Anda di halaman 1dari 7

Laporan Kasus

Manajemen bedah dan Rekonstruksi Penyakit Hoffman


(Pembedahan Selulitis pada Scalp)
Justin M. Hintze,1 Brittany E. Howard,2 Carrlene B. Donald,2 and Richard E.Hayden2
1

Trinity College, University of Dublin, College Green, Dublin 2, Ireland


Department of Otolaryngology-Head and Neck Surgery, Mayo Clinic Arizona, 5777 E. Mayo
Boulevard, Phoenix, AZ 85054, USA
2

Copyright 2016

1. Pendahuluan
Pembedahan selulitis pada kulit kepala (penyakit Hoffman atau
perifolliculitis capitis abscedens et suffodiens) merupakan inflammasi kronis yang
dikarakteristikan dengan adanya pustule halus dan berulang serta pembentukan
saluran sinus dan umunya paling sering mengakibatkan jaringan parut dan
alopesia yang mempengaruhi rambut pada daerah bantalan dari kulit kepala [1].
Penyakit ini adalah bagian dari "triad oklusi folikular," bersama dengan acne
conglobata dan hidradenitis suppurativa [2], dan paling sering terjadi pada pria
dewasa berdarah Afrika-Amerika antara dekade kedua dan keempat. [1]. Hal ini
mungkin berhubungan dengan hiperkeratosis sternoklavikularis, arthritis
polyarticular, atau HLA-B27 spondyloarthropathies negative [3]. Manajemen
konvensional difokuskan pada perawatan medis dan intervensi. Kami menyajikan
pengalaman kami dengan manajemen bedah penyakit yang berat dan refrakter.
2. Laporan Kasus
Pasien laki-laki ras Hispanic berumur 30 tahun datang ke Mayo Clinic dengan
abses multipel dan saluran sinus kulit kepala yang berhubungan dengan nyeri
keras dan kemudian didiagnosis dengan selulitis kulit kepala berdasarkan temuan
1

patologis dari biopsi. Patologi menunjukkan destruksi unit folikular dengan


respon inflamasi perifollicular yang luas dengan granuloma, abses, dan saluran
sinus. Terapi awal pasien yaitu kombinasi sulfametoksazol/trimetoprim,
sefaleksin, dan ciprofloxacin. Steroid dihindari karena adanya riwayat diabetes
mellitus. Selain itu, pasien juga diresepkan dapson dan isotretinoin dan juga
menerima suntikan Kenalog untuk kontrol lokal dari jaringan parut. Menyusul
kegagalan intervensi medis ini, reseksi bertahap dari kulit kepala yang sakit mulai
direkomendasikan. Untuk mencapai reseksi lengkap dari penyakit, reseksi bedah
dilakukan superfisial pada level galeal sebagai 3 tahapan dalam prosedurnya.
Karena penyakit pasien ini melibatkan bantalan kulit kepala, maka seluruh bagian
ini direseksi. Prosedur tidak dilakukan dalam satu tahap saja karena operasi
lanjutan diperlukan untuk reposisi intraoperatif, dan persyaratan waktu bedah
terkait. Setelah setiap reseksi pasca operasi, penutupan luka basah-kering
diterapkan untuk mendorong dasar granulasi dan rekonstruksi dengan cangkok
kulit ketebalan parsial dilakukan sebagai prosedur kedua merupakan jaringan
granulasi terbentuk. Setelah 1 tahun di follow-up, pasien bebas dari penyakit.

Gambar 1: Tampakkan preoperative pasien dengan penyakit kulit kepala dengan


efloresensi pustul multipel, alopecia difus, dan fibrosis.

