Anda di halaman 1dari 18

BAB 3

PEMBAHASAN
3.1 Hasil Penelitian
3.1.1 Kejadian DHF Berdasarkan Bulan Pada Bulan Januari 2015 - September
2016
Tabel 3.1 Penderita DHF yang Ditemukan di Sarana Kesehatan Berdasarkan
Bulan Pada Bulan Januari 2015 September 2016
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Total

Penderita DHF
2015
-

2016
2
1
1
1
3
8

33

Total
2
1
1
1
3
8

34

Grafik Jumlah Pe nde rita DHF


pada Bulan Januari 2015-Se pte mbe r 2016

Jum lah Pe nde rita DHF

3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0

2015

2016

Bulan

Gambar 3.1 Diagram Penderita DHF Berdasarkan Bulan Puskesmas Ngletih pada
Bulan Januari 2015 September 2016
Dari data kejadian DHF yang ditemukan di sarana kesehatan
berdasarkan bulan didapatkan bahwa pada bulan September merupakan bulan
dengan penderita DHF tertinggi dengan 3 kasus (37,5 %), bulan Januari 2016
dengan 2 kasus (25 %), bulan Februari 2016 - April 2016 penderita DHF sama
besarnya yaitu masing-masing dengan 1 kasus (12,5 %).
3.1.2 Kejadian DHF Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Bulan Januari 2015
September 2016
Tabel 3.2 Penderita DHF yang Ditemukan di Sarana Kesehatan Berdasarkan
Jenis Kelamin Pada Bulan Januari 2015 September 2016
Tahun
2015
2016
Total

Laki-Laki
1
1

Perempuan
7
7

Jumlah
8
8

35

Diagram Penderita DHF Menurut Jenis Kelamin di Puskesmas Ngletih Pada Bulan Januari 2015 - September 2016

7
6

Laki-Laki
Perempuan

5
4
3
2
1
0

2015

2016

Gambar 3.2 Diagram Penderita DHF Menurut Jenis Kelamin di Puskesmas Ngletih
Pada Bulan Januari 2015 September 2016
Dari data di dapatkan penderita DHF pada Sarana Kesehatan
berdasarkan jenis kelamin didapatkan penderita perempuan lebih banyak
dibandingkan laki-laki sebesar 1 kasus, dan perempuan sebesar 7 kasus.
3.1.3 Kejadian DHF Berdasarkan Usia Pada Bulan Januari 2015 September
2016
Tabel 3.3 Penderita DHF yang Ditemukan di Sarana Kesehatan Berdasarkan
Usia Pada Bulan Januari 2015 September 2016
Usia
(Tahun)
<1
1-4
5-9
10-14
15-19
Total

Jumlah
1
6
1
8

Persentasi
(%)
12,5 %
75 %
12,5 %
100 %

36

Jumlah Penderita DHF Berdasarkan Usia


7
6
5
4
Penderita DHF 3
2
1
0

<1

1-4

5-9

10 - 14

15-19

Usia

Gambar 3.3 Diagram Penderita DHF Berdasarkan Usia di Puskesmas Ngletih Pada
Bulan Januari 2015 September 2016
Dari data diatas penderita DHF yang ditemukan di sarana kesehatan
berdasarkan usia didapatkan pada usia < 1 tahun dan 15-19 tahun tidak
terdapat kasus DHF, usia 5-9 tahun merupakan kasus terbanyak yaitu sebesar
6 kasus (75 %), usia 1-4 dan 10-14 tahun sama besarnya yaitu masing-masing
sebesar 1 kasus (12,5 %).
3.1.4 Kejadian DHF Berdasarkan Kelurahan Pada Bulan Januari 2016
September 2016
Tabel 3.4

