Anda di halaman 1dari 11

TUGAS PAPER

MATA KULIAH TEKNIK KONVERSI DAN KONSERVASI ENERGI


KONVERSI TENAGA SURYA SEBAGAI SUMBER ENERGI
ALTERNATIF MELALUI SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK
TENAGA SURYA (PLTS)

Oleh:

Sintawati Dwi Hastuti


14/374020/PTP/1391

PROGRAM PASCASARJANA TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015

I. PENDAHULUAN

Kebutuhan energi akan selalu meningkat sebagai fungsi pertumbuhan jumlah


penduduk. Untuk energi konvensional seperti migas, tingginya kebutuhan apabila tidak
diimbangi dengan kapasitas produksinya menyebabkan kelangkaan sehingga terjadi kenaikan
harga dan krisis energi. Salah satu usaha pemerintah yang terkait dengan kebijakan energi
tersebut adalah dengan mengembangkan dan meningkatkan ragam energi termasuk energi
yang sangat potensial saat ini dan di masa yang akan datang. Berdasarkan Rencana Umum
Ketenagalistrikan Nasional (RUKN), prosentase penduduk Indonesia yang belum
memperoleh suplai listrik 36% dan desa yang belum memperoleh suplai listrik 35%. Hal ini
menunjukkan pentingnya pengembangan bidang energi terbarukan. Sebagai negara tropis,
potensi tenaga surya di Indonesia cukup tinggi dengan intensitas sebesar 4,8 kWh/m2/hari
dengan pemanfaatan baru sebesar 42,78 MW (BPPT: 2013).
Energi baru dan terbarukan mempunyai peran yang sangat penting dalam memenuhi
kebutuhan energi. Hal ini disebabkan penggunaan bahan bakar untuk pembangkitpembangkit listrik konvensional dalam jangka waktu yang panjang akan menguras sumber
minyak bumi, gas dan batu bara yang semakin menipis dan juga dapat mengakibatkan
pencemaran lingkungan. Selain itu, di Indonesia yang merupakan daerah tropis mempunyai
potensi energi matahari sangat besar. Adapun letak geografisIndonesia yang memiliki banyak
gunung berapi mengakibatkan Indonesia memiliki banyak sumber airpanas. Tetapi dalam
pemanfaatannya, baik energi matahari maupun energi panas yang dihasilkan sumber air panas
masih belum banyak dimanfaatkan secara optimal. Selain itu juga, harga solar cell yang ada
di pasaran pada saat ini masih dianggap cukup mahal bagi sebagian masyarakat
Hal ini tentu sangat potensial untuk dimanfaatkan dalam memenuhi kebutuhan energi
listrik mengingat beratnya permasalahan yang terkait dengan pembangkitan listrik berbahan
bakar fosil. Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebagai salah satu sumber energi
terbarukan dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat dalam memenuhi
kebutuhan energi listrik tanpa harus mengeluarkan biaya yang tinggi untuk sistem transmisi
daya atau perawatan lingkungan secara umum. Dalam tulisan ini diuraikan tentang energi
surya dan sistem konversi energinya menjadi listrik. Tujuan penulisan ini adalah untuk
menjelaskan potensi energi surya untuk sumber energi listrik alternatif serta keuntungan
penggunaan energi surya.

II.

ISI

Matahari adalah bintang yang paling dekat dengan bumi, sehingga penelitian tentang
bintang ini lebih mudah dari pada bintang lainnya. Matahari memiliki jarak 150 juta
kilometer dari bumi, dan dia menyediakan energi yang dibutuhkan oleh kehidupan di bumi
ini secara terus-menerus (Mulyono, 2007: 47).
Energi surya adalah energi yang diperoleh dengan mengubah energi panas matahari
melalui peralatan tertentu menjadi sumber daya dalam bentuk lain (Bagus: 2011). Sedangkan
Arfita (2013: 21) berpendapat energi surya adalah sumber energi yang tidak akan pernah
habis ketersediaannya dan energi ini juga dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif yang
akan di ubah menjadi energi listrik melalui sel surya.
Sebagai negara tropis, potensi tenaga surya di Indonesia cukup tinggi dengan
intensitas sebesar 4,8 kWh/m2/hari dengan pemanfaatan baru sebesar 42,78 MW (BPPT:
2013). Disamping takterbatas, energi surya sangat potensial untuk penggunaan jangka
panjang, karena dibandingkan dengan sumber energi lain misalnya fosil adalah jenis energi
yang tidak dapat diperbaharui, ketersediaannya semakin berkurang dan sehingga cepat atau
lambat akan habis persediaannya (Ethelbert: 2014).
Komponen utama pembangkit listrik tenaga surya adalah sel fotovoltaik (PV) yang
dapat mengubah energi cahaya (foton) menjadi energi listrik. Efek fotovoltaik ditemukan
pada tahun 1839 oleh Becquerel dan sel surya pertama kali dibuat oleh Laboratorium Bell
pada tahun 1954 (Ethelbert: 2014).
Sigalingging

