di tepi sungai. Di sisi-sisi pohon oak tumbuh alang-alang rimbun melambai. Sewaktu ada angin berhembus, pohon oak membanggakan dirinya yang bisa berdiri tegak dengan ratusan rating mengarah ke langit. Dia meledek alangalang yang selalu membungkuk rendah mengikuti terpaan angin. "Kamu punya alasan untuk mengeluh," kata pohon oak, "Angin sepoi-sepoi pun bisa membuat kalian menundukkan kepala. Sementara aku, oak yang perkasa, tetap berdiri tegak dan kuat!"
"Jangan khawatirkan tentang kami,"
jawab alang-alang, "Angin tidak merugikan kami. Kami bersujud di hadapan mereka, sehingga membuat kami tidak beristirahat. Kamu, yang bangga dengan kekuatanmu, sejauh ini sanggup melawan kuatnya hembusan mereka. Namun akhir bagimu akan tiba!" Ketika alang-alang bicara, badai besar datang dari arah utara. Pohon oak justru berdiri dengan bangga dan berjuang melawan badai. Sementara alang-alang justru makin menunduk rendah. Angin yang marah melipatgandakan kekuatannya. Pohon oak itu pun tumbang. Akarnya patah. Akhirnya pohon oak itu berbaring di antara alang-alang yang menatapnya dengan iba.