Penderita DHF yang Ditemukan di Sarana Kesehatan Berdasarkan


Desa Pada Bulan Januari 2016 September 2016
Kelurahan
Ngletih
Ketami
Tempurejo

Penderita DHF
Jumlah
%
1
12,5 %
4
50 %
2
25 %

37

Bawang

12,5 %

Penderita DHF yang Ditemukan di Sarana Kesehatan Berdasarkan Kelurahan

4
3.5
3
2.5
2
Jumlah Penderita DHF
1.5
1
0.5
0

Ngletih

Ketami

Tempurejo

Bawang

Kelurahan

Gambar 3.4 Diagram DHF Berdasarkan Kelurahan Puskesmas Ngletih Pada Bulan
Januari 2015 September 2016
Puskesmas ngletih terdiri dari 4 desa, di mana angka kesakitan DHF
pada Bulan Januari 2016 September 2016 tertinggi terjadi di kelurahan
Ketami RW 01 RT 02 yaitu sebesar 4 kasus (50 %), kemudian kelurahan
Tempurejo sebesar 2 kasus (25 %), kemudian Ngletih sebesar 1 kasus (12,5 %)
dan kelurahan Bawang sebesar 1 kasus (12,5 %).
3.2 Analisis Karakteristik Faktor Risiko yang Berpengaruh Terhadap Kejadian
DHF berdasarkan La Londe dan Hendri L.Blum
Berdasarkan data yang diperoleh di wilayah kerja Puskesmas Ngletih
pada periode bulan Januari 2015 September 2016 terdapat peningkatan
kejadian DHF. Hal ini disebabkan dari berbagai sebab, diantaranya yaitu faktor
perilaku, lingkungan, psiko-sosio-biologi/genetik, dan pelayanan kesehatan atau

38

menurut teori segitiga epidemiologi host, agent, dan environment.


3.2.1

Faktor Perilaku
Jumlah kejadian DHF yang di temukan di wilayah kerja Puskesmas
Ngletih terbanyak adalah di Kelurahan Ketami RW 01 RT 02. Hal ini dapat
dikarenakan kebiasaan yang berhubungan dengan menjaga kebersihan
lingkungan dan rumah khususnya melakukan kegiatan Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN) yaitu dengan cara 3M Plus.
a) Menguras
Tabel 3.5 Resiko Kejadian DHF Berdasarkan PSN dengan Menguras Bak
Mandi di Kelurahan Ketami RW 01 RT 02
Jadwal
(Hari)

Menguras
Bak Mandi

2-3 hari
4-5 hari
6-7 hari
8-14 hari
>14 hari
Total

2
1
3
18
11
35

5,7 %
3%
8,5 %
51,4 %
31,4 %
100 %

Tabel 3.6 Resiko Kejadian DHF Berdasarkan PSN dengan Menguras Bak
WC di Kelurahan Ketami RW 01 RT 02
Jadwal
(Hari)

Menguras
Bak WC

2-3 hari
4-5 hari
6-7 hari
8-14 hari
>14 hari
Total

2
3
2
23
5
35

5,7 %
8,6 %
5,7 %
65,7 %
14,3 %
100 %

39

Jadwal Menguras Bak Mandi dan Bak WC


25
23
20
18

15

M enguras Bak M andi


M enguras Bak WC

10
11
5

2
0
2-3 hari

1
4-5 hari

6-7 hari

8-14 hari

>14 hari

Gambar 3.5 Diagram Jadwal Menguras Bak Mandi dan WC


Dari data diatas penduduk di kelurahan Ketami RW 01 RT 02 yang
ditemukan menguras bak mandi dan WC secara teratur terbanyak yaitu 4-5
hari dan 6-7 hari sekali sebanyak 11-12 rumah, kemudian 8-14 hari sekali
sebanyak 5-6 rumah, dan > 14 hari sekali hanya sebanyak 2-3 rumah saja
sehingga hal ini dapat menjadi faktor risiko berkembang biaknya nyamuk
Aedes aegypti.
b) Menutup
Tabel 3.7 Resiko Kejadian DHF Berdasarkan PSN dengan Menutup
Tempayan di kelurahan Ketami RW 01 RT 02
Tempayan
Menutup

Jumlah
7

%
20 %

Tidak Menutup
Total

28
35

80 %
100 %

40

Menutup Tempayan
Menutup

Tidak Menutup

20%

80%

Gambar 3.7 Diagram Penutupan Tempayan


Berdasarkan data diatas penduduk di kelurahan Ketami RW 01 RT 02
sebagian besar tidak menutup tempayan yaitu sebanyak 28 rumah dan hanya 7
rumah yang menutup tempayan sehingga memberi kesempatan nyamuk Aedes
Aegypti berkembang di tempat tersebut yang tidak tertutup.
c) Mengubur
Tabel 3.8 Risiko Kejadian DHF Berdasarkan PSN dengan Mengubur/
Menanam Barang Bekas di kelurahan Ketami RW 01 RT 02
Barang Bekas