Pasien 2, seorang laki-laki Afrika-Amerika 58 tahun, dirujuk dari


departemen dermatologi ke departemen otorhinolaryngologi untuk evaluasi
selulitis bedah yang luas dari kulit kepala dan leher posterior. Diagnosis patologi
dikonfirmasi dengan biopsi punch yang menunjukkan temuan histopatologi tipikal
attau khas termasuk peradangan perifollicular ekstensif dengan infiltrasi neutrofil,
rongga abses, dan saluran sinus. Penyakit pada pasien ini telah berjalan progresif
selama dekade sebelumnya dan sulit disembuhkan dengan obat-obatan pada
beberapa percobaan yang meliputi klindamisin, rifampisin, metronidazol, dapson,
isotretinoin, dan adalimumab. Pasien menunjukkan perluasan penyakit yang
meliputi seluruh bantalan kulit kepala dengan gambaran pustula, sinus, jaringan
parut, dan alopecia sebagian (Gambar 1). Oleh karenanya, pasien ini menjadi
kandidat untuk mendapatkan tindakan pembedahan mengingat kurangnya respon
terhadap manajemen farmakologis. Karena skala penyakit dan keharusan untuk
membuang semua bantalan rambut kulit kepala guna menyembuhkan penyakit
tersebut, eksisi direncanakan sebagai tahapan prosedur eksisi dengan rekonstruksi
yang mengikuti setiap reseksi. Hal ini untuk menghilangkan tindakan reposisi
intraoperative dan mempersingkat waktu prosedur serta mengurangi cedera pada
tempat donor di tiap tahap. Penyakit pasien ini meluas hingga melewati galea
sehingga

membutuhkan

reseksi

subgaleal

untuk

mengeradikasi

seluruh

penyakitnya (Gambar 2). Eksisi tahap pertama dari posterior kulit kepala diikuti
dengan penutupan luka dengan perban basah-kering pada tempat reseksi untuk
mendorong pembentukan jaringan granulasi.

Gambar 2: Gambar intaoperatif pasien dengan penyakit kulit kepala dengan


kedalaman mencapai galea dengan periosteum yang tetap dibiarkan ada
Setelah dasar granulasi berkembang dengan baik, cangkok kulit dengan ketebalan
berbeda dari paha anterolateral digunakan untuk rekonstruksi. Penutup luka
dengan perban yang berbasis vacuum digunakan untuk memicu pertumbuhan
cangkok dan dilepas 10 hari pasca operasi kemudian dilakukan tahap reseksi
identik dan rekonstruksi kulit kepala anterior. Setelah satu tahun follow-up, pasien
tetap bebas penyakit dan menunjukkan hasil estetika yang sangat baik
(Gambar 3).
3. Tinjauan Pustaka
Deskripsi penyakit pada kasus ini ditujukan untuk Spitser (1903) namun Barney
(1931) adalah orang pertama yang menciptakan istilah selulitis bedah kulit kepala
untuk menggambarkan penyakit tersebut. Selulitis bedah merupakan bagian dari
triad oklusi folikular terkait dengan hidradenitis suppurativa dan acne conglobata.
Meskipun penyakit ini memiliki patogenesis yang sama dan sering bisa
bersamaan, mereka penyakit yang berbeda wujudnya. Patogenesis selulitis bedah
dari kulit kepala melibatkan hiperkeratosis folikel yang menyebabkan oklusi
4

aparatus pilosebaceous. Selanjutnya pelebaran folikel dan infeksi sekunder yang


potensial dapat terjadi yang pada gilirannya ini dapat menyebabkan pecahnya
folikel, perifolliculitis, neutrofilik dan sebuah respon inflamasi granulomatosa [1].
Sebagai konsekuensi episode berulang dari peradangan dan infeksi abses serta
pembentukan saluran sinus yaitu terbentuknya jaringan parut dan alopecia [6]. Hal
yang wajib diperhatikan yaitu peningkatan risiko untuk osteomielitis dasar
calvarium dan karsinoma sel skuamosa pada jaringan kulit [3,7]. Secara
histopatologi, selulitis bedah ditandai dengan distensi acneiform dari folikel
dengan peradangan perifollicular pada proses awal penyakit.

