Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAIIULUAN
A. Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk hidup selalu melakukan kegiatan dalam kehidupan
sehari-hari, Kegiatan atau aktivitasnva dapat bersikap psikis (rohaniah) dan dapat
pula bersifat fisik (jasmaniah). Kegiatan yang bcrsifat rohaniah misalnya kita berfikir
bagaimana cara mcmecahkan masalah. sedangkan yang bcrsifat jasmaniah, misalnya
dalam berfikir kita mcnggeleng-gelengkan kepala pertanda adanya sesuatu yang tidak
disetujui. Kedua hal tersebut tidak dapat dibcdakan. Dengan demikian dalam dalam
suatu peristiwa atau kejadian terjadi dua peristiwa, yaitu kegiatan fisik (jasmani) dan
kegiatan psikis (rohani).
Plato menganggap manusia memiliki 3 kekuatan rohani yang disebut dengan
"TRICHOTOMI . yaitu kognisi. emosi clan konasi. Lebih lanjut dalam makalah ini
kami akan memaparkan masalah-masalah yang berkaitan dengan kognisi (kekuatan
fikiran yang terletak di kepala)
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian kognisi
2. Macam-macam gcjala pengenalan kognisi

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kognisi
Kognisi ialah kemampuan psikis untuk mengenal segala sosuatu yang di
dalamnya terdapat pekerjaan jiwa yaitu mengamati. menanggapi. mengadakan
reproduksi, mengadakan appersepsi, mengingat-ingat. menghayal. berfikir dan
berkecerdasan,

dengan

kemampuan-kemampuan

tersebut

manusia

dapat

mencipta.

B. Macam-Macam Gejala Pengenalan Kognisi


Pengenalan mcrupakan gcjala kcjiwaan yang mudah untuk dihayati
terlebih dahulu dibandingkan dongan gejala kejiwaan yang lain. Karena segala
sesuatu itu akan dapat diketahui lebih dahulu dcngan adanya pengenalan. Kita
dapal mendengar suara, melihat cahaya, mengamati dgerakan-gerakan sang penari
yang lembut, menyimpan suatu kenangan dan rnengingat kembali kesan-kesan
yang telah lama kita simpan, membayangkan suatu pemandangan yang indah dan
sebagainya. Semua itu termasuk dalam kategori gejala pengenalan.
Gejala pengenalan ini mcliputi pcngamalan, tanggapan, ingatan,
pengindraan, fantasi, berfikir dan intelegensi. Secara berturut-turut gejala-gejala
itu akan diuraikan sebagai berikut :

1. Penginderaan
Saat kita berjalan mengelilingi kota kita akan melihat padatnya arus
lalu lintas, mendengar suara mesin yang rnenderu-deru dan tercium bau
kendaraan yang menyengat. Pekerjaan di atas merupakan penginderaan. Jadi,
penginderaan adalah penyaksian indra kita atas suatu rangsangan. Maka dari
itu, jelas bahwa kemampuan penginderaan tersebut terletak pada alat-alat
organ yang disebut dengan panca indra, yang terdiri dari alat penglihat (mata),
alat pencium (hidung), alat peraba (kulit), alat pendengar (telinga) dan alat
pengecap (lidah).
2. Pengamatan
Setiap orang memiliki kemampuan untuk mengamati dan mengenal
segala scsuatu yang ada disekitarnya. Pekerjaan dari mengenal dan mengamati
tersebut rnerupakan proses yang sangat penting bagi kesadaran manusia,
karena dengan kemampuan tersebut manusia dapat memahami atau mengerti
sesuatu yang berada di sekitarnya. Jadi, pengamatan adalah suatu aktivitas
jiwa untuk mengenal dunia luar dengan menggunakan alat indera.
Pengamatan ini dapat pula diartikan sebagai aktivitas jiwa yang merupakan
hasil dari kegiatan indera atau aktivitas sensor. Kemampuan mengamati ini
tergantung kcpada alat-alat indera kita. Makin baik dan semprna alat-alat
(organ-organ) indra kita akan makin jelas gambaran

yang akan kita

perolehnya.

