Anda di halaman 1dari 7

Resume Bagas Fariztanto/150510110186

Pengertian Pestisida
Pestisida berasal dari kata pest yang berarti hama dan sida yang berasal dari kata caedo berarti
pembunuh. Pestisida dapat diartikan secara sederhana sebagai pembunuh hama. Secara umum
pestisida dapat didefenisikan sebagai bahan yang digunakan untuk mengendalikan populasi jasad
yang dianggap sebagai hama.
Pengertian pestisida menurut Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1973 dalam Kementrian
Pertanian (2011) dan Permenkes RI No.258/Menkes/Per/III/1992 adalah semua zat kimia dan
bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk :
1.

Memberantas atau mencegah hama dan penyakit yang merusak tanaman, bagian-bagian
tanaman atau hasil-hasil pertanian

2.

Memberantas rerumputan

3.

Mengatur atau merangsang pertumbuhan yang tidak diinginkan

4.

Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan peliharaan atau ternak

5.

Memberantas atau mencegah hama-hama air

6.

Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam bangunan


rumah tangga alat angkutan, dan alat-alat pertanian

7.

Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada


manusia dan binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan tanaman, tanah dan air.

Jenis jenis Pestisida


Pestisida yang biasa digunakan para petani dapat digolongkan menurut beberapa hal berikut :
Berdasarkan Fungsi/Sasaran Penggunaannya
1.

Insektisida adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas serangga seperti


belalang, kepik, wereng, dan ulat. Insektisida juga digunakan untuk memberantas serangga
di rumah, perkantoran atau gudang, seperti nyamuk, kutu busuk, rayap, dan semut. Contoh
: basudin, basminon, tiodan, diklorovinil dimetil fosfat, diazinon, dll.

2.

Fungisida adalah pestisida untuk memberantas/mencegah pertumbuhan jamur/cendawan


seperti bercak daun, karat daun, busuk daun, dan cacar daun. Contohn: tembaga
oksiklorida, tembaga (I) oksida, carbendazim, organomerkuri, dan natrium dikromat.

3.

Bakterisida adalah pestisida untuk memberantas bakteri atau virus. Salah satu contoh
bakterisida adalah tetramycin yang digunakan untuk membunuh virus CVPD yang
menyerang tanaman jeruk. Umumnya bakteri yang telah menyerang suatu tanaman sukar
diberantas. Pemberian obat biasanya segera diberikan kepada tanaman lainnya yang masih
sehat sesuai dengan dosis tertentu.

4.

Rodentisida adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas hama tanaman berupa
hewan pengerat seperti tikus. Lazimnya diberikan sebagai umpan yang sebelumnya
dicampur dengan beras atau jagung. Hanya penggunaannya harus hati-hati, karena dapat
mematikan juga hewan ternak yang memakannya. Contoh : Warangan.

5.

Nematisida adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas hama tanaman berupa
nematoda (cacing). Hama jenis ini biasanya menyerang bagian akar dan umbi tanaman.
Nematisida biasanya digunakan pada perkebunan kopi atau lada. Nematisida bersifat dapat
meracuni tanaman, jadi penggunaannya 3 minggu sebelum musim tanam. Selain
memberantas nematoda, obat ini juga dapat memberantas serangga dan jamur. Dipasaran
dikenal dengan nama DD, Vapam, dan Dazomet.

6.

Herbisida adalah pestisida yang digunakan untuk membasmi tanaman pengganggu


(gulma) seperti alang-alang, rerumputan, eceng gondok, dll. Contoh: ammonium sulfonat
dan pentaklorofenol.

Berdasarkan Bahan Aktifnya


1.

Pestisida organik (Organic pesticide)

Pestisida yang bahan aktifnya adalah bahan organik yang berasal dari bagian tanaman atau
binatang, misal: neem oil yang berasal dari pohon mimba (neem).
2.

Pestisida elemen (Elemental pesticide)

Pestisida yang bahan aktifnya berasal dari alam seperti sulfur.


3.

Pestisida kimia/sintetis (Syntetic pesticide)

Pestisida yang berasal dari campuran bahan-bahan kimia.


Berdasarkan Cara Kerjanya
1.

