuk industri dalam negeri dan ekspansi ekspor.
Ekspor minyak sawit mentah mencapai hanya 50 % pada tahun 2015
Peningkatan promosi dan kampanye minyak kelapa sawit berkelanjutan
Teknologi : Pengembangan teknologi industri hilir kelapa sawit dengan lisensi dan atau mendorong kemampuan pengembangan R&D dalam negeri
Infrastruktur : Pengembangan dan pembangunan infrasrtruktur di daerah klaster industri hilir kelapa sawit yang berdaya saing
Insentif : Penciptaan insentif baik fiskal maupun non fiskal untuk pengembangan industri hilir kelapa sawit
Pokok-pokok Rencana Aksi Jangka Menengah ( 2010 2014)
a. Menjalin kerjasama di antara industri hilir kelapa sawit dengan industri/institusi pendukung/terkait;
Pokok-pokok Rencana Aksi Jangka Panjang ( 2015 2025)
b. Integrasi industri hilir kelapa sawit di Sumut, Riau , dan Kaltim;
a. Diversifikasi produk industri hilir kelapa sawit yang bernilai tambah
c. Meningkatkan kerjasama R&D antara lembaga penelitian, perguruan tinggi dan industri;
tinggi;
d. Meningkatkan kualitas produk sesuai SNI;
b. Inovasi produk dan teknologi melalui peningkatan R & D;
e. Mengembangkan industri mesin peralatan;
c. Pemberian insentif bagi pelaku R&D pengembangan produk industri hilir
f.
Mengembangkan industri bahan penolong;
kelapa sawit
g. Meningkatkan kualitas SDM melalui penyusunan dan penerapan SKKNI industri kimai berbasis kelapa sawit;
d. Pemenuhan pasar di dalam negeri dan perluasan pasar ekspor;
h. Mendorong peran lembaga keuangan dalam penyediaan layanan kredit dan permodalan dengan suku bunga
e. Penyediaan fasilitas promosi dan pemasaran;;
rendah;
f.
Pembangunan industri hilir kelapa sawit Indonesia di negara tujuan
i.
Mendorong peran lembaga terkait dalam pemasaran.
ekspor (Global Production Network)
j.
Promosi investasi;
g. Penerapan manajemen penanganan Dampak Keselamatan, Keamanan,
k. Pengembangan infrastruktur;
Kesehatan dan Lingkungan Hidup (K3L) di lingkungan industri kimia
l.
Peningkatan koordinasi dan sinergi instansi terkait dalam penetapan kebijakan;
berbasis kelapa sawit.
m. Kebijakan insentif mendukung pengembangan industri;
n. Penghapusan Perda yang menghambat pengembangan industri;
Sektor

Industri Terkait
(Industri Margarin, surfaktan, kosmetik,
sabun, dll)

Regulasi dan
Insentif
(Pusat,
Daerah)

Industri
Pemasok/ MSM
(CPO dan CPKO)

Industri Inti
(Industri olein, stearin, fatty
acid, fatty alcohol, &
biodiesel)

Pembeli
(pasar domestik,
internasional)

Industri Pendukung
(industri bahan kimia, kemasan, mesin &
peralatan)

Institusi Pendukung
(pendidikan, keuangan, litbang)

Infrastruktur
(jalan, pelabuhan, listrik, tangki timbun, dll)

Kerangka Keterkaitan Industri Pengolahan Kelapa Sawit


5

Fasilitas umum
(air bersih,
penanganan
limbah, RS,
Training
Center, dll),
settlement
facility,
lembaga
promosi &
pemasaran
bersama

Peran Pemangku Kepentingan dalam Pengembangan Industri Pengolahan Kelapa Sawit

Pemerintah Pusat

2. Mendorong peningkatan pasokan minyak sawit


mentah ke Industri hilir kelapa sawit;