Jumlah

Buang

11

31,4 %

Jual

14

40 %

Tanam

10

28,6 %

Total

35

100 %

41

Pengelolaan Barang Bekas

29%

Buang
Jual
Tanam

31%

40%

Gambar 3.8 Diagram Pengelolaan Barang Bekas


Dari data diatas penduduk di kelurahan Ketami RW 01 RT 02 yang
mengubur/ menanam barang bekas seperti kaleng, botol dan lain-lain masih
rendah yaitu sebesar 28,6 %, kemudian di buang sembarangan sebesar 31,4 %
dan kebanyakan barang bekas dijual ke tukang rongsokan yaitu sebesar 40 %.
d) Plus
1) Menggantung pakaian
Tabel 3.9 Resiko Kejadian DHF Berdasarkan PSN dengan Kebiasaan
Menggantung Pakaian di kelurahan Ketami RW 01 RT 02
Pakaian

Jumlah

Menggantung

19

54,3 %

Tidak Menggantung

16

45,7 %

Total

35

100 %

42

Kebiasaan Menggantung Pakaian

46%

54%

Menggantung
Tidak Menggantung

Gambar 3.9 Diagram Kebiasaan Menggantung Pakaian


Kebiasaan menggantung pakaian merupakan kebiasaan yang tidak
baik karena dengan menggantung pakaian udara menjadi lembab sehingga
menjadi tempat bersarangnya nyamuk dewasa, dari data diatas penduduk di
desa Ketami RW 01 RT 02 yang mempunyai kebiasaan menggantung pakaian
sebesar 19 (54,3 %) dan yang tidak menggantung pakaiannya sebesar 16 (45,7
%).
2) Pemakaian Obat Nyamuk dan Selambu
Tabel 3.10 Risiko Kejadian DHF Berdasarkan PSN dengan Menggunakan
Obat Nyamuk dan Selambu di Desa Ketami RW 01 RT 02
Jumlah

Obat Nyamuk

23

65,7 %

Selambu

12

34,3 %

Total

35

100 %

43

Pemakaian Obat Nyamuk dan Selambu

25
20
15
10
5
0

Obat Nyamuk

Selambu

Gambar 3.9 Diagram Kebiasaan Pemakaian Obat Nyamuk dan Selambu


Dari data diatas penduduk di kelurahan Ketami RW 01 RT 02 sebagian
besar mempunyai kebiasaan pemakaian obat nyamuk sebanyak 23 rumah dan
yang menggunakan selambu sebanyak 12 rumah. Hal tersebut merupakan
upaya pencegahan untuk mengurangi angka kesakitan DHF.
e) Angka Bebas Jentik
Angka Bebas Jentik (ABJ) di Kelurahan Ketami RW 01 RT 02 yang
terdiri dari 35 rumah yang ditemukan ada jentik sebanyak 14 rumah dan yang
tidak ada jentik sebanyak 21 rumah. Jadi, ABJ di Kelurahan Ketami RW 01
RT 02 sebesar 60 %.

44

3.2.2

Faktor Psikososiobiologi/Genetik
Keturunan (genetik) merupakan faktor yang telah ada dalam diri
manusia yang dibawa sejak lahir, misalnya dari golongan penyakit keturunan
seperti diabetes melitus, hipertensi dan asma bronchial.
Pada kasus DHF tidak terdapat hubungan antara kejadian penyakit
DHF terhadap riwayat keturunan penderita DHF, karena penyakit ini adalah
penyakit disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes
aegypti, bukan penyakit genetik yang diturunkan seperti diabetes mellitus.

