Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan
Yang Maha Kuasa, karena atas berkat dan karunia-Nya, kami
dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini. Tanpa
pertolongan-Nya mungkin penyusun makalah ini tidak bias
menyelesaikan dengan baik. Shalawat dan salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta yakni nabi
Muhammad SAW. Tugas softskill ini disusun agar pembaca
dapat memperluas pengetahuan tentang KEWASPADAAN
NASIONAL DAN BELA NEGARA dapat terselesaikan walau
dengan persiapan yang cukup singkat yang kami sajikan
berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.
Semoga ini dapat memeberikan wawasan yang lebih luas
kepada pembaca, walaupun memiliki kelebihan dan
kekurangan. Penyusun mohon saran dan kritik, semoga dengan
adanya tugas ini Allah senantiasa meridhoinya dan akhirnya
membawa hikmah untuk semuanya.
Amin Ya Rabbalalamin
Wassalamualaikum Wr.Wb
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
1. Pendahuluan
3
1.1
Latar Belakang .. 3
2. Pembahasan
5
2.1 Kewaspadaan Nasional ... 5
2.1.1 Pengertian Kewaspadaan Nasional 5
2.1.2 Fungsi Kewaspadaan Nasional.. 5
2.2 Bela Negara . 6
2.2.1 Pengertian Bela Negara . 6
2.2.2 Unsur Dasar Bela Negara
. 6
2.2.3 Dasar Hukum ... 7
2.2.4 Pentingnya Masyarakat Memiliki Jiwa Bela Negara
. 10
3. Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Kewaspadaan nasional dan bela negara sangat penting
untuk dipelajari oleh semua warga negara, saat ini banyak
warga negara yang kurang memperhatikan pengaruh luar yang
masuk, tidak dapat kita sadari bahwa pengaruh itu membawa
perubahan pada tatanan nilai di Indonesia. Euforia reformasi
telah menjadikan kehidupan nasional Indonesia salah arah,
kebablasan, kehilangan kompas, dan
mengabaikan kewaspadaan nasional dari berbagai bentuk
ancaman yang menghadangnya. Kondisi seperti ini dirasakan
sudah lebih dari satu dasa warsa ditengah hirup pikuk,
kebisingan dan kegaduhan demokratisasi.
Demokrasi dianggap seakan hanya sebuah tujuan dari suatu
kebutuhan kehidupan nasional yang dianggap juga sudah tidak
lagi membutuhkan rambu-rambu, pedoman dan atau sikap
yang disebut kewaspadaan nasional. Kedepan, kondisi ini
seharusnya segera diakhiri, agar kehidupan nasional kembali
kepada relnya yang benar, sesuai dengan kesepakatan
nasional 4 pilar kebangsaan. Kondisi ini juga harus segera
diakhiri, sebelum disintegrasi bangsa semakin mendekat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kewaspadaan Nasional
2.1.1 Pengertian Kewaspadaan Nasional
kewaspadaan nasional adalah kualitas kesiapan dan kesiagaan
yang dimiliki olehbangsa indonesia untuk mampu mendeteksi,
mengantisipasi sejak dini dan melakukan aksipencegahan
terhadap berbagai bentuk dan sifat potensi ancaman terhadap
NKRI.Kewaspadaan nasional juga bisa diartikan dengan suatu sikap
dalam hubungannya dengannasionalisme yang dibangun dari rasa
peduli dan tanggung jawab seorang warga negaraterhadap
kelangsungan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
dari suatuancaman.Terdapat tingkatan/strata
sikap waspada, yaitu :
1.kewaspadaan individu
2.kewaspadaan keluarga
5
3.kewaspadaan kelompok
4.Kewaspadaan RT/RK/RW
5.Kewaspadaan lurahan
6.kabupaten/otonomi daerah
7.kewaspadaan propinsi
8.kewaspadaan nasional.
