PEMBAHASAN
3.1 Hasil Penelitian
3.1.1 Kejadian DHF Berdasarkan Bulan Pada Bulan Januari 2015 - September
2016
Tabel 3.1 Penderita DHF yang Ditemukan di Sarana Kesehatan Berdasarkan
Bulan Pada Bulan Januari 2015 September 2016
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Total
Penderita DHF
2015
-
2016
2
1
1
1
3
8
33
Total
2
1
1
1
3
8
34
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
2015
2016
Bulan
Gambar 3.1 Diagram Penderita DHF Berdasarkan Bulan Puskesmas Ngletih pada
Bulan Januari 2015 September 2016
Dari data kejadian DHF yang ditemukan di sarana kesehatan
berdasarkan bulan didapatkan bahwa pada bulan September merupakan bulan
dengan penderita DHF tertinggi dengan 3 kasus (37,5 %), bulan Januari 2016
dengan 2 kasus (25 %), bulan Februari 2016 - April 2016 penderita DHF sama
besarnya yaitu masing-masing dengan 1 kasus (12,5 %).
3.1.2 Kejadian DHF Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Bulan Januari 2015
September 2016
Tabel 3.2 Penderita DHF yang Ditemukan di Sarana Kesehatan Berdasarkan
Jenis Kelamin Pada Bulan Januari 2015 September 2016
Tahun
2015
2016
Total
Laki-Laki
1
1
Perempuan
7
7
Jumlah
8
8
35
Diagram Penderita DHF Menurut Jenis Kelamin di Puskesmas Ngletih Pada Bulan Januari 2015 - September 2016
7
6
Laki-Laki
Perempuan
5
4
3
2
1
0
2015
2016
Gambar 3.2 Diagram Penderita DHF Menurut Jenis Kelamin di Puskesmas Ngletih
Pada Bulan Januari 2015 September 2016
Dari data di dapatkan penderita DHF pada Sarana Kesehatan
berdasarkan jenis kelamin didapatkan penderita perempuan lebih banyak
dibandingkan laki-laki sebesar 1 kasus, dan perempuan sebesar 7 kasus.
3.1.3 Kejadian DHF Berdasarkan Usia Pada Bulan Januari 2015 September
2016
Tabel 3.3 Penderita DHF yang Ditemukan di Sarana Kesehatan Berdasarkan
Usia Pada Bulan Januari 2015 September 2016
Usia
(Tahun)
<1
1-4
5-9
10-14
15-19
Total
Jumlah
1
6
1
8
Persentasi
(%)
12,5 %
75 %
12,5 %
100 %
36
<1
1-4
5-9
10 - 14
15-19
Usia
Gambar 3.3 Diagram Penderita DHF Berdasarkan Usia di Puskesmas Ngletih Pada
Bulan Januari 2015 September 2016
Dari data diatas penderita DHF yang ditemukan di sarana kesehatan
berdasarkan usia didapatkan pada usia < 1 tahun dan 15-19 tahun tidak
terdapat kasus DHF, usia 5-9 tahun merupakan kasus terbanyak yaitu sebesar
6 kasus (75 %), usia 1-4 dan 10-14 tahun sama besarnya yaitu masing-masing
sebesar 1 kasus (12,5 %).
3.1.4 Kejadian DHF Berdasarkan Kelurahan Pada Bulan Januari 2016
September 2016
Tabel 3.4
Penderita DHF
Jumlah
%
1
12,5 %
4
50 %
2
25 %
37
Bawang
12,5 %
4
3.5
3
2.5
2
Jumlah Penderita DHF
1.5
1
0.5
0
Ngletih
Ketami
Tempurejo
Bawang
Kelurahan
Gambar 3.4 Diagram DHF Berdasarkan Kelurahan Puskesmas Ngletih Pada Bulan
Januari 2015 September 2016
Puskesmas ngletih terdiri dari 4 desa, di mana angka kesakitan DHF
pada Bulan Januari 2016 September 2016 tertinggi terjadi di kelurahan
Ketami RW 01 RT 02 yaitu sebesar 4 kasus (50 %), kemudian kelurahan
Tempurejo sebesar 2 kasus (25 %), kemudian Ngletih sebesar 1 kasus (12,5 %)
dan kelurahan Bawang sebesar 1 kasus (12,5 %).