Dalam rnengadakan pengamatan diperlukan pula adanya perhatian


yang merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan. Yanpa perhatian
tidak akan tcrjadi pcngamatan.1
Dalam pengamatan jiwa kita aktif. Hal ini terbukti dengan beberapa
contoh yang lazim disebut : osilasi. yaitu kegoyangan mata kita terhadap
suatu objek atau perhatian yang bcralih-alih. Adapun suatu hal yang timbul
apabila kita menyangka melihat atau mendengar sesuatu padahal objeknya
tidak ada disebut dengan halusinasi (gambaran khayal) dan salah penafsiran
terhadap perangsang yang mengakibatkan pengamataan tidak sesuai dengan
kenyataan atau salah pandang disebut illusi.
3. Tanggapan
Setelah

kita

mengamati

sesuatu

benda,

sering

kita

dapat

membayangkan apa yang pernah kita amati pada waktu yang lampau.
Sehingga timbullah kesan yang terdapat dalam diri kita. Jadi, tanggapan dapat
diartikan sebagai hasil pengamatan atau kesan yang tinggal dalam diri kita
setelah kita mengamati sesuatu.2
Ditinjau dari indera yang digunakannya, tanggapan dapat dibedakan
menjadi beberapa macam, yaitu:
a) Tanggapan visual (hasil pengamatan indera mata)
b) Tanggapn audetif (hasil pengamatan indera pendengar)
1

Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum (Yogyakarta : Yayasan Penelitian Fakultas UGM,
1976) 51.
2
Muhammad Djami Mahmud, Psikologi Pendidikan. Suatu Pengantar Terapan (Yogyakarta :
BPFE, 1990) 3.

c) Tanggapan alfatorik (hasil pengamatan indera hidung)


d) Tanggapan bustatif (hasil pengamatan indera pengecap)
e) Tanggapan taktil (hasil pengamatan indera peraba)
f) Tanggapan motorik (hasil pengamatan dengan menggunakan gerakangerakan)3
g) Reproduksi
Reproduksi adalah timbul kembalinva suahyu tanggapan dari
alam ketidaksadaran ke dalam alam kesadaran pada waktu mengingat
kembali suatu yang telah diamati dan dialami. Timbul reproduksi ini ada
yang disengaja dan ada yang tidak disengaja.
h) Asosiasi
Asosiasi adalah ikatan antara tanggapan yang satu dengan yang
lain di dalam jiwa. Dengan kata lain tanggapan-tanggapan itu saling
berhubungan antara tanggapan satu dengan yang lainnya. Misalnya, bila
kita mengingat suatu peristiwa, maka kita ingat pula peristiwa-peristiwa
lainnya yang pernah kita hayati. Menurut herbaru (pendidik bangsa
jerman) mengemukakan 5 hukum asosiasi yang mulanya berasal dari
Aristoteles, yaitu :
1) Hukum sama waktu atau serentak : artinya beberapa tangapan yang
dialami waktu yang sama akan berasosiasi satu dengan lainnya;

Muhammad Djami Mahmud, Psikologi Pendidikan. Suatu Pengantar Terapan. 4

2) Hukum berurutan : artinya beberapa yang kita alami berturut-turut


yang satu dengan yang lainnya akan barasosiasi;
3) Hukum serupa atau persamaan : artinya beberapa tanggapan yang
serupa, sejenis dan sebagainya, satu dengan yang lainnya akan
berasosiasi;
4) Hukum berlawanan : artinya tanggapan-tanggapan yang berlawanan
satu dengan yang lainnya akan berasosiasi.
5) Hukum logis : artinya sesuatu tanggapan yang kita alami akan
mengingatkan kita kepada sebab-sebab ataupun akibat-akibatnya.4
i) Appersepsi
Appersepsi adalah pengamatan yang dilakukan dengan sasaran
terhadap bahan-baban dari luar ( menurut leibnitz),
Menurut W. Wundt appresepsi ialah penerimaan bahan baru
dengan hubungan pengertian bukan karena asosiasi belaka. Psikologi
mengatakan bahwa dalam peristiwa appersepsi itu ada unsur-unsur
pengamatan dengan penuh perhatian dari minat, memasak bahan-bahan
baru dan kemudian memasukkan ke dalam alam pikiran sebagai suatu
pengertian.
Di dalam peninjauan yang lebih jauh tentang lukisan-lukisan jiwa
tersebut orang akan mendapatkan bermacam-macam tipe watak yang ada

