Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PETRO DAN OLEOKIMIA

METIL ESTER

OLEH :
KELOMPOK 2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

FITRIANI
FUTHANUL WEWE
LENI TRIANI
MAGGIE DARLENE L
M. ADRIAN TANJUNG
TANTRI WILINDA J
TENGKU URAIANI

(1407110030)
(1407114583)
(1407112363)
(1407113363)
(1407114621)
(1407120358)
(1407123109)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA S1


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul
Metil Ester ini dapat terselesaikan.

Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada dosen


pembimbing mata kuliah Pengantar Industri Petrokimia dan Oleokimia yang mana
telah banyak memberikan arahan sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan
baik, demikian juga kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian
makalah ini.
Penyusun menyadari dalam menulis makalah ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu diharapkan

kritik dan saran yang bersifat

membangun demi perbaikan penulisan makalah ini.

Pekanbaru, 06 Oktober 2016


\

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Biodiesel merupakan senyawa mono alkil ester dari asam lemak rantai
panjang yang diturunkan dari sumber lipida yang dapat diperbaharui. Metil ester

merupakan ester asam lemak yang dibuat melalui proses esterifikasi dari asam
lemak dengan metanol. Metil ester juga merupakan bahan baku dalam pembuatan
biodiesel atau emollen dalam produk kosmetika, sedangkan gliserol dapat
digunakan sebagai bahan baku dalam berbagai aplikasi industri seperti kosmetika,
sabun, dan farmasi.
Senyawa metil ester dapat digunakan sebagai zat tambahan pada suatu
formulasi kosmetika, salah satu contohnya yaitu caprylic atau caprylic
triglyceride yang telah digunakan dalam formulasi kosmetika sebagai emolien.
Oleh karena itu, tidak menutup kemungkinan bahwa senyawa metil ester lainnya
juga dapat digunakan sebagai zat tambahan, baik sebagai emolien maupun fungsi
lainnya.
Pembuatan metil ester ada esterefikasi dan transesterifikasi. Namun, yang
sering digunakan untuk pembuatan metil ester adalah transesterifikasi yang
merupakan reaksi antara trigliserida (lemak atau minyak) dengan metanol untuk
menghasilkan metil ester dan gliserol. Metil ester dapat diperoleh dari hasil
pengolahan bermacam-macam minyak nabati, misalnya di Jerman diperoleh dari
minyak rapeseed , di Prancis dan Itali diperoleh dari minyak biji bunga matahari,
dan di Indonesia diperoleh dari minyak kelapa sawit, minyak jarak pagar, minyak
kelapa, dan minyak kedelai. selain minyak-minyak tersebut, minyak safflower ,
minyak linsees, dan minyak zaitun juga dapat digunakan dalam pembuatan
senyawa metil ester.
1.2

Tujuan
1. Untuk dapat mengetahui pengertian metil ester
2. Untuk dapat mengetahui proses pembuatan metil ester

BAB II
ISI
2.1

Metil Ester
Metil ester merupakan ester asam lemak yang dibuat melalui proses

esterifikasi dari asam lemak dengan methanol. Metil ester juga merupakan bahan
baku dalam pembuatan biodiesel atau emollen dalam produk kosmetika,

sedangkan gliserol dapat digunakan sebagai bahan baku dalam berbagai aplikasi
industri seperti kosmetika, sabun, dan farmasi. Gliserol yang diperoleh sebagai
hasil samping pengolahan minyak nabati ini bukanlah gliserol murni, melainkan
gliserol mentah (crude glycerol), biasanya memiliki kemurnian kira-kira 95%.
Metil ester dapat diperoleh dari hasil pengolahan bermacam-macam
minyak nabati, misalnya di Jerman diperoleh dari minyak rapeseed , di Prancis
dan Itali diperoleh dari minyak biji bunga matahari, dan di Indonesia diperoleh
dari minyak kelapa sawit, minyak

jarak pagar, minyak kelapa, dan minyak

kedelai. selain minyak-minyak tersebut, minyak safflower , minyak linsees, dan


minyak zaitun juga dapat digunakan dalam pembuatan senyawa metil ester.
2.2
2.2.1

