Anda di halaman 1dari 8

USULAN PROGRAM KRATIFITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM
(TIPI PEKUT)
TIKUS PINTAR PELACAK KUMAN TB SEBGAI UPAYA SCREENING
DALAM PENEMUAN KASUS TB BARU DI MASYARAKAT
BIDANG KEGIATAN:
PKM GAGASAN TERTULIS
Diusulkanoleh:
Ketuakelompok:
Adi Purnomo (121440124040001) Angkatan 2012
Anggotakelompok:
Ayih Puspita Sari (121440124190016) Angkatan 2012
Arimas Manggih Asih (131540127700013) Angkatan 2013
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA
PURWOKERTO
2014

DAFTAR ISI

Halaman pengesahan................................................................................................................
Daftar isi....................................................................................................................................
Ringkasan..................................................................................................................................
BAB I

Pendahuluan...............................................................................................................
A. Latarbelakang.......................................................................................................
B. Tujuan..................................................................................................................

BAB II Gagasan......................................................................................................................
A. Kondisi kekinian pencetus gagasan.....................................................................
B. Solusi yang pernah ditawarkan............................................................................
C. Seberapa Jauh Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan Dapat Diperbaiki
melalui
Gagasan
yang
Diajukan
....................................................................................................................
D. Pihak - pihak yang Dipertimbangkan Membantu Mengimplementasikan
Gagasan
....................................................................................................................
E. Langkah langkah strategis untuk mengimplementasikan gagasan...................
BAB III Kesimpulan.................................................................................................................
Daftar pustaka...........................................................................................................................
Lampiran...................................................................................................................................
Lampiran 1.Biodata ketua, anggota, dan dosen pembimbing....................................
Lampiran 2.Susunan organisasi tim dan pembagian tugas........................................
Lampiran 3.Surat pernyataan ketua tim.....................................................................

RINGKASAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Tuberculosis (TB) merupakan penyakit infeksi baktei menahun
yang disebabkan oleh Mycobakterium tuberculosis, suatu basi
tahan asam yang di tularkan melalui udara (Asih, 2004).
Hiswani (2009) mengatakan bahwa keterpaparan penyakit TBC pada
seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti : status sosial ekonomi, status
gizi, umur, jenis kelamin dan faktor sosial lainnya, untuk lebih jelasnya diuraikan
sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.

Faktor Sosial Ekonomi


Status gizi
Umur
Jenis kelamin
Perubahan demografik karena meningkatnya penduduk dunia

dan perubahan struktur umur kependudukan.


6. Dampak pandemi infeksi HIV.
Dari hasil survey prevalensi yang di tumpangkan pada SKRT
2004, memberikan estimasi prevalensi tuberculosis berdasarkan
pemeriksaan BTA positif sebesar104 per100.000 dengan batas
bawah 66 dan batas atas 142 pada selang kepercayaan 95%.
Perbedaan yang bermakna ditemukan antara kawasan Jawa Bali
yakni 59 per 100.000 dengan luar Jawa Bali 174 per 100.000.Untuk
kawasan luar Jawa bali, KTI memberikan angka yang lebih tinggi
yaitu 189 per 100.000 dibanding Sumatra sebesar 160 per
100.000. Perbedaan juga terlihat di bawah 45 tahun dan di atas 45
tahun di mana yang tua Tiga kali lebih besar di Banding dengan
yang muda. Angka Nasional tuberculosis paru SP (Survei
Prevalensi) SKRT tuberculosis paru mengindikasikan sebesar 119
per 100.000 dan angka insidensi 110 per 100.000. Bila dirinci
secara regional, maka prevalensi untuk Jawa Bali sebesar 67 per
100.000 dan insidensi sebesar 62 per 100.000. sedangkan luar
Jawa Bali masing - masing 198 (prevalensi) dan 172 (insidensi) per
100.000 orang (Achmadi, 2005).
Di Indonesia Tuberkulosis masih merupakan salah satu penyakit yang
menimbulkan masalah kesehatan di masyarakat. Penderita TB di Indonesia

merupakan urutan ke-3 terbanyak di dunia setelah India dan Cina dengan
jumlah pasien, sekitar 10 % dari total jumlah pasien TB didunia.
Diperkirakan pada tahun 2004, ada 539.000 kasus baru dan kematian
101.000 orang. Insiden kasus TB BTA positif sekitar 110 per 100.000
penduduk. (Depkes,2007)
B. Tujuan
Tujuan dari Tikus pintar pelacak kuman TB sebagai upaya
screening dalam penemuan kasus TB baru di Masyarakat adalah
memberikan

informasi

kesehatan

secara

komprehensifdenganmeningkatkanpendeteksiandiagnosa dinikesehatan yang dapat


dilihatolehseluruhmasyarakatdi Indonesia.
C. Manfaat
Dapat mencapai misi penanggulangan TB dengan adanya cara baru deteksi
dini TB menggunakan tikus. Dan pada akhirnya dapat meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat Indonesia.

