(SAP) Fraktur
(SAP) Fraktur
FRAKTUR
DI RUANG TERATAI RUMAH SAKIT Dr. SOEGIRI LAMONGAN
Disusun Oleh :
KELOMPOK 10
Indah
Wiwit
Nuris Miftakhurrohmah
Erni
Galuh
Irvan Syaifullah
LEMBAR PENGESAHAN
Penyuluhan kesehatan pada pasien dan keluarga dengan judul Fraktur ini
dibuat dalam rangka memenuhi tugas praktik profesi dapartemen keperawatan
medikal bedah (KMB) di Ruang Teratai Rumah Dr, Soegiri Lamongan yang
dilaksanakan pada tanggal 19 September 02 Oktober 2016 oleh mahasiswa
Profesi Ners STIKES Muhammadiyah Lamongan.
Mengetahui
Pembimbing Klinik
Pembimbing Akademik
........................................................
.........................................................
: Fraktur
TEMPAT
WAKTU
7. KEGIATAN PENYULUHAN
Kegiatan
Pendahuluan
Waktu
5 menit
Aktifitas perawat
1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Kontrak waktu
4. Menjelaskan
tujuan instruksional
5. Menggali
(Orientasi)
pengetahuan
Aktifitas peserta
1. Menjawab
salam
Metode
Ceramah,
diskusi
2. Mendengark
an.
3. Menyetujui
4. Mendengark
Peserta tentang
Fraktur.
an
dan
memperhati
Penyajian
20
materi
menit
kan
5. Menjawab
Memperhatikan
Menjelaskan :
1.
Pengertian
Ceramah,
Fraktur.
penjelasan
2.
3.
4.
Klasifikasi
Fraktur.
5.
Cara penanganan
dan
perawatan
Fraktur.
Evaluasi
1. Memberi
kesempatan
bertanya
Ceramah,
pertanyaan,
tanya jawab
pada Menjawab
peserta
2. Mengajukan
Pertanyaan
Mengajukan
pertanyaan dengan
benar
pada
dan diskusi
pasien
3. Memberikan
reiforcemen positif
atas jawaban yang
Penutup
1 menit
diberikan
4. Evaluasi,
1. Salam penutup
8. SETTING TEMPAT
: Penyaji
: Fasilitator
: Observer
: Audien
9. MANFAAT
a. Bagi Mahasiswa: Sebagai media untuk berinteraksi dan menjalin
hubungan terapeutik dengan pasien dan keluarga.
b. Bagi warga: Menambah wawasan pasien dan keluarga tentang Fraktur.
10. PENGORGANISASIAN & URAIAN TUGAS
1) Moderator / Pembawa acara:
Uraian tugas:
a.
b.
c.
2)
penyuluhan.
c. Memotivasi peserta untuk bertanya.
3) Fasilitator
Uraian tugas:
a. Ikut bergabung dan duduk bersama di antara peserta.
b. Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan.
c. Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas.
d. Menginterupsi penyuluh tentang istilah/hal-hal yang dirasa kurang jelas
bagi peserta.
4) Observer
Uraian tugas:
a. Mencatat nama, alamat dan jumlah peserta, serta menempatkan diri.
b. Memungkinkan dapat mengamankan jalannya proses penyuluhan.
c. Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta.
d. Mengamati perilaku verbal dan nonverbal peserta selama proses
penyuluhan.
e. Mengevaluasi hasil penyuluhan denga rencana penyuluhan.
f. Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh yang dirasa tidak
sesuai dengan rencana penyuluhan.
11. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a.
b.
c.
2. Evaluasi Proses
a. Peserta/mahasiswa bersedia di ruangan sesuai dengan kontrak waktu
yang di tentukan.
b. Peserta antusias untuk bertanya tentang hal yang tidak di ketahui.
c. Mahasiswa menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan dengan
baik.
3. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
b. Adanya kesepakatan antara mahasiswa dengan perawat dalam
melaksanakan implementasi keperawatan selanjutnya.
LAMPIRAN
FRAKTUR
1. Pengertian Fraktur
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang umumnya
disebabkan oleh rudapaksa (Mansjoer, 2006). Menurut Linda Juall (2001) fraktur
adalah rusaknya kontinuitas tulang yang disebabkan oleh tekanan eksternal yang
datang lebih besar dari yang dapat diserap oleh tulang.
2. Penyebab Fraktur
Berdasarkan penyebab/etiologinya striktur dibagi menjadi 3 jenis :
a. Kekerasan langsung
4. Greenstick, fraktur dimana salah satu sisi tulang patah sedang sisi
lainnya membengkok.
5. Tranversal, fraktur sepanjang garis tengah tulang
6. Spiral, fraktur memuntir seputar batang tulang.
7. Komunitif, fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa
fragmen.
8. Oblik, fraktur membentuk sudut dengan garis tulang tengah.
9. Depresi, fraktur dengan fragmen patahan terdorong kedalam
(sering terjadi pada tulang tengkorak dan wajah).
10. Kompresi, fraktur dimana tulang mengalami kompresi.
11. Patologik, fraktur yang terjadi pada daerah tulang yang
berpenyakit (kista tulang, paget, metastasis tulang, tumor, dsb).
12. Avulsi, teretariknya fragmen tulang oleh ligamen atau tendon
pada perlekatannya.
13. Epifisial, fraktur melalui epifisis.
14. Impaksi, fraktur dimana fragmen tulang terdorong ke fragmen
tulang lainnya.
5. Penanganan Fraktur
1. Penatalaksanaan secara Umum
Fraktur biasanya menyertai trauma. Untuk itu sangat penting untuk
melakukan pemeriksaan terhadap jalan napas (airway), proses pernafasan
(breathing) dan sirkulasi (circulation), apakah terjadi syok atau tidak. Bila
sudah dinyatakan tidak ada masalah lagi, baru lakukan anamnesis dan
pemeriksaan fisik secara terperinci. Waktu tejadinya kecelakaan penting
ditanyakan untuk mengetahui berapa lama sampai di RS, mengingat golden
period 1-6 jam. Bila lebih dari 6 jam, komplikasi infeksi semakin besar.
Lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisis secara cepat, singkat dan lengkap.
Kemudian lakukan foto radiologis. Pemasangan bidai dilakukan untuk
mengurangi rasa sakit dan mencegah terjadinya kerusakan yang lebih berat
pada jaringan lunak selain memudahkan proses pembuatan foto.
2. Penatalaksanaan Kedaruratan
Segera setelah cedera, pasien berada dalam keadaan bingung, tidak menyadari
adanya fraktur dan berusaha berjalan dengan tungkai yang patah, maka bila
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif, et al, 2006. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid II, Medika
Aesculapius FKUI. Jakarta
Carpenito, Lynda Juall. 2001. Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan.
EGC, Jakarta