(dalamArtifa,

menyatakanbahwapadaumumnyaselsuryamemilikiketebalan

2013:
minimum

terbuatdariirisanbahansemikonduktordengankutubPositipdanNegatif.

22)
0.3

mm,

yang

SedangkanWasito

(Artifa: 2013) menyatakanbahwadiodalistriksurya / selsuryamerupakansuatudioda yang


dapatmengubahenergisurya / mataharisecaralangsungmenjadienergilistrik.

Struktur Sel Surya


Gambar

diatasmenjelaskanselsuryaberbentukdiodapertemuan

memilikiluaspenampangtertentu.

yang

Semakinluaspermukaanataupenampangsel,

semakinbesararus yang akandiperoleh. Satuselsuryadapatmenghasilkanbedapotensialsebesar


0.5V

DC

Beberapaseldapatdideretkangunamemperolehtegangan

(dalamkeadaancahayapenuh).
6,

9,

12,

24V,

danseterusnya.Selsuryadapat

pula

dijajarkangunamemperoleharuskeluaranlebihbesar.BahandasardariselsuryaadalahSilikon,
dimanaFosfordigunakanuntukmenghasilkanSilikontipe

digunakansebagaipencemaruntukmemperolehbahantipe P.

Karakteristik suatu sel surya dan dioda

dan

Boron

Sigalingging (dalam Arfita, 2013: 23) menyatakan bahwa sel surya pada keadaan
tanpa

penyinaran,

miripsepertipermukaanpenyearahsetengahgelombangdioda.

Ketikaselsuryamendapatsinarakanmengaliraruskonstan

yang

arahnyaberlawanandenganarusdiodasepertipada gambar diatas.


Dapat dilihat bahwa grafik sel surya tidak tergantung dari sifatsifat dioda. Jika
diselidiki pada kuadran IV akan ditemukan tiga titik penting, yaitu :
a) Tegangan beban nol U0 diukur tanpa beban tanpa dipengaruhi penyinaran.
b) Arus hubungan singkat IK diukur saat sel hubungan singkat dan arus hubungan singkat
berbanding lurus dengan kuat penyinaran.
c) Titik daya maksimum (Maximum Power Point = MPP) dari sel surya didapatkan dari hasil
arus dan tegangan yang dibuat pada setiap titik.
Ketika seberkas cahaya dikenakan pada logam, sehingga ada elektron yang keluar dari
permukaan logam. Gejala ini disebut efek fotolistrik. Efek fotolistrik diamati melalui
prosedur sebagai berikut. Dua buah pelat logam (lempengan logam tipis) yang terpisah
ditempatkan di dalam tabung hampa udara. Di luar tabung kedua pelat ini dihubungkan satu
sama lain dengan kawat. Mula-mula tidak ada arus yang mengalir karena kedua plat terpisah.
Ketika cahaya yang sesuai dikenakan kepada salah satu pelat, arus listrik terdeteksi pada
kawat. Ini terjadi akibat adanya elektron-elektron yang lepas dari satu pelat dan menuju ke
pelat lain secara bersama-sama membentuk arus listrik (Arfita: 2013). Hal itu seperti terlihat
pada gambar dibawah ini.

