Oleh:
I. PENDAHULUAN
II.
ISI
Matahari adalah bintang yang paling dekat dengan bumi, sehingga penelitian tentang
bintang ini lebih mudah dari pada bintang lainnya. Matahari memiliki jarak 150 juta
kilometer dari bumi, dan dia menyediakan energi yang dibutuhkan oleh kehidupan di bumi
ini secara terus-menerus (Mulyono, 2007: 47).
Energi surya adalah energi yang diperoleh dengan mengubah energi panas matahari
melalui peralatan tertentu menjadi sumber daya dalam bentuk lain (Bagus: 2011). Sedangkan
Arfita (2013: 21) berpendapat energi surya adalah sumber energi yang tidak akan pernah
habis ketersediaannya dan energi ini juga dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif yang
akan di ubah menjadi energi listrik melalui sel surya.
Sebagai negara tropis, potensi tenaga surya di Indonesia cukup tinggi dengan
intensitas sebesar 4,8 kWh/m2/hari dengan pemanfaatan baru sebesar 42,78 MW (BPPT:
2013). Disamping takterbatas, energi surya sangat potensial untuk penggunaan jangka
panjang, karena dibandingkan dengan sumber energi lain misalnya fosil adalah jenis energi
yang tidak dapat diperbaharui, ketersediaannya semakin berkurang dan sehingga cepat atau
lambat akan habis persediaannya (Ethelbert: 2014).
Komponen utama pembangkit listrik tenaga surya adalah sel fotovoltaik (PV) yang
dapat mengubah energi cahaya (foton) menjadi energi listrik. Efek fotovoltaik ditemukan
pada tahun 1839 oleh Becquerel dan sel surya pertama kali dibuat oleh Laboratorium Bell
pada tahun 1954 (Ethelbert: 2014).
Sigalingging
(dalamArtifa,
menyatakanbahwapadaumumnyaselsuryamemilikiketebalan
2013:
minimum
terbuatdariirisanbahansemikonduktordengankutubPositipdanNegatif.
22)
0.3
mm,
yang
SedangkanWasito
diatasmenjelaskanselsuryaberbentukdiodapertemuan
memilikiluaspenampangtertentu.
yang
Semakinluaspermukaanataupenampangsel,
DC
Beberapaseldapatdideretkangunamemperolehtegangan
(dalamkeadaancahayapenuh).
6,
9,
12,
24V,
danseterusnya.Selsuryadapat
pula
dijajarkangunamemperoleharuskeluaranlebihbesar.BahandasardariselsuryaadalahSilikon,
dimanaFosfordigunakanuntukmenghasilkanSilikontipe
digunakansebagaipencemaruntukmemperolehbahantipe P.
dan
Boron
Sigalingging (dalam Arfita, 2013: 23) menyatakan bahwa sel surya pada keadaan
tanpa
penyinaran,
miripsepertipermukaanpenyearahsetengahgelombangdioda.
Ketikaselsuryamendapatsinarakanmengaliraruskonstan
yang
Efek Fotolistrik.
Hasil pengamatan terhadap gejala efek fotolistrik memunculkan sejumlah fakta yang
merupakan karakteristik dari efek fotolistrik. Menurut Einstein, radiasi elektromagnetik
merupakan arus paket-paket energi. Dan setiap paket energi tersebut dinamakan foton.
(Proyambodo: 2009)
Konsepenergi
yang
terkuantisasidigunakanoleh
untukmenjelaskanterjadinyaefekfotolistrik.Konseppenting
yang
dikemukakan
Einstein
Einstein
sebagailatarbelakangterjadinyaefekfotolistrikadalahbahwasatuelektronmenyerapsatukuantum
energi.
Satukuantumenergi
yang
semikonduktor, merupakan bahan semi logam atau silikon yang memiliki partikel yang
disebut elektron-proton, yang apabila digerakkan oleh energi dari luar akan membuat
pelepasan elektron sehingga menimbulkan arus listrik.
Hasan (2012: 172) menyatakan pula bahwa energi foton pada cahaya matahari
menghasilkan energi kinetik yang mampu melepaskan elektron-elektron ke pita konduksi
sehingga menimbulkan arus listrik. Intensitas cahaya matahari tertinggi diserap bumi terjadi
pada siang hari sehingga menghasilkan tenaga surya yang diserap bumi ada sekitar 120.000
terra Watt
Hasan (2012:171), menyatakan PLTS dapatberupasistemtersebar (stand-alone),
sistemterpusat
(centralized)
dansistemhibrida
alonehanyamensuplailistrikkhususuntukkebutuhanbeban
masinglokasidanbersifatoff
Centralized
grid
PV
(hybrid
system).
yang
tersebar
Sistemstand
di
masing-
karenahanyamengharapkanenergidarisinarmatahari.
sistemadalah
PLTS
yang
yaitu
PLTS
digunakanbersama-
samadengansistempembangkitlainnyadalammensuplailistrik.
Jenis Sistem PLTS
1) Stand Alone Photovoltaic
Menurut Hasan (2012: 171), Sistem stand alone hanya mensuplai listrik khusus untuk
kebutuhan beban yang tersebar di masing-masing lokasi dan bersifat off grid . Stand Alone
PV system atau Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya Tersebar (PLTS-Tersebar)
merupakan sistem pembangkit listrik alternatif untuk daerah-daerah terpencil/pedesaan yang
tidak terjangkau oleh jaringan PLN. Sistem PLTS Sistem Tersebar disebut juga Stand-Alone
PV system yaitu sistem pembangkit listrik yang hanya mengandalkan energi matahari sebagai
satu-satunya sumber energi utama dengan menggunakan rangkaian modul fotovoltaik untuk
menghasilkan energi listrik sesuai dengan kebutuhan.