Pembuatan Metil Ester


Esterifikasi
Esterifikasi merupakan reaksi antara asam dengan alcohol dengan bantuan

katalis berupa asam (biasanya asam sulfur). Reaksi esterifikasi merupakan reaksi
asam dengan alcohol dengan mengguakan katalis untuk membentuk ester.
Reaksinya sebagai berikut:

RCOOH + RO
Asam

Alkohol

RCOOR + H2O
Ester

Air

Ada dua metoda umum yang digunakan pada proses esterifikasi pada
pembuatan methyl ester yaitu proses batch dan proses kontinu.
Proses batch biasanya dilakukan pada tekanan rendah dngan temperature
antara 200-250oC. Pada saat reaksi berada pada keadaan setimbang, air akan
hilang dan akan dihasilkan yield ester dengan konversi yang tinggi. Proses
esterifikasi kontinu lebih efektif dari pada proses batch. Waktu yang dibutuhkan
untuk menghasilkan pada proses kontinu lebih cepat daripada proses batch.
Laju reaksi esterifikasi sangat dipengaruhi oleh struktur molekul reaktan
dan radikal yang terbentuk dalam senyawa antara. Data tentang laju reaksi serta
mekanismenya disusun berdasarkan karakter kinetiknya, sedangkan data tentang

perkembangan reaksi dinyatakan sebagai konstanta kesetimbangan. Secara umum


laju reaksi esterifikasi mempunyai sifat sebagai berikut:
1. Alkohol primer bereaksi paling cepat, disusul alkohol sekunder, dan paling
lambat alkohol tersier
2. Ikatan rangkap memperlambat reaksi
3. Asam aromatik (benzoat dan p-toluat) bereaksi lambat, tetapi mempunyai
batas konversi yang tinggi
4. Makin panjang rantai alkohol, cenderung mempercepat reaksi atau tidak
terlalu berpengaruh terhadap laju reaksi.

Gambar 1. Diagram alir Produksi Metil Ester dengan Esterifikasi


2.2.2

Transesterifikasi
Proses Transesterifikasi adalah proses yang mereaksikan trigliserida dalam

minyak nabati atau lemak hewani dengan alcohol rantai pendek seperti methanol
atau ethanol (pada saat ini sebagian besar produksi biodiesel menggunakan
methanol) menghasilkan metil ester asam lemak (Fatty acids Methyl Esters) atau
biodiesel dan gliserol (gliserin) sebagai produk samping. Reaksi transesterifikasi
merupakan reaksi dengan mengganti gugus alcohol ester dengan gugus alcohol
lainnya. Prosesnya sama seperti proses hidrolisis, tetapi menggunakan alcohol,
atau disebut juga reaksi alkoholisis. Reaksinya adalah sebagai berikut :

RCOOR + ROH
Ester

RCOOR + ROH

Alkohol

Ester

Alkohol

Pada reaksi ini terbentuk ester yang baru. Penggunaan katalis basa dengan
Sodium methylate lebih efektif, tapi Sodium hidroksida juga bisa digunakan.
Transesterifikasi merupakan reaksi kesetimbangan. Agar reaksi bergerak ke
kanan, maka harus digunakan alkohol berlebih atau menggunakan salah satu
produk dari campuran reaksi. Pilihan kedua ini dilakukan jika memungkinkan.
Transesterifikasi adalah istilah umum. Jika menggunakan metanol, istilahnya
menjadi metanolisis. Metanol lebih banyak digunakan karena harganya murah,
tapi dapat juga mengguanakan alkohol lainnya. Reaksi dengan minyak dan lemak
dan metanol adalah sebagai berikut :
RCOOCH2
RCOOCH

