Anda di halaman 1dari 10

SENI BUDAYA

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 1
Kelas XI.IPA 7

SUTRADARA

YOGI NANDA PUTRA


ANDI FIRDHA SARI
FERDIAN AFRINANDA
GILANG ANUGRAH
M.IQBAL FEBRIANSYAH
POPPY DWITA
PUTRI ELDES
RIZKA OCTARI
SABILLA WAZMI
THIO PUJA KESUMA
TIUR NATALIA
WAHYURI CORNELI
YENI UTARI

Babak 1
Diceritakan disuatu desa terpencil, tinggallah seorang Ibu dan anak. Anak tersebut bernama Jaka
Tarub. Jaka Tarub sudah ditinggal ayahnya sejak ia masih kecil. Ia adalah anak yang baik dan rajin. Jaka
tarub suka menolong dan membantu ibunya bekerja.
Jaka Tarub dan ibunya sedang bertani di sawah.
Ibu Jaka Tarub
Jaka Tarub
Ibu Jaka Tarub
Jaka Tarub
Ibu Jaka Tarub
Jaka Tarub
Ibu Jaka Tarub
Jaka Tarub
Ibu Jaka Tarub
Jaka Tarub
Ibu Jaka Tarub

: Uhuk.. uhuk.. (batuk)


(Menanami tanaman padi disawah)
: Ibu kenapa? (Bingung dan panik)
: Ibu tidak apa-apa nak.Hanya batuk biasa saja
: Kalau begitu biar saya saja yang menyelesaikan pekerjaan Ibu hari ini
: Terima kasih nak,tidak usah!! Biar ibu saja yang mengerjakannya
: Tapi buu,,,,,,,
: sudahlah jangan hiraukan ibu,ibu tidak apa-apa nak
: Tidak buu,ibu harus istirahat! Biar sajalah aku yang mengerjakan ini
semua. Aku tak ingin ibu kenapa-kenapa
: Ya sudah,jika itu mau mu nakk. Ibu beristirahat saja. Terima kasih anakku.
Kau anak yang baik dan rajin.
: Ayo bu kita pulang dan beristirahat sejenak
: Iya anak ku

Babak 2
Sesampai dirumah.
Ibu Jaka Tarub
Jaka Tarub
Ibu Jaka Tarub
Jaka Tarub
Ibu Jaka Tarub
Jaka Tarub
Ibu Jaka Tarub

: Anakku, ada yang ingin Ibu katakana padamu


: Ada apa bu?
: Anakku, Ibu lihat kamu sudah dewasa, sudah pantas untuk meminang
gadis. Lekaslah menikah, Ibu ingin menimang cucu sebelum Ibu pergi
: Tapi saya belum ingin menikah bu
: Tapi jika ibu sudah tiada nanti, siapa yang akan mengurusmu dan
memperhatikanmu anakku?
: Jangan berbicara seperti itu bu,ibu tak akan pergi kemana-mana dan tak
akan meninggalkan ku sendirian
: Tapi nakk, Ibu sudah merasa semakin lelah nak

Jaka Tarub bingung dengan perkataan ibunya.


Jaka Tarub
Babak 3

: Ada apa dengan ibu ku, kenapa ia bisa berbicara seperti itu terhadapku??
Ada sesuatu hal yang aneh dari ibu!! (Bingung)

Keesokan harinya, di subuh hari.


Ibu Jaka Tarub tidak seperti biasanya, Ibu Jaka Tarub menyiapkan secangkir kopi dan makanan untuk Jaka
Tarub.
Ibu Jaka Tarub
Jaka Tarub
Ibu Jaka Tarub
Jaka Tarub
Ibu Jaka Tarub
Ibu Jaka Tarub
Jaka Tarub

