Anda di halaman 1dari 4

Pendahuluan

Manajemen proyek yang baik yaitu yang bisa menerapkan efisiensi pekerja, bahan dan
peralatan. Efisiensi tersebut bertujuan untuk meningkatkan keuntungan proyek. Apabila dalam
suatu proyek tidak bisa menerapkan efisiensi ketiga elemen tersebut sudah dipastikan proyek
tersebut akan mengalami kerugian.

Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan faktor penting pada pelaksanaan proyek konstruksi. Produktivitas
tenaga kerja merupakan faktor penting terhadap sukses tidaknya suatu proyek. Dalam manajemen
tenaga kerja terdapat proses pengambilan keputusan yang berhubungan dengan:

Penentuan ukuran dan jumlah tenaga kerja.

Recruitment dan pembagian tenaga kerja kedalam kelompok kerja.

Komposisi tenaga kerja untuk setiap jenis pekerjaan.

Pengendalian jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan selama proyek berlangsung.

Perencanaan, penjadualan, pengarahan dan pengawasan kegiatan tenaga kerja


Dalam pelaksanaan pekerjaan, tenaga kerja dibagi beberapa bagian sebagai berikut.

Tenaga Kerja Ahli memiliki peranan penting dalam suatu proyek yang sedang berjalan.
Peranan tenaga kerja ahli berpengaruh terhadap sistem koordinasi dan sistem manajemen
agar menghasilkan prestasi yang baik dalam melaksanakan pekerjaan. Tenaga kerja ahli
memiliki pendidikan sarjana, ahli madya dan memiliki pengalaman dibidangnya masingmasing.

Mandor dituntut untuk memiliki pengetahuan teknis dalam taraf tertentu, misalnya: dapat
membaca gambar konstruksi, dapat membuat perhitungan ringan, dapat membedakan
kualitas bahan bangunan yang akan digunakan, menangani pekerjaan acuan, pembesian,
pengecoran, dan mengawasi pekerjaan tenaga kerja bawahannya.

Tenaga Tukang, harus ahli dalam bidangnya berdasarkan pengalaman dan cara kerja yang
sederhana.

Tenaga Kasar, memerlukan kondisi yang kuat dan sehat untuk pengangkutan bahan, alat,
dan lain lain.

Tenaga Keamanan (security), bertugas menjaga keamanan lokasi proyek, prosedur


penerimaan tamu serta membuka dan menutup pintu

1. Produktivitas Tenaga Kerja


Produktivitas dalam konstruksi sering secara luas didefinisikan sebagai output per jam kerja.
Aris Ananta (1990) mengemukakan bahwa produktivitas tenaga kerja adalah pencerminan dari
mutu tenaga kerja jika hal-hal lain dianggap tetap sama. Menurutnya, perubahan (peningkatan)
produktivitas kerja dapat terjadi karena pengaruh beberapa hal yaitu:

sumber daya alam yang tersedia dalam jumlah yang lebih besar atau mutu yang baik,

sumber daya modal fisik tersedia dalam jumlah yang lebih banyak atau mutu yang baik

mutu modal manusia itu sendiri yang meningkat, dan kondisi lingkungan kerja yang lebih
baik.

2. Faktor yang mempengaruhi produktivitas


Produktivitas karyawan yang menurun dikarenakan kemungkinan adanya ketidaknyamanan
dalam bekerja, upah yang minim, dan juga ketidakpuasan dalam bekerja.
Produktivitas pekerjaan di site dipengaruhi karakteristik tenaga kerja, kondisi pekerjaan
proyek atau kegiatan non-produktif.
Karakteristik tenaga kerja meliputi:

usia, keterampilan dan pengalaman tenaga kerja

kepemimpinan dan motivasi tenaga kerja

Kondisi proyek kerja meliputi faktor antara lain:

Ukuran dan kompleksitas pekerjaan.

Akses lokasi kerja.

Ketersediaan tenaga kerja.

Peralatan.

Kontrak perjanjian.

Iklim Lokal.

Karakteristik budaya setempat, terutama yang dipegang oleh orang asing.

Kegiatan Non-produktif meliputi kegiatan antara lain:

Tenaga kerja tidak langsung diperlukan untuk mempertahankan kemajuan proyek

Pengulangan untuk memperbaiki pekerjaan yang tidak memuaskan

Penghentian Bekerja sementara karena cuaca buruk atau kekurangan bahan

Waktu off untuk kegiatan serikat

Absen waktu, termasuk terlambat dan awal berhenti

Non-kerja liburan

Pemogokan

3. Karakteristik tenaga kerja


Faktor-faktor yang mungkin dievaluasi antara lain meliputi:

Kualitas Kerja

Jumlah Pekerjaan

Pengetahuan Job

Kemampuan Komunikatif

Keterampilan Interpersonal

Kemampuan untuk bekerja di bawah tekanan

Keamanan Sensitivitas

Kesadaran Keselamatan

Biaya keuntungan dan Sensitivitas

Perencanaan Efektivitas

Kepemimpinan

Mendelegasikan

Manajemen Bahan
Manajemen bahan merupakan unsur penting dalam perencanaan proyek dan kontrol.
Kekurangan manajemen bahan juga dapat mengakibatkan biaya besar dan dihindari selama
konstruksi. Keputusan tentang pengadaan bahan juga mungkin diperlukan selama perencanaan
awal dan tahap penjadwalan.

1. Pengadaan dan Pengiriman Bahan


Persediaan (inventory) adalah stok barang yang disimpan oleh suatu perusahaan untuk
memenuhi permintaan pelanggan. Karena sulit memprediksi permintaan, maka sejumlah
perusahaan menyediakan stok cadangan (buffer stock). Persediaan terdiri dari 3 (tiga) kategori :
persediaan bahan baku, persediaan bahan setengah jadi, dan persediaan barang jadi.

2. Inventory Control
Pengontrolan bahan yang digunakan selama proses konstruksi.
Persediaan terlalu sedikit : kemungkinan terjadi kekurangan persediaan yang mengakibatkan
penundaan operasional suatu sistem
Persediaan terlalu banyak : biaya awal dan biaya penyimpanan besar
Tujuan umum dari pengendalian persediaan adalah meminimalkan total biaya persediaan di
antara kategori utama biaya:

a) Biaya Pembelian
Biaya pembelian dari suatu item adalah harga satuan pembelian dari sumber eksternal
termasuk transportasi dan biaya pengiriman.

b) Biaya Pemesanan
Biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan pemesanan sejak penempatan
pesanan sampai tersedianya bahan/barang di gudang.

c) Biaya Simpan
Biaya yang timbul akibat penyimpanan barang yaitu terjadi karena perusahaan memiliki
persediaan yang banyak, seperti : biaya yang tertanam dalam persediaan.

d) Biaya akibat kekurangan stok


Biaya ini timbul ketika ketidak tersedianya bahan yang diinginkan pada waktu yang
dikehendaki.
3. Tradeoffs of Cost dalam Manajemen Material
Suatu teknik yang berkaitan dengan penetapan besarnya persediaan bahan yang harus diadakan
untuk menjamin kelancaran dalam kegiatan operasi produksi, serta menetapkan jadwal pengadaan
dan jumlah pemesanan barang yang seharusnya dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai