Anda di halaman 1dari 11

SEJERAH PERKEMBANGAN TELEMATIKA

PENDAHULUAN
Perubahan merupakan bagian dari kehidupan manusia. Kemampuan
berpikir dan berinteraksi antar sesama dalam proses yang panjang,
menghasilkan peradaban. Beberapa ilmuan telah membuat pembabakan
atau periodisasi peradaban manusia, salah satunya adalah Alvin
Toffler. Menurut Toffler, peradaban manusia terdiri dari tiga zaman.
Pertama adalah zaman pertanian, zaman industri, dan yang ketiga
adalah zaman informasi.
Zaman pertanian mencakup aktivitas manusia sejak mulai berburu,
sampai dengan bertani menetap. Berubahnya aktivitas food gathering
menjadi food producing. Revolusi industri yang dilanjutkan dengan
dibangunnya pabrik-pabrik berskala menengah dan besar, adalah wilayah
kajian zaman industri. Zaman ini mulai ditandai dengan adanya perubahan,
yaitu

tenaga

manusia

digantikan

oleh

mesin.

Berbagai

sektor

kehidupan baru. Zaman informasi yang sudah berkembang sedemikian


rupa seperti sekarng ini, hanya mungkin dengan adanya dukungan
teknologi. Teknologi inilah yang menyampaikan beragam dan

banyak

informasi. Teknologi telematika (selama beberapa dasawarsa ini)


telah berkembang sehingga mampu menyampaikan (mentransfer) sejumlah
besar informasi.

Telematika

DEFINISI TELEMATIKA
Telematika

berasal

dari

bahasa

perancis

Telematique

yang

merujuk pada bertemunya sistem jaringan komunikasi dengan teknologi


informasi. Teknologi Informasi merujuk pada sarana prasarana, sistem dan
metode

untuk

perolehan,

pengiriman,

penerimaan,

pengolahan,

penafsiran, penyimpanan, pengorganisasian, dan penggunaan data


yang bermakna.
Para praktisi menyatakan bahwa Telematics adalah singkatan dari
Telecommunication and informatics sebagai wujud dari perpaduan
konsep Computing and Communication. Istilah Telematics juga dikenal
sebagai the new hybrid technology yang lahir karena perkembangan
teknologi digital. Perkembangan ini memicu perkembangan teknologi
telekomunikasi dan informatika menjadi semakin terpadu (konvergensi).
Semula media masih belum menjadi bagian integral dari isu konvergensi
teknologi informasi komunikasi pada saat itu.
Alfin Toffler berpendapat bahwa teknologi telekomunikasi dan
informatika, kini populer
Menurut

Yusuf

Hadi

dengan
Miarso

nama telematika

(Yuliar,2007).

(2007) telematika merupakan sinergi

teknologi telekomunikasi dan informatika untuk keperluan pemrosesan


data dengan sistem binary (digital). Telekomunikasi adalah sistem
hubungan jarak

jauh

yang

nirkabel

(gelombang

Sedangkan

informatika

dengan sistem

terjalin

melalui

saluran

suara, elektromagnetik,
adalah

binary (digital).

pengelolaan

data

Istilah Teknologi

kabel

dan

dan

cahaya).

yang bermakna
dan Komunikasi

(ICT = Information and Communication Technology) yang lebih dikenal


sekarang ini bermaksud memperluas pengertian telematika.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Telematika merupakan konvergensi
antara teknologi Telekomunikasi , Media dan Informatika yang digunakan
untuk keperluan pemrosesan data dengan sistem binary / digital.

Telematika

SEJARAH PERKEMBANGAN TELEMATIKA DI INDONESIA


Peristiwa proklamasi 1945 membawa perubahan yang bagi masyarakat
Indonesia, dan sekaligus menempatkannya pada situasi krisis jati diri.
Krisis ini terjadi karena Indonesia sebagai sebuah negara belum memiliki
perangkat sosial, hukum, dan tradisi yang mapan. Situasi itu menjadi
bahan bakar bagi upaya-upaya pembangunan karakter bangsa di tahun
50-an dan 60-an. Di awal 70-an, ketika kepemimpinan soeharto,
orientasi

pembangunan bangsa digeser ke arah ekonomi, sementara

prosesproses yang dirintis sejak tahun 50-an belum mencapai tingkat


kematangan.
Dalam latar belakang sosial demikianlah
informasi,

telekomunikasi

dan

mulai dari radio, telegrap, dan telepon, televisi, satelit

telekomunikasi, hingga ke internet dan perangkat multimedia tampil dan


berkembang di Indonesia. Perkembangan telematika penulis dibagi
menjadi 2 masa yaitu masa sebelum atau pra satelit dan masa satelit.
a) Masa Pra-Satelit

Radio dan Telepon


Di periode pra satelit (sebelum tahun 1976), perkembangan

teknologi komunikasi di Indonesia masih terbatas pada bidang


telepon dan radio. Radio Republik Indonesia (RRI) lahir dengan di
dorong oleh kebutuhan yang mendesak akan adanya alat perjuangan
di

masa

revolusi

kemerdekaan

tahun

1945,

dengan

menggunakan perangkat keras seadanya. Dalam situasi demikian


ini para pendiri RRI melangsungkan pertemuan pada tanggal 11
September 1945 untuk merumuskan jati diri keberadaan RRI sebagai
sarana komunikasi antara pemerintah dengan rakyat, dan antara
rakyat dengan rakyat.

