Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH IMG MASYARAKAT

ISU GENETICALLY MODIFIED FOOD (GMF) DAN PRO


-KONTRANYA DALAM KEHIDUPAN

Oleh : Inas Nabilah F.


NIM 14/364134/KU/17072

PROGRAM STUDI GIZI KESEHATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB I : PENDAHULUAN........................................................................................................3
A. Latar Belakang...............................................................................................................3
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................3
C. Tujuan.............................................................................................................................4
BAB II : ISI.................................................................................................................................5
A. Pengertian Genetically Modified Food / GMF.............................................................5
B. Contoh Contoh Makanan yang Mengalami Rekayasa Genetik................................5
C. Dampak Positif GMF Terhadap Kesehatan, Ketahanan Pangan, & Lingkungan......7
D. Dampak Negatif GMF Terhadap Kesehatan, Ketahanan Pangan, & Lingkungan.....8
E. Tanggapan Masyarakat dan Pemerintah.....................................................................10
F. Tanggapan Organisasi Kesehatan dan Pangan Dunia................................................10
BAB III : PENUTUP................................................................................................................12
A. Kesimpulan...................................................................................................................12
B. Kritik.............................................................................................................................12
C. Saran.............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................14

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ancaman krisis pangan membayang-bayangi dunia pada tahun 2050. FAO,
memperkirakan akan terjadi kelangkaan pangan dunia pada tahun 2050 disebabkan
2

meningkatnya jumlah penduduk dunia yang diprediksi akan menembus angka 9 miliar
jiwa. Selain peningkatan jumlah penduduk, perubahan iklim global juga
mempengaruhi ketahanan pangan. Pakar iklim mengumumkan bahwa tahun 2014
merupakan rekor tahun terpanas sepanjang sejarah manusia. Perubahan iklim ekstrim
secara nyata dapat menurunkan ketahanan pangan karena berkaitan langsung dengan
kondisi alam. Oleh karena itu, ketahanan pangan dunia harus ditingkatkan guna
memenuhi kebutuhan pada masa yang akan datang. Selain itu, ketahanan pangan yang
kuat akan berpengaruh kepada manfaat dan ketahanan nilai gizinya, mendukung
ekonomi nasional, perdagangan dan kepariwisataan, serta menyokong sustainable
development.
Berbagai upaya dilakukan diantaranya dengan menerapkan bioteknologi
melalui rekayasa genetika. Bioteknologi modern ini memodifikasi materi genetika
organisme secara langsung dan tepat sehingga dapat mengubah / mengurangi sifat
sifat lemah dari tanaman pangan. Namun seiring dengan banyaknya penelitian yang
mengkaji rekayasa genetika, banyak pendapat negatif yang menanyakan apakah
makanan yang dimodifikasi secara genetik dalam jangka pangjang akan benar benar
aman bagi kehidupan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Genetically Modified Food (GMF)?
2. Apa saja contoh makanan yang telah mengalami rekayasa genetik?
3. Bagaimana dampak positif GMF terhadap kesehatan, ketahanan pangan,

&

lingkungan?
4. Bagaimana dampak negatif GMF terhadap kesehatan, ketahanan pangan,

&

lingkungan?
5. Bagaimana pendapat masyarakat dan pemerintah terhadap isu GMF?
6. Bagaimana pendapat serta peran organisasi kesehatan dan pangan dunia terhadap
isu GMF?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Genetically Modified Food (GMF)
2. Mengetahui contoh makanan yang telah mengalami rekayasa genetik
3. Mengetahui dampak positif GMF terhadap kesehatan, ketahanan pangan,

&

lingkungan
4. Mengetahui dampak negatif GMF terhadap kesehatan, ketahanan pangan,

&

lingkungan
5. Mengetahui pendapat masyarakat dan pemerintah terhadap isu GMF
6. Mengetahui pendapat serta peran organisasi kesehatan dan pangan dunia terhadap
isu GMF
3

