Pengembangan Self Regulated Learning Melalui Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas V
Sekolah Dasar Negeri Sumbersari I Kota Malang
Witaningsih
Abstrak
Ada sejumlah faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Faktor tersebut adalah faktor
internal meliputi keadaan jasmani (kesehatan, cacat tubuh, kelelahan) , keadaan psikologis (inteligensi,
perhatian, bakat, minat, kesiapan), dan faktor eksternal seperti keadaan keluarga (cara orang tua mendidik,
suasana rumah, keadaan ekonomi), lingkungan sekolah (metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dan
siswa, hubungan siswa dengan siswa), keadaan masyarakat (teman bergaul, kehidupan bermasyarakat, mass
media). Secara sistematik faktor-faktor tersebut saling berinteraksi dan pada gilirannya berpengaruh terhadap
keberhasilan belajar.
Berkenaan dengan itu, sejak tahap pendidikan dasar siswa perlu menerapkan self regulated learning
(SRL). SRL adalah kemampuan siswa mengatur diri dalam belajar. Kemampuan mengatur diri sendiri (SRL)
pada mata pelajaran matematika merupakan upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas diri dalam belajar.
Secara prinsipil, SRL menempatkan pentingnya kemampuan seseorang untuk mengatur dan mengendalikan
diri sendiri, terutama bila menghadapi tugas belajarnya.
Rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : (1) Bagaimana penerapan task analysis(TA)
melalui matapelajaran matematika yang dapat mengembangkan SRL siswa ?; (2) Adakah perubahan SRL
pada masing-masing individu setelah dilakukan tindak pembelajaran matematika ? (3) Apakah terjadi
peningkatan prestasi belajar akibat dari perubahan SRL siswa setelah dilakukan tindak pembelajaran
matematika?
Adapun penelitian ini bertujuan untuk: (1) Menemukan tindak pembelajaran yang dapat
mengembangkan SRL pada siswa SD melalui mata pelajaran matematika; (2) Mendeskripsikan perubahan
SRL siswa pada mata pelajaran matematika, setelah dilakukan task analysis dan experiential learning; (3)
Mengetahui peningkatan prestasi belajar akibat dari perubahan SRL siswa setelah dilakukan tindak
pembelajaran matematika.
Penelitian ini dilaksanakan dengan desain penelitian tindakan kelas (PTK) dengan model siklus,
dengan subjek siswa kelas V SDN yang berjumlah 20 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan ialah
observasi, wawancara, angket, dan dokumentasi.
Adapun hasil penelitian tindakan kelas ini ialah : (1) ditemukannya seperangkat langkah tindak
pembelajaran yang mampu meningkatkan SRL siswa, yaitu : (a) guru membuat task analyisis/ langkahlangkah pengerjaan soal untuk setiap tugas yang dilakukan siswa; (b) guru mengajarkan task analysis/
langkah-langkah sesuai dengan skenario pembelajaran; (c) guru menugaskan siswa untuk mengerjakan tugas
di kelas sesuai dengan task analysis; (d) guru menyuruh siswa mengerjakan sendiri tugas sesuai dengan task
analysis; (e) guru menyuruh siswa mengoreksi kembali apakah langkah-langkah yang dilakukan sudah
benar/sesuai dengan langkah yang diajarkan; (f) guru memberikan pekerjaan rumah (PR) sesuai tugas
individu; (g) guru mengadakan wawancara kepada siswa yang mengalami kesulitan, (2) pada akhir tindakan
siklus I sudah menunjukan peningkatan SRL, khususnya dalam evaluasi diri dan mengulang pelajaran, tetapi
masih ada beberapa siswa yang belum menunjukkan indikasi SRL-nya, sehingga perlu ditindak lanjuti
dengan perbaikan skenario pembelajaran pada siklus II. Dari hasil tindak pembelajaran pada siklus II,
ternyata pada akhir siklus II semua siswa sudah menunjukkan peningkatan SRL, khususnya dalam evaluasi
diri dan mengulang pelajaran, dan (3) berdasarkan data hasil belajar siswa dengan telah diberikannya
tindakan pembelajaran yang dirancang dengan strategi yang mendorong berkembangnya SRL siswa, ternyata
telah terjadi peningkatan prestasi siswa secara signifikan.
Beberapa saran dapat dikemukakan sebagai berikut: (1) Dalam setiap kegiatan pembelajaran di
sekolah dasar, hendaknya dapat dirancang task analysis (TA) dan experinetial learning (EL) yang mampu
meningkatkan SRL siswa, baik dari aspek evaluasi diri maupun mengulang pelajaran, (2) Pihak sekolah dapat
melakukan pengadaan panduan praktis program pengembangan SRL (khususnya pengembangan aspek
evaluasi diri siswa) ke dalam rancangan pembelajaran yang bisa dimanfaatkan oleh guru mata pelajaran di
Sekolah Dasar. Karena berkembangnya SRL siswa, sejak di sekolah dasar, khususnya dalam evaluasi diri
akan bermanfaat bagi mereka untuk menghadapi tugas-tugas belajarnya, tanpa banyak bergantung pada
bantuan orang lain, (3) Diharapkan dalam jangka pendek pengembangan SRL ke dalam rancangan tindak
pembelajaran dapat diterapkan pada beberapa mata pelajaran lainnya.
Kata kunci: pengembangan, self regulated learning, pelajaran matematika, sekolah dasar
31
Program Studi S2 BK 33
Hubungan Antara Inteligensi, Career self-efficacy, Status Sosial Ekonomi Orangtua dan
Pengambilan Keputusan Karier Siswa SMA Negeri di Kabupaten Pamekasan
Jawahirul Kawakib
Abstrak
Siswa SMA sebagai remaja perlu diberikan bimbingan karier agar dapat menguasai keterampilan
pengambilan keputusan karier secara tepat. Remaja harus belajar dan berlatih membuat rencana, memilih
alternatif keputusan, bertindak sesuai dengan hasil keputusannya sendiri serta bertanggung jawab atas apa
Program Studi S2 BK 35
yang telah dilakukannya. Siswa yang memiliki keterampilan pengambilan keputusan, pasti tidak akan
bingung menghadapi karier masa depannya.
Masalah utama dalam penelitian ini adalah (1) apakah terdapat profil tentang varian inteligensi,
career self-efficacy, status sosial ekonomi orang tua dan pengambilan keputusan karier siswa? (2) apakah
varian pengambilan keputusan karier siswa mampu dijelaskan oleh varian inteligensi, career self-efficacy,
dan status sosial ekonomi orangtua? (3) apakah varian inteligensi, career self-efficacy, dan status sosial
ekonomi orangtua mampu memberi sumbangan efektif terhadap pengambilan keputusan karier siswa baik
sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama?. Penelitian ini bertujuan : untuk mendeskripsikan profil
inteligensi, career self-efficacy, status sosial ekonomi orangtua, dan pengambilan keputusan karier siswa. (2)
untuk menguji apakah varian pengambilan keputusan karier siswa mampu dijelaskan oleh varian inteligensi,
career self-efficacy, dan status sosial ekonomi orangtua? (3) untuk menguji sumbangan efektif varian
inteligensi, career self-efficacy, dan status sosial ekonomi orangtua terhadap pengambilan keputusan karier
siswa SMA Negeri di Kabupaten Pamekasan, baik sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. Penelitian
ini : penelitian deskriptif korelasional. Populasi penelitian : seluruh siswa kelas XI SMA Negeri di Kabupaten
Pamekasan yang terdiri atas 9 SMA Negeri. Pengambilan sampel menggunakan teknik multistage random
sampling. Tahap pertama dari 9 SMA Negeri yang ada di Kabupaten Pamekasan tersebar dalam 5 kecamatan
ditentukan 5 sekolah dan diambil dengan cara random dengan teknik undian. Tahap berikutnya dari setiap
sekolah yang terpilih sebagai kelompok sampel, selanjutnya ditentukan jumlah subyek yang dijadikan
anggota sampel. Dari N = 2030 melalui perhitungan dengan menggunakan rumus dari Sloven dengan e (nilai
kritis) 0,05 diperoleh hasil n = 334. Pengumpulan data menggunakan Instrumen tes inteligensi, inventori
career self-efficacy, angket status sosial ekonomi orangtua, dan inventori pengambilan keputusan karier. Data
yang diperoleh, dianalisis dengan multiple regression.
