Anda di halaman 1dari 3

Nama Kelompok :

1. Devi Andriani (1413024023)


2. Lusi Rahayu Ningsih ( 1413024049 )
Kelas : A

Keji Beling (Strobilanthes crispus)


Klasifikasi Keji Beling
Kingdom
: Plantae
Sub kingdom : Tracheobionta
Super divisi : Spermatophyta
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Sub kelas
: Asteridae
Ordo
: Scrophulariales
Famili
: Acanthaceae
Genus
: Strobilanthes
Spesies
: Strobilanthes crispus (Chusnia, 2010).
Morfologi Tumbuhan
Tanaman keji beling tumbuh tegak dengan tinggi 0,5 m sampai 1 m. Daun berhadapan,
bertangkai pendek, helai daun berbentuk lanset melonjong atau hampir jorong, pinggir daun
bergerigi, panjang helai daun 9 cm sampai 18 cm, lebar helai daun 3 cm sampai 8 cm, kedua
permukaannya kasar. Perbungaan tersusun dalam bulir padat, gagang bunga lebih panjang
dari kelopak, kelopak tertutup dengan rambut-rambut pendek, mahkota berbentuk corong,
terbagi 5, 4panjang 1,5 cm sampai 2 cm, berambut, berwarna kuning, benang sari 4. Buah
berbentuk gelondong, mengandung 2 sampai 4 biji (Prawirosujanto, 1977).
Khasiat Tumbuhan
Daun keji beling memiliki kegunaansebagai obat disentri, diare (mencret) dan obat batu
ginjal serta dapat juga sebagai penurun kolesterol. Daun keji beling juga kerap digunakan
untukmengatasi tubuh yang gatal kena ulat atau semut hitam, caranya dengan cara
mengoleskan langsung daun keji beling pada bagian yang gatal tersebut.Untuk mengatasi
diare, disentri, seluruh bagian dari tanaman ini direbus, selama lebih kurang setengah jam,
kemudian airnya diminum. Sama juga prosesnya untuk mengobati batu ginjal. Daun keji
beling juga dapat mengatasi kencing manis dengan cara dimakan sebagai lalapan secara
teratur setiap hari. Daun tanaman ini selain direbus untuk diminum airnya, juga dapat
dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan secara teratur untuk mengobati penyakit
lever (sakit kuning), ambien (wasir) dan maag dengan cara dimakan secara teratur (Nursiyah,
2013).
Khasiat dan Manfaat Keji Beling
Di Malaysia dan Indonesia, keji beling ini digunakan untuk anti diabetes, diuretik,
antisipilis,antioksidan, dan antimikroba, dan laksatif. Umunya diseduh untuk dijadikan teh.
Zat kaliumdari tumbuhan ini menyebabkan tumbuhan ini menyebabkan diuretik, sehingga
dapat melarutkan batu yang terbentuk dari garam kalsium oksalat pada kantung empedu,
kantung kencing, dan ginjal. Kecibeling juga diketahui mengandung polifenol, katekin,
kafein, tanin, dan vitamin. Adanya kandungan asam silikat menyebabkan penderita gastritis

dilarang meminum rebusan keji beling. Selain itu, dapat juga menyembuhkan leukimia dan
mencegah AIDS.
Berikut beberapa manfaat keji beling khusunya bagi kesehatan, yaitu:
1.
Anti-diabetes dan menyembuhkan luka: Ekstrak air keji beling juga diuji
sebagai agen anti-diabetes pada tikus diabetes yang diinduksi. Ekstrak daun sebesar 5%
dan konsentrasi 7,5% mampu menurunkan kadar gula darah sekaligus meningkatkan
kadar total antioksidan (kadar total antioksidan). Tingginya kadar total antioksidan
dalam darah sangat penting untuk melindungi tubuh dariradikal bebas. Dengan
demikian, ekstrak ini tidak hanya cocok untuk mereka yang sakit, tetapi juga untuk
orang-orang yang sehat.Studi lain menunjukkan bahwa ekstrak air teh keji beling
mengurangi glukosa darah pada tikus hyperglycaemic. Antioksidan dan polifenol
konten yang hadir dalam ekstrak mungkin berkontribusi terhadap sifat
antihyperglycemic dan antilipidemic.Dalam diabetes yang diinduksi streptozotocin,
kenaikan glukosa darah disertai dengan peningkatan serum aspartat aminotransferase
(AST), SGPT (ALT), alkaline phosphatase (ALP) dan kreatinin. Setelah pemberian
tikus diabetes dengan jus keji beling selama 30 hari, ada penurunan yang signifikan
dalam AST, ALT, ALP dan kreatinin. Kesimpulannya, jus keji beling memiliki nilai gizi
yang tinggi dan tidak beracun. Hal ini menunjukkan potensi sebagai minuman
antidiabetes dan suplemen nutraceutical tambahan untuk penyembuhan luka pasien
diabetes.
2.

