Anda di halaman 1dari 12

1.

Faktor risiko stroke perdarahan


Faktor-faktor risiko untuk terjadinya stroke dapat diklasifikasikan sebagai
berikut : (Sjahrir, 2003)
1) Non modifiable risk factors
a. Usia
Usia merupakan faktor risiko yang paling penting bagi semua stroke.
Insiden stroke meningkat secara eksponsial dengan bertambahnya usia.
Setelah umur 55 tahun risiko stroke iskemik meningkat 2 kali lipat setiap
10 tahun (risiko relatif)
b. Jenis kelamin
c. Keturunan / genetik
2) Modifiable risk factors
a. Behavioral risk factors
-

Merokok

Unhealthy diet : lemak, garam berlebihan, asam urat, kolesterol, low


fruit diet

Alkoholik

Obat-obatan : narkoba (kokain), antikoagulansia, anti platelet, obat


kontrasepsi

b. Physiological risk factors


-

Penyakit hipertensi

Penyakit jantung

Diabetes mellitus

Infeksi / lues, arthritis, traumatik, AIDS, lupus

Gangguan ginjal

Kegemukan (obesitas)

Polisitemia, viskositas darah meninggi dan penyakit perdarahan

Kelainan anatomi pembuluh darah

Dan lain-lain

2. Gambaran EKG Left Ventricular Hypertrophy dan EKG Atrial Fibrilasi


a. EKG Left Ventricular Hypertrophy

Hipertrofi ventrikel kiri atau dalam bahasa inggrisnya Left Ventricular


Hyperthropy (LVH) singkatnya merupakan penebalan atau penambahan
massa otot atau miokardium dari ventrikel kiri sebuah jantung.

b. EKG Atrial Fibrilasi

o Perhatikan iramanya, tidak terdapat gelombang P yang jelas

o Hanya terdapat beberapa undulasi yang mirip gelombang p, tetapi


tidak konstan dan tidak teratur yang kita sebut sebagai gelombang
fibrilasi
o Iramanya sangat Irreguler
o Dengan Kedua Fitur diatas dapat simpulkan bahwa ini adalah
Atrial Fibrilasi dengan Respon Ventrikel yang normal

o Sama dengan gambar di atas, tidak terdapat gelombang P yang


jelas
o Irama cepat tetapi Ireguler
o Kesimpulan Atrial Fibrilasi dengan respon ventrikel yang cepat
o Respon ventrikel AF dikatakan cepat bila Heart Rate > 100 kali
permenit dan dikatakan respon ventrikel AF lambat bila Heart Rate
< 60 kali permenit

o Contoh gambar Atrial Fibrilasi dengan respon ventrikel yang lambat

3. Fase akut pada stroke perdarahan dan stroke penyumbatan


Fase akut stroke adalah jangka waktu antara awal mula serangan stroke
berlangsung sampai satu minggu (Misbach, 1999; dalam Bangun, 2009).
4. Fungsi manitol pada pasien stroke
- Untuk mengurangi pembengkakan

otak

dan

menurunkan

tekanan

intrakranial (tekanan didalam rongga kepala, karena pada umumnya pada


stroke terjadi peningkatan tekanan ddalam rongga kepala)
5. Pengertian valsartan
Valsartan digunakan sendiri atau dalam kombinasi dengan obat lain untuk
mengobati tekanan darah tinggi. Obat ini juga digunakan untuk mengobati
gagal jantung pada orang yang tidak bisa menggunakan angiotensin-converting
enzyme (ACE) inhibitor. Valsartan berada dalam kelas obat yang disebut
antagonis reseptor angiotensin II. Ia bekerja dengan menghambat aksi bahan
kimia tertentu yang menyempitkan pembuluh darah, sehingga darah mengalir
lebih lancar.
Dosis Valsartan : Sebagai awalan, dokter akan memberikan valsartan dosis
efektif rendah, dan meningkatkan dosisnya sesuai reaksi Anda terhadap obat
ini. Untuk menangani hipertensi, dosis umumnya adalah 80-160 mg per hari.
Untuk penderita gagal jantung, 80-320 mg per hari. Dan untuk yang pernah
mengalami serangan jantung, 40-320 mg perhari. Dosis akan disesuaikan
dengan kondisi pasien. Umumnya dosis tidak akan melebihi 320 mg. Dalam
pemakaian obat ini, dosis akan ditingkatkan secara bertahap untuk mencegah
efek samping pada tubuh, terutama jantung.
6. Contoh obat antikoagulasi, anti agregasi, antitrombosit/RTPA, kapan diberikan,
dan mengapa diberikan
a. Antikoagulasi
1) Heparin :
- Indikasi : pengobatan trombosis vena-dalam dan embolisme
paru, angina tidak stabil, profilaksis pada bedah umum,
infark miokard.

