KOMUNIKAS
I ANTAR
BUDAYA
KONSEP DASAR KOMUNIKASI
ANTAR BUDAYA
Fakultas
FIKOM
1
3
Program
Studi
MARKETING &
ADV.
Tatap
Muka
Kode MK
Disusun Oleh
MELLY RIDARYANTHI, S.S.,
M.Soc.Sc.
03
Abstract
Kompetensi
Komunikasi Antarbudaya
Melly Ridaryanthi, S.S., M.Soc.Sc.
lainnya (Krogman 1999 dalam Lilweri). Manusia dilahirkan ke dunia dalam ras tertentu,
bukan karena pilihannya. Perbedaan fisik yang dimaksud adalah berkaitan dengan warna
kulit, bentuk kepala, wajah, warna pada rambut atau bulu di badan, dan faktor fisik lainnya
yang membuat kita memahami dan mengetahui adanya perbedaan ras di antara manusia di
dunia ini. Dapat dikatakan juga bahwa ras berkaitan dengan ciri fisik dan biologis yang
kemudian dapat berdampak terhadap interaksi sosial; kelompok interaksi manusia
contohnya. Dalam masyarakat multikultural atau multibudaya, perbedaan ras menjadi
penanda awal yang secara budaya sudah dilabelkan hambatan-hambatannya, yakni adanya
prasangka rasial.
Etnosentrisme:
Konsep etnosentrisme seringkali digunakan secara bersamaan dengan rasisme. Pada
dasarnya, konsep ini mewakili satu pengertian bahwa setiap kelompok etnik atau ras
mempunyai semangat dan ideologi untuk menyatakan bahwa kelompoknya lebih superior
daripada kelompok etnik atau ras lainnya (Lilweri). Dengan bahasa lain, etnosentrisme
diartikan sebagai penghakiman suatu kelompok masyarakat terhadap kebudayaan
kelompok masyarakat kelompok yang lain dengan cara membandingkan atau menggunakan
standar kebudayaannya sendiri (Andrik 2003).
Etnosentrisme adalah egoisme kultural. Akibat adanya ideologi ini, setiap kelompok etnik
atau ras akan memiliki sikap etnosentrisme yang tinggi dalam bentuk stereotipe, prasangka,
diskriminasi, dan munculnya jarak sosial antara satu kelompok dengan yang lainnya (Jones
1972 dalam Lilweri).
Prasangka:
Prasangka adalah sikap antipati yang didasarkan pada kesalahan generalisasi yang
diekspresikan sebagai perasaan. Dapat dinyatakan juga bahwa prasangka dapat diarahkan
kepada sebuah kelompok secara keseluruhan, atau kepada seseorang hanya karena orang
itu adalah anggota kelompok tersebut (Lilweri). Efek dari prasangka adalah menjadikan
orang lain sebagai sasaran prasangka, misalnya mengkambinghitamkan melalui stereotipe,
diskriminasi dan penciptaan jarak sosial (Bennet & Janet 1996 dalam Lilweri).
Stereotipe:
Stereotipe adalah pandangan umum dari suatu kelompok masyarakat terhadap kelompok
masyarakat yang lain. Padangan umum ini biasanya ersifat negatif, yang artinya adalah
bahwa pandangan yang ditujukan kepada komunitas tertentu; sebagai contoh orang
Semarang dikenal dengan gertak Semarang, yaitu suka menggertak. Stereotipe juga dapat
1
3
Komunikasi Antarbudaya
Melly Ridaryanthi, S.S., M.Soc.Sc.
1
3
Komunikasi Antarbudaya
Melly Ridaryanthi, S.S., M.Soc.Sc.