Artritis Tuberkulosis 2
Artritis Tuberkulosis 2
1. Definisi:
Tuberculosis
Tuberculosa
adalah
dengan
penyakit
gejala
yang
disebabkan
oleh Mycobacterium
yang bervariasi
dan ditandai
dengan pembentukan
tuberkel dan necrosis kaseosa pada jaringan setiap organ yang terinfeksi.
Area predileksi yang utama adalah Tulang belakang, Pinggul, Lutut, Kaki, Siku,
Tangan,
dan Bahu.
Rahang
bawah
(mandibula)
dan
sendi temperomandibular
penderita
tuberkulosis
Osteoarticular merupakan
hasil
penyebaran
secara hematogen dari suatu infeksi primer fokus jauh. Fokus primer mungkin terjadi di
paru-paru atau di lymphonode mediastinum, mesentry, daerah cervical dan ginjal.
Infeksi menjangkau sistem tulang melalui saluran vaskuler, yang biasanya arteri
sebagai hasil bacillemia atau kadang-kadang di dalam tulang belakang (axial
skeleton) melalui vena plexus batsons . Tuberculosis tulang & sendi dikatakan akan
berkembang 2 sampai 3 tahun setelah fokus primer.
Basil Tuberkulosis biasanya menyangkut dalam spongiosa tulang. Pada tempat
infeksi
itu
periostitis
dan
sekwester hampir
tidak
ada.
Pada
tuberculosis tulang ada kecenderungan terjadi perusakan tulang rawan sendi atau
discus intervertebra.
3. GEJALA KLINIS
Pada Arthritis Tuberkulosa berlangsung lambat, kronik dan biasanya hanya mengenai
1 sendi, keluhan biasanya ringan dan makin lama makin berat disertai perasaan lelah
pada sore dan malam hari, subfebris, penurunan berat
badan. Keluhan
yang
lebih
berat seperti panas tinggi, malaise, keringat malam, anoreksia biasanya bersamaan
dengan tuberculosis milier.
Pada
sendi, mula-mula
jarang
timbul
gambaran
yang khas
seperti
pada
arthritis yang lainnya. Tanda awal berupa bengkak, nyeri dan keterbatasan lingkup
gerak sendi. Kulit diatas daerah yang terkena
dingin, berwarna merah kebiruan. Bisa terjadi sendi berada dalam kedudukan fleksi
berkelanjutan dan mungkin disertai tenosinovitis.
Pada anak-anak dapat ditemukan spasme otot pada malam hari (night start).
Mungkin disertai demam, tapi biasanya ringan. Pada kasus yang berat, kelemahan otot bisa
terjadi sedemikian cepatnya menyerupai kelumpuhan.
Bila
pinggul
yang
terkena, maka
terjadi
rasa tidak enak. Dalam keadan yang lanjut dan berat, pasien sukar menggerakkan dan
mengangkat
rasa
sakit
yang
Penyakit pott merupakan 50% dari seluruh kasus tuberculosis tulang dan sendi. Pada
mulanya seluruh kasus Tuberculosis tulang dan sendi. Pada mulanya proses tejadi di
bagian depan discus intervertebra, menyebabkan penyempitan ruang discus, memberi
keluhan
runcing
nyeri
punggung
akibat remuknya
yang
menahun, kemudian
korpus
vertebra
yang
disertai munculnya
terkena
kifosis
Gangguan neurologis terjadi karena terkenanya spinal cord atau adanya meningitis.
4. DIAGNOSA
Di Negara berkembang diagnosis tuberculosis tulang dan sendi dapat ditegakkan
dengan pemeriksaan klinik dan radiologik.
Pemeriksaan klinis yang dilakukan dengan melihat tanda dan gejala yang ada
dan melakukan pemeriksaan laboratorium ( LED meningkat, test sputum BTA, test
tuberculin ), dan pada pemeriksaan radiologis dapat dilakukan photo toraks PA
karena penyakit TB tulang dapat disebabkan karena penyebaran dari TB paru, jika ada
kecurigaan infeksi pada tulang maka dapat dilakukan photo pada tulang (photo
polos posisi AP, Lateral dan CT-Scan atau MRI).
a. Radiologi
Pada tahap awal gambaran seperti osteoporosis dan suramnya gambaran tulang.
Selanjutnya terjadi erosi yang memperlihatkan gamabaran berupa permukaan sendi
yang compang-camping. Sering pula terlihat lesi kistik pada metafisis, lempeng efifisis,
dan diafisis.
Penyakit Tuberculosis tulang dapat mengenai
a. Tuberkulosis pada Tulang Panjang
pada
foto
roentgen
terlihat sebagai
lesi
destruktif
berbentuk
bulat
atau lonjong. Pada permulaan, batas-batasnya tidak tegas tetapi pada proses yang
sudah kronis batasnya menjadi tegas. Kadang-kadang dengan sclerosis pada
tepinya. Sequestra mengecil dan diserap oleh jaringan granulasi. Dapat
ditemukan
reaksi periosteal jika lesi lokal di dalam subkortikal, ini bukan merupakan
bentuk yang menonjol Lesi
cepat menyeberangi
garis epifiser
dan mengenai
epifisis dan selanjutnya mengenai sendi. Proses dapat juga bermula pada epifisis
tulang panjang. Lesi pada diafisis jarang, dan lebih jarang lagi pada bentuk
lesi multiple cystic.
b. Tuberkulosis pada Tulang Belakang
Lesi biasanya pada korpus vertebra dan proses dapat bermula di 3 tempat, yaitu:
1) Dekat diskus intervertebra atas atau bawah, disebut tipe marginal, yang sesuai
dengan tipe metafiseal pada tulang panjang.
