Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertolongan pertama merupakan suatu tindakan pertolongan ataupun
bentuk perawatan yang diberikan secara cepat dan tepat terhadap seorang
korban dengan tujuan mencegah keadaan bertambah buruk, cacat tubuh
bahkan kematian sebelum korban mendapatkan perawatan dari tenaga
medis yang resmi sehingga pertolongan pertama bukanlah

tindakan

pengobatan yang sesungguhnya dari suatu diagnosis penyakit agar


sipenderita sembuh dari penyakit yang dialaminya.
Cedera atau luka adalah sesuatu kerusakan pada struktur atau fungsi
tubuh karena suatu paksaan atau tekanan fisik maupun kimiawi. Trauma
adalah cedera yang parah dan sering membahayakan jiwa yang terjadi
ketika seluruh atau suatu bagian tubuh terkena pukulan benda tumpul atau
tiba-tiba terbentur.
Keracunan adalah masuknya suatu zat kedalam tubuh kita yang
dapat mengganggu kesehatan bahkan dapat mengakibatkan kematian.
Gigitan binatang dan sengatan biasanya merupakan alat dari bintang
tersebut untuk mempertahankan diri dari lingkungan atau sesuatu
mengancam keselamatan jiwanya. Pada umunya resiko infeksi pada
gigitan binatang lebih besar dari pada luka biasa.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah penatalaksanaan pertolongan pertama pada cidera akibat
trauma, keracunan dan gigitan binatang?.

BAB II
1

PEMBAHASAN
A. Penatalaksanaan Cedera Trauma atau Luka
1. Pengertian
Luka adalah kerusakan kontinyuitas kulit, mukosa membran dan
tulang atau organ tubuh yang lain. Ketika luka timbul, beberapa efek
akan muncul seperti hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ,
respon stress simpatis, pendarahan dan pembekuan darah, kontaminasi
bakteri dan kematian sel. Luka terbagi menjadi 2 bagian yaitu:
a. Luka terbuka
Luka terbuka merupakan luka di mana kulit atau jaringan selaput
lendir rusak. Cedera jaringan lunak disertai kerusakan/ ter putusnya
jaringan kulit yaitu rusaknya kulit dan bisa disertai jaringan
dibawah kulit. Kerusakan ini dapat terjadi karena suatu
kesenjangan

seperti

pada

tindakan

operasi

maupun

ketidaksengajaan seperti luka akaibat kecelakaan (traumatis).


b. Luka tertutup
Luka tertutup dapat diartikan sebagai cidera jaringan lunak tanpa
kerusakan atau terputusnya jaringan kulit, yang rusak hanya
jaringan dibawah kulit. Pembagian ini tidak menjadi penentu berat
ringannya suatu cidera.
2. Penyebab luka
a. Luka terbuka
Penyebab luka terbuka biasanya disengaja ataupun tidak disegaja
oleh:
3
- Benda tajam
- Benda tumpul
b. Luka tertutup
Penyebab luka tertutup adalah trauma benda tumpul yang tidak
menyebabkan keluarnya darah misalnya terkilir, benturan benda
keras sehingga menimbulkan memar.
2
3. Contoh luka
a. Luka terbuka
1) Luka lecet : terjadi biasanya akibat gesekan dengan permukaan
yang tidak rata.