Pestisida sistemik (Systemic Pesticide)

Adalah pestisida yang diserap dan dialirkan ke seluruh bagian tanaman sehingga akan menjadi
racun bagi hama yang memakannya. Kelebihannya tidak hilang karena disiram. Kelemahannya,
ada bagian tanaman yang dimakan hama agar pestisida ini bekerja. Pestisida ini untuk mencegah
tanaman dari serangan hama. Contoh : Neem oil.
2.

Pestisida kontak langsung (Contact pesticide)

Adalah pestisida yang reaksinya akan bekerja bila bersentuhan langsung dengan hama, baik
ketika makan ataupun sedang berjalan. Jika hama sudah menyerang lebih baik menggunakan
jenis pestisida ini. Sebagian besar pestisida kimia termasuk ke dalam jenis ini.
Berdasarkan Cara Penggunaan
Dalam bidang pertanian , pestisida dapat digunakan dengan berbagai cara, diantaranya adalah
sebagai berikut :
a.Penyemprotan(Spraying)
Penyemprotan adalah cara penggunaan pestisida yang paling banyak dipakai oleh petani.
Diperkirakan 75 % penggunaan pestisida dilakukan dengan cara penyemprotan. Dalam
penyemprotan larutan pestisida (pestisida diatambah air) dipecah oleh nozzel (spuyer) atau
atomizer menjadi butiran semprot atau droplet. Bentuk sediaan (formulasi) yang digunakan
dengan cara penyemprotan meliputi E.C; W.P; WS atau SP. Sedangkan penyemprotan dengan
volume ultra rendah (Ultra low volume) digunakan formulasi ULV. Dengan menggunakan alat
khusus yang disebut mikroner.
b.Pengasapan atau Fogging
Pengasapan adalah penyemprotan pestisida dengan volume rendah dengan ukuran droplet yang
halus. Perbedaannya dengan penyemprotan biasa adalah yang dibuat pencampur pestisida adalah
minyak solar dan bukan air. Campuran tersebut kemudian dipanaskan sehingga menjadi
semacam kabut asap yang kemudian dihembuskan. Fogging banyak digunakan untuk
mengendalikan hama gudang, hama tanaman perkebunan serta vektor penyakit dilingkungan
misalnya untuk mengendalikan nyamuk malaria.

c. Penghembusan (Dusting)
Penghembusan merupakan cara penggunaan pestisida yang diformulasikan dalam bentuk tepung
hembus (D, dust) dengan menggunakan alat penghembus (duster). Jadi penggunaannya dalam
bentuk kering.
d. Penaburan (broadcasting) pestisida butiran (Granuler)
Penaburan pestisida butiran adalah cara penggunaan pestisida yang diformulasikan dalam bentuk
butiran dengan cara ditaburkan. Penaburan dapat dilakukan dengan tanganlangsung atau dengan
menggunakan alat penabur (granule broadcaster).
e. Perawatan benih (Seed dressing , Seed treatment, Seed coating)
Perawatan benih adalah cara penggunaan pestisida untuk melindung benih sebelum benih
ditanam agar kecambah dan tanaman muda tidak diserang oleh hama atau penyakit. Pestisida
yang digunakan adalah formulasi SD atau ST.
f. Pencelupan (Dipping)
Pencelupan adalah penggunaan pestisida untuk melindung tanaman (bibit, cangkok, stek)agar
terhindar dari serangan hama maupun penyakit. Pencelupan dilakukan dengan mencelupkan bibit
atau stek ke dalam larutan pestisida.
g. Fumigasi (Fumigation)
Fumigasi adalah aplikasi pestisida fumigan baik yang berbentuk padat, cair maupun gas dalam
ruangan terttutup. Fumigasi umumnya digunakan untuk melindungi hasil panen dari kerusakan
karena serangan hama atau penyakit ditempat penyimpanan. Fumigan dimasukkan ke dalam
ruangan gudang yang selanjutnya akan berubah kedalam bentuk gas (fumigan cair maupun
padat) yang beracun untuk membunuh OPT sasaran yang ada dalam ruangan tersebut.
h. Injeksi
Injeksi adalah penggunaan pestisida dengan cara memasukkan kedalam batang tanaman, baik
dengan alat khusus (injeksi ataupun infus) maupun dengan jalan mengebor tanaman. Pestisida

yng diinjeksikan akan tersebar keseluruh tanaman bersamaan dengan aliran makanan dalam
jaringan tanaman. Injeksi dapat juga digunakan untuk sterilisasi tanah.
i. Penyiraman ( drenching, Pouring On ).
Penyiraman adalah penggunaan pestisida dengan cara dituangkan disekitar akar tanaman untuk
mengendalikan hama atau penyakit di daerah perakaran atau dituangkan pada sarang semut atau
sarang rayap
Dampak Pemakaian Pestisida
Dampak Positif
1.

