Kebakaran Hutan
Kebakaran Hutan
Di masa lalu membakar hutan merupakan suatu metode praktis untuk membuka lahan. Pada
awalnya banyak dipraktekan oleh para peladang tradisional atau peladang berpindah. Namun
karena biayanya murah praktek membakar hutan banyak diadopsi oleh perusahaan-perusahaan
kehutanan dan perkebunan.
Di lingkup ilmu kehutanan ada sedikit perbedaan antara istilah kebakaran hutan dan pembakaran
hutan. Pembakaran identik dengan kejadian yang disengaja pada satu lokasi dan luasan yang
telah ditentukan. Gunanya untuk membuka lahan, meremajakan hutan atau mengendalikan hama.
Sedangkan kebakaran hutan lebih pada kejadian yang tidak disengaja dan tak terkendali. Pada
prakteknya proses pembakaran bisa menjadi tidak terkendali dan memicu kebakaran.
Kebakaran hutan menjadi penyumbang terbesar laju deforestasi. Bahkan lebih besar dibanding
konversi lahan untuk pertanian dan illegal logging.1
Liputan6.com, Jakarta - Banjir bandang dan tanah longsor melanda Kabupaten Trenggalek,
Jawa Timur. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi, cuaca
ekstrem itu berpotensi berlangsung sampai dengan 14 hari mendatang.
Karena itu pemerintah daerah setempat menerapkan status darurat bencana hingga 2 pekan ke
depan. Seperti disampaikan protokoler Pemkab Trenggalek Yuli Priyanto.
"Pemkab Trenggalek tetapkan darurat bencana Trenggalek sampai dengan 14 hari ke depan,"
kata Yuli dalam pernyataan tertulisnya yang diterima Liputan6.com, Jumat (19/8/2016).
Dia menyebutkan, Wakil Gubernur Jatim Syaifullah Yusuf atau Gus Ipul mengadakan rapat
kordinasi penanganan pasca-bencana bersama jajaran Pemkab Trenggalek. Dalam rapat itu,
jajaran pemkab melaporkan telah melakukan berbagai upaya penanganan pasca-bencana.
"Termasuk mengirimkan alat berat untuk mengeruk material longsor di ruas jalan KampakMunjungan," tutur dia.
Gempa Bumi Yogyakarta Mei 2006 adalah peristiwa gempa Bumi tektonik kuat yang
mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah pada 27 Mei 2006 kurang lebih
pukul 05:55:03WIB selama 57 detik. Gempa Bumi tersebut berkekuatan 5,9 pada skala Richter.
United States Geological Survey melaporkan bahwa gempa terjadi sebesar 6,2 pada skala
Richter.[1]
Tsunami adalah gelombang air yang sangat besar yang dibangkitkan oleh macam-macam
gangguan di dasar samudra. Gangguan ini dapat berupa gempa bumi, pergeseran lempeng, atau
gunung meletus. Tsunami tidak kelihatan saat masih berada jauh di tengah lautan, namun begitu
mencapai wilayah dangkal, gelombangnya yang bergerak cepat ini akan semakin membesar.
Tsunami juga sering disangka sebagai gelombang air pasang. Ini karena saat mencapai daratan,
gelombang ini memang lebih menyerupai air pasang yang tinggi daripada menyerupai ombak
biasa yang mencapai pantai secara alami oleh tiupan angin. Namun sebenarnya gelombang
tsunami sama sekali tidak berkaitan dengan peristiwa pasang surut air laut. Karena itu untuk
menghindari pemahaman yang salah, para ahli oseanografi sering menggunakan istilah
gelombang laut seismik (seismic sea wave) untuk menyebut tsunami, yang secara ilmiah lebih
akurat.