Anda di halaman 1dari 12

a.

Chlorophyta (ganggang hijau)

Ciri-ciri chlorophyta
1) Pigmen, khlorofil a dan b, santofil, dan karoten, khlorofil terdapat dalam
jumlah yang banyak sehingga ganggang ini berwarna hijau rumput.
2) Hasil fotosintesis berupa amilum dan tersimpan dalam khloroplas.
3) Khloroplas berjumlah satu atau lebih; berbentuk mangkuk, bintang,
lensa, bulat, pita, spiral dsb.
4) Sel berinti sejati (eukaryotik) , satu atau lebih.
5) Dinding sel mengandung selulose dan berlendir sehingga lingkungan jadi
licin.
6) Banyak terdapat di danau, kolam ada juga yang hidup di laut (90% hidup
di air tawar dan 10% hidup di laut) Yang hidup di air umumnya sebagai
plankton atau bentos, juga menempel pada batu dan tanah dan
Ganggang hijau merupakan kelompok ganggang yang paling banyak
jumlahnya diantara gangganga lain.
7) Bentuk talus/struktur vegetatif
a. uniseluler motil/berflagela: Chlamydomonas sp.
b. uniseluler nonmotil/kokoid / bulat : Chlorella sp.
c. koloni motil (sel-sel dalam koloni mempunyai flagela) Volvox sp
d. koloni nonmotil (kokoid ): Pediastrum sp., Hydrodictyon sp.
e. palmeloid: Tetraspora sp.
f. dendroid: Prasinocladus sp.
g. berbentuk filamen: bercabang: Cladophora sp.
h. tidak bercabang: Oedogonium sp., Spirogyra sp.
i. heterotrikh: Coleochaeta sp., Stigeoclonium sp.
j. berbentuk helaian/lembaran yang distromatik: Ulva sp.
k. lembaran yang monostromatik: Monostroma sp.
l. berbentuk silinder yang beruang di tengah: Enteromorpha
m. berbentuk sifon/spnositik: Caulerpa sp., Codium sp.

Perkembangbiakan
1. secara vegetatif: dengan fragmentasi talusnya
2. secara aseksual: dengan pembentukan zoospora, aplanospora,
hipnospora, autospora.
3. secara seksual: isogami, Anisogami, oogami, aplanogami
2) Klasifikasi Chlorophyta
Berdasarkan bentuk dan dapat tidaknya bergerak,
Chlorophytandigolongkan menjadi beberapa genus, yaitu:
a) Alga hijau bersel satu tidak bergerak
Contoh: Chlorococcum
Ciri-cirinya:
Tubuh bersel satu,
tempat hidup air tawar,
bentuk bulat telur,
setiap sel memiliki satu kloroplas bentuk mangkuk.
Reproduksi dengan membentuk zoospora (secara aseksual)
b) Alga hijau bersel satu dapat bergerak
Contoh: Chlamydomonas
Bentuk sel bulat telur
memiliki 2 flagel sebagai alat gerak
terdapat 1 vacuola, satu nukleus dan kloroplas.
Pada kloroplas yang bentuknya seperti mangkuk terdapat stigma (bintik
mata)
terdapat pirenoid sebagai tempat pembentukan zat tepung.
Reproduksi aseksual dengan membentuk zoospora dan reproduksi
seksual dengan konjugasi

c) Alga hijau berkoloni tidak bergerak


Contoh: Hydrodictyon

Ciri-cirinya:
Hydrodictyon banyak ditemukan di dalam air tawar
Koloninya berbentuk seperti jala.
Ukuran cukup besar sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang.
Reproduksi vegetatif dengan zoospora dan fragmentasi.
Fragmentasi dilakukan dengan cara melepas sebagian koloninya dan
membentuk koloni baru.
Sedangkan reproduksi generatif dengan konjugasi.
d) Alga hijau berbentuk koloni bergerak
Contoh: Volvox
Ciri-cirinya:
Volvox ditemukan di air tawar
Koloni berbentuk bola jumlah antara 500 - 5000 buah
Tiap sel memiliki 2 flagel dan sebuah bintik mata
Reproduksi aseksual dengan fragmentasi dan seksual dengan konjugasi
sel-sel gamet
e) Alga hijau berbentuk benang (filamen)
Contoh: Oedogonium
Ciri-cirinya:
Ganggang ini berbentuk benang
ditemukan di air tawar dan melekat di dasar perairan
Reproduksi vegetatif dilakukan oleh setiap sel menghasilkan sebuah
zoospora yang berflagela banyak.
Reproduksi generatif adalah salah satu benang membentuk alat kelamin
jantan (antiridium) dan menghasilkan gamet jantan (spermatozoid).
Pada benang yang lain membentuk alat kelamin betina yang disebut