Efek Fotolistrik.
Hasil pengamatan terhadap gejala efek fotolistrik memunculkan sejumlah fakta yang
merupakan karakteristik dari efek fotolistrik. Menurut Einstein, radiasi elektromagnetik
merupakan arus paket-paket energi. Dan setiap paket energi tersebut dinamakan foton.
(Proyambodo: 2009)
Konsepenergi

yang

terkuantisasidigunakanoleh

untukmenjelaskanterjadinyaefekfotolistrik.Konseppenting

yang

dikemukakan

Einstein
Einstein

sebagailatarbelakangterjadinyaefekfotolistrikadalahbahwasatuelektronmenyerapsatukuantum
energi.

Satukuantumenergi

yang

diserapelektrondigunakanuntuklepasdarilogamdanuntukbergerakkepelatlogam yang lain. Hal


inidapatdituliskansebagaiEnergicahayasamadenganEnergiambangditambahdenganEnergikinet
ikmaksimumelektron.
SistemPembangkitListrikTenaga Surya (PLTS) Hasan (2012: 173) menyatakan
komponen PLTS terdiri atas:
1. Modul Surya
Komponen utama dari PV yang dapat menghasilkan energi listrik DC disebut panel surya
atau modul surya. Panel surya terbuat dari bahan semikonduktor (umumnya silikon) yang
apabila disinari oleh cahaya matahari dapat menghasilkan arus listrik.
2. Baterai/Aki
Baterai atau aki adalah penyimpan energi listrik pada saat matahari tidak ada. Baterai yang
cocok digunakan untuk PV adalah baterai deep cycle lead acid yang mampu menampung
kapasitas 100 Ah, 12 V, dengan efisiensi sekitar 80%. Waktu pengisian baterai/aki selama 12
jam - 16 jam.
3. Regulator Baterai
Regulator baterai adalah alat yang mengatur pengisian arus listrik dari modul surya ke
baterai/aki dan sebaliknya. Saat isi baterai tersisa 20% sampai 30%, maka regulator akan
memutuskan dengan beban. Regulator baterai juga mengatur kelebihan mengisi baterai dan
kelebihan tegangan dari modul surya. Manfaat dari alat ini juga untuk menghindari full
discharge dan overloading serta memonitor suhu baterai. Kelebihan tegangan dan pengisian
dapat mengurangi umur baterai. Regulator baterai dilengkapi dengan diode protection yang
menghindarkan arus DC dari baterai agar tidak masuk ke panel surya lagi.
4. Inverter
Inverter adalah alat yang mengubah arus DC menjadi AC sesuai dengan kebutuhan peralatan
listrik yang digunakan. Alat ini mengubah arus DC dari panel surya menjadi arus AC untuk
kebutuhan beban-beban yang menggunakan arus AC.
5. Kabel Instalasi
Kabel yang digunakan untuk instalasi PV adalah kabel khusus yang dapat mengurangi loss
(kehilangan) daya, pemanasan pada kabel, dan kerusakan pada perangkat.
Hasan (2012: 172) menyatakan prinsip kerja PLTS yaitu cahaya matahari dapat diubah
menjadi energi listrik melalui modul surya yang terbuat dari bahan semikonduktor. Bahan

semikonduktor, merupakan bahan semi logam atau silikon yang memiliki partikel yang
disebut elektron-proton, yang apabila digerakkan oleh energi dari luar akan membuat
pelepasan elektron sehingga menimbulkan arus listrik.
Hasan (2012: 172) menyatakan pula bahwa energi foton pada cahaya matahari
menghasilkan energi kinetik yang mampu melepaskan elektron-elektron ke pita konduksi
sehingga menimbulkan arus listrik. Intensitas cahaya matahari tertinggi diserap bumi terjadi
pada siang hari sehingga menghasilkan tenaga surya yang diserap bumi ada sekitar 120.000
terra Watt
Hasan (2012:171), menyatakan PLTS dapatberupasistemtersebar (stand-alone),
sistemterpusat

(centralized)

dansistemhibrida

alonehanyamensuplailistrikkhususuntukkebutuhanbeban
masinglokasidanbersifatoff
Centralized

grid

PV

(hybrid

system).