BAB II
ISI
A. Pengertian Genetically Modified Food / GMF
Genetically Modified Food / GMF / makanan transgenik adalah makanan yang
dibuat atau berbahan dasar organik yang susunan DNA nya telah dimodifikasi dengan
cara tranfer DNA dari spesies yang berbeda (tumbuhan, mikroorganisme, atau hewan)
atau dari gen yang disintesis secara kimiawi ke dalam bahan makanan yang digunakan
untuk mendapatkan turunan yang unggul/sesuai dengan keinginan manusia. Saat ini,
makanan yang berbahan dasar tumbuhan transgenik telah menyebar dan banyak
digunakan di dunia. Diperkirakan di masa depan akan muncul pengembangan
makanan transgenik berbahan dasar mikroorganisme atau hewan.
Tanaman transgenik mulai dikembangkan pada tahun 1973 oleh Hurbert
Boyer dan Stanley, dan mulai diproduksi pada tahun 1982. Sejak saat itu, jumlah
tanaman transgenik yang dihasilkan meningkat pesat dan menyebar luas ke beberapa
negara di dunia. Dalam kurun waktu 17 tahun sejak tanaman ini mulai ditanam secara
komersil pada tahun 1996 telah terjadi peningkatan luas areal tanam hingga 100 kali
lipat pada tahun 2013. International Service for the Acquisition of Agri-biotech
4

Applications (ISAAA) memperkirakan setidaknya 18 juta petani di 27 negara


menanam tanaman hasil rekayasa genetika. Dari 27 negara tersebut 19 merupakan
negara berkembang dan 8 sisanya merupakan negara industri. Amerika Serikat masih
menjadi negara produsen pangan transgenik terbesar dunia dengan areal tanam
mencapai 40% dari total areal tanaman transgenik dunia. Seiring dengan semakin
berkembangnya aplikasi tanaman hasil rekayasa genetika, banyak kalangan yang
menyambut positif dan mendukung penerapan teknologi ini sebagai komoditi pangan
yang menjanjikan, namun tak sedikit pula yang menentangnya dengan alasan resiko
kesehatan yang belum diketahui.
.

B. Contoh Contoh Makanan yang Mengalami Rekayasa Genetik

1. Tanaman Tembakau Transgenik


Tembakau ini memiliki daya tahan terhadap cuaca dingin. Gen untuk mengatur
pertahanan pada cuaca dingin didapat dari tanaman Arabidopsis thaliana dan
cyanobacter (Anacyctis nidulans).
2. Tanaman Kedelai Transgenik
Mengandung asam oleat tinggi dan tahan terhadap herbisida glifosat. Gen
resisten herbisida dari bakteri Agrobacterium galur CP4 dimasukkan ke kedelai
dan juga digunakan teknologi molekular untuk meningkatkan pembentukan asam
oleat
.
3. Tanaman Canola Transgenik
Tanaman canola jenis ini kaya asam laurat dan vitamin E. Gen FatB dari
Umbellularia californica ditransfer ke dalam tanaman canola untuk meningkatkan
kandungan asam laurat.
4. Pepaya Transgenik
Pepaya ini tahan terhadap virus Papaya ringspot virus (PRSV). Gen rekayasa
didapatkan dari menyandi selubung virus PRSV.
5. Gandum
Gandum ini memiliki keunggulan tahan terhadap penyakit hawar. Gen
didapatkan dari gen penyandi enzim kitinase (pemecah dinding sel cendawan)
yang berasal dari barley.
6. Gula Bit Transgenik

Gula bit jenis ini tahan terhadap herbisida glifosat dan glufosinat. Gen berasal
dari

bakteri

Agrobacterium

galur

CP4

dan

cendawan

Streptomyces

viridochromogenes.
7. Beras Golden Rice
Golden Rice adalah beras yang berwarna kuning keemasan. Beras ini direkayasa
genetika melalui penyisipan gen penyandi phytoene synthase digabungkan gen
penyandi carotene desaturase. Kedua gen ini membuat beras Golden mengandung
beta karoten (pro-vitamin A).
8. Jagung Bt
Jagung Bt merupakan jagung yang direkayasa genetika dengan penyisipan
Bacillus thuringiensis sehingga jagung mempunyai ketahanan terhadap hama.
9. Tomat Transgenik
Tomat transgenik disisipi gen khusus yang disebut antisenescens yang
memperlambat proses pematangan sehingga tomat tidak cepat busuk dan lebih
tahan lama.
10. Kentang Katahdin
Varietas Katahdin merupakan kentang transgenik yang memiliki gen RB yang
dihasilkan dari isolasi gen yang terdapat pada kerabat kentang liar (Solanum
bulbocastanum) sehingga kentang ini tahan terhadap penyakit hawar daun.