Telematika

Sedangkan telepon pada masa itu tidak terlalu penting sehingga


anggaran pemerintah untuk

membangun

telekomunikasi

pun

masih kecil jumlahnya. Saat itu, telepon dikelola oleh PTT


(Perusahaan Telepon dan Telegrap) saja. Sampai pergantian rezim
dari Orla ke Orba di tahun 1965, RRI merupakan operator tunggal
siaran radio di Indonesia. Setelah itu bermunculan radio radio
siaran swasta. Lima tahun kemudian muncul PP NO. 55 tahun 1970
yang mengatur tentang radio siaran non pemerintah.
Periode awal tahun 1960-an merupakan masa suram bagi
pertelekomunikasian

Indonesia,

para

ahli

teknologi

masih

menggeluti teknologi sederhana dan kuno. Misalnya saja, PTT


masih menggunakan sentral-sentral telepon yang manual, teknik
radio High Frequency ataupun saluran kawat terbuka (Open Were
Lines). Pada masa itu, banyak negara pemberi dana untuk Indonesia
termasuk pendana untuk pengembangan

telekomunikasi,

menghentikan bantuannya. Hal itu karena semakin memburuknya


situasi

dan

kondisi

ekonomi

dan

politi

di

Indonesia.

Tercatat bahwa pada masa 1960-1967, hanya Jerman saja yang


masih bersikap setia dan menaruh perhatian besar pada bidang
telekomunikasi Indonesia, dan menyediakan dana walau di masamasa sulit sekalipun. Ketika itu pengembangan telekomunikasi
masih

difokuskan

pada

pengadaan

sentra

telepon,

baik

untuk komunikasi lokal maupun jarak jauh, dan jaringan kabel.


Indonesia saat itu belum memiliki satelit. Sentral telepon beserta
perlengkapan

hubungan jarak jauh ini diperoleh dari Jerman.

Pada saat itu, Indonesia hanya dapat membeli produk yang sama,
dari perusahaan yang sama, yakni Perusahaan Jerman. Tidak ada
pilihan lain bagi Indonesia.

Telematika

Keleluasaan barulah bisa dirasakan setelah di tahun 1967/1968


mengalir pinjaman- pinjaman ke Indonesia, baik bilateral ataupun
pinjaman multilateral dari Bank Dunia, melalui pinjaman yang
disepakati IGGI. Akan tetapi, pada masa inipun inovasi dalam
pemfungsian teknologi telekomunikasi masih belum berkembang
dengan

baik

di negeri ini. Peda dasarnya kita memberi dan

memakai perlengkapan seperti switches, cables, carries yang sudah


lazim kita pakai sebelumnya.

Televisi
Badan penyiaran televisi lahir tahun 1962 sebelum adanya satelit

yang semula hanya


penyelenggara

dimaksudkan

Asian Games

sebagai

perlengkapan

bagi

IV di Jakarta. Siaran percobaan

pertama kali terjadi pada 17 Agustus 1962 yang menyiarkan upacara


peringatan

kemerdekaan

RI dari

Istana

Merdeka

melalui

microwave. Dan pada tanggal 24 Agustus 1962, TVRI bisa


menyiarkan upacara pembukaan Asian Games, dan tanggal itu
dinyatakan sebagai hari jadi TVRI.
Terdorong oleh inovasi, akhirnya pada tanggal 14 November
1962 untuk pertama kalinya TVRI memberanikan diri melakukan
siaran langsung dari studio yang berukuran 9x11 meter dan tanpa
akustik yang memadai. Acaranya terbatas, hanya berupa permainan
piano tunggal oleh B.J. Supriadi dengan pengaruh acara Alex Leo.
Lebih setahun setelah siaran pertama, barulah keberadaan TVRI
dijelaskan dengan pembentukan Yayasan TVRI melalui Keppres
No. 215/1963 tertanggal 20 oktober 1963. Antara lain disebutkan
bahwa

TVRI

communication

Telematika

menjadi

alat

hubungan

masyarakat

media) dalam pembangunan

(mass

mental/spiritual

dan

fisik

daripada Bangsa

dan Negara

Indonesia

serta

pembentukan manusia sosialis Indonesia pada khususnya.