2) Di tengah korpus, disebut tipe sentral.
3) Di bagian anterior korpus, disebut tipe anterior atau subperiosteal
Pada tipe marginal, lesi destruktif biasanya terdapat di bagian depan korpus
vertebra dan cepat merusak diskus. Proses dapat terjadi pada dua atau lebih vertebra
yang berdekatan. Karena bagian depan korpus vertebra paling banyak mengalami
destruksi disertai adanya kolaps, maka korpus vertebra akan berbentuk baji
dan pada tempat tersebut timbul gibbus.
Abses
paravertebral
timbul
cepat
dan
Bila
sudah
lama
akan
timbul
kalsifikasi pada abses. Tidak terlihat adanya pembentukan tulang baru pada proses
yang aktif.
Bila
pengobatan
berhasil,
tanda-tanda
ke
tepi
tulang maka
proses
selanjutnya adalah seperti pada tipe marginal.Pada tipe anterior, proses berlangsung di
satu
tulang
yang
sering
terkena
mayor, terutama pada anak-anak dan dewasa muda. Lesi dapat bermula pada
tulang atau bursa. Bila lesi bermula pada bursa, maka erosi pada tulang kadangkadang hanya superficial dan akan sukar dilihat. Baik pada proses yang dimulai
pada
tulang maupun
bursa,
dapat
meluas
ke
sendi
panggul. Gambaran
radiologik tuberculosis pada trokanter mayor sama dengan pada tulang panjang.
d. Daktilis Tuberkulosis
Kelainan ini disebut
radiology
pada
anak-anak), menghasilkan
gambaran
yang
gambaran
khas.
Spina
ventosa dalam arti kata sebenarnya adalah tulang pendek yang dipompa dengan
udara(a short bone inflated with air) Tulang falangs yang terkena melebar karena
ekspansi medulla. Biasanya bisa dibedakan dari daktilis karena sifilis, dimana
tulang melebar karena penebalan tulang akibat pembentukan kortikal tulang baru.
e. Artritis Tuberkulosis
Proses bisa bermula pada sinovium atau pada tulang.
1) Proses mulai pada sinovium
Pada stadium dini tanda-tanda tidak khas, yang tampak ialah:
a) Penebalan kapsul sendi,
b) Sendi tampak suram dan sela
artikuler,
c) Osteoporosis pada tulang-tulang sekitar sendi karena hyperemia.
Sebaiknya
dibuat
foto
sendi
sebelahnya
yang
sehat untuk
ujung
akhir tulang dan epifisis apabila infeksi ini terjadi pada anak-
timbul erosi pada tulang dekat sendi yang bersifat local atau
luas.
Puncaknya kehilangan ruang sendi akan terjadi tapi ini tidak semenonjol
seperti yang terjadi pada pyogenik artritis. Kerusakan pada tulang rawan
relatif
lambat dibandingkan dengan arthritis purulenta dan bila ini terjadi sela
metafisis-epifisis
dan
tanda-tanda
infeksi sinovium.
3) Tuberkulosis Sendi Lutut
Gonitis tuberculosis termasuk sering dan gambaran radiologiknya sesuai
seperti yang diuraikan di atas.
4) Tuberkulosis Sendi Bahu
Kadang-kadang
lesi
pada
kaput
humerus
besar
sehingga menyerupai giant cell tumor. Bila terdapat juga lesi pada glenoid, maka
maka kedua penyakit
tumor tidak
menyeberangi sendi.
Kadang-kadang lesi tuberculosis pada kaput humeri kecil dan tanpa
pembentukan pus serta gejalanya ringan dan dikenal sebagai caries sicca.
5) Tuberkulosis Sendi Siku
Destruksi tulang terutama pada olekranon dan ujung distal humerus.
Fossa olekrani menjadi dalam disebabkan erosi. Biasanya destruksi pada kaput
radius kurang dibandingkan dengan kedua tulang tadi. Diagnosis diferensial
yang penting adalah rheumatoid arthritis.
f. Koksitis Tuberkulosis
Sering pada anak-anak. Proses dapat dimulai di asetabulum, sinovium,
epifisis
femur,
metafisis
pada
panggul mempunyai
suatu perubahan yang tidak wajar sekarang jarang terlihat. Semua tingkat kehilangan
tulang dari kaput dan colum femur dapat ditemukan. Penemuan yang sering
adalah
gambaran tonjolan
bernama
birds
beak.
Ekspansi
dan
destruksi
destruksi
Diagnosis
pada
asetabulum banyak
diferensial
yang
penting
femur
dapat
tidak dapat
menimbulkan
adalah
dilihat
protusio
lagi.
Bila
asetabuli.
Daftar Pustaka
1. David S., 1987, Tuberculosis of Bones and Joints, A Text Book of Radiology
and Imaging, Ed. 4 Vol.1, London, Hal : 253-257
2. Rasad S. et al, 1999, Infeksi Tulang dan Sendi, Radiologi Diagnostik, Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, Hal : 62-73
3. Setyohadi, Bambang dan A. Sanusi. Infeksi Tulang dan Sendi. Buku
Ajar
Ilmu