3.2.3

Faktor Lingkungan
Pada bulan September 2016 kasus DHF meningkat di Puskesmas
Ngletih, yang mana pada bulan tersebut musim hujan yang menyebabkan
terjadi pencemaran lingkungan, banyaknya genangan air yang kotor dan
mempengaruhi kebiasaan pola hidup sehat. Banyaknya genangan air hujan
dan curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan berkembang biaknya nyamuk
Aedes aegypti sehingga penderita DHF lebih banyak dari bulan-bulan
sebelumnya yaitu sebesar 37,5 %. Selain karena curah hujan yang tinggi, di
Kelurahan Ketami masih banyak penduduk yang membuang barang-barang
bekas dari 35 rumah yang tidak mengubur barang bekas yaitu sebesar 28,6 %
dan untuk tempat tempayannya sebagian besar tidak menutupinya sehingga
dapat memberi kesempatan untuk nyamuk Aedes aegypti berkembang biak,
akibatnya kasus DHF di kelurahan Ketami meningkat secara signifikan.
Kasus DHF terbanyak dengan 50 % di kelurahan Ketami karena di
kelurahan tersebut banyak penduduk yang tidak rutin menguras bak mandi

45

dan ukuran bak mandi penduduk rata-rata besar. Sehingga bak mandi yang
tidak rutin dikuras tersebut merupakan tempat yang baik bagi nyamuk untuk
berkembang biak. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil survey pada 35
rumah disekitar rumah tersangka DBD kamar mandi rata-rata terdapat jentik
nyamuk di bak mandi maupun bak WC

yang merupakan faktor resiko

terhadap kejadian DHF dan juga rumah-rumah yang berada di sekitar kamar
mandi banyak yang ditemukan kandang hewan. Banyaknya masyarakat yang
kurang mengetahui tentang pentingnya upaya pencegahan terhadap penyakit
ini dengan membiasakan pola hidup bersih dan sehat, selain itu tingkat
pendidikan dan sosial ekonomi yang rendah dapat menjadi faktor pendukung
juga terhadap penyakit tersebut.
Masyarakat masih kurang menyadari akan kebersihan sekitar
lingkungannya, hal ini masih banyak yang menggantung pakaian didinding
rumah yaitu sebanyak 54,3 % sehingga dalam rumah menjadi lembab, dimana
tingkat kelembaban yang tinggi untuk memungkinkan hidupnya nyamuk dan
nyamuk menjadi lebih aktif, lebih sering menggigit, sehingga meningkatkan
penularan demam berdarah.
3.2.4

Faktor Pelayanan Kesehatan


Dari segi pelayanan kesehatan, di puskesmas Ngletih tidak didapatkan
suatu permasalahan, dimana wilayah kerja Puskesmas Ngletih sarana prasana
kesehatan dan tenaga kesehatan telah memadai.

3.3 Upaya-Upaya Pencegahan Penyakit DHF

46

3.3.1

Pencegahan Primer
Dengan adanya permasalahan ini maka divisi P2M (Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Menular dan tidak menular) Puskesmas Ngletih kota
Kediri memiliki program :
1. Penyelidikan epidemiologi angka kesakitan DHF, tersangka DHF dan
pemeriksaan jentik nyamuk di sekitar penderita termasuk di tempattempat umum di wilayah kerjanya.
2. Melakukan pelacakan dan penanggulangan terhadap penyakit menular
seperti DHF, TBC, kusta, malaria, flu burung, ISPA, Diare, IMS, serta
rabies dengan strategi DOTS (Directly Observed Treatment Short
course) atau bisa diartikan sebagai pengawasan langsung jangka pendek.
3. Peningkatan mutu pelayanan dan koordinasi di senter kesehatan mulai
puskesmas sampai klinik swasta dalam menemukan kasus penyakit
menular baru.
4. Penggalangan kemitraan dengan organisasi profesi, lintas sektoral, LSM,
institusi pendidikan untuk mensukseskan penelitian dan pengembangan
serta strategi penanggulangan dan pemecahan masalah penyakit
menular.
5. Melakukan penyuluhan bekerjasama dengan unit promkes untuk selalu
menjaga kesehatan dengan makanan bergizi, MCK ditempat yang sesuai