Kontraindikasi : hemofilia dan gangguan hemorhagik lain,


trombositopenia, tukak lambung, perpendarahan serebral
yang baru terjadi. Hipertensi berat, penyakit hati berat
(temasuk farises esofagus), gagal ginjal, sehabis cedera
berat atau pembedahan (termasuk pada mata atau susunan

saraf), hipersensitivitas terhadap heparin.


Dosis : Pengobatan trombosis vena-dalam dan embolisme
paru, secara injeksi intravena, dosis muatan 5000 unit
(10.000 unit pada embolisme paru yang berat) diikuti
dengan infus berkesinambungan 15-25 unit/kg bb/jam atau
secaara injeksi subkutan 15.000 unit setiap 12 jam
(pemantauan laboratorium penting sekali sebaiknya setiap

hari).
Remaja Muda dan Anak-anak : dosis muatan lebih rendah,
kemudian 15-25 unit/kg bb/jam secara infus intravena, atau
250 unit/kg bb/jam secara injeksi subkutan. Angina tak
stabil, oklusi arteri perifer akut, sebagai regimen intravena
untuk trombosis vena-dalam dan embolisme paru, lihat
keterangan diatas. Profilaksis pada bedah umum (lihat
keterangan di atas), lewat injeksi subkutan, 5000 unit 2 jam
sebelum pembedahan, kemudian setiap 8-12 jam selama 7
hari atau sampai pasien pulang dari rumah sakit
(pemantauan tidak diperlukan); selama kehamilan (dengan
pemantauan), 5000-10.000 unit setiap 12 jam (penting:tidak
termasuk pencegahan trombosis katup jantung prostetik

pada kehamilan yang memerlukan penatalaksanaan khusus).


2) Antikoagulan oral :
a) Apiksaban :
- Indikasi : pencegahan kejadian tromboemboli vena
(Venous Thromboembolic Events, VTE) pada pasien
-

dewasa paska operasi penggantian pinggul atau lutut.


Kontraindikasi : perdarahan aktif, penyakit hati terkait
koagulopati dan risiko perdarahan lainnya.

Dosis : oral, 2,5 mg dua kali sehari, diberikan 12-24 jam


setelah operasi. Pengobatan dilakukan selama 10-14 hari
untuk pasca operasi penggantian lutut atau 32-38 hari

untuk pasca operasi penggantian pinggul.


b) Dabigatran eteksilat :
- Indikasi : profilaksis primer tromboembolisme vena
pasca operasi elektif penggantian pinggul total (total hip
replacement) dan operasi penggantian lutut total (total
-

knee replacement).
Kontra indikasi : hipersensitif tehadap dabigatran atau
dabigatran eteksilat atau salah satu eksipien; ganguan
fungsi ginjal berat (klirens kreatinin < 30 ml/min);
Pendarahan akibat pelebaran pembuluh darah, gangguan
hemostasis spontan atau farmakologikal; Lesi organ
dengan resiko pendarahan bermakna secara klinis,
termasuk hemoragik stroke dalam waktu 6 bulan
terakhir; satu jam pertama setelah pelepasan indwelling

spinal atau kateter epidural.


Dosis : Profilaksis tromboembolisme vena setelah
operasi penggantian lutut secara total (Total Knee
Replacement): Dewasa di atas 18 tahun, 110 mg, 1-4 jam
setelah operasi, dilanjutkan pada hari berikutnya, 220 mg
(2 kapsul 110 mg) sekali sehari selama 9 hari. Profilaksis
tromboembolisme vena setelah operasi penggantian
pinggul secara total (Total Hip Replacement): Dewasa di
atas 18 tahun, 110 mg, 1-4 jam setelah operasi,
dilanjutkan pada hari berikutnya, 220 mg (2 kapsul 110
mg) sekali sehari selama 27-34 hari. Jika terapi tidak
dimulai

pada

hari

yang

sama

dengan

operasi/pembedahan, dosis awal yang diberikan adalah


220 mg (2 kapsul 110 mg). Jika terjadi gangguan
hemostasis, awal terapi dapat ditunda. Dosis diturunkan

menjadi 150 mg per hari pada pasien gangguan fungsi


ginjal sedang (klirens kreatinin 30-50 ml/menit).
Dapat diberikan bersamaan atau tidak bersamaan dengan
makanan.
c) Rivaroksaban :
- Indikasi : mengurangi risiko stroke dan embolisme pada
pasien atrial fibrilasi nonvalvular dengan riwayat stroke
atau TIA atau pada pasien atrial fibrilasi nonvalvular
dengan skor CHADS2 > 2, trombosis vena dalam (Deep
-

Vein Thrombosis/DVT).
Kontra indikasi : hipersensitivitas, pendarahan, penyakit
hati yang terkait koagulopati dan risiko pendarahan yang
relevan, kehamilan dan menyusui, pemberian bersamaan

dengan antijamur azol.