C. Dampak Positif GMF Terhadap Kesehatan, Ketahanan Pangan, &


Lingkungan
1. Fitoremediasi
Penekanan diberikan dalam perbaikan pencemaran tanah dan air in situ
dengan tanaman transgenik dan mikro-organisme. Tanaman transgenik
dapat menyerap logam berat dari tanah atau mendetoksifikasi polutan.
2. Menekan biaya produksi pangan & penurunan penggunaan pestisida
Karena tidak perlu membayar pestisida semprot, biaya produksi
menurun. Selain menurunkan biaya produksi, GMF juga menyediakan

lingkungan yang lebih baik dengan menghemat 497 juta kg pestisida


selama 16 tahun.
3. Pertumbuhan cepat & hasil melimpah
Pertumbuhan tanaman transgenik lebih cepat daripada tanaman
alaminya. Tanaman ini dapat mewariskan gen dan sifat baru yang
bermanfaat kepada keturunannya, sehingga menghasilkan panen yang
berlimpah dari tanah yang pas-pasan di negara miskin dan padat
penduduk.
4. Zat gizi lebih banyak
Salah satunya adalah palawija transgenik yang sedang dikembangkan
mencakup polong-polongan dan biji-bijian yang kadar proteinnya lebih
tinggi. Hal ini memberikan manfaat yang cukup besar bagi negara miskin
dimana banyak terdapat kasus kekurangan energi dan protein terutama
pada anak-anak.
5. Memiliki sifat yang diinginkan
Peningkatan kualitas rasa dan perubahan sifat seperti misalnya kentang
yang menyerap lebih sedikit minyak saat digoreng.
6. Lebih tahan penyakit, hama, virus, dan kekeringan
Karena telah disisipi gen unggul.
7. Umur simpan lama
Beberapa produk GMF memiliki daya simpan lama dan tidak mudah
busuk sehingga mengurangi resiko cacat di perjalanan/pengiriman.
8. Dapat dikembangkan untuk pengobatan
Dalam bidang kesehatan dikembangkan tanaman transgenik yang
dapat menghasilkan senyawa yang bermanfaat bagi kesehatan manusia
seperti vitamin dan vaksin. Saat ini sedang dikembangkan tanaman yang
mampu memproduksi vaksin yakni pada tanaman pisang, kentang dan
tomat.
Pemanfaatan rekayasa genetik dalam pembentukan pangan transgenik
dianggap sebagai terobosan yang brilian dalam menghadapi kerawanan pangan di
masa depan yang dapat diprediksi dari gejala-gejala ketidaktentuan cuaca di beberapa
belahan dunia.

