Anda di halaman 1dari 4

PENGELOLAAN KAS

OLEH :
KELOMPOK 3
Yusuf Kurniawan

( 01 )

J. Baptista N. Da Silva

( 05 )

Adi Wiguna

( 10 )

A.A. Made Putra Andi Anta

( 18 )

AKUNTANSI, REGULER C

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI
DENPASAR
2014

1. Aliran Kas Dalam Perusahaan


Aliran kas dalam perusahaan berbeda-beda untuk setiap perusahaan, walaupun setiap
perusahaan dalam menjalankan usahanya selalu membutuhkan kas. Kas diperlukan baik
untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari seperti pembelian bahan baku,
pembayaran gaji, pembayaran hutang atau pembayaran-pembayaran tunai lainnya, serta
dibutuhkan untuk mengadakan investasi baru pada aktiva tetap.
Pengeluaran kas suatu perusahaan dapat bersifat terus menerus atau kontinyu, seperti
pengeluaran kas untuk pembelian bahan mentah, pembayaran gaji, dan lain sebagainya.
Aliran kas keluar (cash outflow) yang bersifat tidak kontinyu atau intermitten seperti
pengeluaran untuk pembayaran bunga, deviden, pajak penghasilan atau laba, pembayaran
angsuran hutang dan lain sebagainya. Disamping aliran kas keluar juga terdapat aliran kas
masuk (cash inflow) di dalam perusahaan, seperti aliran kas yang berasal dari hasil
penjualan produk secara tunai, penerimaan piutang, dan lain sebagainya. Penerimaan dan
pengeluaran kas dalam perusahaan akan berlangsung secara terus menerus selama
hidupnya perusahaan. Dengan demikian kas dalam perusahaan bagaikan darah yang terus
mengalir dalam tubuh perusahaan yang memungkinkan perusahaan itu dapat
melangsungkan hidupnya perusahaan. Setiap bagian yang ada dalam perusahaan
membutuhkan aliran kas. Seperti bagian produksi membutuhkan kas untuk membeli
bahan baku, bahan penolong, membayar upah dan gaji, membayar biaya pemeliharaan
membeli perlengkapan, dan pengeluaran tunai lainnya.

2. Motif Memiliki Kas


Ada beberapa motif memiliki kas sebuah perusahaan. Kas merupakan persediaan dana
untuk keperluan-keperluan tertentu. Jumlah saldo kas yang harus tersedia di dalam
perusahaan sangat tergantung pada tiga motif.
Ketiga motif memiliki kas itu menurut Marihot Manulang (2005) adalah sebagai berikut :
1) Motif Transaksi (Transaction Motive)
Perusahaan membutuhkan uang kas untuk membayar transaksi harian. Perluasan luas
usaha akan berpengaruh pada transaksi finansial. Kondisi itu secara otomatis juga
akan menuntut kenaikan uang kas yang dibutuhkan, antara lain untuk membayar
bahan baku, upah, gaji, asuransi, dan lain sebagainya. Persediaan kas yang cukup
akan membuat perusahaan dapat membayar transaksi-transaksi di atas tepat waktu.
2) Motif Spekulasi (Speculative Motive)
Pada motif ini, memegang uang dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan dari
kenaikan harga, baik harga barang ataupun harga (nilai) uang itu sendiri. Hal ini bisa
diilustrasikan dengan suatu perusahaan penyuplai yang ingin menjual barang

persediaannya dengan diskon yang besar. Pembayaran kontan akan dianggap


menguntungkan karena dengan demikian perusahaan dapat melakukan penghematan
harga bahan produksi dan pada akhirnya akan menambah nilai profit.
3) Motif Berjaga-jaga (Precautionary Motive)
Pengusaha selalu memperhitungkan faktor ketidakpastian dan melakukan tindakan
berjaga-jaga untuk menjamin likuiditas perusahaannya apabila penerimaan kas tidak
sesuai dengan rencana sebelumnya. Untuk itu, pengusaha harus berusaha memiliki
kas yang dapat menangani masalah itu.

3. Model Model Penentuan Kas Optimal


1) Model Persediaan
Model ini dikembangkan oleh William Baumol (1952) yang mengidentifikasikan
bahwa kebutuhan akan kas dalam suatu perusahaan mirip dengan pemakaian
persediaan. Apabila perusahaan memiliki saldo kas yang tinggi, perusahaan akan
mengalami kerugian dalam bentuk kehilangan kesempatan untuk menginvestasikan
dana tersebut pada kesempatan investasi lain yang lebih menguntungkan. Apabila
saldo kas terlalu rendah, kemungkinan perusahaan mengalami kesulitan likuiditas
akan semakin besar.
Manajemen kas pada prinsipnya sama dengan manajemen persediaan. Basic stock
diperlukan untuk menjaga keseimbangan arus kas masuk dan arus kas keluar. Safety
stock dimaksudkan untuk menghadapi kebutuhan yang tidak terduga. Anticipation
stock diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan masa dating. Untuk
menetukan kas yang optimal adalah dengan metode economical order quantity
(EOQ). EOQ adalah pengadaan paling optimal secara periodik dengan biaya yang
paling rendah. Asumsi dalam model ini adalah bahwa perusahaan memiliki
permintaan kas yang relatif konstan setiap periode.
Persamaan untuk EOQ (Q) = (2oS/C 1/2
)
1/2
Persamaan untuk Kas Optimal (C*) = ( 2 F D / k )
Keterangan :
D = Total jumlah tambahan kas yang diperlukan setiap periode perencanaan (per
tahun)
C = Jumlah yang diperoleh dari penjualan sekuritas atau peminjaman (Saldo Kas)
F = Biaya tetap dari penjualan sekuritas atau peminjaman
K = Tingkat pendapatan bunga yang hilang (biaya kesempatan) karena memegang kas
Biaya Kesempatan = (C/2) k
Biaya Transaksi
= (D/C) F
2) Model Miller Dan Orr

Miller dan Orr mengasumsikan bahwa aliran kas masuk dan keluar tidak konstan
(berfluktuasi). Miller dan Orr menentukan batas pengendalian atas dan batas
pengendalian bahwa serta saldo kas yang ditargetkan.
Dalam keadaan penggunaan dan pemasukan kas perusahaan perlu menetapkan batas
atas dan batas bawah saldo kas. Apabila saldo kas mencapai batas atas,perusahaan
perlu merubah sejumlah tertentu jumlah kas, agar saldo kas kembali ke jumlah yang
diinginkan. Sebaliknya apabila saldo kas menurun dan mencapai batas bawah,
perusahaan perlu menjual sekuritas agar saldo kas naik kembali ke jumlah yang
diinginkan.
Secara Diagram :

Rumus yang disajikan oleh Miller dan Orr :

3 o 1
z=
3
4i
Dimana :
o
= Biaya tetap untuk melakukan transaksi

= Variance arus kas masuk bersih harian


i
= Bunga harian untuk investasi pada sekuritas
Asumsi Miller dan Orr
1.
2.
3.
4.
5.

Aliran kas harian random dan sulit diramalkan


Transfer dari dan ke sekuritas cepat
Tren musiman dan siklis tidak dipertimbangkan
Biaya pembelian dan penjualan sekuritas tetap
Struktur termin tingkat bunga flat dan tingkat bunga tidak berubah

Anda mungkin juga menyukai