2) Luka robek : luka ini memiliki cirri tepi yang tidak beratutan,
biasanya terjadi akibat tumbukan dengan benda yang relative
tumpul. Merupakan luka yag paling banyak ditemukan.
3) Luka sayat : diakibatkan oleh benda tajam yang mengeani
tubuh manusia. Bentuk lukanya biasanya rapih sering
merupakan kasus criminal.
4) Luka tusuk : terjadi bila benda yang melukai bisa masuk jauh
kedalam tubuh, biasanya kedalaman luka jauh dibandingkan
degan lebar luka. Bahayanya organ dalam tubuh mingkin
terkena.
5) Luka avulse : luka ini ditandai dengan bagian tubuh yang
terlepas, namun masih ada bagianyang menempel.
6) Luka amputasi : bagian tubuh tertentu terputus.
b. Luka tertutup
1) Luka memar (kontusio : terjadi akibat benturan dengan benda
tumpul, biasanya terjadi daerah permukaan tubuh, darah keluar
dari pembuluh dan terkumpul dibawah kulit sehingga bisa
terlihat dari luar berubah warna merah kebiruan).
2) Hematoma (darah yang terkumpul dijaringan) : prinsipnya4
sama denga luka memar tetapi pembuluh darah yang rusak
berada jauh dibawah permukaan kulit dan biasanya besar,
sehingga yang terlihat adalah bengkak, biasanya besar yang
kemerahan.
3) Luka remuk : terjadi akibat himpitan gaya yang sangat besar.
Dapat juga menjadi luka terbuka. Biasanya tulang menjadi
patah dibeberapa tempat.
4. Penatalaksanaan Luka Terbuka dan Tertutup
a. Luka terbuka
1) Buka sehingga seluruh luka terlihat. Guntingkah pakaian
penderita jika perlu. Lalu bersihkan daerah luka dari darah dan
kotoran dengan kapas steril atau benda bersih yang tersedia.
Jangan puas jika menemukan satu luka, mungkin masih ada
luka yang lain, atau luka keluar.

2) Kontrol perdarahan dengan tekanan langsung dan peninggian.


Jika perdarahan masih tidak terkontrol, dapat dibantu dengan
menekan nadi.
3) Cegah kontaminasi selanjutnya. Jaga luka sebersih mungkin.
4) Jangan pernah mencoba untuk mencabut benda tertancap keluar
dari luka.
5) Bungkus dan balut luka. Pasang kasa seteril lalu balut. Periksa
nadi distal sebelum dan sesudah memasang pembalut.
b. Luka tertutup
1) Hati-hati terhadap kemungkinan penyakit menular
2) Berikan kompres dingin bila memar.
3) Naikkan bagian yang luka sejajar dengan jantung.

5. Penanganan Patah Tulang Pra Rumah Sakit


a. Proteksi diri dari lingkungan
b. A-B-C lebih dahulu
c. Bila ada pendarahan, lakukan penghentian pendarahan dengan
tekanan langsung.
d. Bila penderita stabil, periksa patah tulangnya dan komplikasinya.
e. Lakukan imobilisasi anggota gerak yang patah dengan pembidaian.
Pembidaian bertujuan untuk mencegah pergerakan lebih lanjut,
mengurangi rasa nyeri, mengurangi cedera lebih lanjut dan
mengurangi pendarahan.
6. Prinsip Pembidaian
a. Pastikan bahwa a-b-c telah ditangani
b. Pada penderita sadar, katakana lebih dahulu apa yang dilakukan.
c. Buka daerah yang cedera dan akan dilakukan pembidaian.
d. Bila ada luka patah terbuka, tutup lebih dahulu luka dengan kasa
steril.
e. Lakukan penarikan ringan pada ujung tungkai.
f. Periksalah PMS.
g. Lakukan pembidaian dengan ; selalu melewati satu sendi sebelum
patah dan satu sendi setelah patah.
h. Periksa PMS setelah membidai.
i. Bila ada tulang menonjol, jangan paksakan untuk masuk.
B. Penatalaksanaan Keracunan
1. Pengertian

Keracunan adalah masuknya suatu zat kedalam tubuh kita yang dapat
mengganggu kesehatan bahkan dapat mengakibatkan kematian.
Keracunan merupakan kondisi kedaruratan yang sering terjadi pada
anak, mengingat kondisi bila tidak di tangani dengan segera, maka
kondisi tersebut akan mengancam jiwa anak.

