BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Gregor Johann Mendell (18221884) adalah seorang rahib dari Kota Brunn, Austria. Beliau
mengadakan percobaan terhadap kacang ercis (Pisum sativum) yang menghasilkan
prinsipprinsip genetika. Penelitian Mendell diadakan jauh sebelum dikena mengenai
kromosom, DNA, maupun RNA.
Mendell melakukan percobaan dengan menyilangkan dua induk galur murni yang
memiliki satu sifat beda (enam sifat lainnya sama), yaitu induk galur murni berbiji bulat
dengan induk galur murni berbiji keriput. Galur murni adalah tanaman yang melakukan
penyerbukan sendiri secara terus-menerus selalu menghasilkan keturunan yang sama dengan
induknya, meskipun ditanam berulang-ulang. Hasil percobaan tersebut ternyata seluruh
keturunan pertama berbiji bulat. Percobaan berikutnya, masing-masing keturunan pertama
disilangkan dengan sesamanya yang akhirnya memunculkan kembali sifat yang tidak muncul
pada keturunan pertama. Berarti ada sifat yang tidak muncul atau tertutup.
Sifat yang muncul pada keturunan pertama disebut sifat dominan, dan sifat yang tidak
muncul pada keturunan pertama disebut sifat resesif. Sifat resesif baru muncul setelah
persilangan dari keturunan pertama. Persilangan dengan sifat beda disebut hibrid (bastar).
Pembastaran dengan satu sifat beda disebut monohibrid. Pembastaran dengan dua sifat beda
disebut dihibrid
1.1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
1.2.1 Maksud:
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gregor Johann Mendell (18221884) adalah seorang rahib dari Kota Brunn, Austria.
Beliau mengadakan percobaan terhadap kacang ercis (Pisum sativum) yang menghasilkan
prinsipprinsip genetika. Penelitian Mendell diadakan jauh sebelum dikena mengenai
kromosom, DNA, maupun RNA.
Mendell melakukan percobaan dengan menyilangkan dua induk galur murni yang
memiliki satu sifat beda (enam sifat lainnya sama), yaitu induk galur murni berbiji bulat
dengan induk galur murni berbiji keriput. Galur murni adalah tanaman yang melakukan
penyerbukan sendiri secara terus-menerus selalu menghasilkan keturunan yang sama dengan
induknya, meskipun ditanam berulang-ulang. Hasil percobaan tersebut ternyata seluruh
keturunan pertama berbiji bulat. Percobaan berikutnya, masing-masing keturunan pertama
disilangkan dengan sesamanya yang akhirnya memunculkan kembali sifat yang tidak muncul
pada keturunan pertama. Berarti ada sifat yang tidak muncul atau tertutup.
Pembastaran dengan tiga sifat beda disebut trihibrid. Jika keturunan pertama dari
percobaan Mendell dibiarkan melakukan penyerbukan sendiri atau dengan sesamanya, akan
diperoleh 75% sifat dominan, yaitu biji bulat dan 25% sifat resesif, yaitu biji
keriput..
Sifat beda dinyatakan dalam gen dominan yang ditulis dengan simbol huruf besar. Adapun
gen resesif ditulis dengan simbol huruf kecil. Misalnya:
B = simbol untuk gen yang menentukan biji bulat
b = simbol untuk gen yang menentukan biji keriput
Sifat yang tidak tampak namun mampu menentukan hasil keturunan disebuf genotipe,
sedangkan sifat yang tampak disebut sifat fenotipe. Sel somatis (diploid) mempunyai gen-gen
berpasangan,yang disimbolkan dengan pasangan huruf dobel. Misalnya:
BB = simbol untuk tanaman berbiji bulat
bb = simbol untuk tanaman berbiji keriput
Dalam sel somatis, gen-gen dalam keadaan berpasangan karena kromosom-kromosom
yang membawa gen-gen tersebut juga berpasangan atau diploid (2n). Anggota dari sepasang
gen yang memiliki pengaruh berlawanan disebut alela. Misalnya:
B menentukan sifat biji bulat, dan b menentukan sifat biji keriput, maka B dan b merupakan
alel.
Jika individu memiliki genotip yang terdiri atas alela yang sama, misalnya BB atau bb
disebut homozigot. Apabila genotipenya terdiri atas alela yang tidak sama, misalnya Bb
disebut heterozigot. Gen dikatakan sealela satu sama lain apabila terletak pada kromosom
homolog lokus yang bersesuaian sehingga memengaruhi atau mengawasi proses
perkembangan yang sama tetapi dengan cara yang berlainan. Pada peristiwa lain, alela bisa
memiliki lebih dari dua anggota. Alela yang demikian disebut alela ganda (multiple alelle).