Dosis : 20 mg sekali sehari (dosis maksimal), untuk
DVT: 15 mg dua kali sehari (dosis maksimal 30 mg, jika
lupa dapat diminum sekaligus dua tablet), untuk tiga
minggu pertama diikuti selanjutnya 20 mg sekali sehari

(dosis maksimal).
d) Natrium warfarin :
- Indikasi : profilaksis embolisasi pada penyakit jantung
rematik

dan

fibrilasi

atrium;

profilaksis

setelah

pemasangan katup jantung prostetik; profilaksis dan


pengobatan trombosis vena dan embolisme paru;
-

serangan iskemik serebral yang transien.


Kontra indikasi : kehamilan, tukak peptik, hipertensi

berat, endokarditis bakterial.


Dosis : Pemberian warfarin harus diukur berdasarkan
penetapan "quick onestage prothrombin time" atau
thrombotest. Tingkat lazim untuk terapi antikougulan
penunjang adalah 2 kali lebih besar atau lebih kecil dari
"normal quick one-stage prothrombin time" atau 15-30%
nilai normal pada "converted cougulation activity" atau
kurang lebih 10% dari normal pada thrombotest.

Dosis yang lazim pada orang dewasa adalah 10 mg


sehari selama 2 sampai 4 hari dengan penyesuaian setiap
hari berdasarkan hasil penetapan waktu protombin, terapi

lanjutan dengan dosis penunjang 2-10 mg sekali sehari.


Karena kepekaan terhadap obat sangat individualistik,
maka dapat berubah, penetapan waktu prothombin harus
secara berkala dilakukan terutama pada awal terapi agar

kegiatan kougulasi pasien pada rentang terapi.


b. Antri Trombosit
1) Dipiridamol :
- Indikasi : sebagai tambahan antikoagulan oral untuk
tujuan profilaksis tromboembolisme pada katup jantung
-

prostetik.
Dosis : oral, 300-600 mg sehari dalam 3-4 dosis terbagi

sebelum makan
2) Aspirin :
- Indikasi : mengurangi nyeri kepala, nyeri gigi, migraine,
nyeri menelan, dan dismenorrhea (nyeri berlebihan saat
menstruasi). Selain itu, aspirin juga dapat digunakan
untuk mengurangi gejala pada influenza, demam, nyeri
-

reumatik, dan nyeri nyeri otot.


Kontra indikasi : pasien yang diketahui memiliki
hipersensitivitas / alergi terhadap komponen dari aspirin,
jenis salisilat lain, atau obat obatan anti-inflamasi nonsteroid lain, asma, ulkus peptik yang aktif / riwayat sakit
maag, kelainan perdarahan, gangguan fungsi hati yang
berat, gangguan fungsi ginjal yang berat, gagal jantung
yang berat, kehamilan pada trimester ke 3, anak dibawah
16 tahun (kecuali secara spesifik diindikasikan seperti

pada penyakit Kawasaki).


Dosis : Terdapat beberapa sediaan tablet dari aspirin

yaitu 81 mg, 325 mg, sampai 500 mg.


Dosis dewasa :

Nyeri dan demam : 325 600 mg tiap 4 6 jam per


hari.

Penyakit jantung koroner :


Akut : 160 325 mg saat serangan.
Dosis Pemeliharaan : 81 mg per hari.

Stroke : 50 325 mg / hari dalam waktu 48 jam


pertama sejak serangan stroke, kemudian dilanjutkan
75 100 mg / hari.

Radang tulang dan sendi (osteoarthritis) : sampai 3


gram / hari dengan dosis terbagi.

Terdapat penyesuaian dosis pada pasien dengan


fungsi ginjal yang terganggu.

Pada pasien dengan fungsi hati terganggu, obat


ini tidak direkomendasikan.

Dosis anak :
Nyeri dan demam :
Usia < 12 tahun : 10 15 mg/kg tiap 4 jam,
sampai maksimal 60 80 mg/kg/hari.
Usia 12 tahun : 325 650 mg tiap 4 6 jam per
hari.

Radang sendi reumatik pada usia muda :


Berat badan < 25 kg : 60 100 mg/kg/hari dibagi
menjadi 3 4 kali pemberian.
Berat badan 25 kg : 2,3 3,6 gram/hari.

Penyakit Kawasaki :
Fase demam

: 80 100 mg/kg/hari dibagi

menjadi 4 kali pemberian. obat diberikan sampai


14 hari.
Dosis pemeliharaan
tunggal.

: 3 6 mg/kg/hari dosis

Dosis yang merupakan ambang keracunan adalah


200 mg/kg.

7. Algoritma stroke dengan hipertensi akut

Anda mungkin juga menyukai