Pestisida berperan dalam mengendalikan jasad-jasad pengganggu dalam bidang


pertanian.

2.

Dalam bidang kehutanan pestisida digunakan untuk pengawetan kayu dan hasil hutan
yang lainnya.

3.

Dalam bidang kesehatan dan rumah tangga untuk mengendalikan vektor (penular)
penyakit manusia dan binatang pengganggu kenyamanan lingkungan.

4.

Dalam bidang perumahan untuk pengendalian rayap atau gangguan serangga yang lain.

Dampak Negatif
Disisi lain penggunaan pestisida telah menimbulkan dampak negatif, baik itu bagi kesehatan
manusia maupun bagi kelestarian lingkungan. Adapun dampak negatif yang dapat terjadi akibat
penggunaan pestisida, diantaranya :
1.

Bagi kesehatan manusia

Tanaman yang diberi pestisida dapat menyerap pestisida yang kemudian terdistribusi ke dalam
akar, batang, daun, dan buah. Pestisida yang sukar terurai akan berkumpul pada hewan pemakan
tumbuhan tersebut termasuk manusia. Secara tidak langsung dan tidak sengaja, tubuh mahluk
hidup itu telah tercemar pestisida. Pestisida meracuni manusia tidak hanya pada saat pestisida itu
digunakan, tetapi juga saat mempersiapkan, atau sesudah menggunakan pestisida tersebut.
Bila seorang ibu menyusui memakan makanan dari tumbuhan yang telah tercemar pestisida
maka bayi yang disusui menanggung resiko yang lebih besar untuk teracuni oleh pestisida

tersebut daripada sang ibu. Zat beracun ini akan pindah ke tubuh bayi lewat air susu yang
diberikan. Dan kemudian racun ini akan terkumpul dalam tubuh bayi (bioakumulasi).
Gejala-gejala keracunan pestisida ini dapat timbul secara sendiri atau gabungan, diantaranya
adalah sebagai berikut :

Umum

: kelelahan.

Kulit

: iritasi, terbakar, berkeringat, alergi.

Mata

: iritasi, mata merah, penglihatan kabur, mata

berair, pupil melebar atau menyempit.

Sistem pencernaan

: mulut atau kerongkongan terbakar, keluar air

ludah, muntah, sakit atau kram perut, diare.

1.

Sistem pernapasan

: sulit bernapas, batuk-batuk, sakit dada.

Bagi lingkungan sekitar


Pestisida yang tidak dapat terurai akan terbawa aliran air dan masuk ke dalam sistem biota
air (kehidupan air). Konsentrasi pestisida yang tinggi dalam air dapat membunuh
organisme air diantaranya ikan dan udang. Sementara dalam kadar rendah dapat meracuni
organisme kecil seperti plankton. Bila plankton ini termakan oleh ikan maka ia akan
terakumulasi dalam tubuh ikan. Tentu saja akan sangat berbahaya bila ikan tersebut
termakan oleh burung-burung atau manusia. Salah satu kasus yang pernah terjadi adalah
turunnya populasi burung pelikan coklat dan burung kasa dari daerah Artika sampai daerah
Antartika. Setelah diteliti ternyata burung-burung tersebut banyak yang tercemar oleh
pestisida organiklor yang menjadi penyebab rusaknya dinding telur burung itu sehingga
gagal ketika dierami. Bila dibiarkan terus tentu saja perkembangbiakan burung itu akan
terhenti, dan akhirnya jenis burung itu akan punah.

1.

Bagi perkembangan populasi hama pengganggu


Ada kemungkinan munculnya hama spesies baru yang tahan terhadap takaran pestisida
yang diterapkan. Hama ini baru musnah bila takaran pestisida diperbesar jumlahnya.

Akibatnya, jelas akan mempercepat dan memperbesar tingkat pencemaran pestisida pada
makhluk hidup dan lingkungan kehidupan, tidak terkecuali manusia yang menjadi pelaku
utamanya.

Anda mungkin juga menyukai