Contoh, peristiwa multiple alellomorfi pada kelinci yang memiliki empat cara yang berlainan.
sedangkan
yang
lemah/tertutup
disebut
sifat
resesif.
Perhatikan contoh berikut ini: disilangkan antara mawar merah yang bersifat dominan dengan
mawar putih yang bersifat resesif.
B. Penyimpangan Semu Hukum Mendel
Meskipun hukum Mendel merupakan dasar dari perwarisan sifat, penelitian lebih
lanjut menemukan bahwa banyak gen yang tidak sesuai hukum Mendel. Jika perbandingan
dengan fenotipe F2 hasil persilangan monohibrid dan dihibrid berdasarkan hukum Mendel
adalah 3:1 dan 9:3:3:1, penelitian lain menghasilkan perbandingan F 2 yang berbeda.
Misalnya, 9:3:4, 12:3:1, dan 9:7.
Penelitian lebih lanjut mengungkapkan bahwa hal tersebut disebabkan oleh adanya
interaksi antargen. Interaksi tersebut menghasilkan perbandingan fenotipe yang menyimpang
dari hukum Mendel. Interaksi antargen yang menyebabkan penyimpangan semu hukum
Mendel dapat berupa epistasis hipostasis, polimeri, kriptomeri, dan adanya gen
komplementer.
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Prosedur Penelitian
I.
Buatlah dua buah baling-baling genetika yang memiliki 4 tangan berbentuk (+) dengan 4
tangan yang sama panjang. Di setiap tangan baling-baling, berilah 4 macam genotip yang
berbeda, yaitu RP, Rp, rP, dan rp (untuk atavisme hereditas ayam berpial) dan M1M2, M1m2,
m1M2, dan m1m2 (untuk polimeri pada bunga). Lalu, lubangi bagian tengah baling-baling
menggunakan paku, lalu masukkan stik atau pensil untuk pegangannya.
2.Setelah itu, tunjuk beberapa orang untuk memegang baling-baling dan yang memutar serta
menghentikan putaran baling-baling tersebut. Setelah itu, putarlah baling-baling genetika
tersebut selama beberapa saat, lalu hentikan secara acak. Dua buah tangan baling-baling yang
berhadapan adalah dua genotip yang berpasangan dengan bebas.
3.Catatlah hasilnya dalam buku, buatlah pula tabulasinya. Dan lakukan kembali
percobaannya dengan memutar kembali baling-baling. Lakukan putaran baling-baling secara
berulang minimal 100 kali putaran untuk mendapatkan 100 pasangan gamet serta untuk
mendapatkan hasil yang akurat.
II.
Kriptomeri
1. Pasangkan kancing model gen sehingga membentuk gabungan MB, Mb, mB, dan mb.
2. Sediakan dua buah kotak dan beri nama kotak jantan dan kotak betina.
3. Tambahkan 48 model gen baik model MB, Mb, mB, dan mb, ke dalam kotak jantan begitu
pula pada kotak betina.
4. Kocoklah masing masing kotak sehingga model gamet tersebut tercampur seluruhnya.
5. Jodohkan gamet gamet dari kedua kotak tersebut dengan cara sebagai berikut.
a.
Ambilah satu gamet dari kotak jantan dan satu gamet dari kotak betina, demikian seterusnya
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Tabel penelitian kriptomeri:
X
RP
Rp
Rp
rP
RP
RRPP
RRPp
RrPp
RrPP
Rp
RRPp
RRpp
Rrpp
RrPp
Rp
RrPp
Rrpp
Rrpp
rrPp
rP
RrPP
RrPp
rrPp
rrPP
Tabel Polimeri
NO GENOTIP
1
M1m1M2m2
2
M1m1m2m2
FENOTIP
Merah muda
Merah muda terang
3
4
5
6
Merah tua
Merah muda terang
Putih
Merah sedang
IIIII IIII
IIIII II
IIIII II
IIIII II
IIIII IIIII IIIII
7
7
7
20
Merah muda
Merah sedang
Merah muda
IIIII
IIIII III
IIIII IIIII IIIII
II
8
15
2
7
8
9
M1M1M2M2
m1m1M2m2
m1m1m2m2
M1M1M2m2
M1M1m2m2
M1m1M2M2
m1m1M2M2
TABULASI
JUMLAH
24
IIIII IIIII IIIII 10
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Polimeri adalah peristiwa satu sifat yang ditentukan oleh banyak alel. Jadi, semakin banyak