2.1.2 Fungsi Kewaspadaan Nasional
Fungsi kewaspadaan nasional:
1.Membina kepastian hukum
2.Membina ketenteraman dan ketertiban masyarakat
3.Penegakan hukum dan keadilan
4.Membangun kemampuan pertahanan
5.Melindungi rakyat dari berbagai bencana (alam, kesengajaan, lalai)
termasuk perlindungan hak-hak rakyat.
Hubungan Kewaspadaan nasional tidak terlepas dari
paradigma nasional. Paradigmanasional adalah pola
nasional yang digunakan dalam menjalankan sistem kehidupan
nasional.Segala permasalahan nasional harus didudukkan dalam
kerangka paradigma nasional sebagai komitmen bangsa dan negara
dalam menjalankan kehidupan nasionalnya.
"segala
kesatuan
upaya
republik
untuk
indonesia
mempertahankan
dengan
cara
negara
meningkatkan
perlawanan
rakyat,
pertahanan
sipil,
mitra
Rakyat
terlatih
mempunyai
empat
fungsi
yaitu
dilakukan
pada
masa
damai
atau
pada
saat
terjadinya bencana alam atau darurat sipil, di mana unsurunsur rakyat terlatih membantu pemerintah daerah dalam
menangani keamanan dan ketertiban masyarakat, sementara
fungsi perlawanan rakyat dilakukan dalam keadaan darurat
perang di mana rakyat terlatih merupakan unsure bantuan
tempur
maupun
tugas-tugas
teritorial.
Rekrutmen
bukanlah
dimaksudkan
sebagai
upaya
militerisasi
guna
menangkal
berbagai
potensi
ancaman,
menanamkan
kecintaan
terhadap
tanah
air,
melalui
meningkatkan
kesadaran
hukum/undang-undang
dan
dan
kepatuhan
menjunjung
tinggi
terhadap
hak
azasi
manusia
e. pembekalan mental spiritual di kalangan masyarakat agar
dapat menangkal pengaruh-pengaruh budaya asing yang tidak
sesuai dengan norma-norma kehidupan bangsa indonesia
dengan lebih bertaqwa kepada allah swt melalui ibadah sesuai
agama/kepercayaan masing- masing.
11
bangsa kiranya
abad
ke
21
di
mana
arus
informasi
(atau
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kewaspadaan nasional harus selalu ditanamkan pada diri kita
untuk mempertahankankeutuhan NKRI. Adanya globalisasi
tidak mungkin dihindari, mahasiswa harusmelakukan
kewaspadaan nasional terhadap pengaruh budaya asing.. Konsep bela
negara dapat diartikan secarafisik dan non-fisik,secara
fisik dengan mengangkat senjata menghadapi serangan atau agresi
musuh, secara non-fisik dapat didefinisikan sebagai segala upaya
untuk mempertahankan Negara dengan cara meningkatkan rasa
nasionalisme,yakni kesadaran berbangsa dan bernegara,
menanamkan kecintaan terhadaptanah air, serta berperan aktif
dalam memajukan bangsa dan negara. Guna menjamin tetap
tegaknya Negara Republik Indonesia dan kelangsungan hidup bangsa
dan negara, maka sumber daya manusia menjadi titik sentral yang
perlu dibina dan dikembangkan sebagai potensi bangsa yang mampu
melaksanakan pembangunan maupun mengatasi segala bentuk
ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang berasal dari
dalam maupun luar negeri.
3.2 Saran
Penulis hanya bisa menyarankan semoga para pembaca lebih
bisa memahami kenapa kita harus melakukan kewaspadaan
14
DAFTAR PUSTAKA
Dwiyono, Agus dkk. Pendidikan Kewarganegaraan.
Jakarta: Yudistira, 2006
Kaelan dan Achmad Zubaidi. Pendidikan
Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta:
Paradigma 2010
http://hanalestary.blogspot.com/2012/05/makalahkewarganegaraan-bela-negara.html (diakses pada
tanggal 26 Oktober 2013)
15
16