CH2OH
+

3CH3OH

3RCOOCH3 + CHOH

RCOOCH2

Minyak / Lemak Metanol

CH2OH

Metil Ester

Gliserin

Pada reaksi transesterifikasi yang menggunakan katalis alkali, bilangan


asam dari minyak nabati yang digunakan harus kurang dari satu. Jika bilangan
asamnya lebih dari satu, maka minyak nabati yang harus dinetralisir terlebih
dahulu dengan menambahkan jumlah alkali sehingga basa yang digunakan dapat
berfungsi sebagai katalis dan penatralisir asam. Bilangan asam yang tinggi
disebabkan oleh adanya kandungan asam lemak bebas pada minyak nabati.
Trigliserida dapat dengan mudah ditransesterifikasi secara batchwise pada
tekanan atmosfer dan suhu 60-70 C dengan metanol berlebih dan menggunakan
alkalis alkalin. Perlakuan awal diperlukan untuk memindahkan asam lemak bebas
dari minyak yaitu dengan cara permurnian atau preesterifikasi sebelum proses
transesterifikasi. Perlakuan awal ini tidak diperlukan jika reaksi dilakukan pada
tekanan yang tinggi (9000 KPa) dan suhu yang tinggi (240 C).

Pada kondisi ini, esterifikasi dan transesterifikasi terjadi secara simultan.


Campuran hasil reaksi pada akhir reaksi dibiarkan mengendap. Lapisan paling
bawah dari gliserin dikeluarkan, lapisan paling atas, metil ester dicuci untuk
memindahkan gliserin dan diproses lebih lanjut. Kelebihan metanol direcover ke
kondensor dan dialirkan ke kolom rectifying untuk dimurnikan dan didaur ulang.
Gambar dibawah ini memeperlihatkan diagaram alir proses Henkel yang
berlangsung pada tekanan 9000 Kpa dan suhu 240C menggunakan minyak tidak
murni (unrefiined oil) sebagai feedstock. Minyak tidak murni (unrefined oil),
methanol yang berlebih dan katalis diukur dan dipanaskan pada suhu 240 C
sebelum dialirkan ke reaktor. Kelebihan metanol dikeluarkan melalui reaktor dan
diisikan pada kolom rak untuk proses pemurnian. Metanol recover didaur ulang ke
dalam sistem.

Gambar 2. Diagram alir Produksi Metil Ester dengan Transesterifikasi


Proses transesterifikasi dipengaruhi oleh berbagai faktor tergantung
kondisi reaksinya Faktor tersebut diantaranya adalah:
1.
2.
3.
4.

kandungan asam lemak bebas dan kadar air minyak


jenis katalis dan konsentrasinya
perbandingan molar antara alkohol dengan minyak dan jenis alkoholnya
suhu dan lamanya reaksi

5. dan intensitas pencampuran


Pada dasarnya, proses transesterifikasi bertujuan untuk menghilangkan
kandungan gliserin dalam minyak nabati karena jika dipanaskan, gliserin akan
membentuk senyawa akrolein dan terpolimerisasi menjadi senyawa plastis yang
agak padat dan proses ini bertujuan juga untuk menurunkan viskositas minyak
nabati.

BAB III
PENUTUP
2.3 Kesimpulan
Metil ester merupakan ester asam lemak yang dibuat melalui proses
esterifikasi dari asam lemak dengan methanol. Metil ester juga merupakan bahan
baku dalam pembuatan biodiesel atau emollen dalam produk kosmetika,
sedangkan gliserol dapat digunakan sebagai bahan baku dalam berbagai aplikasi
industri seperti kosmetika, sabun, dan farmasi.
Ada beberapa proses dalam pembuatan metil ester yaitu:
1. Reaksi Esterifikasi
Esterifikasi merupakan reaksi antara asam dengan alcohol dengan bantuan
katalis berupa asam (biasanya asam sulfur).
2. Reaksi Transesterifikasi
Proses Transesterifikasi adalah proses yang mereaksikan trigliserida dalam
minyak nabati atau lemak hewani dengan alcohol rantai pendek seperti
methanol atau ethanol (pada saat ini sebagian besar produksi biodiesel
menggunakan methanol) menghasilkan metil ester asam lemak (Fatty acids
Methyl Esters) atau biodiesel dan gliserol (gliserin) sebagai produk samping.

Anda mungkin juga menyukai