: Ini makanan untukmu anakku,silahkan di makan


: (Merasa heran) Tumben ibu yang menyiapkan semuanya hari ini
: Sudahlah, tidak apa-apa. Ibu ingin kamu tidak terlalu kelelahan saat
bekerja,makan saja hidangan ini anakku
: Terimakasih bu
: Ya, sama-sama nak. Jaka, sepertinya hari ini ibu tidak bisa pergi bertani
denganmu
: Ya sudah. Ibu istirahat saja di rumah. Saya pergi dulu ya bu
: Iya nak. Hati-hati anakku

Babak 4
Jaka pun menuju sawahnya untuk bertani.Dan Tanpa ia sadari ada seorang gadis yang sedang
berjalan mengikutinya. Gadis itu adalah Laras, anak dari kepala desa.
Jaka Tarub

: Aku harus bekerja keras!! Aku harus semangat demi ibuku, aku tidak tega
melihat ibu sakit seperti saat ini

Laras
Jaka Tarub

: Andai saja dia jadi suamiku. Aku pasti bahagia


: (mencangkul dan menanami tanaman sawahnya)

Babak 5
Hari sudah semakin petang. Saatnya Jaka Tarub pulang ke rumah.
Jaka Tarub

: Assalamualaikum bu. Bu.. bu.. Ibu kemana ya? Kok rumah berantakan?

Tak lama kemudian Jaka Tarub menemukan ibunya tergeletak di lantai.


Jaka Tarub
Ibu Jaka Tarub
Jaka Tarub

: Ibuuuuuuuuuuu!! (menghampiri ibunya)


: Maafkan semua kesalahan ibu nak. Ibu harus pergi. Ini permintaan terakhir
ibu, carilah pendamping hidupmu
: Jangan tinggalkan Jaka buuuuuuuuu (menangis)

Babak 6
Jaka Tarub menyesali perbuatannya yang telah membiarkan ibunya yang lemah di rumah sendirian.
Ia kemudian menyendiri dan terlihat selalu murung. Hari berganti hari, Jaka Tarub selalu teringat pada
permintaan terakhir ibunya. Ia mempunyai obsesi untuk mempunyai istri seorang bidadari yang cantik dan
berjiwa suci agar dia dapat mempunyai keturunan yang mulia. Namun sampai saat ini ia belum juga
menemukan sang kekasih. Hasil panen Jaka Tarub semakin sedikit, ia semakin terpuruk hidup sendiri.
Babak 7

Suatu hari Jaka Tarub pergi ke hutan untuk menghilangkan beban pikirannya.
(Di Kahyangan)
Terlihat 7 bidadari cantik sedang meminta ijin kepada ayah dan ibunya untuk pergi ke mayapada di bumi
Bidadari 1
Raja Ajisaka
Bidadari 2
Bidadari 3
Ratu SkarDewi
7 Bidadari

: Ayah, Ibu, saya dan adik-adik mohon izin untuk pergi ke mayapada
: Pergilah nak, tapi ingat pada saat terompet kerajaan berbunyi kalian semua
harus segera kembali ke istana
: Iya ayah, kami semua mengerti
: Kami akan segera kembali ketika terompet kerajaan berbunyi
: Berhati-hatilah nak
: Baik bu

(Dibumi)
Ke 7 bidaddari pun mandi di sebuah danau
Bidadari 1
Bidadari 3
Bidadari 2
Bidadari 4
Bidadari 5
Bidadari 6
Bidadari 7
Bidadari 5
Bidadari 1
Keenam bidadari
Bidadari 5
Bidadari 1
Bidadari 5
Bidadari 2
Keenam bidadari

: Asik sekali ya adik ku mandi di danau ini


: Iya kak,air nya yang sejuk dan bersih
: iya kakak-kakak ku kalian benar sekali, aku jadi ingin bermain air lamalama di danau ini.
: iya iya betul sekali
: aku jadi malas mau pulang ke khayangan nih
: ya sudah tinggal saja kamu disini sendirian
: hehhee iya benar, tinggalin saja dia kakak
: yahhh jangan gitu dong
: heheh sudah-sudah! Jangan berantem mari kita kembali ke khayangan
sebelum trompet berbunyi
: iya,baiklah kak
: tapi,lain kali kita kesini lagi kan kak?
: ohh tentu pasti itu adikku
: horeeeee kita ke danau lagi besok
: sudah ayo kita kembali ke khayangan
: baiklahh