SecaraumumKonfigurasi
dibawah ini :
PLTS
SistemTersebardapatdilihatsepertiterlihat
gambar
Gambar diatas menjelaskan Prinsip Kerja PLTS Sistem Tersebar sebagai berikut :
a) Pada PLTS Sistem Tersebar ini, sumber energi energi listrik yang dihasilkan oleh Modul
Surya (PV) pada siang hari akan disimpan dalam baterai. Proses pengisian energi listrik dari
PV ke baterai diatur oleh Solar Charge kontroler agar tidak terjadi over charge. Besar energi
yang dihasilkan oleh PV sangat tergantung kepada intensitas penyinaran matahari yang
diterima oleh PV dan efisiensi cell. Intensitas matahari maksimum mencapai 1000 Watt/m2,
dengan efisiensi cell 14% maka daya yang dapat dihasilkan oleh PV adalah sebesar 140
Watt/m2.
b) Selanjutnya energi yang tersimpan dalam baterai digunakan untuk menyuplai beban
melalui Inverter saat dibutuhkan. Inverter mengubah tegangan DC pada sisi baterai menjadi
tegangan AC pada sisi beban.
2) Centralized PV sistem
Centralized PV sistem adalah PLTS yang mensuplai listrik secara terpusat untuk berbagai
lokasi/beban yang bersifat on grid maupun off grid. ( Hasan, 2012 :171 ).
Centralized PV sistem atau PLTS sistem terpusat terbagi atas dua jenis yaitu :
a. Grid Connected Photovoltaic System
Sesuai namanya, Grid Connected-PV, maka sistem ini akan tetap berhubungan dengan
jaringan PLN dengan mengoptimalkan pemanfaatan Energi PV untuk menghasilkan energi
listrik semaksimal mungkin (Widianto:2011).
Gambar diatas menjelaskan jika pada siang hari, Modul Surya yang terpasang pada atap akan
mengkonversi sinar matahari menjadi Energi listrik Arus Searah (DC). Selanjutnya sebuah
komponen yang disebut Grid-inverter merubah listrik arus searah (DC) dari PV menjadi
listrik arus bolak-balik (AC). Pada malam hari atau jika kondisi cuaca mendung maka
peralatan akan disupport oleh jaringan PLN. Hal ini dimungkinkan karena sistem ini tetap
terkoneksi dengan jaringan PLN.(Rakhmat: 2013).
b. Grid-connected PV with Battery Backup
Sisteminijugaberfungsisebagai
backup
normal
backup
padaprinsipkerjanyasamadenganGrid
Connected-PV.
Perbedaandankeunggulannyaialahkarenapadasisteminikelebihanenergiakandisimpandalambat
erai.
yang
yang
(PLTD).Sistem
(primer)
yang
hybrid
inimemanfaatkanenergiterbarukansebagaisumberutama
dikombinasikandengangensetataulainnyasebagaisumberenergicadangan
(sekunder).
Penggunaan PLTS di Indonesia sangat menguntungkan karena sesuai dengan keadaan
geografis yang terletak di wilayah khatulistiwa dengan intensitas sebesar 4,8 kWh/m2/hari
(BPPT: 2013). Hal ini perlu ditingkatkan mengingat besarnya potensi dan banyaknya daerah
di Indonesia yang belum dialiri listrik.
Dengan intensitas dan frekuensi yang besar dan merata sepanjang hari setiap tahun
maka energi surya merupakan energi alternatif yang sangat menguntungkan dalam
penggunaan jangka panjang, selain itu manfaatnya antara lain :
1) Mereduksi penggunaan bahan bakar fosil sehingga mengurangi polusi/emisi bahan bakar
2) Bersih, tidak berisik, menggunakan energi gratis dari matahari sepanjang tahun
3) Tanpa biaya operasional, hanya memerlukan investasi awal
4) Pengoperasian secara otomatis dan Perawatan sistem yang sangat mudah
5) Sesuai untuk kondisi geografis Indonesia
III.
PENUTUP
Energi surya adalah energi yang diperoleh dengan mengubah energi panas matahari
melalui peralatan tertentu menjadi sumber daya dalam bentuk lain. Komponen utama
pembangkit listrik tenaga surya adalah sel fotovoltaik (PV) yang dapat mengubah energi
cahaya (foton) menjadi energi listrik.
PLTS adalah pembangkit listrik yang digunakan untuk mengubah energi surya
menjadi energi listrik dengan menggunakan sel surya / photovoltaic melalui proses efek
fotolistrik. Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) itu sendiri memiliki komponen
PLTS terdiri atas: Modul Surya, Baterai/Aki, Regulator Baterai, Inverter, Kabel Instalasi
Sistem PLTS terdiri dari sistemtersebar (stand-alone), sistemterpusat (centralized)
dansistemhibrida
(hybrid
system).
alonehanyamensuplailistrikkhususuntukkebutuhanbeban
masinglokasidanbersifatoff
Centralized
grid
PV
yang
Sistemstand
tersebar
di
masing-
karenahanyamengharapkanenergidarisinarmatahari.
sistemadalah
PLTS
yang
yaitu
PLTS
digunakanbersama-
samadengansistempembangkitlainnyadalammensuplailistrik.
Penggunaan PLTS atau tenaga surya memiliki banyak keuntungan yaitu:
1) Mereduksi penggunaan bahan bakar fosil sehingga mengurangi polusi atau emisi bahan
bakar.
2) Bersih, tidak berisik, menggunakan energi gratis dari matahari sepanjang tahun.
3) Tidak memerlukan biaya operasional.
4) Pengoperasian dan Perawatan sistem yang sangat mudah.
5) Dapat dioperasikan bersama sistem pembangkit listrik lain (hybrid).
6) Sesuai untuk kondisi geografis Indonesia.