47

standart, mengkonsumsi makanan dan minuman sehat dan bergizi,


melakukan imunisasi tepat waktu dan pemberantasan vektor dan sarangsarang penyakit menular.
6. Melakukan pemantauan jentik nyamuk setiap 2 minggu sekali yang
dilakukan oleh jumantik di tiap kelurahan.
Dari program-program tersebut terdapat hambatan terutama untuk
pemberantasan jentik nyamuk. Masyarakat Kelurahan Ketami RW 01 RT 02
sebagian besar memiliki bak mandi yang ukurannya besar, untuk menguras
bak mandi rutin setiap minggunya terasa sayang karena air yang berada di bak
mandi masih terisi penuh hal ini terbukti dengan didapatkan penduduk
yang melakukan kebiasaan menguras bak mandi dan WC
secara teratur yaitu 4-5 hari dan 6-7 hari sekali hanya
sebanyak 1-3 rumah, yang terbanyak yaitu 8-14 hari sekali
sebanyak 18-23 rumah, dan > 14 hari sekali hanya sebanyak
5-11 rumah. Hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit DHF
karena ketidakmampuan masyarakat untuk menanggulangi penyakit DHF,
ketidaktahuan masyarakat tentang masalah penyakit DHF dan pencegahannya
serta ketidakmauan masyarakat untuk berperilaku sehat. Sebagian besar
masyarakat tidak menutup tempayan yaitu sebanyak 28 rumah dan hanya 7
rumah yang menutup tempayan sehingga memberi kesempatan nyamuk Aedes
Aegypti berkembang di tempat tersebut yang tidak tertutup. Selain itu

48

kebiasaan menggantung pakaian merupakan kebiasaan yang tidak baik karena


dengan menggantung pakaian udara menjadi lembab sehingga menjadi tempat
bersarangnya nyamuk dewasa, dari data tersebut penduduk di desa Ketami
RW 01 RT 02 sebagian besar mempunyai kebiasaan menggantung pakaian
yaitu sebesar 19 rumah dan yang tidak menggantung pakaiannya sebesar 16
rumah.
Intervensi dilakukan setiap 1 bulan terutama jika musim hujan datang,
karena berdasarkan penelitian didapatkan angka kejadian DHF meningkat
secara signifikan pada bulan September 2016 dimana bulan tersebut merupakan
musim hujan yang hampir setiap hari terjadi hujan . Upaya pencegahan pada
penyakit DHF ditujukan untuk pemberantasan jentik nyamuk dengan cara 3M
Plus yang dilakukan secara teratur dan menghindari gigitan nyamuk Aedes
aegypti, serta karakteristik melalui upaya promosi kesehatan dan perlindungan
spesifik (health promotion and specific protection). Promosi kesehatan yang
dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya:
1. Penyuluhan tentang penyakit DHF dan pencegahannya terutama dalam
melakukan kegiatan Pemberantasan Jentik Nyamuk (PSN)
2. Pembagian leaflet tentang penyakit DHF kepada masyarakat
3. Pemasangan poster-poster tentang DHF dan pencegahannya, perilaku
hidup sehat dan bersih

49

4. Pemberian Abate pada bak mandi yang positif adanya jentik nyamuk dan
untuk tempat-tempat air yang tidak mungkin atau sulit dikuras, ulangi
setiap 2-3 bulan sekali atau peliharalah ikan di tempat tersebut
5. Mengadakan kerja bakti 1 kali dalam seminggu, terutama jika musim
hujan akan datang
3.3.2 Pencegahan Sekunder
1. Diagnosis dini penyakit DHF
2. Pertolongan pertama yang dapat dilakukan pada penderita DHF yaitu
berikan minum sebanyak mungkin, kompres agar panasnya turun, beri obat
penurun panas dan membawa ke Puskesmas atau Rumah Sakit
3. Mengenali tanda-tanda syok
4. Pengelolaan cairan sesuai dengan derajat DHF
5. Pemberian obat-obatan terhadap keluhan yang timbul (simptomatik)
6. Mensosialisasikan tanda dini DHF kepada kader posyandu dan seluruh
penduduk Ngletih
3.3.3

Pencegahan Tersier
1.

Rehabilitasi dengan kunjungan rumah untuk meningkatkan status

2.

kesehatan
Untuk mempercepat proses pemulihan dengan cara memperbaiki status
gizi dengan cara makan-makanan yang bersih dan sehat, minum air putih

3.

sebanyak-banyaknya
Melakukan pengedalian risiko terhadap segala kemungkinan wabah
penyakit di masyarakat. Ada empat strategi dalam menanggulangi bahaya