Tanpa disengaja Jaka Tarub mendengar sayup-sayup suara wanita yang sedang bercanda. Sampai
akhirnya ia menemukan 7 wanita cantik yang sedang mandi di sebuah danau.
Jaka Tarub
adalah jodohku

: Wah.. wah.. ada 7 wanita cantik ternyata. Mungkin salah diantara mereka

Dengan mengendap-ngendap, Jaka Tarub berjalan mendekat menuju danau. Kemudian ia


menemukan pakaian wanita-wanita tersebut yang tergeletak berserakan. Setelah memilih, ia mencuri salah
satu selendang dan menyembunyikannya.
(Terompet Kerajaan dari kahyangan berbunyi)

Bidadari 1
Nawang Wulan

: Cepat adik-adikku, saatnya kita kembali ke kahyangan. Ayah sudah


memanggil kita untuk pulang
: Tapi kak, selendang merahku tidak ada. Aku tidak bisa pulang tanpa
selendang itu

(Bidadari yang lain sibuk mencari selendang Nawang Wulan)


Bidadari 1
Nawang Wulan
Bidadari 4
Bidadari 5
Bidadari 6
Bidadari 1
Nawang Wulan
Bidadari 1
Nawang Wulan

: Dimana kamu meletakkannya adikku? kita harus ke khayangan ini


: tidak tahu kakk, bagaimana ini kak?
: Bagaimana ini..? Padalah selendang adik Nawang Wulan tadi ada di
sebelah selendangku
: Aku sudah mencoba mencari selendang adik Nawang Wulan, tapi tak
kunjung ku temukan juga
: Ya, aku juga sudah mencoba mencarinya, apa yang harus kita lakukan
kakak?
: Kita tidak bisa terus-terusan berada di mayapada. Kita harus pulang ke
khayangan sekarang juga. Maafkan kami adik Nawang Wulan, mungkin
sudah takdir adik untuk tinggal di mayapada
: Tapi kak, bagaimana dengan aku disini?
: Kami tidak bisa berbuat apa-apa Nawang Wulan. Jaga dirimu baik-baik.
Selamat tinggal adik Nawang Wulan
: Kakaaaaaaaaaaaaaaaak!! (menangis)

Babak 8
Keenam bidadari cantik itu pun meninggalkan Nawang Wulan sendirian. Selendang merah Nawang
Wulan masih belum ia temukan. Nawang Wulan merasa kesepian dan menangis di tepi danau.
Jaka Tarub pun akhirnya keluar dari persembunyiannya. Ia mendekati Nawang Wulan dan menghiburnya.
Nawang Wulan
: hikkss...hikksss(Menangis)
Jaka Tarub
: Mengapa engkau menangis gadis cantik?
Nawang Wulan
: Selendang merahku hilang. Aku tidak bisa kembali ke kahyangan tanpa
selendang itu
Jaka Tarub
: Kahyangan? Jadi kau adalah seorang bidadari?
Nawang Wulan
: (diam karena takut untuk menjawab)
Jaka Tarub
: Tidak usah takut begitu, aku tak akan melukaimu bidadari cantik. Daripada
tinggal di hutan ini sendirian, bagaimana jika kau ikut ke rumahku? Kau bisa
tinggal di rumahku untuk sementara
Nawang Wulan
: Benarkah?
Jaka Tarub
: Ya, kau bisa tinggal selama apapun kau mau.
Pakailah ini (memberikan sebuah selendang)
Nawang Wulan
: Terima kasih
Jaka Tarub
: Oh ya, siapa namamu?
Nawang Wulan
: Aku Nawang Wulan
Jaka Tarub
: Nama yang bagus. Aku Jaka Tarub. Ayo ikuti aku
Dengan senangnya Nawang Wulan mengikuti Jaka Tarub menuju rumah Jaka Tarub. Ia menerima
ajakan Jaka Tarub karena tidak tahu harus berbuat apalagi.