3.2 Analisis Karakteristik Faktor Risiko yang Berpengaruh Terhadap Kejadian
DHF berdasarkan La Londe dan Hendri L.Blum
Berdasarkan data yang diperoleh di wilayah kerja Puskesmas Ngletih
pada periode bulan Januari 2015 September 2016 terdapat peningkatan
kejadian DHF. Hal ini disebabkan dari berbagai sebab, diantaranya yaitu faktor
perilaku, lingkungan, psiko-sosio-biologi/genetik, dan pelayanan kesehatan atau
38
Faktor Perilaku
Jumlah kejadian DHF yang di temukan di wilayah kerja Puskesmas
Ngletih terbanyak adalah di Kelurahan Ketami RW 01 RT 02. Hal ini dapat
dikarenakan kebiasaan yang berhubungan dengan menjaga kebersihan
lingkungan dan rumah khususnya melakukan kegiatan Pemberantasan Sarang
Nyamuk (PSN) yaitu dengan cara 3M Plus.
a) Menguras
Tabel 3.5 Resiko Kejadian DHF Berdasarkan PSN dengan Menguras Bak
Mandi di Kelurahan Ketami RW 01 RT 02
Jadwal
(Hari)
Menguras
Bak Mandi
2-3 hari
4-5 hari
6-7 hari
8-14 hari
>14 hari
Total
2
1
3
18
11
35
5,7 %
3%
8,5 %
51,4 %
31,4 %
100 %
Tabel 3.6 Resiko Kejadian DHF Berdasarkan PSN dengan Menguras Bak
WC di Kelurahan Ketami RW 01 RT 02
Jadwal
(Hari)
Menguras
Bak WC
2-3 hari
4-5 hari
6-7 hari
8-14 hari
>14 hari
Total
2
3
2
23
5
35
5,7 %
8,6 %
5,7 %
65,7 %
14,3 %
100 %
39
15
10
11
5
2
0
2-3 hari
1
4-5 hari
6-7 hari
8-14 hari
>14 hari
Jumlah
7
%
20 %
Tidak Menutup
Total
28
35
80 %
100 %
40
Menutup Tempayan
Menutup
Tidak Menutup
20%
80%
Jumlah
Buang
11
31,4 %
Jual
14
40 %
Tanam
10
28,6 %
Total
35
100 %
41
29%
Buang
Jual
Tanam
31%
40%
Jumlah
Menggantung
19
54,3 %
Tidak Menggantung
16
45,7 %
Total
35
100 %
42
46%
54%
Menggantung
Tidak Menggantung
Obat Nyamuk
23
65,7 %
Selambu
12
34,3 %
Total
35
100 %
43
25
20
15
10
5
0
Obat Nyamuk
Selambu
44
3.2.2
Faktor Psikososiobiologi/Genetik
Keturunan (genetik) merupakan faktor yang telah ada dalam diri
manusia yang dibawa sejak lahir, misalnya dari golongan penyakit keturunan
seperti diabetes melitus, hipertensi dan asma bronchial.
Pada kasus DHF tidak terdapat hubungan antara kejadian penyakit
DHF terhadap riwayat keturunan penderita DHF, karena penyakit ini adalah
penyakit disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes
aegypti, bukan penyakit genetik yang diturunkan seperti diabetes mellitus.
3.2.3
Faktor Lingkungan
Pada bulan September 2016 kasus DHF meningkat di Puskesmas
Ngletih, yang mana pada bulan tersebut musim hujan yang menyebabkan
terjadi pencemaran lingkungan, banyaknya genangan air yang kotor dan
mempengaruhi kebiasaan pola hidup sehat. Banyaknya genangan air hujan
dan curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan berkembang biaknya nyamuk
Aedes aegypti sehingga penderita DHF lebih banyak dari bulan-bulan
sebelumnya yaitu sebesar 37,5 %. Selain karena curah hujan yang tinggi, di
Kelurahan Ketami masih banyak penduduk yang membuang barang-barang
bekas dari 35 rumah yang tidak mengubur barang bekas yaitu sebesar 28,6 %
dan untuk tempat tempayannya sebagian besar tidak menutupinya sehingga
dapat memberi kesempatan untuk nyamuk Aedes aegypti berkembang biak,
akibatnya kasus DHF di kelurahan Ketami meningkat secara signifikan.