Antioksidan, Dari studi oleh Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, UPM,
Pecah Beling daun memiliki kandungan yang sangat tinggi mineral seperti kalium
(51%), kalsium (24%), natrium (24%), besi (1%) dan fosfor (1%). Daun juga
mengandung vitamin yang cukup tinggi C, B1, B2, dan banyak zat lain seperti catechin
dan tanin. Semua konten ini berkontribusi total tingkat antioksidan yang sangat tinggi
(aktivitas antioksidan total) dibandingkan dengan yerbamate dan vitamin E (alfatokoferol). Konsumsi ekstraknya dalam harian (5 g / hari) sebagai teh herbal dapat
memberikan kontribusi untuk nutrisi tambahan dan antioksidan yang dibutuhkan tubuh
untuk meningkatkan sistem pertahanan, terutama terhadap timbulnya penyakit
degeneratif.

3.

Anti-kanker, Untuk kanker, studi pra-klinis telah dilakukan untuk


mengevaluasi efektivitas ekstrak keji beling di vitro (kultur jaringan) dan in vivo (studi
hewan). Untuk studi kultur jaringan, ekstrak keji beling efektif menghambat
pertumbuhan sel kanker usus besar, kanker hati dan kanker payudara. Selain itu, ekstrak
keji beling juga mampu menekan gen penyebab kanker, sehingga mengurangi risiko
dan tingkat keparahan kanker. Untuk penelitian hewan, ekstrak air dari keji beling pada
konsentrasi tertentu dapat mengurangi keparahan kanker hati pada hati tikus.
Phytosterol (sterol dari tumbuhan) telah berhasil diisolasi dari daun. Senyawa ini telah
terbukti menghambat pertumbuhan sel kanker seperti dijelaskan di atas. Senyawa ini
juga dikatakan dapat menurunkan kadar kolesterol darah karena fitosterol akan bersaing
dengan kolesterol dalam usus, sehingga menyebabkan kolesterol tidak diserap.

4.

Diuretik. Daun mengandung kadar kalium tinggi, asam silikat, kalsium,


natrium, dan beberapa senyawa lain, seperti saponim, flavonoid, glikosida, sterol, kelas
terpen, dan lemak. Kalium adalah diuretik kuat dan untuk membubarkan batu garam
yang terbentuk dari kalsium oksalat dan kalsium karbonat dalam kandung empedu,
kandung kemih dan ginjal. Asam silikat dapat merangsang perut sehingga orang sakit

perut (gastritis) tidak bisa menggunakan tanamanobat ini. Hasil lain yang menarik
adalah teh Pecah Beling juga mampu menghambat pertumbuhan Streptococcus
sobrinus dan Streptococcus mutans. Bakteri ini merupakan bakteri yang menyebabkan
karies gigi.
5.

Manfaat lain: menormalkan hormon, laxatif, antivirus dan mikroba.

Bagian Keji Beling Yang Bermanfaat


Bagian yang bermanfaat dari keji beling adalah daunnya. Daun dapatditemui dalam bentuk
segar kering hingga ekstrak.
Efek samping keji beling
Keji beling pada umunya aman untuk dikonsumsi oleh manusia dalam jumlah wajar.
Sedangkan efek sampingnya belum diketahui sampai sekarang . namun jika mengalami gejala
efek samping setelah mengkonsumsinya, maka disarankan untuk segera menghentikan
penggunaan kemudian berkonsultasi dengan dokter.
Dosis dan cara menggunakan keji beling
Keji beling blum memiliki dosis yang disepakati . namun, perlu diingat bahwa sama seperti
herbal lain bahwa walaupun keji beling merupakan tanaman herbal dan alami keji beling
tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan . keji beling dapat dikonsumsi dengan cara direbus ,
dijus, diseduh seperti teh dan ekstraknya dapat dikonsumsi langsung.

Toksisitas Daun Keji Beling


Penelitian yang telah dilakukan oleh Al-Henhena et al. (2011, pp. 3661, 3662) dengan
menggunakan 48 tikus yang dibagi menjadi 4 kelompok dengan pemberian ekstrak daun Keji
Beling dengan dosis 1,2 dan 5 g/kg berat badan secara oral dimana hewan coba tidak diberi
makan selama 1malam sebelum perlakuan. Makanan diberikan setelah 3-4 jam pasca
perlakuan. Hewan coba diperiksa setelah 30 menit, 2jam, 4jam, 24 jam, 48 jam dan
seterusnya selama 14 hari. Pada dosis 1,2 dan 5 g/kg berat badan semua hewan masih hidup
dan tidak ditemukan manifestasi keracunan yang signifikan. Pemeriksaan klinis, hematologi
dan histopathologi tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada semua
perlakuan. Pada penelitian tersebut disimpulkan bahwa pemberian ekstrak daun Keji Beling
aman dan tidak ada efek toksik yang ditemukan meskipun pada dosis yang tinggi.
Kandungan kimia
Keji beling mengandung zat-zat kimia antara lain: kalium, natrium, kalsium, asam silikat,
alkaloida, saponin, flavonoida, dan polifenol. Kaliumberfungsi melancarkan air seni serta
menghancurkan batu dalam empedu, ginjaldan kandung kemih. Natrium berfungsi
meningkatkan cairan ekstraseluler yang menyebabkan peningkatan volume darah. Kalsium
berfungsi membantu proses pembekuan darah, juga sebagai katalisator berbagai proses
biologi dalam tubuh 7 dan mempertahankan fungsi membran sel. Sedangkan asam silikat
berfungsi mengikat air, minyak, dan senyawa-senyawa non-polar lainnya (Soewito : 1989
dalam Gunawan 2011).

Anda mungkin juga menyukai