Gambar 3: Pasca operasi (1 tahun) menunjukkan penyembuhan dari cangkok kulit


ketebalan terpisah
Tidak ada konsensus mengenai manajemen medis yang optimal untuk
selulitis bedah kulit kepala karena kelangkaan data dan minimnya laporan kasus.
Penatalaksanaan awal meliputi kombinasi dari hygiene kulit kepala, antiseptic,
antibiotic topical, aspirasi lesi, antibiotika oral dan injeksi kortikosteroid untuk
penyakit kategori ringan [3]. Sebagai alternatif, isotretinoin dapat dianggap
sebagai terapi lini pertama [7]. Pada kasus yang lebih parah dari penyakit ini,
antibiotik sistemik (seperti rifampisin) dan steroid secara tradisional digunakan
5

dengan efikasi yang berbeda-beda. Baru-baru ini, terdapat ketertarikan terhadap


kemungkinan peran antibody monoclonal yang berperan dalam pengobatan
melalui jalur inflamasi yang mendasari penyakit. Dalam serangkaian kasus 3
pasien dengan bedah selulitis kulit kepala yang diterapi dengan adalimumab,
remisi klinis dicapai pada semua 3 kasus setelah 8 minggu dengan beberapa bukti
perubahan patologis residual. Meskipun demikian, ketika pengobatan dihentikan,
gejala-gejala pada pasien muncul kembali dalam 4 minggu [8].
Untuk kasus yang parah, keras, dan sluit disembuhkan, terapi pembedahan
adalah pilihan. Pengalaman peneliti mendukung laporan pemberantasan penyakit
sebelumnya dengan reseksi sebagian ketebalan kulit kepala [1, 3, 9, 10]. Reseksi
kulit kepala dilakukan tergantung dalamnya penyakit, galeal atau hanya subgaleal.
Hal yang sangat penting bahwa setidaknya periosteum dibiarkan tetap ada
sehingga ada dasar di mana rekonstruksidapat dilakukan. Hasil estetika yang
sangat baik dapat dicapai melalui rekonstruksi ketebalan terpisah pencangkokan
kulit. Peneliti lebih memilih untuk melakukan ini dalam prosedur terpisah setelah
dilakukan penanaman dasar jaringan granulasi menggunakan kombinasi perban
penutup basah-basah diikuti dengan penutupan perban berbasis vacuum (VAC)
untuk meningkatkan kemungkinan cangkok kulit lengkap untuk bertahan hidup.
Dalam pengalaman peneliti, perawatan dengan pembedahan menghasilkan
resolusi lengkap penyakit. Hanya ada satu kasus
laporan kekambuhan penyakit setelah intervensi bedah [11].
Kasus yang parah selulitis bedah kulit kepala dapat menyebabkan cacat,
berkurangnya estetika secara kosmetik, dan bau yang tidak enak [3]. Hal ini dapat

menyebabkan tekanan psikologis yang signifikan dan penurunan kualitas hidup.


Laporan sebelumnya dan dukungan pengalaman peneliti sendiri bahwa pasien
mengalami peningkatan kualitas hidup yang signifikan setelah reseksi bedah dan
rekonstruksi penyakit yang sulit sembuh tersebut [10]. Dengan demikian, pada
pasien, intervensi bedah dini dapat dipertimbangkan.
4. Kesimpulan
Selulitis bedah kulit kepala adalah suatu kondisi yang jarang dimana
sebagian besar mempengaruhi laki-laki berusia 20 sampai 40. Hal ini ditandai
dengan pembentukan pus berulang dan pustula serta pembentukan saluran sinus
yang mungkin mengakibatkan terbentuknya jaringan parut dan alopesia.
Manajemen medis meliputi penggunaan antibiotik, kortikosteroid, isotretinoin,
dan obat-obatan faktor nekrosis antitumor. Eksisi bedah merupakan pilihan terapi
medis untuk kasus-kasus refrakter dan penyakit berat. Prosedur tersebut
melibatkan reseksi kulit kepala sesuai dengan tingkat kedalaman penyakit yang
kemudian diikuti oleh okulasi kulit dengan ketebalan terpisah. Mungkin ada
komorbiditas psikososial yang signifikan terkait dengan kondisi ini, jadi reseksi
yang lebih dini dapat dipertimbangkan. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk
menetapkan peran intervensi bedah dini dan untuk memantau hasil pembedahan
jangka panjang.

