Anda di halaman 1dari 2

NAMA

: RISKA JULIANTI

NPM

: 141104090383

MATA KULIAH : FILSAFAT PENDIDIKAN

ARTIKEL FILSAFAT PENDIDIKAN: ALIRAN


KONSERVATIF HARUS BERJALAN BERSAMAAN
DENGAN ADANYA ALIRAN PROGRESSIVE!
Istilah filsafat (philosophy) berasal dari dua kata dari bahasa Yunani Kuno, yaitu philein
(cinta) dan Sophia (kebijaksanaan). Jadi, secara etimologis filsafat adalah cinta kepada
kebijaksanaan. Filsafat diakui sebagai induk ilmu pengetahuan (the mother of sciences) yang
mampu menjawab segala pertanyaan dan permasalahan. Filsafat adalah untuk mengetahui
hakikat sesuatu. Di dalam filsafat terdapat aliran-aliran filsafat pendidikan. Salah satunya
yaitu, Aliran Konservatif. Apakah aliran konservatif tetap dipertahankan dalam dunia
pendidikan? Ternyata pada kenyataannya tidak selamanya dunia pendidikan itu menerima
adanya aliran tersebut. Dengan seiring perkembangan zaman yang modern, teknologi serba
canggih, dari anak-anak hingga orang dewasa pun sudah menikmati kecanggihan teknologi
tersebut yang berupa handphone, gadget (berisikan education, games, entertain, dan
sebagainya).
Aliran Konservatif sendiri dapat diartikan dengan melestarikan, menjaga, memelihara,
mengamalkan. Samuel Francis mendefinisikan konservatisme yang otentik sebagai
bertahannya dan penguatan orang-orang tertentu dan ungkapan-ungkapan kebudayaannya
yang dilembagakan. Sebagai seorang pendidik memang tidak dilarang jika tetap ingin
mempertahankan nilai-nilai tradisional kepada peserta didiknya, namun bila kita sambung
atau saling diketerkaitkan antara aliran konservatif dengan aliran progressive, itu akan adanya
kemajuan dalam dunia pendidikan sendiri. Tentu saja peru pengawasan yang kuat dengan
penggunaan teknologi yang dilakukan oleh peserta didik. Pendidik harus mampu
mengarahkan atau mengajarkan yang baik dan juga positif, sehingga peserta didik akan
mampu mengolah kreativitas serta bakat yang dimilikinya.
Apa sih Aliran Progressive itu? Bagi yang belum mengetahui mungkin terasa asing
didengar tentang aliran tersebut. Aliran progressive ada di dalam filsafat pendidikan, yang
mempunyai konsep yang didasari oleh pengetahuan dan kepercayaan bahwa manusia itu
mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi masalah yang

menekan atau mengancam adanya manusia itu sendiri. Maksudnya bila kita kaitkan dengan
dunia pendidikan, peserta didik itu sebenarnya mampu untuk menemukan pembelajaran
sendiri meskipun guru tidak menjelaskan terlebih dahulu. Karena didukung oleh kecanggihan
teknologi yang dihasilkan pada abad modern seperti ini. Tentu saja mengapa di tahun-tahun
sebelumnya pemerintah sempat memberlakukan kurikulum 2013 (K13/Kurtilas), karena
kurtilas ini cocok dengan aliran progressive. Kurtilas dibuat agar siswa mampu
mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Namun, kurtilas saat ini tengah
diberhentikan untuk di evaluasi dan kita masih beralih ke KTSP. Sebenarnya pada intinya
sama saja mau itu kurtilas ataupun KTSP, tujuannya adalah mampu mengembangkan bakat,
minat ataupun potensi yang dimiliki oleh peserta didik.
Ada dampak positif dan dampak negative yang dihasilkan dari berjalan bersamaannya
aliran konservatif dan aliran progressive, sebab arahnya yang berlawanan, tetapi memiliki
tujuan yang baik dalam pendidikan. Dampak positif, peserta didik tidak merasa terkekang
dengan adanya pendidik yang masih menggunakan nilai-nilai terdahulu (keberadaan zaman
modern mendorong pendidik mau tidak mau harus mengikuti perkembangan zaman); peserta
didik mampu menggunakan sarana atau alat pendidikan yang mana akan memperluas
wawasannya, tidak hanya menunggu diberitahu oleh guru, anak mampu mencarinya sendiri,
dan masih banyak lagi dampak positif yang diperoleh. Dampak negative, dalam penggunaan
teknologi bila tidak digunakan pada hal yang positif oleh anak, itu dapat menjerumuskan
anak ke lembah pergaulan atau perbuatan yang negative.
Dengan demikian perlu adanya keseimbangan yang pendidik harus lakukan kepada peserta
didiknya. Keseimbangan itu berupa mampu menelaah dan menerima kedua aliran filsafat
pendidikan konservatif dan

progressive

yang

mana

sebagai

pendidik/guru

akan

menerapkannya pada dunia pendidikan Indonesia. Itu tentu saja agar pendidikan di Negara
Indonesia mampu memperoleh kemajuan dalam semua bidang, baik itu bidang akademik
maupun bidang non akademik. Kemajuan tersebut adalah untuk Negara Indonesia sendiri
kedepannya, agar mencetak generasi penerus bangsa yang memiliki intelektualitas yang
tinggi. Agar mampu menyetarakan pendidikan dengan Negara-negara yang pendidikannya
sudah bagus dan maksimal.

Anda mungkin juga menyukai