NAMA : VENNY TRI ANANDA NIM : I14154009 NAMA DOSEN : DINA NURDINAWATI, S.KPm, Msi HARI/TANGGAL : SENIN/ 12 OKTOBER 2015 Daerah Pemukiman Suku Dayak Kenyah dan Modang berada di wilayah Kecamatan Ancalong terdiri dari 12 perkampungan yang letaknya di sepanjang Sungai Kelinjau, anak Sungai Mahakam, Kabupaten Kutai Kota Tenggareng. Perpecahan terjadi setelah masuknya misionaris Belanda yang membawa agama kristiani dan kesulitan mendapatkan barang kebutuhan baru akibat mulai masukya informasi menjadi awal dari proses kemiskinan yang menggerogoti setiap sisi kehidupan mereka. Suku Dayak Kenyah dan Modang dengan beberapa anak suku kini menjadi penduduk mayoritas dan terdapat beberapa suku pendatang dari Kota Kutai, Bugis dan Toraja didaerah ini Suku pendatang ini mampu menguasai arus perekonomian Suku Dayak. Sulitnya kondisi perekonomian, dan musnahnya Lamin sebagai inti dan
sosial dalam kehidupan Suku Dayak. Masyarakat tradisional seperti suku Dayak, tanggalnya sebuah roda kehidupan yang menggerakkan seluruh sistem nilai mereka merupakan awal munculnya khaos yang semakin membuat mereka tenggelam, miskin, bukan hanya material tetapi juga spiritual. Dapat dikatakan secara ekstrim bahwa yang terjadi pada Suku Dayak saat ini tidak lain dari sebuah proses pemusnahan eksistensi kelompok manusia dalam dimensi masalah kultural. Masalah seperti ini bukan hanya masalah survival belaka yang bisa diselesaikan hanya dengan mendirikan dan menugaskan instansi khusus, karena yang lebih mendasar adalah bagaimana menghormati dan memberikan hak hidup mereka diatas nilai kultur tradisi sendiri. Masalah Suku Dayak adalah miniatur masalah kehidupan kultural sendiri yang terjadi di Indonesia karena masuknya sitem nilai kebudayaan barat. Sudah seharusnya untuk mencapai kesadaran menyeluruh, kita harus berada pada posisi yang aktif, memiliki otoritas dan kita adalah posisi yang bisa mengerem proses jika kita menyadari bahayanya.