Anda mungkin juga menyukai

  • Cover KKKP
    Cover KKKP
    Dokumen1 halaman
    Cover KKKP
    Evaa Michizane Nurtanio
    Belum ada peringkat
  • Humas Edit Renno
    Humas Edit Renno
    Dokumen12 halaman
    Humas Edit Renno
    Evaa Michizane Nurtanio
    Belum ada peringkat
  • Schisotomasis
    Schisotomasis
    Dokumen13 halaman
    Schisotomasis
    Evaa Michizane Nurtanio
    Belum ada peringkat
  • Pengobatan Malaria
    Pengobatan Malaria
    Dokumen6 halaman
    Pengobatan Malaria
    Evaa Michizane Nurtanio
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen27 halaman
    Bab I
    Evaa Michizane Nurtanio
    Belum ada peringkat
  • Humas Edit Renno
    Humas Edit Renno
    Dokumen15 halaman
    Humas Edit Renno
    Evaa Michizane Nurtanio
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    Iif Futifar Rochaudin
    Belum ada peringkat
  • Schisotomasis
    Schisotomasis
    Dokumen13 halaman
    Schisotomasis
    Evaa Michizane Nurtanio
    Belum ada peringkat
  • Puisi Untuk Papa
    Puisi Untuk Papa
    Dokumen1 halaman
    Puisi Untuk Papa
    Evaa Michizane Nurtanio
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    Evaa Michizane Nurtanio
    Belum ada peringkat
  • Drama
    Drama
    Dokumen5 halaman
    Drama
    Evaa Michizane Nurtanio
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen27 halaman
    Bab I
    Evaa Michizane Nurtanio
    Belum ada peringkat
  • Pidato
    Pidato
    Dokumen3 halaman
    Pidato
    Evaa Michizane Nurtanio
    Belum ada peringkat
  • Tugas
    Tugas
    Dokumen13 halaman
    Tugas
    Evaa Michizane Nurtanio
    Belum ada peringkat
  • Difteri Lama
    Difteri Lama
    Dokumen17 halaman
    Difteri Lama
    Evaa Michizane Nurtanio
    Belum ada peringkat
  • Tugas
    Tugas
    Dokumen13 halaman
    Tugas
    Evaa Michizane Nurtanio
    Belum ada peringkat
  • External Eye Disease
    External Eye Disease
    Dokumen11 halaman
    External Eye Disease
    hanif
    Belum ada peringkat
  • Ablatio Retina
    Ablatio Retina
    Dokumen5 halaman
    Ablatio Retina
    nanqo tanqo
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    Evaa Michizane Nurtanio
    Belum ada peringkat
  • Tugas
    Tugas
    Dokumen2 halaman
    Tugas
    Evaa Michizane Nurtanio
    Belum ada peringkat
  • SOAL Jantung & Sirkulasi 2008 1
    SOAL Jantung & Sirkulasi 2008 1
    Dokumen4 halaman
    SOAL Jantung & Sirkulasi 2008 1
    Evaa Michizane Nurtanio
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    Evaa Michizane Nurtanio
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    Evaa Michizane Nurtanio
    Belum ada peringkat
  • Cover Refrat
    Cover Refrat
    Dokumen1 halaman
    Cover Refrat
    Evaa Michizane Nurtanio
    Belum ada peringkat
  • Asfiksia Neonatorum A. Defenisi
    Asfiksia Neonatorum A. Defenisi
    Dokumen7 halaman
    Asfiksia Neonatorum A. Defenisi
    Evaa Michizane Nurtanio
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Evaa Michizane Nurtanio
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen33 halaman
    Bab I
    musculuss
    Belum ada peringkat
  • Halaman Pengesahan
    Halaman Pengesahan
    Dokumen2 halaman
    Halaman Pengesahan
    Evaa Michizane Nurtanio
    Belum ada peringkat
  • Halaman Pengesahan
    Halaman Pengesahan
    Dokumen2 halaman
    Halaman Pengesahan
    Evaa Michizane Nurtanio
    Belum ada peringkat
  • Asfiksia Neonatorum A. Defenisi
    Asfiksia Neonatorum A. Defenisi
    Dokumen7 halaman
    Asfiksia Neonatorum A. Defenisi
    Evaa Michizane Nurtanio
    Belum ada peringkat