Babak 9
(Di kahyangan)
Kakak-kakak dari Nawang Wulan merasa takut untuk menghadapi ayah mereka. Mereka takut ayah
dan ibu mereka akan marah karena mereka pulang ke kahyangan tanpa Nawang Wulan.
Ketakutan mereka pun akhirnya benar-benar terjadi.
Raja Ajisaka
7 Bidadari
Ratu Sekar Dewi
Bidadari 1
Bidadari 2
Raja Ajisaka
7 Bidadari
Ratu Sekar Dewi
Raja Ajisaka
Patih

Raja Ajisaka

: Kemana adik kalian Nawang Wulan?


: (saling menatap 1 sama lain karena ketakutan)
: Kemana dia..? Kenapa kalian pulang tanpa adik kalian? (menghampiri ke
6 bidadari dan bertanya dengan lembut)
: Maafkan kami ayah, ibu.. Nawang Wulan tidak bisa kembali ke kahyangan
karena selendangnya hilang
: Iya ibu, selendang adik Nawang Wulan tak kunjung kami temukan
meskipun sudah kami cari
: Ayah kecewa pada kalian karena tidak bias menjaga adik kalian (bicara
dengan nada keras)
: Maafkan kami ayah..
: Sudahlah jangan menyalahkan mereka. Mungkin sudah takdir Nawang
Wulan untuk tinggal di mayapada (sedih)
: Apa yang harus kita lakukan untuk Nawang Wulan patih hadiyawarman?
: Hamba setuju dengan perkataan Ratu Sekar Dewi, Raja.. Mungkin sudah
takdir Nawang Wulan untuk tinggal di mayapada. Jadi kita tidak perlu
melakukan apa-apa. Berharaplah semoga hal buruk tidak terjadi pada
Nawang Wulan
: Baiklah kalau begitu

Babak 10
Hari demi hari antara Jaka Tarub dan Nawang Wulan pun telah berlalu. Mereka semakin menyatu
dan saling mengenal satu sama lain. Akhirnya mereka memutuskan untuk menikah. Tapi ada beberapa
pihak yang tidak suka dengan pernikahan mereka. Orang itu adalah Laras dan Arya. Laras dan Arya pun
berencana untuk menghancurkan pernikahan Nawang Wulan dan Jaka Tarub.
Laras
Arya
Laras
Arya
Laras
Arya
Laras
Arya

: Aku benci dengan pernikahan mereka


: Aku pun sama halnya dengan kamu
: Kita harus menghancurkan pernikahan mereka
: Tapi apa rencana mu?
: Kamu harus membantu aku untuk mendapatkan Jaka
: Baik, aku akan membantumu, tapi apa imbalannya untukku?
: Sebagai imbalannya aku akan membantumu untuk mendapatkan Nawang
Wulan
: Baiklah, aku setuju

Mereka berdua pun terus berusaha untuk mengancurkan pernikahan Nawang Wulan dan Jaka Tarub.
Namun akhirnya usaha mereka gagal.

Babak 11
Setelah pernikahan Nawang Wulan dan Jaka Tarub sudah cukup lama, mereka dikaruniai anak
kembar. Yang satu perempuan dan yang satu laki-laki. Anak mereka bernama Nawang Asih dan Jaka
Tengil. Setelah Nawang Asih dan Jaka Tengil beranjak dewasa. Permasalahan antara Jaka Tarub dan
Nawang Wulan pun semakin bertambah. Terusiklah rasa ingin tahu JakaTarub tentang Nawang Wulan
karena hasutan Arya dan kedua teman Jaka Tarub yaitu Banyu dan Indra.
Arya
Jaka Tarub
Arya
Jaka Tarub
Indra
Banyu
Jaka Tarub

: Jaka, apakah kamu tidak curiga pada istrimu?