3. Memperbaiki mutu bahan baku minyak sawit mentah;

4. Membangun dan memperbaiki fasilitas infrastruktur


pendukung IHKS (Sumut, Riau, dan Kaltim);

5. Mendorong diversifikasi produk industri hilir kelapa


sawit menjadi 30 jenis;

6. Mempromosikan investasi industri hilir kelapa sawit;

7. Promosi dan kampanye internasional mengenai


perkelapa sawitan Indonesia;

8. Mendorong pengembangan pendidikan dan kegiatan


litbang di sektor IHKS;

9. Mempermudah akses kredit untuk petani sawit;.

O
O

O
O

Fasilitasi
Klaster

Prs.Ind.

Working Group

Asosiasi

Forum
Daya Saing

Kab

BBKK/Balai
Kelapa Sawit

Prop

KRT/BPPT

Dep.Keu

Perguruan Tinggi
& Litbang

PT

Dep.Dag

1. Mengendalikan ekspor bahan baku minyak sawit


mentah;

Swasta

Dep.Tan.

Dep.Perin

Rencana Aksi 2010 2014

Pemda

O
O

RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI BERBASIS PERTANIAN, OLEOCHEMICAL

No

1.

Rencana Aksi
A. NASIONAL
Penyusunan dasar hukum
penetapan lokasi klaster
industri hilir sawit

Penanggung
Jawab

Instansi Terkait

Kriteria Keberhasilan

Kemperin

Kemtan, Kemdag,
Bappenas, BKPM,
Kemhukham, Pemda

Jaminan kepastian
hukum bagi
pembentukan klaster
industri hilir sawit Prop
Sumatera Utara, Riau,
Kalimantan Timur

2.

Penyusunan studi
kelayakan pengembangan
klaster industri hilir sawit
di Sumatera Utara, Riau,
Kalimantan Timur

Kemperin

Jatim
Pemda,
Kemkeu,
Kemtan, Kementrian
BUMN

Tersedianya data dan


informasi menyangkut
kelayakan
pembangunan klaster
industri hilir sawit di
Sumatera Utara, Riau,
Kalimantan Timur
sebagai bahan promosi
dan investasi

3.

Pengkajian
peraturan/kebijakan yang
kontra produktif terhadap
pengembangan industri
hilir sawit

Kemperin

Kemdag, Kemtan,
KemBUMN,
Kemhukham, Pemda,
asosiasi dan dunia
usaha industri sawit

Revisi atau
penghapusan
peraturan/kebijakan
yang menghambat
pengembangan industri
hilir sawit

Ukuran
Keberhasilan

Target
Pelaksanaan

Terbitnya
Selesai 100 %
Permenperin
pengembangan
pembangunan klaster
industri hilir sawit ,
Prop Sumatera Utara,
Kalimantan Timur,
dan Riau
Dihasilkannya FS
menyangkut
kelayakan
pembangunan
klaster industri hilir
sawit di Sei Mangke,
Maloy, dan Dumai
sebagai bahan
promosi dan
investasi
Peningkatan
investasi dan
perluasan usaha

4.

Pengkajian model yang


terkait dengan pemberian
insentif untuk
pengembangan IHKS

Kemperin

Menkoperek,Kemkeu,
Kemdag

Adanya model
pemberian insentif
untuk pengembangan
IHKS

5.

Pengembangan SDM di
bidang IHKS

Kemperin

Kemdiknas,
Kemnaker, Perguruan
Tinggi, BLK

6.