BAB II
GAGASAN
A. Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan
Di Indonesia, TB merupakan masalah utama kesehatan
masyarakat. Jumlah pasien TB diIndonesia merupakan ke-3
terbanyak di dunia setelah India dan Cina dengan jumlah
pasiensekitar 10% dari total jumlah pasien TB didunia. Diperkirakan

pada tahun 2004, setiap tahunada 539.000 kasus baru dan


kematian 101.000 orang. Insidensi kasus TB BTA positif sekitar 110
per 100.000 penduduk.
B. Solusi yang PernahDitawarkan
Pendeteksian denganUjituberkulinmerupakanpemeriksaan
paling
bermanfaatuntukmenunjukkansedang/pernahterinfeksiMikobakteriu
mtuberkulosadanseringdigunakandalam "Screening TBC".
Efektifitasdalammenemukaninfeksi TBC
denganujituberkulinadalahlebihdari 90%.
C. SeberapaJauhKondisiKekinianPencetusGagasanDapatDiperbaikimelaluiGagasan
yang Diajukan
Tipi Pekut (Tikus Pintar Pelacak Kuman TB) pendeteksian dini kuman
Mikobakteriumtuberkulosapenyakit TB
Bertujuan untuk mengetahui penyakit pada masyarakat
D. Pihak-pihak yang DipertimbangkanMembantuMengimplementasikanGagasan
1. Kementrian Kesehatan
Kementrian kesehatan berperan untuk membantu mensukseskan pelaksanaan
screening penyakit TB di seluruh indonesia dan membantu melakukan
kelanjutan dari riset yang sudah ada tentang tikus pintar pelacak kuman TB.
2. Dinas Kesehatan
Dinas kesehatan berperan dalam mensosialisasikan program screening tersebut
kemudian ikut membantu kementrian kesehatan dalam melakukan pelatihan
tikus tikus yang bisa melacak kuman TB dan nantinya bisa
dikembangbiakan di setiap dinas kesehatan daerah.
3. Pemerintah Pusat
Pemerintah Pusat berperan dalam mensukseskan program dari kementrian
kesehatan melalui pendanaan dan mengembangkan riset riset untuk
mengurangi angka morbiditas dan mortalitas akibat TB.
4. Pemerintah Daerah
Pemerintah Daerah berperan dalam mendukung program screening dengan
cara memberikan promosi kesehatan tentang manfaat dari screening tersebut.
E. Langkah-langkahStrategisuntukMengimplementasikanGagasan
1. Riset

Pemerintah Pusat beserta Kementrian Kesehatan melakukan riset terhadap


tikus tikus yang menjadi objek untuk melakukan screening kemudian dari
riset tersebut dapat didapatkan cara untuk mengetahui golongan tikus apa saja
yang dapat mendeteksi TB dan dapat mengetahui
2. Pelatihan
Pemerintah Daerah dan Dinas Kesehatan di setiap daerah melalui instruksi
dari Kementrian Kesehatan melakukan pelatihan ke tikus tikus yang sudah
melalui riset sebelumnya
3. Pelaksanaan
Pelaksanaan Screening TB disetiap daerah dilakukan dengan 3 cara :
a. Screening Dengan Tikus Yang Sudah Dilatih
Lakukan screening dengan tikus yang sudah dilatih jika hasilnya
positif gunakan cara selanjutnya untuk memantapkan diagnosa.
b. Pemeriksaan Tuberkulin dan Laborat
Gunakan tes tuberkulin dan laborat setelah screening dengan tikus
sudah dilakukan untuk menambah keakuratan diagnosa.
c. Pengobatan dan Rehabilitasi
Lakukan Pengobatan dan Rehabilitasi terhadap klien yang sudah
terkena / terdeteksi TB.

Anda mungkin juga menyukai