: Apa maksudmu?
: Bukankah selama ini istrimu Nawang Wulan selalu melarangmu untuk
tidak membuka bakul yang ia gunakan untuk menanak nasi?
: Iya, itu memang benar. Tapi apa masalahnya?
: Apa kamu tidak curiga kenapa beras di lumbung mu masih utuh, seolaholah tidak pernah digunakan
: Jaka tidak akan pernah curiga teman-teman, karena dia sudah merasa
bahagia mendapatkan istri secantik Nawang Wulan
: (diam merenungi perkataan teman-temannya).

Babak 12
Pada saat Jaka Tarub pulang ke rumah ia melihat istrinya Nawang Wulan sedang memasak.
Jaka Tarub
Nawang Wulan
Jaka Tarub
Nawang Wulan
Jaka Tarub
Nawang Wulan
Jaka Tarub
Nawang Wulan
Jaka Tarub
Nawang Wulan
Jaka Tarub

: Selamat siang istriku tersayang


: Ehh Akang sudah pulang rupanya
: Iya, ada apa memangnya Dinda?
: Bolehkah aku meminta tolong?
: Meminta tolong untuk apa dinda?
: Tolong jagakan api ini karena aku sedang memasak nasi
: Memangnya dinda mau pergi kemana?
: Aku hendak pergi ke sungai untuk mencuci pakaian, kang
: Baiklah, dinda
: Tapi ingat, akang tidak boleh membuka tutup kukusan ini. Akang harus
ingat dengan janji akang
: Tenang saja Dinda. Akang tidak akan lupa dengan janji akang

Setelah Nawang Wulan pergi. Jaka Tarub ingat dengan perkataan teman-temannya. Karena hatinya
dipenuh dengan rasa penasaran. Jaka Tarub pun membuka tutup kukusan yang ada di depannya.

Jaka Tarub

: Hah, ternyata selama ini dinda Nawang Wulan hanya memasak dengan
setangkai padi. Pantas saja selama ini padi di lumbung masih banyak.

Babak 13
Nawang Wulan tiba-tiba datang sepulang dari mencuci pakaian di sungai.
Nawang Wulan
Jaka Tarub

: Sedang apakah akang? (bertanya dengan nada keras)


: A a akang tidak sedang apa-apa dinda (dengan terbata-bata). Akang
harus pergi ke ladang, ada pekerjaan yang harus akang selesaikan

Setelah Jaka pergi Nawang Wulan pun membuka isi kukusannya. Pada saat itu juga Nawang Wulan
curiga pada suaminya Jaka Tarub karena setangkai padi masih tergolek di dalamnya. Tahulah ia bahwa
suaminya telah membuka kukusan itu hingga kesaktiannya hilang.
Babak 14
Sejak saat itulah Nawang Wulan harus menumbuk dan menapi beras untuk dimasak, seperti wanita
pada umumnya. Karena tumpukan padinya terus berkurang, suatu hari Nawang Wulan menemukan
selendang bidadarinya yang terselip diantara tumpukan padi. Tahulah ia bahwa suaminyalah yang telah
menyembunyikan selendang itu.
Nawang Wulan

: Ternyata selama ini Jaka Tarub yang menyembunyikan selendangku. Dan


karena isi lumbung terus berkurang pada akhirnya aku bisa menemukannya
kembali. Ini pasti sudah menjadi kehendak yang diatas (Nawang Wulan
bergumam)