Penguatan dan
Peningkatan Kapasitas
Litbang di bidang IHKS

Kemperin

Perguruan tinggi,
Diknas, BBPT, LIPI,
Baristan, Kemristek,
Industri, Asosiasi

1. Tersusunnya model
kelembagaan,
program, dan
standar kompetensi
2. Meningkatnya
keahlian dan
keterampilan SDM
di bidang industri
kelapa sawit
1. Tersusunnya
konsep
laboratorium
dengan dasar Good
Laboratory
Practices (GLP)
2. Tersusunnya
program dan
agenda Litbang
bidang IHKS
2. Terjalinnya
kerjasama penelitian
dan pengembangan
antar perguruan tinggi ,
balai riset di bidang
IHKS dan industri

Adanya rekomendasi
mengenai model
pemberian fasiltas
insentif untuk
pengembangan IHKS
Terbentuknya
lembaga pendidikan
dan pelatihan,
program, standar
kompetensi ,
tersedianya tenaga
terampil di bidang
industri kelapa sawit
Terbentuknya
lembaga Litbang
IHKS di setiap lokasi
klaster

No.

1.

Rencana Aksi
B. SUMATERA
UTARA
Penyediaan sarana dan
prasarana di Sumatera
Utara

Penanggung
Jawab

Kemperin &
Pemda

Instansi Terkait

Kriteria Keberhasilan Ukuran Keberhasilan

KemPU, KemBUMN
(PTPN III, Pelindo),
Kemkeu, Kemhub,
Bappenas

Jaminan kelancaran
distribusi dan bongkar
muat bahan baku dan
produk IHKS

Jaminan ketersediaan
pasokan listrik

Jaminan kelancaran
proses produksi

2.

Pengkajian
peraturan/kebijakan yang
kontra produktif terhadap
pengembangan industri
hilir sawit

Kemperin

Kemdag,
Kemhukham, Pemda,
asosiasi dan dunia
usaha industri sawit

10

Revisi atau
penghapusan
peraturan/kebijakan
yang menghambat
pengembangan industri
hilir sawit

1. Tersedia pelabuhan
umum di Kuala
Tanjung
2. Pembangunan jalur
baru kereta api dari
Gunung Bayu ke
Pelabuhan Kuala
Tanjung dan
menghubungkan jalur
kereta api dari
Pematang Siantar
Berdirinya pembangkit
listrik tenaga biomass
sawit (PLTBS)
kapasitas 2 x 3,5 MW
Pembangunan instalasi
pengolahan limbah,
pengolahan air bersih
beserta jaringannya
Terciptanya iklim
usaha yang kondusif
bagi pelaku usaha
industri hilir kelapa
sawit di Sumatera
Utara

Target
Pelaksanaan

No.

1.

Rencana Aksi
C. RIAU
Pembangunan jalan tol
Pekanbaru-Dumai,
Highway PekanbaruButon, Jalan Lingkar
Riau, Jalan Nasional,
Jalan provinsi dan jalan
kabupaten/kota

Penanggung
Jawab

Instansi Terkait

Kriteria Keberhasilan Ukuran Keberhasilan

Kemperin &
Pemda

KemPU, KemBUMN
(PTPN III, Pelindo),
Kemkeu, Kemhub,
Bappenas

Jaminan kelancaran
distribusi dan bongkar
muat bahan baku dan
produk hilir sawit

2.

Pembangunan dan
peningkatan pelabuhan
Dumai, Tg. Buton dan
Kuala Enok

Kemperin &
Pemda

KemPU, KemBUMN
(PTPN III, Pelindo),
Kemkeu, Kemhub,
Bappenas

Jaminan kelancaran
distribusi dan bongkar
muat bahan baku dan
produk hilir sawit

3.

Pembangunan jaringan
rel Dumai-PekanbaruMuaro; Dumai-DuriRantau Prapat,
Pekanbaru-Rengat-Kuala
Enok, Pekanbaru-SiakTg. Buton, PekanbaruBangkinang-Ujung BatuDuri, Siak-Sei.PakningDumai