Oogonium. Oogonium akan menghasilkan gamet betina (ovum). Sperma


tozoid membuahi ovum dan terbentuk zigot. Zigot akan tumbuh
membentuk individu.

f) Alga hijau berbentuk thalus


Contoh: Ulva lactua
Ciri-cirinya:
Ganggang ini ditemukan di dasar perairan laut dan menempel di dasar
perairan
bentuk seperti lembaran daun. sering disebut dengan selada air dan
dapat dimakan
Berkembangbiak secara vegetatif dengan menghasilkan spora
Spora tumbuh menjadi Ulva yang haploid (n), Ulva haploid disebut
gametofit haploid.

b. Alga Biru

GANGGANG BIRU merupakan ganggang yang paling sederhana.


Dalam beberapa hal, strukturnya mirip dengan sel bakteri sehingga
sementara ahli ada yang menggunakan istilah bakteri hijau biru
(Cyanobacteria) untuk organisme tersebut. Sungguhpun demikian,
organisme tersebut memiliki klorofil a sebagai organ fotosintesis yang
berbeda dengan klorofil pada bakteri fotosintesis. Selain itu, ganggang
tersebut juga melepaskan O2 sebagai hasil fotosintesis yang tidak

dijumpai pada bakteri. Alasan inilah yang menempatkan organisme


tersebut dalam kelompok tersendiri, yaitu Cyanophyta.
CIRI UMUM:

Tipe sel: sel Prokariotik (sama dengan bakteri)


Uniseluler dan Multiseluler
Memiliki pigmen fikosianin
Klorofil tidak di dalam kloroplas, tetapi tersebar di seluruh sitoplasma
HABITAT GANGGANG BIRU

Perairan (terutama perairan tawar) dan tempat-tempat lembab.


Mampu hidup pada perairan dengan suhu sampai 85 derajat C (sumber
air panas) sehingga Ganggang Biru merupakan salah satu vegetasi
perintis.
PERANAN GANGGANG BIRU DALAM KEHIDUPAN
Ganggang biru berperan dalam kehidupan manusia, ada yang
menguntungkan dan ada yang merugikan.
a. Ganggang biru yang menguntungkan
Ganggang biru adalah fitoplankton di ekositem perairan dan berperan
sebagai produsen dalam rantai makanan. Hal itu penting untuk perikanan
air tawar maupun air laut.
Ada sebagian ganggang biru yang dapat menyuburkan tanah karena
mampu memfiksasi N2 dari udaara, misalnya Nostoc daan Gloeocapsa.
Anebaena azollae bersimbiosis dengan paku air (Azolla pinnata) yang
hidup terapung di air. Daun Azolla pinnata mengandung nitrat hasil fisasi
N2 oleh Anabaena azollae. Kandungan nitrogen yang banyak di dalam
taanah adalah sutu pertanda kesuburan tanah itu.
Beberapa jenis ganggang biru mulai dikembangkan untuk sumber
makanan yaang bernilai gizi tinggi, misalnya Spirulina maxima yang
dimanfaatkan untuk sumber protein disebut Protein Sel Tunggal (PST).
b. Ganggang biru yang merugikan
Ada beberapa ganggang biru yang merugikan karena menyebabkan
kematian organisme di dalam air maupun yang minum air beracun

tersebut. Misalnya, Microcystis aurugynosa, Anabaena flosaquae, dan


Aphanizomenom sp.
MACAM-MACAM GANGGANG BIRU
1. Alga biru uniseluler

Chroococcus -> hidup di air/kolam yang tenang


Gloeocapsa -> hidup pada batu atau epifit pada tumbuhan lain
2. Alga biru uniseluler berkoloni

Polycistis
Spirulina -> dapat diolah menjadi makanan kesehatan (food
suplement)
3. Alga biru berbentuk benang

Oscillatoria
Nostoc commune
anabaena azollae dan anabaena cycadae bersimbiosis dengan Azolla
pinnata dan Cycas rumphii.
Simbiosis Anabaena azollae dnegan Azolla pinnata sebagai alternatif
pupuk Urea, karena simbiosis ini dapat meningkatkan kadar Nitrogen di
lahan persawahan.
Ganggang merupakan tumbuhan yang belum mempunyai akar, batang
dan daun yang sebenarnya, tetapi sudah memiliki klorofil sehingga
bersifat autotrof. Tubuhnya terdiri atas satu sel (uniseluler) dan ada pula
yang banyak sel (multi seluler). Yang Uniseluler umumnya sebagai
Fitoplankton sedang yang multiseluler dapat hidup sebagai Nekton,
Bentos atau Perifiton.

