Anda di halaman 1dari 3

1. Menegakkan penis (orthoplasty).

Pada kebanyakan kasus, orthoplasty dilakukan


dengan teknik Nesbit atau menggunakan teknik grafting dari tunika albugenia
(Baskin, 2000).

Rekonstruksi bagian yang hilang dari uretra (urethroplasty). Teknik yang dapat
digunakan antara lain adalah aplikasi flaps, insisi dari urethral plate, dan
transplantasi dari mukosa oral (Baskin, 2000).

Memperlebar meatus (Meatoplasty)

4. Merekonstruksi glans penis (Granuloplasty)


5. Restorasi aspek normal genitalia eksterna (Djakovic, 2008).

Terdapat lebih dari 250 metode yang dapat digunakan pada rekonstruksi
hipospadia, sehingga masih perlu dicari mana metode yang paling efektif untuk
kasus
ini. Teknik yang paling populer adalah teknik dari Tiersch-Duplay, Dennis Brown,
Cecil Culp, dan lain-lain (Hadidi, 2006).
Pada semua teknik operasi tersebut, pada tahap pertama dilakukan eksisi dari
chordee. Penutupan luka operasi dilakukan dengan menggunakan preputium bagian
dorsal dan kulit penis. Tahap pertama ini dilakukan pada usia 1,5-2 tahun bila
ukuran
penis sesuai dengan usianya. Setelah eksisi chordee, penis akan menjadi lurus,
tetapi
meatus masih pada tempatnya yang abnormal (Hadidi, 2006).

Pada tahap kedua dilakukan ureoplasti yang dikerjakan 6 bulan setelah tahap
pertama. Pada tahap kedua ini, dibuat insisi pararel pada setiap sisi uretra sampai
ke

glans, lalu dibuat pipa dari kulit di bagian tengah ini untuk membentuk uretra.
Setelah
uretra terbentuk, luka operasi ditutup dengan flap dari kulit prepusium di bagian
lateral yang ditarik ke ventral dan dipertemukan pada garis median (Hadidi, 2006).

Setelah eksisi chordee, terdapat bermacam-macam pilihan teknik yang dapat


digunakan dalam tahap 2, seperti pada diagram berikut :

Anda mungkin juga menyukai