yang

tersebar

Sistemstand
di

masing-

karenahanyamengharapkanenergidarisinarmatahari.
sistemadalah

PLTS

yang

mensuplailistriksecaraterpusatuntukberbagailokasi/beban yang bersifaton grid maupunoff


grid yang artinyabisabekerjabersama-samamensuplailistrikdenganPLN..SedangkanSystem
hybrid,

yaitu

PLTS

digunakanbersama-

samadengansistempembangkitlainnyadalammensuplailistrik.
Jenis Sistem PLTS
1) Stand Alone Photovoltaic
Menurut Hasan (2012: 171), Sistem stand alone hanya mensuplai listrik khusus untuk
kebutuhan beban yang tersebar di masing-masing lokasi dan bersifat off grid . Stand Alone
PV system atau Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya Tersebar (PLTS-Tersebar)
merupakan sistem pembangkit listrik alternatif untuk daerah-daerah terpencil/pedesaan yang
tidak terjangkau oleh jaringan PLN. Sistem PLTS Sistem Tersebar disebut juga Stand-Alone
PV system yaitu sistem pembangkit listrik yang hanya mengandalkan energi matahari sebagai
satu-satunya sumber energi utama dengan menggunakan rangkaian modul fotovoltaik untuk
menghasilkan energi listrik sesuai dengan kebutuhan.
SecaraumumKonfigurasi
dibawah ini :

PLTS

SistemTersebardapatdilihatsepertiterlihat

gambar

Gambar diatas menjelaskan Prinsip Kerja PLTS Sistem Tersebar sebagai berikut :
a) Pada PLTS Sistem Tersebar ini, sumber energi energi listrik yang dihasilkan oleh Modul
Surya (PV) pada siang hari akan disimpan dalam baterai. Proses pengisian energi listrik dari
PV ke baterai diatur oleh Solar Charge kontroler agar tidak terjadi over charge. Besar energi
yang dihasilkan oleh PV sangat tergantung kepada intensitas penyinaran matahari yang
diterima oleh PV dan efisiensi cell. Intensitas matahari maksimum mencapai 1000 Watt/m2,
dengan efisiensi cell 14% maka daya yang dapat dihasilkan oleh PV adalah sebesar 140
Watt/m2.
b) Selanjutnya energi yang tersimpan dalam baterai digunakan untuk menyuplai beban
melalui Inverter saat dibutuhkan. Inverter mengubah tegangan DC pada sisi baterai menjadi
tegangan AC pada sisi beban.
2) Centralized PV sistem
Centralized PV sistem adalah PLTS yang mensuplai listrik secara terpusat untuk berbagai
lokasi/beban yang bersifat on grid maupun off grid. ( Hasan, 2012 :171 ).
Centralized PV sistem atau PLTS sistem terpusat terbagi atas dua jenis yaitu :
a. Grid Connected Photovoltaic System
Sesuai namanya, Grid Connected-PV, maka sistem ini akan tetap berhubungan dengan
jaringan PLN dengan mengoptimalkan pemanfaatan Energi PV untuk menghasilkan energi
listrik semaksimal mungkin (Widianto:2011).

Gambar diatas menjelaskan jika pada siang hari, Modul Surya yang terpasang pada atap akan
mengkonversi sinar matahari menjadi Energi listrik Arus Searah (DC). Selanjutnya sebuah
komponen yang disebut Grid-inverter merubah listrik arus searah (DC) dari PV menjadi
listrik arus bolak-balik (AC). Pada malam hari atau jika kondisi cuaca mendung maka
peralatan akan disupport oleh jaringan PLN. Hal ini dimungkinkan karena sistem ini tetap
terkoneksi dengan jaringan PLN.(Rakhmat: 2013).
b. Grid-connected PV with Battery Backup
Sisteminijugaberfungsisebagai

backup

energilistrikuntukmenjagakontinuitasoperasionalperalatanperalatanelektronik.Jikasuatusaatterjadikegagalanpadasuplailistrik PLN (pemadamanlistrik)


makaperalatan-peralatanelektroniktetapdapatberoperasisecara

normal

dalamjangkawaktutertentutanpaadanyagangguan (Widianto: 2011). Grid-connected PV with


battery

backup

padaprinsipkerjanyasamadenganGrid

Connected-PV.

Perbedaandankeunggulannyaialahkarenapadasisteminikelebihanenergiakandisimpandalambat
erai.