D. Dampak Negatif GMF Terhadap Kesehatan, Ketahanan Pangan, &


Lingkungan
1. Pengaruh terhadap keanekaragaman hayati

Tanaman transgenik yang dapat dikatakan super karena memiliki


kelebihandibandingkantanamanaslidapatmenyaingitanamanasliyang
masih memiliki beberapa kelemahan alami sehingga dapat mengancam
keberlanjutankehidupantanamanasli.
2. Pengaruh terhadap rantai makanan
Tanaman transgenik yang mengandung pestisida alami disinyalir dapat
mempengaruhi rantai makanan karena konsumen tingkat satu yang
mengonsumsinya akan mati dan dalam skala besar, hal ini dapat
mengacaukan rantai makanan pada konsumen tingkat tingkat
berikutnya.
3. Punahnya pestisida yang aman
Diantara tanaman-tanaman transgenik yang paling sukses, sebagian
mengandung gen penghasil protein yang beracun bagi hama serangga.
Para biolog memperingatkan bahwa bila serangga mengkonsumsi racun
yang dihasilkan oleh gen ini dan berhasil survive atau tetap hidup, maka
serangga itu akan menjadi kebal terhadap pestisida biasa dan untuk
membasminya butuh dosis yang lebih tinggi. Dosis pestisida yang tinggi
bisa melewati batas aman penggunaan pestisida biasa.
4. Kebal antibiotik
Dalam memodifikasi gen tanaman, para peneliti menggunakan gen
penanda untuk menentukan apakah gen yang diinginkan sudah tertanam.
Karena kebanyakan gen penanda memberikan kekebalan terhadap
antibiotik, para kritikus khawatir bahwa ini dapat menyumbang pada
berkembangnya masalah kekebalan terhadap antibiotik. Namun, para
ilmuwan lain mengatakan bahwa gen penanda semacam itu telah diacak
secara genetika sebelum digunakan, sehingga mengurangi bahaya ini.
5. Pengaruh terhadap organisme tanah dan dekomposer
Tanaman Bt mengandung Bt-toksin pada akarnya dan memberikan
pengaruh terhadap populasi protozoa dalam tanah.
6. Stabilitas gen
Kestabilitasan gen yang dimasukkan dalam GMF masih dikhawatirkan
akan membawa suatu dampak tertentu.
Setiap produk GMF mengandung gen transgenik yang berbeda, serta cara
penyusupan gennya juga berbeda. Hal ini berarti setiap GMF tidak bisa disimpulkan
8

memiliki resiko yang sama dan dikonklusi secara general. Keamanan GMF harus
dikaji dengan basis case-by-case agar tidak terjadi kerancuan hasil penelitian.

E. Tanggapan Masyarakat dan Pemerintah


Masyarakat global memiliki pendapat dan pandangan yang berbeda terhadap
pangan. Hal ini tergantung pada sosial budaya, agama, dan pola hidup individu.
Masyarakatyangpropadapenggunaantanamantransgenikterutamamelihatpada
potensi pemanfaatan tanaman transgenik untuk mengatasi krisis pangan, dan
cenderung berpendapat penggunaan transgenik tidak berbahaya. Sedangkan
masyarakatyangkontrapadapenggunaantransgenikkarenamenganggaptanaman
transgenik belum dievaluasi mendetail untuk keamanan tingkat konsumsinya bagi
manusia,bagilingkungandanmempertanyakanasalusulgenyangdiintroduksike
dalamtanamankarenaketerkaitandengankehalalanmakanandansifatalergenikyang
mungkinada.
TeknologiGMFmungkinmenuairesponnegatifmasyarakat,terutamakarena
kurangnyastudidanevaluasitopikterkait,walaupunadanamunkurangmenjelaskan
secara objektif. Pemerintah dari beberapa negara seperti Italia, Perancis, Jerman,
Austria, Selandia Baru, Swiss, Irlandia, dan Luksemburg menyatakan mereka
menolak dan membuat kebijakan tentang pengadaan GMF di negara mereka.
Sedangkan di belahan dunia lain, seperti Amerika, Jepang, mendukung bahkan
memproduksi GMF dalam skala komersial. Pemerintah dari Indonesia sendiri masih
memperdebatkan keputusan kebijakan yang akan diambil seputar GMF.

F. Tanggapan Organisasi Kesehatan dan Pangan Dunia


Seluruh GMF harus diberi penilaian ketat sebelum penjualannya dilegalkan di
pasar nasional maupun dunia. Untuk menganalisa kehalalan, resiko alergenik dan
resiko lain dari produk GMF, FAO/WHO memberikan guideline dalam bentuk
FAO/WHO Codex Guidelines on Safety Assessment of GM Foods dan aturan ini harus
diikuti oleh seluruh negara yang memproduksi dan mengimpor GMF. The Food and
Drug Administration (FDA) mengatur produksi dan pelabelan makanan rekayasa
genetika. Codex dan pelabelan makanan merupakan sebagai salah satu solusi untuk
menangani ketakutan masyarakat tentang GMF.
WHO berperan aktif pada hal yang berhubungan dengan GMF untuk
menengarahi 2 hal :