H. Arifin Muhammad, Psikologi Dan Beberapa Aspek Kehidupan Ruhaniyah Manusia (Jakarta
: Bulan Bintang, 1976) 173-174.

hubungannya dengan soal ingatan yang istimewa rnenurut inderanya, yaitu


:
1) Pemata ( visual) ialah orang yang mudah memahami scsuatu yang
dilihatnya.
2) Penelinga (auditif) ialah orang yang mudah memahami sesuatu yang
didengarnya.
3) Penganggotaan ( inotoris) ialah orang yang mudah memahami sesuatu
yang diikuti dengan gerakan.
4) Peraba ( tactial) ialah orang yang rnudah memahami sesuatu yang
dirabanya.
4. Ingatan
Memory

ialah

kekuatan jiwa

untuk

menerima,

menyimpan,

dan rnereproduksi kesan-kesan. Jadi 3 unsur dalam perbuatan ingatan, ialah :


menerima kesan-kesan, menyiapkan dan memproduksikannya.
Sifat-sifat ingatan :
a) Cepat
b) Setia
c) Teguh
d) Luas
e) Siap
5. Fantasi (Khayalan)
Fantasi (khayalan, angan-angan, imagination) adalah kekuatan jiwa
untuk menciptakan tanggapan baru dalam jiwa kita dengan pertolongan
tanggapan-tanggapan

yang

telah

dimiliki.

Fantasi

merupakan

suatu

kemampuan jiwa yang sangat berguna bagi kehidupan manusia dalam rnasa
dcwasa, karena fantasi itu salah satu kemampuan jiwa yang telah berkembang

sejak kanak-kanak, yang terlihat dalam segala akifitas permainan. Imjinasi


ditinjau dari segi daya cipta manusia dapat dibedakan menjadi 2 macam,
yaitu : Fantasi tak disadari dan Fantasi disadari.
6. Berfikir
Berfikir adalah aktivitas jiwa yang bertujuan unutk memecahkan suatu
masalah, sehingga menemukan hubungan-hubungan dan menentukan
sangkaut-pautnya.

Dalam

berfikir

ini

kita

diarahkan

dalam

suatu

permasalahan untuk mencari jalan keluarnya, dengan melalui beberapa proses


sebagai berikut :
a) Pembentukan pengertian
Pengertian ialah jumlah ciri-ciri yang khas (pokok) dari
sekumpulan obyek-obyek yang sejenis. Dengan kata lain himpunan ciriciri yang hakiki atau sifat-silat yang khas dan sesuatu yang membedakan
dan mcnentukan dari suatu yang membedakan dan menemukan dari
sesuatu yang lain. Macam-macam pengertian:
1) Pengertian Pengalaman
2) Pengertian Ilmiah
3) Pengertian Kepercayaan
b) Pembentukan pendapat
Pendapat ialah perbuatan akal untuk meletakkan hubungan arti
antara dua

buah

pengertian

atau

Iebih

untuk membentuk suatu

pendapat sedikitnya kita harus mempunyai 2 pengertian.

Macam-macam pendapat :
1) Pendapat positif
2) Pendapat Negative
3) Pendapat Modelitatif
c) Pembentukan kesimpulan
Kesimpulan ialah membentuk suatu pendapat yang berdasarkan
pendapat-pendapat lain. Kesimpulan dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
1) Kesimpulan Induktif
2) Kesimpulan Deduktif
3) Kesimpulan Analogis
7. Kecerdasan (Intelegensi)
Kecerdasan ialah kesanggupan untuk

memecahkan soal-soal baru

dengan jalan berfikir secara cepat dan tepat. Menurut kekuatannya,


kecerdasan dibagi atas 2 macam:
a) Kecerdasan Kreatif
b) Kecerdasan Eksekutif
Menurut gunanya kecerdasan dibagi menjadi 2 macam:
a) Kecerdasan Teoritis
b) Kecerdasan Praktis

BAB III
PENUTUP

Kognisi merupakan kekuatan fikiran yang terletak di kepale gejala pengenalan


kognisi ini mcliputi pengamatan, penginderaan, tanggapan, ingatan, fantasi
(khayalan), herfikir dan intelegensi. Gejala kejiwaan ini mudah dipahami dan
dimengerti karena segala sesuatu itu akan dapat diketahui lebih dahulu dengan adanya
panca indera.

10

DAFTAR PUSTAKA
Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum Yogyakarta : Yayasan Penelitian Fakultas
UGM, 1976
Muhammad Djami Mahmud, Psikologi Pendidikan. Suatu Pengantar Terapan
Yogyakarta : BPFE, 1990
H. Arifin Muhammad, Psikologi Dan Beberapa Aspek Kehidupan Ruhaniyah
Manusia Jakarta : Bulan Bintang, 1976

11

Anda mungkin juga menyukai