2. Penyebab Terjadinya Keracunan


Zat yang dapat menyebabkan keracunan dapat berbentuk :
a. Padat, misalnya obat-obatan, dan makanan.
b. Gas, misalnya CO.
c. Cair, misalnya alcohol, bensin, minyak tanah, dan zat kimia.
Seseorang dapat mengalami keracunan dengan cara :
a. Tertelan melalui mulut, misalnya keracunan makanan, minuman
dan obat-obatan.
b. Terhisap melalui hidung, misalnya keracunan gas CO.
c. Terserap melalui kulit/mata, misalnya keracunan zat kimia.
d. Melalui suntikan atau gigitan, misalnya gigitan/sengatan binatang
berbisa (ular, kalajengking), dan obat suntik.
3. Gejala dan tanda keracunan secara umum
Gejala dan tanda keracunan yang khas biasanya sesuai dengan
jalur masuk racun ke dalam tubuh. Bila masuk melalui saluran
pencernaan, maka gangguan utama akan terjadi pada saluran
pencernaan. Bila masuk melalui jalan nafas maka yang terganggu
adalah pernafasannya dan bila melalui kulit akan terjadi reaksi
setempat lebih dahulu. Gejala lanjutan yang terjadi biasanya sesuai
dengan sifat zat racun tersebut terhadap tubuh.
Gejala dan tanda keracunan umum :
a.
b.
c.
d.
e.

Riwayat yang berhubungan dengan proses keracunan


Penurunan respon
Gangguan pernafasan
Nyeri kepala, pusing, gangguan penglihatan
Mual, muntah, diare

f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.

Lemas, lumpuh, kesemutan


Pucat atau sianosis
Kejang-kejang
Gangguan pada kulit
Bekas suntikan, gigitan, tusukan
Syok
Gangguan irama jantung dan peredaran darah pada zat tertentu.

4. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan keracunan secara umum :
1) Pengamanan sekitar, terutama bila berhubungan dengan gigitan
binatang.
2) Pengamanan penderita dan penolong terutama bila berada di
daerah dengan gas beracun.
3) Keluarkan penderita dari daerah berbahaya bila memungkinkan.
4) Penilaian dini, bila perlu lakukan RJP.
5) Bila racun masuk melalui jalur kontak, maka buka baju
penderita dan bersihkan sisa bahan beracun bila ada.
6) Bila racun masuk melalui saluran cerna, uapayakan
mengencerkan racun .
7) Awasi jalan nafas, terutama bila respon menurun atau penderita
muntah.
8) Bila keracunan terjadi secara kontak maka bilaslah daerah yang
terkena dengan air.
9) Bila ada petunjuk seperti pembungkus, sisa muntahan dan
sebagainya sebaiknya diamankan untuk identifikasi.
10) Penatalaksanaan syok bila terjadi.
11) Pantaulah tanda vital secara berkala.
12) Bawa ke fasilitas kesehatan.
b. Penatalaksanaan perawatan pada klien keracunan adalah sebagai
berikut :
8
1) Lakukan kumbah lambung apabila keracunan kurang dari 6
jam.
2) Berikan antidot umum, seperti norit yang dibuat larutan atau
berikan atidot khusus, misalnya jika keracunan singkong maka
berika natrium thiosulfat 10%, jika keracunan jamur maka
berikan sulfas antropine (pemberian dosis sesuaikan dengan
usia anak).
3) Berikan infus cairan elektrolit.

4) Apabila

terjadi

peradangan,

berikan

antibiotik,

seperti

tetrasiklin, kloramfenikol, atau kontrimoksazol.


5. Macam-macam Keracunan
a. Keracunan zat kimia dan obat
Beberapa zat kimia yang sering digunakan misalnya : DDT,
pembunuh/pembasmi serangga, obat merah (yodium tinctur),
racun tikus, zat pembasmi hama, zat penutih, deterjen, alkohol,
spiritus, minyak tanah, bensin, solar, gas, korek api, zat
kecantikan seperti untuk kuku atau muka. Keracunan utamanya
sering terjadi karena salah dalam penggunaan, tidak sesuai untuk
siapa yang cocok zat tersebut digunakan, dan dosis yang
berlebihan.
Tindakan pertolongan :
- bawalah korban ke dokter dengan membawa botol atau tempat zat itu
disimpan sehingga cepat diberikan penawarnya.
- jika ada dugaan penderita keracunan, maka upayakan penderita
memuntahkan apa yang telah dimakannya dengan cara memasukkan jari
ke dalam mulut/keronkongannya atau berikan minum air sabun/air garam,
biarkan penderita muntah sampai muntahannya jernih. Untuk merangsang
muntah diberikan susu, air yang dicampur terigu atau telur mentah yang
9
telah dikocok, atau berikan satu sendok makan bubuk arang.
- Tetapi jika penderita diduga menelan korosif seperti minyak tanah,
penderita dilarang muntah atau jangan dirangsang muntahnya.
- Untuk hal ini lakukan pertolongan dengan memberikan penawar racun,
penawar racun yang sering digunakan :
Arang kayu 2 bagian atau roti yang dipanggang sampai hangus.
Garam Inggris 1 bagian, asam tannin/teh pekat 1 bagian, dan
diaduk sampai merata. Lalu ambil satu sendok teh penuh
campuran tersebut dan dituangkan ke dalam 1 gelas air, lalu
diminum.
- Cara lainnya adalah suruh penderita muntah.
- Bila anak-anak, baringkan anak pada lutut dengan kepala dibawah dan
letakkan jari di belakang kerongkongannya supaya dia muntah.

