PROVINSI RIAU
PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
NOMOR 5 TAHUN 2015
TENTANG
13. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang
Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 2093);
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang
Pedoman Pembangunan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 2094);
7. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,
selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus masyarakat setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat
setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
8. Program Desa Maju Indragiri Hilir Jaya yang selanjutnya disebut Program
DMIJ adalah Prorgam pembangunan Desa sesuai dengan visi dan misi
Bupati sebagaimana yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Indragiri Hilir 2013 2018.
10. Pemerintah Desa Kepala Desa dan perangkat desa sebagai unsur
penyelenggara pemerintah desa.
14. Rencana Kerja Pembangunan Desa yang selanjutnya disebut RKP Desa
adalah penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.
16. Alokasi Dana Desa yang selanjutnya disebut ADD adalah Alokasi Dana
Desa yang berasal dari APBD Kabupaten yang bersumber dari bagian dana
perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh kabupaten
untuk Desa paling sedikit 10 % (sepuluh persen).
26. Pendamping Desa adalah Fasilitator Tingkat Desa dan tugasnya adalah
memfasilitasi Masyarakat dalam setiap tahapan Program Desa Maju Inhil
Jaya.
BAB II
PENGERTIAN, PRINSIP DAN TUJUAN
Pasal 2
1. desentralisasi;
2. keterpaduan;
3. musyawarah;
4. kemandirian;
5. partisipasi;
6. kesetaraan dan keadilan gender;
7. akuntabel dan transparan;
8. efektif dan efesien; dan
9. keberlanjutan;
6. Menyediakan penghasilan tetap kepala desa dan aparat desa serta insentif
atau operasional kelembagaan desa;
11.
12.
13.
14.
BAB III
RUANG LINGKUP
Pasal 3
Ruang lingkup pengaturan tentang Program DMIJ terdiri dari:
1. Perencanaan Pembangunan Desa;
2. Pelaksanaan Pembangunan Desa;
3. Tipologi Desa;
4. Mekanisme Program;
5. Pendanaan;
6. Pertanggungjawaban Dana;
Bagian Kesatu
Perencanaan Pembangunan Desa
Pasal 4
Pasal 5
RPJM Desa sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) adalah Rencana
Kegiatan Pembangunan Desa untuk jangka waktu 6 (enam) tahun.
Tata cara pengaturan dan penyusunan dokumen RPJM Desa mengacu pada
Peraturan Menteri, Peraturan Bupati dan peraturan perundang-undangan
tentang Pedoman Pembangunan Desa.
Pasal 6
RKP Desa disusun sesuai skala prioritas desa seperti peningkatan taraf
hidup masyarakat, peningkatan kapasitas masyarakat dalam upaya
RKP Desa sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) ditetapkan melalui
Peraturan Desa dengan persetujuan BPD.
Pasal 7
APB Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun sesuai dengan
kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan desa dan kemampuan
keuangan desa.
APB Desa sebagaimana dimaksud ayat (1) setiap tahun ditetapkan dengan
Peraturan Desa dengan persetujuan BPD.
Pasal 8
1. pendapatan Desa;
2. belanja Desa; dan
3. pembiayaan Desa.
1. hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat; atau
2. lain-lain pendapatan yang sah.
Belanja Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, terdiri dari
kelompok :
1. belanja pegawai;
2. belanja barang dan jasa; dan/atau
3. belanja modal.
Lebih lanjut berkenaan APB Desa dan Pengelolaan keuangan desa diatur
dalam Peraturan Bupati.
Bagian Kedua
Pelaksanaan Pembangunan Desa
Pasal 9
Bagian Ketiga
Tipologi Desa
Pasal 10
1. Desa Swadaya;
2. Desa Swakarsa;
3. Desa Swasembada; atau
4. Desa Maju.
1. indikator tetap terdiri dari kepadatan penduduk, keadaan alam, letak desa
dan kemajuan; atau
Bagian Keempat
Mekanisme Program
Pasal 11
Bagian Kelima
Pendanaan
Pasal 12
Dana Program DMIJ sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berasal dari
ADD, Dana bagi hasil Pajak dan Retribusi Daerah dan Bantuan Keuangan
Kepada Desa.
Tata cara pembagian ADD, Dana Bagi Hasil Pajak dan Retribusi Daerah,
Bantuan Keuangan Kepada Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
ditetapkan dengan Peraturan Bupati.
Pasal 13
1. 50 % dari total dana ADD kabupaten dibagi rata kesemua desa; dan
2. 50 % dari total dana ADD kabupaten dibagi secara proporsional mengikuti
persentase sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
Pasal 14
Bupati menetapkan jumlah alokasi dana Bagi Hasil Pajak dan Retribusi
Daerah untuk Desa.
Pengalokasian dana Bagi Hasil Pajak dan Retribusi Daerah ke masingmasing desa dengan cara:
1. 60 % (enam puluh per seratus) di bagi rata kepada setiap desa; dan
2. 40 % (empat puluh per seratus) dibagi secara proporsional sesuai realisasi
penerimaan hasil pajak dan retribusi dari masing-masing desa.
Pasal 15
Dalam hal tidak tersedianya data realisasi penerimaan hasil pajak dan retribusi daerah
dari masing-masing desa sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 7 ayat (2) huruf b,
maka Pemerintah Kabupaten dapat menghitung Alokasi Dana bagi hasil Pajak dan
Retribusi Daerah untuk masing-masing desa dengan cara membagi rata jumlah alokasi
dana dengan jumlah desa.