Kemperin &
Pemda

KemPU, KemBUMN
(PTPN III, Pelindo),
Kemkeu, Kemhub,
Bappenas

Jaminan kelancaran
distribusi dan bongkar
muat bahan baku dan
produk hilir sawit

11

Pembangunan dan
peningkatan jaringan
jalan meliputi : jalan
tol Pekanbaru Dumai; jalan lingkar
propinsi Riau; jalan
negara lintas timur;
jalan negara lintas
timur - barat
Pembangunan dan
peningkatan pelabuhan
laut utama meliputi :
Dumai; Kuala Enok,
dan Buton
Pembangunan jaringan
KA meliputi jalur :
ruas Dumai Pekanbaru - Muaro;
ruas Rantau Prapat Duri - Dumai; ruas
Pekanbaru - Rengat Kuala Enok, ruas
Pekanbaru - Siak Tanjung Buton; Ruas
Pekanbaru Bangkinang - Ujung
Batu - Duri; Ruas Siak
- Sungai P

Target
Pelaksanaan

4.

5.

7.

Pembangunan air bersih


di Dumai, Tg. Buton dan
Kuala Enok
Pembangunan
Pembangkit Listrik
(PLTA Lubuk
Ambacang, PLTU
Peranap/Cerenti, PLTG
Pekanbaru dan jaringan
transmisi menuju
kawasan industri Dumai,
Tg. Buton dan Kuala
Enok
Pembangunan instalasi
pengolahan limbah pada
kawasan industri Dumai,
Tg. Buton dan Kuala
Enok
Pengembangan Sumber
Daya Manusia di bidang
Industri Hilir Kelapa
Sawit

Kemperin &
Pemda

KemPU, KemBUMN,
Kemkeu, Kemhub,
Bappenas
KemPU, KemBUMN,
Kemkeu, Kemhub,
Bappenas

Jaminan kelancaran
supply air bersih

Pembangunan jalur
distribusi air bersih

Jaminan tersedianya
energi yang cukup

Adanya Pembangkit
listrik

Kemperin &
Pemda

KemPU, Kemkeu,
Bappenas

Jaminan kelancaran
proses produksi

Tersedianya instalasi
pengolahan limbah

Kemperin &
Pemda

Pemda (Dinas Diknas,


Dinas Tenaga Kerja,
Balitbang, Badan
kominfo), Kemdiknas,
Kemkominfo

Diferensiasi dan
sustainable industri
hilir kelapa sawit

Pembangunan
pendidikan(SMK,
Politeknik, Perguruan
tinggi), pelatihan
untuk tenaga kerja,
R&D

Kemperin &
Pemda

12

No.

1.

2.

3.

Rencana Aksi
D. KALIMANTAN
TIMUR
Mempertahankan dan
meningkatkan kapasitas
jalan
a. Balikpapan-Samarinda
Maloy (420 km)
b. Muara Wahau - Sp.
Perdau Maloy (197
km)
Pembangunan freeway
Balikpapan-SamarindaBontang-Sangata-Maloy
(342 km)
Pembangunan bendungan
dan instalasi pengolahan
air bersih 200 L/detik
Mengembangkan
pelabuhan Maloy

Studi dan promosi


investasi pengembangan
industri hilir kelapa sawit

Penanggung
Jawab

Instansi
Terkait

Kriteria Keberhasilan

Ukuran Keberhasilan

Kemperin &
Pemda

KemPU

Jaminan kelancaran distribusi


dan bongkar muat bahan baku
dan produk hilir sawit

Panjang dan jangkauan


jaringan jalan sesuai dengan
fungsi layanan

Kemperin &
Pemda

KemPU

Jaminan kelancaran supply air


bersih

Pembangunan jalur
distribusi air bersih

Kemperin &
Pemda

KemPU

Jaminan kelancaran distribusi


dan bongkar muat bahan baku
dan produk hilir sawit

Pembangunan dan
peningkatan pelabuhan laut
utama meliputi : Dumai;
Kuala Enok, dan Buton

Kemperin &
Pemda

Tersedianya data dan informasi


menyangkut kelayakan
pembangunan klaster industri
hilir sawit di Kalimantan Timu
yang mendorong investasi dan
pengembangan IHKS

13

Target
Pelaksanaan

Anda mungkin juga menyukai