c. Ganggang Merah (Rhodophyta)

Ciri-cirinya:

Habitat di laut.
Tubuhnya bersel banyak.
Mempunyai klorofil a dan d, pigmen tumbuhan fikosianin, fikoerithrin.
Contoh: Eucheuma spinosum (bisa dibuat agar-agar), Gelidium sp, dan
Gracillaria sp.
Manfaat Alga Merah
Ganggang atau alga, banyak dikonsumsi oleh penduduk negara
Jepang, karena selain lezat juga merupakan sumber vitamin C dan
mineral. Selain ganggang, di dalam laut juga ada bunga laut. Ada lagi
yang disebut dengan rumput laut. Rumput laut banyak sekali ditemukan
di Laut daerah Mediterania. Nah, kali ini kita akan membahas manfaat
alga merah.
Alga merah merupakan salah satu jenis rumput laut. Warna alga merah
bervariasi mulai dari coklat, ungu gelap dan merah.Warna merah berasal
dari pigmen "fikoeritrin". Dalam pengobatan cina alga merah bermanfaat
untuk melancarkan aliran "QI" . Berikut adalah manfaat alga merah yang
lain:
Alga merah terkenal hebat dalam melawan radikal bebas.
"Astaxanthine" merupakan zat aktif yang terkandung dalam alga merah
yang mengandung anti oksidan 6000 kali lebih banyak dari vitamin C dan
1000 kali lebih banyak dari vitamin E. Selain itu alga merah juga berfungsi
sebagai agen anti penuaan. Alga merah yang telah dicerna membantu
menjaga sistem pencernaan dengan baik, alga merah juga dapat
melancarkan sirkulasi darah, memperbaiki sel-sel rusak dan memproduksi
insulin dalam darah.

Alga merah juga menjaga sistem imun tubuh untuk merespon


serangan virus. Alga merah melawan penyakit infeksi saluran kencing,
asma, masalah pencernaan, bisul, tumor dan menurunkan tingkat
kolesterol dalam tubuh sampai batas normal.

d. Alga Keemasan

Ciri-cirinya:

Habitat di air tawar.


Bersel tunggal, membentuk koloni atau benang.
Dinding sel mengandung silika.
Cara hidup sebagai fitoplankton.
Mempunyai klorofil a dan c, pigmen tambahan berupa karoten.
2) Klasifikasi Chrysophyta
a. Bersel tunggal
1. Ochromonas,
mempunyai

merupakan
dua

flagela,

jenis
satu

Chrysophyta
panjang

dan

uniseluler
satu

yang

pendek.

Ochromonas dapat tumbuh secara autotrof dengan menggunakan


energi cahaya matahari atau secara heterotrof dengan menyerap
makanan. Sel tubuhnya berbentuk bola yang dilengkapi dengan 2
flagel sebagai alat gerak. Kedua flagel tersebut tidak sama panjang.

Di dalam sitoplasmanya terdapat beberapa organel penting, seperti


kloroplas yang berbentuk lembaran melengkung, vakuola, stigma,
dan nukleus. Ochromonas berkembangbiak dengan membelah diri.
2. Navicula, Alga ini dikenal sebagai diatomae atau ganggang kersik
karena dinding sel tubuhnya mengandung zat kersik. Kersik
merupakan komponen penting dalam plankton. Navicula sp hidup di
air tawar dan di laut. Tubuh Navicula sp terdiri atas dua bagian yaitu
kotak (hipoteka) dan tutup (epiteka). Di antara kotak dan tutup
terdapat celah yang disebut rafe. Perkembangbiakan Navicula sp:
o Perkembangbiakan vegetatif Navicula dengan membelah diri.
Setiap

inti

diatomae

membelah

menjadi

dua,

diikuti

pembagian sitoplasma menjadi dua bagian. Selanjutnya,


dinding sel Navicula memisah menjadi kotak dan tutup. Pada
sel anakan, baik kotak maupun tutup akan berfungsi menjadi
tutup, dan masing-masing akan membentuk kotak baru.
Dengan demikian setiap sel anakan yang berasal dari kotak
akan mempunyai ukuran lebih kecil daripada sel asalnya.
Peristiwa ini berlangsung berulang kali.
o Perkembangbiakan generatif Navicula berlangsung dengan
konjugasi. Bila ukuran tubuh Navicula tidak memungkinkan
untuk

mengadakan

pembelahan

lagi,

inti

selnya

akan

mengalami meiosis dan menghasilkan gamet. Gamet itu


kemudian

akan

meninggalkan

sel

dan

setelah

terjadi

pembuahan di dalam air akan menghasilkan zigot. Zigot


selanjutnya

tumbuh

menjadi

sel

Navicula

baru

dan

membentuk tutup dan kotak baru.