Hasil penelitian membuktikan secara keseluruhan terdapat hubungan yang signifikan antara
inteligensi, career self-efficacy, status sosial ekonomi orang tua, dan pengambilan keputusan karier siswa
dengan nilai sebesar R 0,634, R2 0,402 dan Adjusted R2 0,396, F hitung = 73,813 dan nilai signifikansi
sebesar 0,000 < 0,05. Secara keseluruhan sumbangan efektif inteligensi, career self-efficacy dan status sosial
ekonomi orangtua terhadap pengambilan keputusan karier siswa sebesar 40,2%. Ketiga variabel independen
tersebut, diketahui sumbangan efektif yang paling signifikan terhadap pengambilan keputusan karier siswa
adalah career self-efficacy yaitu 32% dan secara berurutan diikuti oleh inteligensi dengan nilai sebesar 6,7%
dan status sosial ekonomi orang tua dengan nilai sebesar 1,5%. Jika dilihat secara ganda diketahui bahwa
sumbangan efektif paling signifikan adalah inteligensi dan career self-efficacy terhadap pengambilan
keputusan karier sebesar 38,7%, bila dibandingkan dengan sumbangan efektif career self-efficacy dan status
sosial ekonomi orangtua terhadap pengambilan keputusan karier sebesar 33.5%, dan sumbangan efektif
inteligensi dan status sosial ekonomi orangtua terhadap pengambilan keputusan karier sebesar 8,2%.
Berdasarkan temuan diatas, (1) para konselor sekolah perlu menyusun materi bimbingan karier
secara profesional bagi siswa, dan melakukan penajaman program dibidang karier. Agar siswa semakin
memahami diri terutama yang berhubungan dengan masalah-masalah karier mereka dimasa depan. (2)
konselor sekolah dapat memberikan bimbingan karier kepada siswa yang mendapat hasil tes inteligensi di
bawah rata-rata, rata-rata, di atas rata-rata, maupun superior. Agar mereka lebih mengenal dan memahami diri
sendiri dan bisa meningkatkan kemampuan yang ada pada diri mereka sendiri secara optimal. (3) konselor
sekolah dapat memberikan materi bimbingan karier secara lebih profesional kepada siswa, baik yang status
sosial ekonomi orangtuanya rendah, sedang, maupun tinggi. Agar siswa dapat lebih memahami diri dan
menerima keadaan yang terjadi pada mereka secara normal. (4) para konselor sekolah dalam menyusun
materi bimbingan karier diharapkan melakukan analisis kebutuhan (need assesmen) agar konselor lebih
memahami siswa yang terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap pengambilan keputusan
karier. (5) oleh karena temuan menunjukkan bahwa secara keseluruhan sumbangan efektif inteligensi, career
self-efficacy, dan status sosial ekonomi orangtua terhadap pengambilan keputusan karier sebesar 40,2%, dan
sebesar 59,8% tidak dijelaskan dalam penelitian ini, maka perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang
pengambilan keputusan karier dengan memperhatikan faktor-faktor lain yang mempengaruhi pengambilan
keputusan karier seperti kejadian-kejadian dan kondisi lingkungan (kekuatan sosial, kultural, dan kekuatan
politik).
Kata kunci: inteligensi, career self-efficacy, status sosial ekonomi, pengambilan keputusan karier