Babak 15
Setelah Nawang Wulan mengetahui bahwa selendangnya dicuri oleh suaminya Jaka Tarub, Nawang
Wulan pun memutuskan untuk kembali ke kahyangan dan meninggalkan Jaka Tarub dan kedua anaknya.
Nawang Wulan
: Kakang, maafkan aku, aku harus pergi
Jaka Tarub
: Tapi dinda bagaimana dengan anak kita Jaka Tengil dan Nawang Asih?
Nawang Wulan
: Jaga kedua anak kita, kang
Jaka Tarub
: Tapi dinda aku tidak sanggup menjaga mereka berdua seorang diri
Nawang Wulan
: Aku percaya kakang bisa menjaga kedua anak kita
Nawang Asih
: Ibu, jangan tinggalkan Asih sendiri (menangis sambil memeluk Ibunya)
Jaka Tengil
: Iya bu, jangan tinggalkan kami sendiri
Nawang Wulan
: Kalian kan tidak sendiri, ada ayah kalian disini
Jaka Tengil & Nawang Asih : Tapi bu, kami ingin ibu bersama kami disini
Jaka Tarub
: Apa dinda tega meninggalkan Asih dan Tengil sendiri tanpa dinda disisi
mereka
Nawang Wulan
: Tapi disini bukan tempatku. Tempatku adalah di kahyangan, bukan disini
kang (menangisi kedua anaknya)
Akhirnya dengan penuh rasa keterpaksaan jaka dan kedua anaknya mengikhlaskan kepergian
Nawang Wulan. Bahkan mereka mengantarkan kepergian Nawang Wulan.
Nawang Asih

: Ibuuuuuuuuuuuu (menangis dan menggengam tangan Nawang Wulan)

Jaka Tengil
Nawang Wulan
Jaka Tarub

: Ibuuuuuuuu.. jangan tinggalkan Tengil bu


: Ibu tidak akan pergi jauh dari kalian, ibu akan mengawasi kalian dari
kahyangan
: Hati-hati dinda

Babak 16
Nawang Wulan pun pergi ke khayangan. Kemudian beberapa bulan setelah itu, Nawang Wulan pun
berniat kembali ke mayapada untuk menemui suami dan anak-anaknya....
Jaka Tengil & Nawang Asih : Ibuuuuuuuu
Nawang Wulan
: Iya anakku
Nawang Asih
: Apakah ibu kembali lagi?
Nawang Wulan
: Tidak anakku..
Jaka Tengil
: Kenapa bu?
Nawang Wulan
: Karena rumah ibu bukan disini nak
Jaka Tarub
: Apakah dinda akan kembali lagi ke kahyangan?
Nawang Wulan
: Iya kang
Jaka Tarub
: Lalu bagaimana kalau kami merindukanmu dinda?
Nawang Wulan
: Kenanglah aku ketika kalian melihat bulan. Maka aku akan menghibur
kalian dari atas sana
Akhirnya Nawang Wulan pun kembali ke khayangan. Ia takkan pernah kembali. Nawang Wulan
meninggalkan Jaka Tarub suaminya dan kedua anaknya. Sejak saat itulah Jaka Tarub dan kedua anaknya
selalu menatap rembulan dimalam hari untuk mengenang Nawang Wulan........
------------TAMAT------------

JAKA TARUB
Sutradara

: Yogi Nanda Putra

Penulis

: Poppy Dwita

Sekretaris

: Sabilla Wazmi

Bendahara

: Tiur Nathalia

Tokoh/Pemain

1. Dalang
: Yogi Nanda Putra
2. Jaka Tarub
: Thio Puja Kesuma
3. Raja Ajisaka
: Ferdian Arfianda
4. Ratu Sekar Dewi : Riska Oktari
5. Ibu Jaka Tarub : Riska Oktari
6. Bidadari 1
: Poppy Dwita
7. Bidadari 2
: Putri Eldes
8. Bidadari 3
: Tiur Nathalia
9. Bidadari 4
: Sabilla Wazmi
10.Bidadari 5
: Yeni Utari
11.Bidadari 6
: Wahyuri Corneli
12.Bidadari 7
(Nawang Wulan) : Andi Firda Sari
13. Jaka Tengil
: M.Iqbal Febryansah
14. Arya
: M.Iqbal Febryansah
15. Banyu
: Gilang Anugrah
16. Laras
: Putri Eldes
17. Indra
: Ferdian Arfianda
18. Nawang Asih
: Wahyuri Corneli

Anda mungkin juga menyukai