50

DBD, yakni self, juru pemantau jentik (jumantik), koordinator wilayah


DBD dan petugas kesehatan

Anda mungkin juga menyukai

  • Jadwal Jaga DM RS Muhammadiyah Ponorogo
    Jadwal Jaga DM RS Muhammadiyah Ponorogo
    Dokumen3 halaman
    Jadwal Jaga DM RS Muhammadiyah Ponorogo
    Atika Az-zahra
    Belum ada peringkat
  • Penulisan Biar Rapi
    Penulisan Biar Rapi
    Dokumen10 halaman
    Penulisan Biar Rapi
    Atika Az-zahra
    Belum ada peringkat
  • Bhe
    Bhe
    Dokumen11 halaman
    Bhe
    Atika Az-zahra
    Belum ada peringkat
  • Nurul Atika Azzahra
    Nurul Atika Azzahra
    Dokumen10 halaman
    Nurul Atika Azzahra
    Atika Az-zahra
    Belum ada peringkat
  • Jadwal Jaga Dokter Muda New
    Jadwal Jaga Dokter Muda New
    Dokumen1 halaman
    Jadwal Jaga Dokter Muda New
    Atika Az-zahra
    Belum ada peringkat
  • Edukasi New
    Edukasi New
    Dokumen2 halaman
    Edukasi New
    Atika Az-zahra
    Belum ada peringkat
  • Home Visit Tika
    Home Visit Tika
    Dokumen11 halaman
    Home Visit Tika
    Atika Az-zahra
    Belum ada peringkat
  • KISI
    KISI
    Dokumen3 halaman
    KISI
    Atika Az-zahra
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar, Daftar Isi, Tabel, Gambar, Lampiran
    Kata Pengantar, Daftar Isi, Tabel, Gambar, Lampiran
    Dokumen7 halaman
    Kata Pengantar, Daftar Isi, Tabel, Gambar, Lampiran
    Atika Az-zahra
    Belum ada peringkat
  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen3 halaman
    Bab 4
    Atika Az-zahra
    Belum ada peringkat
  • Kekerasan Tumpul
    Kekerasan Tumpul
    Dokumen12 halaman
    Kekerasan Tumpul
    Atika Az-zahra
    Belum ada peringkat
  • Home Visit
    Home Visit
    Dokumen13 halaman
    Home Visit
    Atika Az-zahra
    Belum ada peringkat
  • Home Visit
    Home Visit
    Dokumen31 halaman
    Home Visit
    Atika Az-zahra
    Belum ada peringkat
  • Daftar Acuan
    Daftar Acuan
    Dokumen1 halaman
    Daftar Acuan
    Atika Az-zahra
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen14 halaman
    Bab 2
    Atika Az-zahra
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen14 halaman
    Bab 2
    Atika Az-zahra
    Belum ada peringkat
  • KB Bab 4 Tika
    KB Bab 4 Tika
    Dokumen13 halaman
    KB Bab 4 Tika
    Atika Az-zahra
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen6 halaman
    Bab 1
    Atika Az-zahra
    Belum ada peringkat
  • Data Diagram
    Data Diagram
    Dokumen18 halaman
    Data Diagram
    Atika Az-zahra
    Belum ada peringkat
  • Tabel OD New
    Tabel OD New
    Dokumen30 halaman
    Tabel OD New
    Atika Az-zahra
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen31 halaman
    Bab 2
    Atika Az-zahra
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen3 halaman
    Daftar Isi
    Atika Az-zahra
    Belum ada peringkat
  • BAB 1 Penyuluhan
    BAB 1 Penyuluhan
    Dokumen20 halaman
    BAB 1 Penyuluhan
    Atika Az-zahra
    Belum ada peringkat
  • BAB III New
    BAB III New
    Dokumen3 halaman
    BAB III New
    Atika Az-zahra
    Belum ada peringkat
  • BAB III New
    BAB III New
    Dokumen3 halaman
    BAB III New
    Atika Az-zahra
    Belum ada peringkat
  • Data OD
    Data OD
    Dokumen10 halaman
    Data OD
    Atika Az-zahra
    Belum ada peringkat
  • Triase
    Triase
    Dokumen2 halaman
    Triase
    Atika Az-zahra
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv Kti
    Bab Iv Kti
    Dokumen10 halaman
    Bab Iv Kti
    Atika Az-zahra
    Belum ada peringkat
  • Kerangka Konsep
    Kerangka Konsep
    Dokumen2 halaman
    Kerangka Konsep
    Atika Az-zahra
    Belum ada peringkat