Pasal 16
Pasal 17
Alokasi dana sebagaimana dimaksud pada pasal 11, Pasal 12, Pasal 13,
Pasal 14 dan Pasal 15, dialokasikan melalui APB Desa.
Koordinasi dan ikhtiar dimaksud agar tidak terjadi tumpang tindih kegiatan
di desa, sumber pendapatan di luar APBD dan tertib administrasi dalam
penyusunan APB Desa.
Bagian Keenam
Pertanggungjawaban Dana
Pasal 18
Bagian Ketujuh
Pasal 19
Dalam hal teknis, hal-hal yang belum diatur oleh Peraturan Bupati dapat
diterbitkan panduan oleh Kepala BPMPD sebagai SKPD yang pelaksana dan
bertanggungjawab atas Program DMIJ.
Aset-aset Pemerintah Daerah yang ada di desa yang dibangun oleh SKPD,
sepanjang bermanfaat untuk desa dan tidak bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, Bupati dapat menyerahkan
kepada Desa untuk dijadikan aset dan sumber pendapatan Desa.
Pasal 20
Bagian Kedelapan
Pendampingan
Pasal 21
1. fasilitator Kabupaten;
2. fasilitator Masyarakat tingkat Kecamatan; dan/atau
3. pendamping
Bagian Kesembilan
Pembinaan, Pengawasan dan Evaluasi
Pasal 22
Bagian Kesepuluh
Sistem Informasi
Pasal 23
1. musyawarah Desa;
2. musyawarah-musyawarah dan pertemuan sosial di desa;
3. media papan informasi di tempat umum di desa;
4. pengumuman-pengumuman lisan dengan pengeras suara di tempattempat umum dan di Mesjid, Surau dan Mushallah; dan/atau
Pasal 24
Pasal 25
11.
12.
13.
14.
15.
ikan;
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
Ketentuan lebih lanjut mengenai pendidikan anak usia dini dan Program
magrib mengaji akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.
BAB V
SANKSI DAN PENGHARGAAN
Pasal 27
BAB VI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 28
Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, semua Peraturan Daerah tentang
Program atau Keuangan Desa dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang belum
diganti dan tidak bertentangan dengan Peraturan Daerah ini.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 29
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah
ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Indragiri Hilir.
Ditetapkan di Tembilahan
pada tanggal 22 Juni 2015
BUPATI INDRAGIRI HILIR,
1. MUHAMMAD WARDAN
Diundangkan di Tembilahan
pada tanggal 22 Juni 2015
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
1. ALIMUDDIN RM
Huruf b
Yang dimaksud dengan keterpaduan adalah prinsip yang menitikberatkan pada
keselarasan dan kesatupaduan kebijakan, arah dan/atau tindakan dari berbagai aspek
kegiatan.
Huruf c
Yang dimaksud dengan musyawarah adalah prinsip yang mengharuskan
pengambilan keputusan dilakukan melalui musyawarah mufakat dengan melibatkan
masyarakat.
Huruf d
Yang dimaksud dengan kemandirian adalah prinsip yang menyatakan pengelolaan
pembangunan Desa dilaksanakan sendiri oleh Desa mulai dari tahapan perencanaan,
pelaksanaan hingga pelestarian.
Huruf e
Yang dimaksud dengan partisipasi adalah prinsip yang mengharuskan masyarakat
berperan secara aktif dalam proses atau alur tahapan program dan pengawasannya,
mulai dari tahap sosialisasi, perencanaan, pelaksanaan, dan pelestarian kegiatan
dengan memberikan sumbangan tenaga, pikiran, atau dalam bentuk materil.
Huruf f
Yang dimaksud dengan kesetaraan dan keadilan gender adalah prinsip yang
menyatakan bahwa masyarakat baik laki-laki maupun perempuan mempunyai
kesetaraan dalam perannya di setiap tahapan program dan dalam menikmati manfaat
kegiatan pembangunan, kesetaraan juga dalam pengertian kesejajaran kedudukan
pada saat situasi konflik.
Huruf g
Yang dimaksud dengan akuntabel dan transparan adalah prinsip yang menegaskan
bahwa masyarakat memiliki akses yang terbuka terhadap segala informasi dan proses
pengambilan keputusan, sehingga pengelolaan kegiatan dapat dipantau dan dapat
dipertanggungjawabkan baik secara moral, administratif maupun legal (Menurut
peraturan dan hukum yang berlaku).
Huruf h
Yang dimaksud dengan efektif dan efesien adalah prinsip yang menjelaskan bahwa
proses (langkah dan cara kerja) yang tepat guna dan tepat sasaran dan membuahkan
Pasal 15
Cukup jelas
Pasal 16
Cukup jelas
Pasal 17
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Yang dimaksud pihak ketiga adalah pengusaha, investor dan pihak yang bersedia
memberikan bantuan yang tidak mengikat.
Ayat (3)
Cukup jelas
Pasal 18
Cukup jelas
Pasal 19
Cukup jelas
Pasal 20
Cukup jelas
Pasal 21
Cukup jelas
Pasal 22
Cukup jelas
Pasal 23
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Ayat (5)
Yang dimkasud dengan informasi penting tentang perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan di desa meliputi :
1. Jadwal-jadwal musyawarah atau rapat yang berhubungan dengan
pembangunan desa;
Cukup jelas
Ayat (4)
Yang dimaksud Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) adalah Kader
Pemberdayaan yang bertugas untuk memfasilitasi proses pembangunan
desa/kelurahan, sesuai dengan asas dan prinsip pengelolaan pembangunan partisipatif.
Ayat (5)
Cukup jelas
Pasal 27
Cukup jelas
Pasal 28
Cukup jelas
Pasal 29
Cukup jelas