Sampai tahun 1989, TVRI merupakan operator tunggal di bidang
penyiaran televise. Jadi

sebelum

satelit

palapa

mengorbit,

Indonesia hanya mengenal telekomunikasi yang bersifat terestrial,


yakni yang jangkauannya masih dibatasi oleh lautan. Telekomunikasi
seperti ini tidak bisa menjangkau pulau-pulau kecuali melalui
penggunaan SKKL (Saluran Komunikasi Kabel Laut) yang mahal
dan sulit dipergunakan.
b) Masa Satelit

Satelit Domestik Palapa


Gagasan tentang peluncuran

satelit bagi telekomunikasi

domestik di Indonesia bisa ditelusuri asal muasalnya dari sebuah


konferensi di Janewa tahun 1971 yang disebut WARCST (World
Administrative Radio Confrence on Space Telecomunication).
Pada

konferensi

itu

di

tampilkan

pila

pameran

dari

perusahaan raksasa pesawat terbang Hughes. Perusahaan inilah


yang mengusulkan

ide pemanfaatan

satelit bagi kepentingan

domestik Indonesia. Hal tersebut disambut oleh Suhardjono yang


berlatar belakang militer dan membawa masalah satelit itu
sampai ke Presiden RI.
Selain pertimbangan kelayakan ekonomi dan teknis, sejarah
peluncuran satelit ini juga diwarnai oleh kepentingan politik dimana
hubungan antara Indonesia dengan negara- negara lain sudah mulai
bersahabat. Di sisi lain, satelit memungkinkan penyebaran luas
ideologi negara ke masyarakat luas melalui TV, satelit juga
menguntungkan secara ekonomi.

Telematika

Komunikasi tentang cara-cara menggali sumber daya alam dapat


berlangsung dengan mudah. Ini berlaku untuk kasus tembaga
pura (Freeport) dan di Dili. Peluncuran satelit Palapa di Cape
Canaveral, Florida, bulan Agustus 1976 pada panel peluncuran
terdapat 3 orang Indonesia dan perwakilan dari perusahaan
NASA dan Hughes.
Kejadian ini diresmikan juga melalui pidato kenegaraan oleh
presiden Soeharto

di Jakarta, tanggal 16 Agustus 1976. ini

merupakan satu- satunya proyek teknologi yang mendapat tempat


terhormat di gedung Parlemen. Namun peluncuran satelit itu
merupakan kebijakan nasional yang gagasan awalnya dicetuskan
oleh pemerintah.
Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa Indonesia pernah
mengalami ancaman perpecahan. Untuk mempersatukan tanah air
yang sangat luas ini diperlukan sarana perhubungan yang mencakup
seluruh wilayah nusantara. Proses kelahiran satelit ini hanya
melibatkan sedikit teknokrat dan teknolog yang berpihak pada
kepentingan Orba.
TREND KEDEPAN TELEMATIKA
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) juga tidak
akan kalah dengan perkembangan TIK saat ini. Perangkat komputasi
berskala terabyte, penggunaan multicore processor, penggunaan memory
dengan multi slot serta peningkatan kapasitas harddisk multi terabyte akan
banyak bermunculan dengan harga yang masuk akal. Komputasi berskala
terabyte ini juga didukung dengan akses wireless dan wireline dengan
akses bandwidth yang mencapai terabyte juga. Hal ini berakibat
menumbuhkan faktor baru dari perkembangan teknologi. Antarmuka pun

Telematika

sudah semakin bersahabat, lihat saja software Microsoft, desktop UBuntu,


GoogleApps, YahooApps Live semua berlomba menampilkan antarmuka
yang terbaik dan lebih bersahabat dengan kecepatan akses yang semakin
tinggi. Hal ini ditunjang oleh search engine yang semakin cepat
mengumpulkan informasi yang dibutuhkan oleh penggunannya.
Pada akhirnya, era robotik akan segera muncul. Segenap mesin dengan
kemampuan adaptif dan kemampuan belajar yang mandiri sudah banyak
dibuat dalam skala industri kecil dan menengah, termasuk di tanah air.
Jadi, dengan adanya teknologi manusia akan terus berkembang sehingga
akan ada harapan-harapan tentang masa depan yang lebih baik.
NUSANTARA 21
Perkembangan satelit dipacu lebih lanjut dengan diresmikannya
Nusantara 21 (N21) oleh presiden RI pada tanggal 27 Desember 1996.
Menggelindingnya N21 menjadi masukan utama untuk pembentukan Tim
koordinasi Telematika Indonesia (TKTI) melalui Kepres No. 30 tahun
1997. Tugas TKTI menurut

Inpres No.6 tahun 2001 tentang

pengembangan dan Pendayagunaan Telematika di Indonesia adalah :


1. Mengkoordinasikan perencanaan dan memelopori program aksi dan
inisiatif untuk meningkatkan perkembangan

dan pendayagunaan

teknologi telematika Indonesia serta memfasilitasi dan memantau


pelaksanaannya,
2. Memperkuat kemampuan menggalang sumber daya yang ada di
Indonesia guna mendukung keberhasilan pelaksanaan semua arah
pengembangan dan pendayagunaan teknologi telematika, melaksanakan
forum untuk membangun consensus antar pihak-pihak terkait di sector
pemerintah dan swasta, serta akses mengakses pengalaman internasional
dalam mengembangkan sistem infrastruktur infomasi nasional.