3) Hybrid Photovoltaic System


Hasan (2012: 171), menyatakan hybrid PV system adalah PLTS digunakan bersama-sama
dengan sistem pembangkit lainnya dalam mensuplai energi listrik. Tujuan utama dari hybrid
system pada dasarnya adalah berusaha menggabungkan dua atau lebih sumber energi (sistem
pembangkit) sehingga dapat saling menutupi kelemahan masing-masing dan dapat dicapai
keandalan suplai dan efisiensi ekonomis pada tipe load (load profile) tertentu.
Sisteminimerupakansalahsatualternatifsistempembangkit
tepatdiaplikasikanpadadaerah-daerah

yang
yang

sukardijangkauolehsistempembangkitbesarsepertijaringan PLN atauPembangkitListrikTenaga


Diesel

(PLTD).Sistem

(primer)

yang

hybrid

inimemanfaatkanenergiterbarukansebagaisumberutama

dikombinasikandengangensetataulainnyasebagaisumberenergicadangan

(sekunder).
Penggunaan PLTS di Indonesia sangat menguntungkan karena sesuai dengan keadaan
geografis yang terletak di wilayah khatulistiwa dengan intensitas sebesar 4,8 kWh/m2/hari
(BPPT: 2013). Hal ini perlu ditingkatkan mengingat besarnya potensi dan banyaknya daerah
di Indonesia yang belum dialiri listrik.
Dengan intensitas dan frekuensi yang besar dan merata sepanjang hari setiap tahun
maka energi surya merupakan energi alternatif yang sangat menguntungkan dalam
penggunaan jangka panjang, selain itu manfaatnya antara lain :
1) Mereduksi penggunaan bahan bakar fosil sehingga mengurangi polusi/emisi bahan bakar
2) Bersih, tidak berisik, menggunakan energi gratis dari matahari sepanjang tahun
3) Tanpa biaya operasional, hanya memerlukan investasi awal
4) Pengoperasian secara otomatis dan Perawatan sistem yang sangat mudah
5) Sesuai untuk kondisi geografis Indonesia

III.

PENUTUP

Energi surya adalah energi yang diperoleh dengan mengubah energi panas matahari
melalui peralatan tertentu menjadi sumber daya dalam bentuk lain. Komponen utama
pembangkit listrik tenaga surya adalah sel fotovoltaik (PV) yang dapat mengubah energi
cahaya (foton) menjadi energi listrik.
PLTS adalah pembangkit listrik yang digunakan untuk mengubah energi surya
menjadi energi listrik dengan menggunakan sel surya / photovoltaic melalui proses efek
fotolistrik. Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) itu sendiri memiliki komponen
PLTS terdiri atas: Modul Surya, Baterai/Aki, Regulator Baterai, Inverter, Kabel Instalasi
Sistem PLTS terdiri dari sistemtersebar (stand-alone), sistemterpusat (centralized)
dansistemhibrida

(hybrid

system).

alonehanyamensuplailistrikkhususuntukkebutuhanbeban
masinglokasidanbersifatoff
Centralized

grid

PV

yang

Sistemstand
tersebar

di

masing-

karenahanyamengharapkanenergidarisinarmatahari.
sistemadalah

PLTS

yang

mensuplailistriksecaraterpusatuntukberbagailokasi/beban yang bersifaton grid maupunoff


grid yang artinyabisabekerjabersama-samamensuplailistrikdenganPLN..SedangkanSystem
hybrid,

yaitu

PLTS

digunakanbersama-

samadengansistempembangkitlainnyadalammensuplailistrik.
Penggunaan PLTS atau tenaga surya memiliki banyak keuntungan yaitu:
1) Mereduksi penggunaan bahan bakar fosil sehingga mengurangi polusi atau emisi bahan
bakar.
2) Bersih, tidak berisik, menggunakan energi gratis dari matahari sepanjang tahun.
3) Tidak memerlukan biaya operasional.
4) Pengoperasian dan Perawatan sistem yang sangat mudah.
5) Dapat dioperasikan bersama sistem pembangkit listrik lain (hybrid).
6) Sesuai untuk kondisi geografis Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai