ROBOTIKA
A.
B.
1. Planing
Merupakan tahap untuk memikirkan robot apa yang akan kita buat. Misalkan kita
lihat dari segi fungsi dan kegunaan robot tersebut, serta peralatan (komponen) apa
saja yang akan ada di dalamnya.
2. Design
Setelah kita mengetahui robot apa yang akan kita buat, maka tahap kedua adalah
menuangkan ide tersebut ke dalam sebuah gambar/layout untuk memudahkan kita
memperhitungkan
kinerja
robot
yang
nanti
akan
kita
buat.
Misalkan
memperhitungkan antara berat sisi depan dan sisi belakang, apakah sudah mendekati
seimbang ataukah perlu di posisikan ulang lagi komponen-komponennya.
3. Building
Setelah
semua
diperhitungkan
secara
sistematis
dan
perkiraan
persentase
kesalahannya sudah dirasa sedikit, maka robot sudah dapat dibuat sesuai dengan
design yang sudah ada.
Layaknya sistem kerja alat pada umumnya, robot line follower juga memiliki
inputan, proses, dan output. Dapat dilihat pada blok diagram dibawah.
Input
Proses
Output
Pada blok inputan yang terdiri dari sensor proksimity, robot membandingkan
antara warna garis dengan warna latar lintasan. Dengan konsep seperti gambar
berikut:
Pada latar yang berwarna putih, hampir semua cahaya dari LED akan
dipantulkan ke photodioda. Sedangkan pada latar yang berwarna hitam, sangat
sedikit cahaya LED yang dapat dipantulkan ke photodioda. Hal itu disebabkan
oleh sifat-sifat dari cahaya hitam dan putih. Dari sifat cahaya tersebut, dengan
sedikit modifikasi dengan tegangan, maka dapat digunakan sebagai parameter
untuk menentukan logik dari robot, sehingga robot dapat mengikuti garis
sesuai dengan track yang dibuat.
Logika dari sensor tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Pada gambar diatas, dapat dilihat bahwa ada beberapa kondisi yang nantinya
akan dimiliki oleh robot. Dari logika hasil pemetaan sensor tersebut nantinya
yang akan diproses oleh robot untuk menentukan, apakah dia akan lurus, belok
ke kanan atau belok ke kiri.
Pada blok proses, disini terdiri dari sistem minimum mikrokontroler. Yang
berfungsi untuk mengolah data yang diberikan oleh sensor. Misalkan robot
sedikit melenceng ke kanan, maka mikrokontroler akan memerintahkan motor
untuk bergerak ke kiri. Agar robot dapat tetap berada di atas track.
Pada blok output, disini terdiri dari driver motor yang memiliki fungsi untuk
dapat mengolah data yang diberikan oleh mikrokontroler. Data yang telah
dikonversi tersebut nantinya yang akan digunakan untuk menggerakan motor.
7. Apabila board sudah jadi, maka tahap selanjutnya adalah membuat bodi dan
gearbox dari robot.
8. Setelah jadi, lakukan pengujian terhadap board yang telah dibuat.
9. Tahap terakhir adalah melakukan pemrograman mikrokontroler.
10. Apabila tidak ada kesalahan dalam pembuatan, maka robot dapat dipastikan dapat
berjalan sesuai dengan rencana.
Blok reset
Socket to sensor
Socket Program
Socket to
driver motor
Power Suplay
to mikrokontroler
Kondensator (Kapasitor)
Kapasitor adalah suatu komponen elektronika yang dapat menyimpan dan melepaskan
muatan listrik atau energi listrik. Kemampuan untuk menyimpan muatan listrik pada kapasitor
disebut dengan kapasitansi atau kapasitas. Kapasitor dapat dibedakan dari bahan yang
digunakan sebagai lapisan diantara lempeng-lempeng logam yang disebut dielektrikum.
Dielektrikum tersebut dapat berupa keramik, mika, mylar, kertas, polyester ataupun film.
Pada umumnya kapasitor yanng terbuat dari bahan diatas nilainya kurang dari 1 mikrofarad
(1mF).
Satuan kapasitor adalah Farad, dimana 1 farad = 103 mF = 106 mF = 109 nF =1012 pF.
Untuk mengetahui besarnya nilai kapasitas atau kapasitansi pada kapasitor dapat dibaca
melalui kode angka pada badan kapasitor tersebut yang terdiri dari 3 angka. Angka pertama
dan kedua menunjukkan angkaatau nilai, angka ketiga menunjukkan faktor pengali atau
jumlah nol, dan satuan yang digunakan ialah pikofarad (pF).
Contoh :
Pada badan kapasitor tertulis angka 103 artinya nilai kapasitas dari kapasitor tersebut adalah
10x103 pF = 10 x 1000 pF = 10nF = 0,01 mF.
Kapasitor tetap yang memiliki nilai lebih dari atau sama dengan 1mF adalah kapasitor
elektrolit (elco). Kapasitor ini memiliki polaritas (memiliki kutub positif dan kutub negatif)
dan biasa disebutkan tegangan kerjanya. Misalnya : 100mF 16 V artinya elco memiliki
kapasitas 100mF dan tegangan kerjanya tidak boleh melebihi 16 volt.
2. Komponen Aktif
Komponen Aktif adalah salah satu komponen elektronika yang dalam
pengoperasiannya perlu sumber arus dan tegangannya sendiri, contoh komponen aktif
antara lain sebagai berikut :
Dioda ( Penyearah )
Dioda merupakan salah satu jenis komponen aktif yang berfungsi sebagai
komponen penyearah. Dioda terbuat dari bahan semi konduktor jenis silikon dan
germanium. Dioda disusun menggunakan semikonduktor jenis P pada kutub positif
(+) dan jenis N pada kutub negatif (-). Karena dioda termasuk komponen aktif, arus
listrik yang mengalir dari sumbungan P ke sambungan N akan di lewatkan jika
tegangan listrik yang di lewatkan pada dioda berbahan silikon minimal 0,7 volt dan
pada dioda berbahan germanium minimal 0,3 volt. Dioda juga berfungsi sebagai
saklar dalam rentang yang sangat rendah, sebagai contoh pada dioda jenis selikon,
jika tegangan kurang dari 0,7 volt maka tegangan tidak dilewatkan, dan jika tegangan
lebih besar dari 0,7 volt maka tegangan akan dilewatkan.
tegangan masuk pada battery on, maka arus masuk sehinnga Led superbrigth menyala
dengan terang yang kemudian dibiaskan pada photodioda.
Photodioda
Photo Dioda adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Secara
fisik bentuk dan struktur kaki komponen photodiode memang mirip dengan LED,
namun fungsinya sangat berbeda jauh, komponen elektronika ini akan mengubah
cahaya menjadi arus listrik. Cahaya yang dapat dideteksi oleh photodioda ini mulai
dari cahaya infra merah, cahaya tampak, ultra ungu sampai dengan sinar-X. Aplikasi
untuk Photodioda mulai dari penghitung kendaraan di jalan umum secara otomatis,
serta digunakan sebagai sensor untuk mendeteksi ada atau tidaknya suatu obyek yaitu
contohnya sebagai sensor proximity. Dimana Cara pemasangannya dari photodioda
dengan LED indikator yaitu terbalik. photodioda bekerja pada bias reverse.
Packs. IC memilki bentuk fisik kecil, terbuat dari bahan Silikon dan berwarna hitam.
Komponen IC memiliki banyak kaki dan pada umumnya jumlah kakinya sangat
tergantung dari banyaknya komponen yang membentuk komponen IC tersebut.
IC Op-Amp ( Oprasional Amplifier )
Oprasional Amplifier merupakan salah satu jenis IC analog yang berfungsi
sebagai rangkaian penguat atau komparator (membandingkan ). Salah satu jenis IC
Op-Amp adalah LM 324 yang biasa digunakan pada robot line follower dimana
fungsinya ialah untuk membandingkan antara tegangan input dari sensor dengan
tegangan input dari variable resistor. Pulsa outputnya adalah high sehingga tidak
diperlukan adanya pull-up pada rangkaian output.
IC power ( regulator )
IC power adalah merupakan jenis IC Analog yang beroprasi pada catu daya.
Pada umumnya IC power ini digunakan pada rangkaian Adaptor dan Power supply
yaitu sebagai penstabil tegangan output. Contoh IC power antara lain : LM 7805, LM
7812, LM7818 dan LM7824.
MIKROKONTROLER
Mikrokontroler ATMEGA 16
Mikrokontroler adalah suatu keping IC dimana terdapat mikroprosesor dan
memori program (ROM) serta memori serbaguna (RAM), bahkan ada beberapa jenis
mikrokontroler yang memiliki fasilitas ADC, PLL, EEPROM dalam satu kemasan.
Penggunaan mikrokontroler dalam bidang kontrol sangat luas dan populer. Ada
beberapa vendor yang membuat mikrokontroler diantaranya Intel, Microchip,
Winbond, Atmel, Philips, Xemics dan lain - lain. Dari beberapa vendor tersebut, yang
paling populer digunakan adalah mikrokontroler buatan Atmel. Mikrokontroler AVR
(Alf and Vegards Risc prosesor) memiliki arsitektur RISC 8 bit, di mana semua
instruksi dikemas dalam kode 16-bit (16-bits word) dan sebagian besar instruksi
dieksekusi dalam 1 (satu) siklus clock, berbeda dengan instruksi MCS 51 yang
membutuhkan 12 siklus clock. Secara umum, AVR dapat dikelompokkan menjadi 4
kelas, yaitu keluarga ATtiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATMega dan AT86RFxx.
Pada dasarnya yang membedakan masing masing kelas adalah memori, peripheral,
dan fungsinya. Dari segi arsitektur dan instruksi yang digunakan, mereka bisa
dikatakan hampir sama. Oleh karena itu, dipergunakan salah satu AVR produk Atmel,
yaitu ATMega16. Selain mudah didapatkan dan lebih murah ATMega16 juga
memiliki fasilitas yang lengkap. Untuk tipe AVR ada 3 jenis yaitu AT Tiny, AVR
klasik, AT Mega.
Arsitektur ATmega 16
Instruction Set
Computer). Hampir semua instruksi dieksekusi dalam satu siklus clock. AVR
mempunyai 32 register general-purpose, timer/counter fleksibel dengan mode
compare, interrupt internal dan eksternal, serial UART, programmable Watchdog
Timer, dan mode power saving. Mempunyai ADC dan PWM internal. AVR juga
mempunyai In-System Programmable Flash on-chip yang mengijinkan memori
program untuk diprogram ulang dalam sistem menggunakan hubungan serial SPI.
ATMEGA 16 adalah mikrokontroler CMOS 8-bit daya-rendah berbasis arsitektur
RISC yang ditingkatkan. Kebanyakan instruksi dikerjakan pada satu siklus clock,
Atmega 16 mempunyai throughput mendekati 1 MIPS per MHz membuat disainer
sistem untuk mengoptimasi konsumsi daya versus kecepatan proses.
atau pin
dikonfigurasi sebagai pin output. Pin port adalah tri-state setelah kondisi reset. Bila
PORTxn diset 1 pada saat pin terkonfigurasi sebagai pin output maka pin port akan
berlogika 1. Dan bila PORTxn diset 0 pada saat pin terkonfigurasi sebagai pin output
maka pin port akan berlogika 0. Saat mengubah kondisi port dari kondisi tri-state
(DDxn=0, PORTxn=0) ke kondisi output high (DDxn=1, PORTxn=1) maka harus
ada kondisi peralihan apakah itu kondisi pull-up enabled (DDxn=0, PORTxn=1) atau
kondisi output low (DDxn=1, PORTxn=0).
Biasanya, kondisi pull-up enabled dapat diterima sepenuhnya, selama
lingkungan impedansi tinggi tidak memperhatikan perbedaan antara sebuah strong
high driver dengan sebuah pull-up. Jika ini bukan suatu masalah, maka bit PUD pada
register SFIOR dapat diset 1 untuk mematikan semua pull-up dalam semua port.
Modul Dasar-dasar Robotika
Peralihan dari kondisi input dengan pull-up ke kondisi output low juga menimbulkan
masalah yang sama. Kita harus menggunakan kondisi tri-state (DDxn=0, PORTxn=0)
atau kondisi output high (DDxn=1, PORTxn=0) sebagai kondisi transisi. Berikut
penjelasan dari masing-masing port:
Port A menyediakan input analog untuk ADC, Port A juga bisa digunakan sebagai
jalur bi-directional I/O jika fitur ADC tidak digunakan
Port B menyediakan fitur bi-directional I/O dan beberapa fungsi pin khusus, antara
lain timer/counter, komparator analog, dan SPI
Port C menyediakan fitur bi-directional I/O dan beberapa fungsi pin khusus, antara
lain : TWI, komparator analog, dan Timer Oscilator
Port D menyediakan fitur bi-directional I/O dan beberapa fungsi pin khusus, antara
lain : komparator analog, interupsi eksternal, dan komunikasi serial.
Fungsi-Fungsi Port ATMEGA 16
Nama Port
Pin
Fungsi
VCC
10
GND
11
Pin Ground
XTAL1
13
XTAL2
12
RESET
Mereset Mikrokontroller
AVCC
30
AREF
32
RXD
14
TXD
15
OC1B
18
OC1A
19