Kasus DHF terbanyak dengan 50 % di kelurahan Ketami karena di
kelurahan tersebut banyak penduduk yang tidak rutin menguras bak mandi
45
dan ukuran bak mandi penduduk rata-rata besar. Sehingga bak mandi yang
tidak rutin dikuras tersebut merupakan tempat yang baik bagi nyamuk untuk
berkembang biak. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil survey pada 35
rumah disekitar rumah tersangka DBD kamar mandi rata-rata terdapat jentik
nyamuk di bak mandi maupun bak WC
terhadap kejadian DHF dan juga rumah-rumah yang berada di sekitar kamar
mandi banyak yang ditemukan kandang hewan. Banyaknya masyarakat yang
kurang mengetahui tentang pentingnya upaya pencegahan terhadap penyakit
ini dengan membiasakan pola hidup bersih dan sehat, selain itu tingkat
pendidikan dan sosial ekonomi yang rendah dapat menjadi faktor pendukung
juga terhadap penyakit tersebut.
Masyarakat masih kurang menyadari akan kebersihan sekitar
lingkungannya, hal ini masih banyak yang menggantung pakaian didinding
rumah yaitu sebanyak 54,3 % sehingga dalam rumah menjadi lembab, dimana
tingkat kelembaban yang tinggi untuk memungkinkan hidupnya nyamuk dan
nyamuk menjadi lebih aktif, lebih sering menggigit, sehingga meningkatkan
penularan demam berdarah.
3.2.4
46
3.3.1
Pencegahan Primer
Dengan adanya permasalahan ini maka divisi P2M (Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Menular dan tidak menular) Puskesmas Ngletih kota
Kediri memiliki program :
1. Penyelidikan epidemiologi angka kesakitan DHF, tersangka DHF dan
pemeriksaan jentik nyamuk di sekitar penderita termasuk di tempattempat umum di wilayah kerjanya.
2. Melakukan pelacakan dan penanggulangan terhadap penyakit menular
seperti DHF, TBC, kusta, malaria, flu burung, ISPA, Diare, IMS, serta
rabies dengan strategi DOTS (Directly Observed Treatment Short
course) atau bisa diartikan sebagai pengawasan langsung jangka pendek.
3. Peningkatan mutu pelayanan dan koordinasi di senter kesehatan mulai
puskesmas sampai klinik swasta dalam menemukan kasus penyakit
menular baru.
4. Penggalangan kemitraan dengan organisasi profesi, lintas sektoral, LSM,
institusi pendidikan untuk mensukseskan penelitian dan pengembangan
serta strategi penanggulangan dan pemecahan masalah penyakit
menular.
5. Melakukan penyuluhan bekerjasama dengan unit promkes untuk selalu
menjaga kesehatan dengan makanan bergizi, MCK ditempat yang sesuai
47
48
49
4. Pemberian Abate pada bak mandi yang positif adanya jentik nyamuk dan
untuk tempat-tempat air yang tidak mungkin atau sulit dikuras, ulangi
setiap 2-3 bulan sekali atau peliharalah ikan di tempat tersebut
5. Mengadakan kerja bakti 1 kali dalam seminggu, terutama jika musim
hujan akan datang
3.3.2 Pencegahan Sekunder
1. Diagnosis dini penyakit DHF
2. Pertolongan pertama yang dapat dilakukan pada penderita DHF yaitu
berikan minum sebanyak mungkin, kompres agar panasnya turun, beri obat
penurun panas dan membawa ke Puskesmas atau Rumah Sakit
3. Mengenali tanda-tanda syok
4. Pengelolaan cairan sesuai dengan derajat DHF
5. Pemberian obat-obatan terhadap keluhan yang timbul (simptomatik)
6. Mensosialisasikan tanda dini DHF kepada kader posyandu dan seluruh
penduduk Ngletih
3.3.3
Pencegahan Tersier
1.
2.
kesehatan
Untuk mempercepat proses pemulihan dengan cara memperbaiki status
gizi dengan cara makan-makanan yang bersih dan sehat, minum air putih
3.
sebanyak-banyaknya
Melakukan pengedalian risiko terhadap segala kemungkinan wabah
penyakit di masyarakat. Ada empat strategi dalam menanggulangi bahaya
50