Telematika

Tim ini diketuai oleh Menko Produksi Industri Strategis (Ginanjar


Kartasasmita), wakil ketua Menparpostel, beranggotakan tujuh menteri
departemen (Menkeu, Menhankam, Menpen, Mendagri, Menperindag,
Menaker, dan Mendikbud) serta lima menteri negara (Mensesneg,
Menristek, MenPAN, Menivest, Men-PPN).
Visi

N21

adalah

telekomunikasi

menyediakan

wahana

berbasis

teknologi

dan informatika nasional di dalam proses transformasi

bangsa Indonesia dari masyarakat tradisional (traditional society) menjadi


sebuah masyarakat yang berwawasan IPTEK dan berbasis pengetahuan
(knowledge based society).
Konsep N21 merupakan jawaban atas tantangan globalisasi komunikasi
dan informasi berupa jaringan komunikasi terpadu. N21 menggunakan
kerangka pendekatan, antara lain, (a) Memanfaatkan semua teknologi
yang

dapat

mendukung

pembangunan

di semua sektor; dan (b)

membentuk suatu jaringan maya informasi atau adi marga informasi


(virtual information network atau anformation superhighway) yang
menghubungkan seluruh pelosok tanah air.
Dengan dikembangkannya N21 maka pada tahun 2000 atau
memasuki

abad

21 seluruh

kecamatan

di

Indonesia

akan

mempunyai akses ke semua teknologi komunikasi dan computer (K2) dalam suatu jaringan terpadu yang didukung oleh 11 sistem satelit
komunikasi. Sekarang ini baru ada tiga sistem satelit yang beroperasi,
yaitu PSN dengan Palapa 1. telkom dengan Palapa B4 dan B 2R, dan
satelindo dengan Palapa C 1 dan C 2. Pengembangan infrastruktur fiik
mengandung tiga kemungkinan penggunaan, yaitu : (1) Adiguna Marga
Kepulauan

(Archipelagic

Super Highway), (2) Kota Multimedia

(Multimedia Cities); dan (3) Nusantara Multimedia Community Acces


Centers ( Pusat Akses Masyarakat Multimedia Nusantara).

Telematika

Tim Koordinasi Telematika Nasional secara paripurna merumuskan


cetk biru pengembangan

telematika

yang mencakup tiga kelompok

utama, yaitu infastruktur, aplikasi, dan sumber daya.

KESIMPULAN
Bangsa Indonesia berusaha untuk tidak tertinggal dengan bangsa
lain menyangkut telematika. Dengan dirintis oleh beberapa orang yang
berdedikasi pada dunia akademisi, pengenalan dunia telematika mulai
dilakukan seiring berkembangnya situasi politik dan ekonomi. Dukungan
politik pemerintah dengan berbagai kebijakannya, lebih menggairahkan
telematika di Indonesia, dan tentunya industri, serta pengaruh luar negeri
mengambil peranan penting disamping ketertarikan masyarakat yang
membutuhkannya.
Perkembangan telematika di Indonesia mengalami peningkatan,
sejalan dengan inovasi teknologi yang terjadi. Prospek ke masa depan,
telematika di Indonesia memiliki potensi yang tinggi, baik itu untuk
kemajuan bangsa, maupun pemberdayaan sumber daya manusianya.
Pada akhirnya, era robotik akan segera muncul. Segenap mesin dengan
kemampuan adaptif dan kemampuan belajar yang mandiri sudah banyak
dibuat dalam skala industri kecil dan menengah, termasuk di tanah air.
Jadi, dengan adanya teknologi manusia akan terus berkembang sehingga
akan ada harapan-harapan tentang masa depan yang lebih baik.

Daftar Pustaka
[1]

Zulkarnain

Nasution,

Teknologi

Komunikasi

Dalam

Perspektif

Latar

Belakang dan Perkembangannya, Buku Kesatu, (Jakarta: FEUI, 1989) .


[2]

Darmayantie Astie, http://astie.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/folder/0.4 .

Telematika

10

[3]

Fauzi, http://uzi-online.blogspot.co.id/2012/10/definisi-perkembangan-dan-trendkedepan.html .

[4]

Ir. Hasanuddin Sirait, MT, https://hsirait.wordpress.com/ .

Telematika

11

Anda mungkin juga menyukai