1. Kesehatan masyarakat dapat mengambil manfaat dalam penggunaan


bioteknologi yang potensial ini, karena di masa depan GMF dapat
diarahkan pada pengubahan nilai gizi suatu makanan, mengurangi potensi
alergenik, atau meningkatkan efisiensi sistem produksi pangan.
2. Adanya kepentingan untuk menganalisis efek negatif yang mungkin terjadi
pada kesehatan manusia setelah mengonsumsi GMF.
WHO, bersama dengan FAO dan organisasi internasional lainnya akan terus
memantau keamanan penggunaan dan pengembangan GMF dari sudut pandang
perlindungan terhadap kesehatan masyarakat.

10

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Genetically Modified Food adalah makanan yang direkayasa secara genetik untuk
mendapatkan sifat sifat unggul, memperbaiki kualitas, dan berdaya tahan pangan
tinggi. Namun, dibalik banyaknya dampak positif yang diberikan, GMF juga memiliki
beberapa dampak negatif sehingga muncul pihak pihak pro dan kontra dari
masyarakat. Di lapangan, penelitian dan studi yang diangkat masih belum dapat
mengklarifikasi secara tuntas akan bahaya GMF. Menanggapi ini, organisasi tingkat
dunia seperti WHO, FAO, dan FDA mengeluarkan syarat pelabelan pada setiap
makanan transgenik.

B. Kritik
1. Evaluasi pengaruh GMF terhadap lingkungan dan kesehatan perlu
mencantumkan penelitian yang mumpuni dan bukan sekedar opini, karena
sejauh ini belum ada laporan penelitian yang komprehensif tentang efek
samping dari makanan transgenik.
2. Kontroversial penggunaan suatu

produk

teknologi

maju,

termasuk

bioteknologi harus dapat diatasi secara bijaksana. Salah satunya dengan


pembuatan suatu produk hukum yang bersifat legal.
3. Sikap masyarakat hendaknya wajar dan proporsional terhadap GMF. Sikap pro
dan kontra tetap diperbolehkan karena merupakan salah satu hak asasi, selama
dilakukan berdasarkan aturan, etika dan disaluran yang benar.

C. Saran
1. Masukan ilmiah sangat dibutuhkan agar menjadi rekomendasi bagi pemerintah
dalam mengambil keputusan terkait produk rekayasa genetik yang akan
dilepas ke pasar.
2. Diperlukan informasi yang kritis mengenai tanaman transgenik. Hal ini
membutuhkan pengetahuan mengenai prinsip konstruksi dan evaluasi produk produk GMF agar kritikus tidak cenderung mengutip mentah-mentah ulasan

11

yang disajikan oleh pers asing sehingga sulit menilai obyektivitas suatu
permasalahan dan validitas data yang dihasilkan.

DAFTAR PUSTAKA
12

Kamana, I Wayan.2009.Adopsi Tanaman Transgenik dan Beberapa Pertimbangannya.


GaneC Swara Vol. 3 no. 2 September 2009. Mataram : FPMIPA IKIP.
Shrivastava, Umesh Prasad.2011.Transgenic Plants : Review on Risks and Benefits in The
Enironment of Developing Countries.Academic Voices A Multidisciplinary Journal
Vol. 1 no. 1 2011. Birgunj : Department of Botany T.R.M. Campus Birgunj Parsa
Suwanto, Antonius.2008.Tanaman Transgenik : Bagaimana Kita Menyikapinya? Bogor :
Institut

Pertanian

Bogor.

Diakses

online

tanggal

Januari

2016

http://biogen.litbang.pertanian.go.id/
World Health Organization.2015.Fact Sheet of Food Safety on December 2015. Diakses
online tanggal 2 Januari 2016 http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs399/en/
World Health Organization.2016.Food, Genetically Modified. Diakses online tanggal 2
Januari 2016 http://www.who.int/topics/food_genetically_modified/en/
World Health Organization.2016.Frequently Asked Questions on Genetically Modified Food.
Diakses online tanggal 2 Januari 2016
http://www.who.int/foodsafety/areas_work/food-technology/faq-geneticallymodified-food/en/

13

Anda mungkin juga menyukai