Bila Navicula mati, dinding selnya akan mengendap membentuk tanah
diatom yang kaya zat kersik. Tanah ini merupakan bahan dinamit, isolator,
dan bahan gosok penghalus.
3. Pinnularia, mirip dengan diatome.

b. Bersel banyak
Vaucheria, hidup berkoloni dalam filamen yang berbentuk tabung yang
kadang-kadang bercabang. Jenis yang hidup di darat menempel pada
permukaan dengan rizoid yaitu cabang-cabang menyerupai akar yang
tidak berwarna. Filamen Vaucheria berinti banyak dan tidak dibatasi oleh
dinding sekat yang disebut senosit. Di dalam sitoplasma terdapat vakuola
besar di tengah sel. Di dalam sitoplasma terdapat banyak inti, plastida
yang berbentuk cakram tanpa pirenoid. Cadangan makanan berupa
minyak dalam bentuk tetes-tetes minyak. Tubuhnya berupa benang
bercabang-cabang dan tidak bersekat, memiliki inti sel banyak, dan
menyebar. Vaucheria tumbuh melekat pada substrat dengan
menggunakan alat yang berbentuk akar. Habitatnya di air tawar maupuan
di air payau.
Perkembangbiakan Vaucheria:

Perkembangbiakan

vegetatif

Vaucheria

berlangsung

dengan

pembentukan zoospora yang berkumpul dalam sporangium pada


ujung filamen. Selanjutnya, inti di dalam sporangium membelah
secara meiosis dan menghasilkan zoospora. Zoospora tersebut
berinti banyak dan mempunyai flagel yang tumbuh di seluruh
permukaannya. Setelah sporangium masak, zoospora akan keluar
dan tumbuh menjadi Vaucheria baru.

Perkembangbiakan

generatif

Vaucheria

berlangsung

dengan

pembuahan ovum oleh spermatozoid. Ovum dibentuk di dalam


oogonium,

sedang

spermatozoid

dibentuk

dalam

anteridium,

keduanya terdapat pada benang yang sama (homotalus). Zigospora


hasil

pembuahannya

akan

membelah

secara

meiosis

dan

menghasilkan spora yang selanjutnya terlepas dari induknya dan


tumbuh menjadi alga baru.

e.

Phaeophyta

(ganggang

cokelat)

Tubuh menyerupai tumbuhan tinggi. Mempunyai klorofil a dan c, pigmen


tambahan

xantofil

dan

fikosantin.

Habitat

sebagian

besar

di

laut. Reproduksi aseksual dengan fragmentasi, zoospora. Reproduksi


seksual dengan oogami, sel telur dihasilkan oleh oogonia, dan sperma
dihasilkan oleh
alginat yang

anteridia.
dibutuhkan

Contoh:
untuk

Laminaria
produksi

sp

tekstil,

(penghasil

asam

makanan,

dan

kosmetik), Sargassum sp, Fucus, Turbinaria decurens, Macrocystis.


Barubaru ini, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan
Produk dan Bioteknologi (BBRP2B) Badan Penelitian dan Pengembangan
Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP) mengumumkan hasil penelitian
terbarunya. Spesies ganggang cokelat yakni Turbinaria decurrens yang
hidup di Indonesia dinilai mampu membunuh sel tumor mulut rahim.
Penelitian yang menyatakan bahwa ganggang atau rumput laut dapat
mengobati kanker bukan pertama kalinya. Sebelumnya, ganggang merah
jenis Rhodymenia palmata dan ganggang hijau jenis Ulva fasciata juga
dapat membunuh sel tumor payudara.
Rumput laut kaya akan senyawa flavonoids yang mempunyai efek sebagai
antitumor. Ia berharap dengan riset tersebut pemanfaatan ganggang
harus diperluas. Pemanfaatan ganggang sebaiknya tidak sebatas sumber
karigin saja, tetapi bisa menjadi sumber daya alam hayati bahan baku
obat-obatan.

Sementara itu, Kepala Badan Litbang Kementerian Kelautan dan


Perikanan, Rizald M. Rompas menambahkan, bila Indonesia berhasil
menciptakan industri obat-obatan berbasis rumput laut, maka hasilnya
bisa mencapai lima hingga enam kali lebih besar daripada nilai hasil
budidaya ikan di Indonesia setahun.

Anda mungkin juga menyukai