- Untuk anak yang lebih besar, bisa diberikan satu atau dua gelas susu atau
air putih telur, atau garam satu sendok teh ditambahkan dengan air yang
bila diminum akan menambah kecenderungan untuk muntah.
b. Keracunan makanan
1) Singkong
Zat beracun dalam singkong adalah asam sianida. Zat ini
mengganggu oksidasi jaringan karena mengikat enzim
sitokrom oksidase.
Gejala klinis
: timbul 1 sampai beberapa jam,

mual,

muntah, kepala pusing, diare, lemah, kesadaran menurun


sampai koma, dispneu, sianosis dan kejang.
Penatalaksanaan :
- berikan uap amyl nitrit/amonia di depan hidungnya
10
setiap 2-3 menit sekali selama 15-30 detik.
- berikan pernapasan buatan
- usahakan agar penderita memuntahkan singkong yang
-

telah dimakan.
berikan larutan natrium thiosulfat2-3 gram dalam segelas

air untuk diminum.


selimuti korban dan bawa ke dokter atau rumah sakit,
selama dalam perjalanan usaha pertolongan harus
dilanjutkan atau diulangi

2) keracunan jamur
Jamur Amanita spp paling sering mengandung racun,
gejalanya dapat muncul beberapa menit sampai 2 jam
sesudah makan jamur yang beracun tersebut.
Gejalanya berupa sakit perut yang hebat, muntah, mencret,
rasa haus, banyak berkeringat, kekacauan mental dan
pingsan.
Tindakan pertolongan :
- Apabila tidak ada muntah-muntah, penderita dirangsang
agar muntah. Kemudian lambungnya dibilas dengan
larutan encer Kalium Permanganat ( 1 gram Kalium
Permanganat dalam 2 liter air) atau dengan meminum putih
telur dicampur susu. Bila ada gangguan napas, berikan

pernapasan buatan, setelah itu bawa penderita ke rumah


sakit.
3) Keracunan jengkol
Keracunan jengkol dapat terjadi karena terbentuknya kristal
asam jengkol yang berlebih dalam saluran kencing.
Gejalanya berupa nyeri pinggang yang disertai dengan sakit
perut, nyeri sewaktu kencing dan kristal-kristal asam jengkol
11
yang berwarna putih nampak keluar bersama air kencing.
Kadang juga disertai darah akibat gesekan kristal asam
jengkol saat keluar dan melukai saluran kemih. Bau khas
jengkol pada napas, mulut dan air kencing. Keracunan yang
berat dapat mengakibatkan berkurangnya air kencing atau
tidak dapat kencing sama sekali.
Tindakan pertolongan :
- Pada keracunan yang ringan, penderita diberi minum air
soda sebanyak-banyaknya. Obat-obat penghilang rasa sakit
dapat

diberikan

untuk

mengurangi

sakitnya.

Pada

keracunan yang berat, penderita harus dirawat di rumah


sakit.
C. Penatalaksanaan Gigitan Binatang
1. Pengertian gigitan binatang
Gigitan binatang dan sengatan biasanya merupakan alat dari
bintang tersebut untuk mempertahankan diri dari lingkungan atau
sesuatu mengancam keselamatan jiwanya. Gigitan binatang terbagi
menjadi 2 jenis yang berbisa (beracun) dan yang tidak memiliki
bisa.
Pada umunya resiko infeksi pada gigitan binatang lebih besar
dari pada luka biasa. Seseorang yang tergigit mempunyai resiko
terinfeksi, pada umumnya bila tergigit binatang perlu mendapatkan
pemeriksaan medis.
2. Penatalaksanaan Gigitan Binatang
a. Gigitan anjing, kucing, kera, tikus dll.

Bahaya rabies (penyakit anjing gila) tidak segera mengancam


kecuali bila gigitan terjadi dikepala atau dileher. Gigitan anjing
12
biasanya lebih bersih dibandingkan dengan gigitan binatang
lainnya. Bekasnya tidak begitu dalam dan mudah dibersihkan.
Dapata menyebabkan luka memar yang hebat dan infeksi, serta
robekan dari jaringan.
Gigitan kucing dapat membawa akibat yang lebih serius. Bahaya
infeksi lebih besar dari pada gigitan anjing. Bekas gigitan kucing
biasanya dalam dan mengenai urat-urat, atau masuk rongga
sendi terutama kalau ditangan. Maka infeksi yang akan
ditimbulkan lebih hebat.
Gigitan tikus dapat menularkan beberapa jenis penyakit, antara
lain demam tinggi, orang jepang mengatakan demam sodoku.
Tanda dan gejala : sakit kepala, demam, kejang-kejang,
kemungkinan rabies.
Tindakan Pertolongan
a) Amankan diri dari lingkungan sekitar
b) Nilai keadaan dari airway, breathing dan circulation (ABC).
c) Cuci luka dengan air mengalir dan sabun atau larutan
deterjen.
d) Imobilisasikan bagian yang digigit atau luka tersebut.
e) Berikan SAR (serum anti rabies) bila ada.
f) Bila dapat dilakukan penangkapan binatang yang mengigit
untuk diindentifikasi.
g) Segera bahwa penderita kerumah sakit.
b. Gigitan Arthropoda (laba-laba, tawon, kelabang)
Gigitan atau sengatan dari berbagai jenis serangga, laba-laba dan
kelabang. Walaupun tidak selalu membahayakan jiwa, dapat
menimbulkan reaksi alergi yang gawat dan bahkan dapat
berakibat fatal.
Musibah yang diderita dapat akibat dari gigitan, pagutan,
13
sengatan atau mungkin hanya sentuhan binatang atau bagian
tubuhnya.
Tanda dan gejala :
a) Bengkak dan kemerahan diderah gigitan
b) Gatal-gatal

c) Nyeri dan terasa panas


d) Demam, mengigil, kadang disertai sulit tidur
e) Dapat terjadi syok.
Tindakan Pertolongan :
a) Aman diri dan lingkungan sekitar.
b) Nilai keadaan dari a-b-c.
c) Tenangkan penderita.
d) Ambil sengatnya bila tampak (hati-hati saat mencabut jangan
e)
f)
g)
h)
c.

sampai menekan kantung bias).


Cuci daerah gigitan dengan air sabun atau alcohol 70%.
Kompres air es.
Imobilisasikan daerah yang tergigit.
Berikan antihistamin jika reaksi ringan.

Gigitan Ular

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Pertolongan pertama merupakan suatu tindakan pertolongan ataupun
bentuk perawatan yang diberikan secara cepat dan tepat terhadap seorang
korban dengan tujuan mencegah keadaan bertambah buruk, cacat tubuh
bahkan kematian sebelum korban mendapatkan perawatan dari tenaga
medis yang resmi sehingga pertolongan pertama bukanlah

tindakan

pengobatan yang sesungguhnya dari suatu diagnosis penyakit agar


sipenderita sembuh dari penyakit yang dialaminya.
Saran
Diharapkan dengan adanya pembelajaran terhadap penatalaksaan
pertolongan pertama pada cidera akibat trauma, keracunan dan gigitan
binatang. Mahasiswa dapat mampu melakukan pertolongan pertama
dengan baik dan tepat.

14

Anda mungkin juga menyukai